Mulai dari taman kanak-kanak 1 unit, SD 5 Unit, SLTPN 1 unit, MTs swasta 1 Unit, dan SMUN 1 unit, dan SMKN 1 unit yang berada di wilayah territorial desa
Pakan Rabaa. Dalam bidang kelembagaan kemasyarakatan desa pakan rabaa memiliki
persatuan yasinan ibu-ibu rumah tangga yang rutin melakukan kegiatan setiap kamis malam setiap minggunya. Juga ada karang taruna bagi pemuda desa pakan
rabaa yang satu induk dengan ikatan remaja mesjid raya pakan rabaa. Dalam hal kelembagaan ekonomi desa pakan rabaa juga memiliki koperasi
simpan pinjam, dan satu unit Bank Perkreditan Rakyat. Juga ada industri makanan rakyat, warung kelontong dan beberapa swalayan.
C. Sistem Pertanian Desa Pakan Rabaa
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, adapun kegiatan pertanian yang terjadi di desa Pakan Rabaa terdapat beberapa kelompok tani. Kelompok tani
tersebut didirikan untuk tujuan membimbing petani dalam bekerja baik dalam hal pemupukan dan pembibitan, untuk dapat saling bertukar informasi seputar masalah
pertanian antar sesama anggota kelompok, dapat membantu dinas pertanian setempat dalam memberikan penyuluhan tentang pertanian, untuk mengetahui jatah
pemupukan dan mempermudah dalam memberikan pengarahan kepada anggota lainnya.
Adapun kegiatan rutin atau manfaat yang dapat diambil dari kelompok pertanian ini adalah pertemuan rutin untuk membahas masalah-masalah pertanian
yang dirasakan oleh anggota dan kelompok pertanian itu sendiri, menguji hasil pertanian atau contoh pertanian, untuk mengetahui produksi pangan, dan program
bantuan dari pemerintah. Adapun sistem pertanian yang dilakukan oleh masyarakat di desa Pakan
Rabaa secara garis besar terdiri atas 3 macam. Yaitu: 1. Sistem pemilik lahan sekaligus penggarap.
Sistem pertanian ini biasaya dilakukan oleh orang yang memiliki lahan pertanian dan dalam mengolah lahannya tersebut dikerjakan sendiri.
Dalam hal permodalan biasanya permodalan sendiri dan tanpa campur tangan dari orang lain dan hasilnya pun menjadi milik pribadi.
2. Sistem mampaduai Sistem mampaduai adalah sistem pertanian yang dilakukan oleh dua
belah pihak dimana penggarapan tanahlahan dilakukan oleh pihak petani penggarap dan pihak lainnya bertindak sebagai pemilik lahantanah dengan
kesepakatan membagi hasil pertanian nantinya. Dalam pengolahan tanah, petani penggarap mempunyai kewajiban untuk melakukan pengairan,
pemeliharaan tanaman, dan mengetamnya waktu panen tiba. Sedangkan bibitbenih, pupuk, insektisida, ditanggung pemilik lahan atau bisa disepakati
dengan kesepakatan bersama. Dalam hal ini keuntungan atau kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan.
3. Sistem Buruh Tani Sistem buruh tani adalah sistem kerja sama dimana petani penggarap
bertindak sebagai buruh tani, dan hanya berkewajiban serta bertanggung jawab terhadap pegolahan tanah, selebihnya ditanggung sendiri oleh pemilik
lahantanah seperti penyediaan alat-alat pertanian, bibit, pupuk, obat hama atau insektisida, atau seringkali juga konsumsi disediaakan oleh pemilik tanah
Dari sistem-sistem pertanian yang disebutkan diatas,maka sistem yang relevan dan berkaitan dengan sistem Muzara’ah adalah sistem Mampaduai dan
buruh tani. Untuk itu perlu dikaji terlebih dahulu sah atau tidaknya akad yang
dilakukan. Alasan sistem Muzara’ah mempunyai kaitan dengan sistem mampaduai dan
sistem buruh tani menurut penelitian yang dilakukan oleh saudari Dewi Lestari Fakultas Syariah dan Hukum adalah pertama, sistem bagi hasil tersebut hanya
dipakai oleh sebagian kecil petani saja, Karena biasanya sistem akad ini dilakukan atas dasar kepercayaan. Dengan demikian tidaklah mudah bagi setiap orang,
khususnya petani mendapatkan kepercayaan itu, karena butuh tanggung jawab yang teramat besar agar kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan.
Sedangkan yang Kedua, sistem mampaduai yaitu sistem bagi hasil yang dianggap sah apabila lahan dan bibit dari pemilik lahan, dan tenaga kerja dari petani
penggarap, sehingga yang menjadi objek muzara’ah adalah jasa petani. Dalam sistem ini petani penggarap diberikan modal oleh pemilik lahan berupa lahan dan bibit.
Sedangkan penggarap hanya bermodalkan jasa dan tenaga kerja, karena semuanya telah disediakan oleh pemilik lahan.
Sedangkan yang Ketiga, sistem buruh tani, memilik kesamaan dengan sistem mampaduai
, tapi dalam hal ini petani penggarap bertindak sebagai buruh tani yang telah diberikan modal berupa lahan dan bibit dari pemilik tanah. Buru tani
mempunyai lebih sedikit kewajiban dari pada petani penggarap yang ada pada sisitem mampaduai. Banyaknya orang yang menjadi penggarap lahan tidak
membatalkan akad muzara’ah, kerja sama ini sah, dan apabila terjadi keraguan, pihak-pihak yang bekerjasama cukup melakukan akad yang telah disepakati masing-
masing. Secara ringkasnya seorang pemilik lahan boleh melakukan kerja sama dengan satu atau beberapa orang buruh tani dengan syarat pemilik lahan melakukan
beberapa akad untuk masing-masing pihak yang melakukan transaksi kerja sama tersebut.
Umumnya masyarakat pada desa Pakan Rabaa dalam pertanian untuk menggarap lahannya yaitu dengan memakai sistem mampaduai dengan pembagian
bagi hasil rata-rata antara pemilik lahan dengan petani penggarap adalah setengah- setengah karena dirasa cukup adil untuk kedua belah pihak dan tidak ada yang
dirugikan.
BAB IV ANALISA DATA
A. Profil Responden
1. Deskripsi Hasil Penelitian
Rasullulah saw membolehkan muzara’ah didasarkan pada pengambilan manfaat atas tanah oleh orang lain untuk usaha produktif. Selain itu tanah yang
tadinya tidak dikelola oleh pemiliknya dapat dimanfaatkan oleh orang lain untuk usaha produktif. Selain itu tanah yang tadinya dikelola oleh pemiliknya dapat
dimanfaatkan oleh orang yang membutuhkan, sehingga ikut membantu proses pendistribusian kekayaan agar harta itu tidak berputar di tangan orang kaya saja,
serta mewujudkan rasa kasih sayang dan tolong menolong antara manusia. Daerah Pakan Rabaa mempunyai potensi tanah yang cukup bagus untuk
sektor agraris atau lebih dikenal dengan sektor pertanian. Masyarakat desa Pakan Rabaa mempunyai peluang yang besar untuk mengolah tanahnya dibidang pertanian
ataupun dalam bidang perkebunan, seperti tanaman padi, palawija, dan perkebunan. Sektor itu merupakan andalan karena wilayah desa Pakan Rabaa itu sendiri yang
cukup berpotensi. Dalam mengerjakan lahan tersebut, masyarakat desa pakan rabaa ada yang mengerjakan sendiri dan ada pula yang menyerahkan penggarapannya
kepada petani penggarap. Hal itu dapat mengindikasikan bahwa masyarakat desa Pakan Rabaa menjadikan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Hal ini
61 62