B. Analisis Produktivitas Kerja Petani Ditinjau Dari Sistem Muzara’ah............
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………… 88
B. Saran……………………………………….. 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel Jenis Kelamin Responden 66
2. Tabel Agama Responden 66
3. Tabel Usia Responden 67
4. Tabel Pendidikan Terakhir Responden 68
5. Tabel Rata-rata Pengeluaran Responden 68
6. Tabel Rata-rata Pendapatan Responden 69
7. Tabel Sejak Kapan Responden Bertani 70
8. Tabel Pekerjaan Lain Responden 71
9. Tabel Alasan Memiliki Pekerjaan Lain 72
10. Tabel Dimensi Bagi Hasil 74
11. Tabel Dimensi Motivasi 75
12. Tabel Dimensi Peralatan 76
13. Tabel Dimensi Keterampilan 78
14. Tabel Dimensi Disiplin 77
15. Tabel Dimensi Pendapatan dan Pengeluaran 79
16. Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 80
17. Tabel Korelasi I 81
18. Tabel Korelasi II 83
19. Tabel Regresi Linear 84
20. Tabel Uji F 85
21. Tabel Koefisien Determinasi 86
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dilihat dari wilayah Indonesia secara geografis dan susunan kehidupan rakyatnya, termasuk perekonomiannya masih bercorak agraris. Sebagian besar
rakyat bermata pencaharian dari mengolah hasil bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa sebagian besar rakyat menggantungkan kehidupannya dari sektor pertanian.
Berhubungan dengan
pembangunan di
Indonesia yang
masih menitikberatkan pada sektor pertanian yang menjadi dasar bagi sektor-sektor
pembangunan lainnya. Pengertian pembangunan dari sektor pertanian adalah seluruh upaya memanfaatkan kekayaan sumber daya alam secara lestari dan
berkelanjutan, sumberdaya manusia, modal, serta ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan produksi pertanian dan bahan baku primer bagi industri-
industri yang menopang. Dari pembangunan sektor pertanian inilah diharapkan agar tujuan pembangunan nasional dapat terwujud yaitu, mensejahterakan kehidupan
rakyat Indonesia secara adil dan makmur, merata materiil dan spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
1
Berbicara tentang sektor pertanian tidak bisa dilepaskan dari keberadaan tanah sebagai salah satu sumber daya alam yang utama. Tanah dalam pengertian
1
Bahan Penataran UUD 1945, P-4GBHN, Kewaspadaan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKBUD, h.464
1
umum adalah tempat untuk berpijak dan tempat untuk hidup. Terhadap tanah terdapat hak dan kewajiban setiap orang dan badan hukum untuk mendapatkan
manfaat dan hasil yang baik bagi dirinya sendiri, keluarga, dengan mengerjakan dan mengusahakannya sendiri secara aktif dan mencegah pemerasan. Hal ini tertera
dalam UU No. 5 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria Indonesia, pasal 9 ayat 1, disebutkan:
“Tiap-tiap warga Negara Indonesia, baik laki-laki maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh suatu hak atas tanah serta
untuk mendapatkan manfaat dan hasilnya, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya.”
Selanjutnya dalam pasal 10 ayat 1 disebutkan: “Setiap orang dan badan hukum mempunyai hak atas suatu tanah
pertanian pada azasnya diwajibkan untuk mengerjakannya sendiri atau mengusahakannya sendiri secara aktif dengan mencegah tindakan pemerasan.”
Tanah wilayah perkotaan yang dulunya merupakan wilayah yang subur untuk pertanian, kini dipadati dengan pembangunan pemukiman baru yang
berdampak pada menurunnya produksi dari sektor pertanian. Sementara itu, dari wilayah pedesaan semakin banyak wilayah pertanian yang dikuasai oleh pemilik
modal yang besar dan sebagian lagi ditinggalkan oleh pemiliknya. Tidak sedikit petani di wilayah pedesaan yang meninggalkan lahan pertanian didesanya karena
didesak oleh keadaan ekonomi yang semakin terpuruk. Akibat meningkatnya biaya hidup, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Pada akhirnya pemilik tanah
menguasai hampir sebagian besar lahan pertanian.
Agar tidak terjadi ketimpangan dan untuk menghindarkan adanya lahan menganggur dibutuhkan adanya kerjasama antara pemilik tanah dengan petani
penggarap. Hal tersebut bisa berupa asas tolong menolong. Didalam Islam tolong menolong sangat dianjurkan, karena manusia itu adalah makhluk sosial dan tidak
terlepas dari sesamanya. Sesuai dengan firman Allah SWT:
...
Artinya: “dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan
janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. Dengan adanya firman Allah SWT tersebut, diharapkan rasa tolong
menolong tumbuh dengan sendirinya di dalam kehidupan bermasyarakat. Kerjasama tersebut diharapkan dapat berlaku di semua aspek kehidupan, khususnya
dalam bidang pertanian. Pertanian merupakan salah satu bidang usaha yang sangat penting, Imam
Al-Qurtubi memandang bahwa usaha pertanian adalah fardu kifayah. Dimana
pemerintah wajib mengarahkan manusia ke arah pertanian tersebut dan segala hal yang berkaitan dengannya dalam bentuk menanam pohon.
2
Bidang pertanian tersebut haruslah mendapat perhatian lebih dari masyarakat, khususnya pemerintah,
karena melalui pertanian manusia dapat memenui kebutuhan hidupnya terutama
2
Sayyid Sabiq, “Fiqh Sunnah”. Beirut dar-al Fikr, 983, jilid 3. H. 191
dalam hal makanan. Pertanianpun memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Islam pun telah mengaturnya sesuai dengan syariat.
Dalam suatu masyarakat, terdapat sebagian mereka yang mempunyai lahan pertanian yang baik untuk ditanami agar menghasilkan. Namun tidak
memiliki kemampuan untuk bertani, dan ada juga yang memiliki lahan dan juga mempunyai kemampuan untuk menanaminya tetapi kekurangan modal, dan ada
juga yang tidak memiliki sesuatupun, kecuali memiliki tenaga dan kemampuan dalam bercocok tanam.
Bagi hasil tanah pertanian antara pemilik tanah dan petani penggarap telah diatur sedemikian rupa di Indonesia, baik dalam hukum Islam maupun dalam
undang-undang. Dalam hukum Islam telah dijelaskan dalam kitab-kitab fiqh yang merupakan hasil ijtihad dari para ulama. Sistemnya dapat kita kenal dengan istilah
Muzara’ah, Mukhabarah, Musaqah, dan Mugharasah. Itu merupakan akad-akad
muamalah Islam dalam hal pemanfaatan tanah khususnya pertanian. Dalam Undang-undang pun telah diatur tentang bagi hasil tanah pertanian yang berlaku
secara menyeluruh di wilayah Indonesia yaitu UU No.2 tahun 1960. UU tersebut mengatur perjanjian bagi hasil pemilik tanah dan petani penggarap dengan
pembagian bagi hasil yang adil dengan menegaskan hak dan kewajiban para pihak yang melakukan perjanjian.
Pelaksanaan perjanjian bagi hasil dalam prakteknya di wilayah Indonesia ternyata mengenal istilah yang berbeda-beda dengan sistem pembagian bagi hasil
yang berbeda pula. Hal ini dikarenakan adanya adat atau kebiasaan yang berlaku pada masyarakat setempat.
Dengan latar belakang tersebut penulis mencoba membahas tentang
“PRODUKTIVITAS KERJA
PETANI DITINJAU
DARI SISTEM
MUZARA’AH” di Nagari Pakan Rabaa, Kabupaten Solok Selatan, Propinsi
Sumatera Barat dikarenakan sebagian besar masyarakatnya mengerjakan dan mengusahakan tanah pertanian untuk memenuhi kehidupannya dengan perjanjian
bagi hasil.
B. PEMBATASAN MASALAH
Untuk lebih memperjelas persoalan atau masalah yang ada di dalam masalah ini, agar nantinya untuk mencegah uraian yang panjang lebar, maka penulis
perlu untuk membatasi agar masalah ini tepat sasaran dan sesuai dengan judul serta yang penulis harapkan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan sebelumnya, topik yang dibahas dalam skripsi ini hanya pada persoalan pengaruh
sistem bagi hasil pertanian atau Muzara’ah di Kanagarian Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
C. PERUMUSAN MASALAH
Untuk mengarahkan pembahasan, agar nantinya bisa lebih terperinci dan tidak menyulitkan penulis, maka masalah tersebut perlu sebuah perumusan. Maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran produktivitas kerja petani penggarap dikanagarian Pakan Rabaa?
2. Bagaimanakah pelaksanaan
Sistem Muzara’ah
dalam peningkatan
Produktivitas kerja petani di kanagarian Pakan Rabaa?
D. TUJUAN Dan MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui gambaran kehidupan masyarakat petani Kanagarian Pakan
Rabaa b.
Untuk mengetahui sistem bagi hasil masyarakat petani kanagarian Pakan Rabaa
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan penulis tentang penelitian yang dilakukan
b. Memberikan masukan bagi petani sehingga dalam bekerja dapat mengembangkan usahanya lebih baik
c. Memberikan informasi kepada pihak lain tentang bagaimana sistem bagi hasil pertanian masyarakat pedesaan.
d. Untuk memenuhi syarat dari universitas bagi penulis untuk mendapatkan meraih gelar S1.
E. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif analitif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan permasalahan yang ada sekarang berdasarkan data-
data yang ada, jadi sifatnya ia menyajikan data, menganalisa data dan menginterpretasikannya. Tujuannya adalah untuk memberi gambaran dan informasi
yang akurat dari berbagai sumber serta menghasilkan kesimpulan yang mendukung pembahasan. Peneliti memakai metode yuridis sosiologis, yaitu penelitian yang
dilakukan terhadap hukum perilaku yang berkembang dalam masyarakat.
Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
2. Penelitian Kepustakaan, Yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan penelaahan terhadap
beberapa buku literatur, tulisan ilmiah yang berkaitan dengan bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan penelitian.
3. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke masyarakat. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya dilokasi, yaitu
dengan cara:
a. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan membuat list pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya langsung kepada
masyarakat. b. Kuesioner, yaitu jumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Pertanyaan kuesioner ini
sebagian bersifat tertutup dimana alternatif jawaban telah tersedia dan sebagian lagi terbuka untuk menggali informasi yang mungkin muncul
di luar pertanyaan yang tersedia.
3
4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Yang dijadikan sebagai populasi oleh peneliti adalah warga
kanagarian Pakan Rabaa, Kabupaten Solok Selatan Propinsi Sumatera Barat.
Sampel adalah bagian dari populasi. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota populasi karena terlalu banyak.
Oleh karena itu peneliti mengambil sampel yang dirasa representatif dari populasi yang akan dijadikan sampel. Dari jumlah masyarakat tersebut yang
bekerja sebagai petani penggarap, peneliti mengambil populasi sebanyak seratus orang, yaitu petani penggarap. teknik pengambilan sampel disini dilakukan
dengan menggunakan teknik non probability dengan cara convenience sampling
, yaitu unit sampel yang ditarik mudah dihubungi dimana dan kapan
3
Sukandar rumidi, metodologi penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula, cet. Ke-2, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2004, h. 63.
saja, tidak menyusahkan dan mudah untuk mengukur dan berkarakteristik kooperatif.
5. Metode Analisa Data:
a. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif yaitu data yang dapat diukur sehingga dapat menggunakan statistik dalam pengujiannya.
Dengan rumus prosentase:
P = fn x 100
Ket: P
= Prosentase
F =
Frekuensi N
= Jumlah Sampel
Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian deskriptif adalah dengan menggunakan tabel, sehingga bisa lebih
mudah dibaca data tersebut dengan menggunakan distribusi frekuensi.
Sedangkan untuk menganalisis adanya hubungan atau korelasi antara kedua variable digunakan metode korelasi Rank Spearman, yaitu statistik
yang didasarkan pada ranking. Korelasi ini adalah untuk mengetahu ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. ini berarti
ukuran asosiasi yang menuntut kedua variabel diukur sekurang-kurangnya
dalam skala ordinal sehingga individu-individu yang dipelajari dapat dirangking dalam dua rangkaian berurut.
RS
=
keterangan : di
2
: beda selisih setiap pasang rank. x
: skor jumlah dari X y
: skor jumlah dari Y
b. Metode Kualitatif
Metode kualitatif pada umumnya dalam bentuk narasi atau gambar- gambar. Kadangkala berupa angka-angka. Tetapi angka tersebut hanya
menjelaskan untuk sesuatu.
Data-data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian deskriptif pada umumnya dapat dihitung jumlahnya atau frekuensinya. Cara yang
digunakan adalah dengan meringkaskan data tersebut kedalam bentuk yang
mudah dibaca adalah dengan menampilkan data tersebut kedalam distribusi frekuensi. Tabel yang nantinya dibuat berdasarkan atas distribusi frekuensi.
c. Hipotesa:
Hipotesa adalah jawaban sementara yang digunakan penulis dalam penelitian yang sebenarnya masih harus diuji kembali.
4
Hipotesa bisa saja benar dan bisa saja salah. Hipotesa dari rumusan diatas adalah terdapat
hubungan antara bagi hasil muzara’ah X dengan produktivitas kerja petani Y.
Rumusannya:
Ho = 0, terdapat hubungan antara muzara’ah dengan produktivitas kerja petani
H
1
0, tidak terdapat hubungan antara Muzaraa’h dengan produktivitas kerja petani.
d. Uji Signifikansi :
4
Masri Singarimbun dan Sopian Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: P3ES, 1989. cet 2, h.43
Uji signifikansi adalah suatu pengujian hipotesa untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak ada hubungan antara variabel bebas atau
variabel independen dengan variabel dependen atau variabel terikat. Dalam pengujian signifikansi penulis menggunakan uji F. Uji F digunakan untuk
menguji apakah variabel-variabel independen secara simultan bersama-sama mempengaruhi variable terikat atau variabel dependen. Uji F didapatkan
dengan cara hasil output SPSS 11.05 yang penulis gunakan untuk lebih memudahkan penulis dalam menganalisa data.
6. Variabel Penelitian
a. Variable Penelitian
b. Operasional Variabel dan Indikator X
= Bagi hasil Muzara’ah
Y = Kesejahteraan Petani
Teknik penulisan dalam skripsi ini adalah dengan berpedoman kepada buku “Buku Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2007” Bagi Hasil
Muzara’ah Produktivitas
Petani
F. KAJIAN PUSTAKA
Ada beberapa penelitian skripsi yang mengangkat tema mengenai muzara’ah dan hal terkait, diantaranya:
1. Penelitian skripsi yang disusun oleh saudari Endang Yulianti tahun 2004
Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum dengan judul pengaruh sistem muzara’ah terhadap perekonomian masyarakat.
Penelitian yang dilakukan saudari Endang Yulianti sangat menarik mengenai pengaruh
yang ditimbulkan oleh muzara’ah terhadap perekonomian masyarakat, khususnya peningkatan produksi pertanian dan penyerapan tenaga kerja.
Tetapi penelitian yang dilakukan melalui data-data kualitatif yang hanya membahas pengaruh muzara’ah terhadap perekonomian masyarakat.
2. Penelitian skripsi yang disusun oleh saudari Yuliani tahun 2004 Jurusan
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum dengan judul Muzara’ah dan pengaruhnya terhadap masyarakat Cihamerang Kabupaten Sukabumi
. Penelitian yang saudari Yuliani lakukan hanya berdasarkan perspektif atau
tinjauan hukum Islam dalam menerangkan pengaruh muzara’ah terhadap aspek perekonomian dan aspek sosial juga hanya memakai data-data
kualitatif. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh saudari Mulya Winarsih tahun 2007 dengan judul pengaruh sistem muzara’ah terhadaptingkat pendapatan
masyarakat studi kasus Desa Kalisapu Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Penelitian tersebut membahas pengaruh muzara’ah terhadap tingkat
pendapatan petani desa kalisapu dengan memakai data-data kuantitatif. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
muzara’ah terhadap tingkat pendapatan petani.
Dari topik-topik yang penulis sebutkan diatas tersebut, sudah jelas ada perbedaan antara penelitian yang akan penulis lakukan, yakni mengenai pengaruh
sistem muzara’ah terhadap produktivitas kerja petani nagari Pakan Rabaa kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat dengan menggunakan metode kombinasi kualitatif
dan kuantitatif.
G. KERANGKA KONSEP
Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam mengurangi kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan secara langsung dapat meningkatkan
perumbuhan ekonomi serta manfaat-manfaat ekonomis lainnya. Sektor pertanian yang merupakan basis pertumbuhan ekonomi pedesaan
sangat strategis dalam meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi kemiskinan. Akan tetapi, sampai saat ini para petani masih banyak yang hidup
dibawah garis kemiskinan dan kesulitan akan memenuhi kebutuhan hidup dan pengembangan dirinya kepada hal yang lebih baik.
Konsep bagi hasil pertanian dalam Islam atau lebih dikenal dengan muzara’ah sebenarnya bukan transaksi baru dalam masyarakat Indonesia. Tradisi ini
telah lama dikenal dalam berbagai kegiatan ekonomi. Sistem bagi hasil pertanian terutama untuk tanaman padi, berlangsung antara pemilik lahan dengan petani
penggarap.
Kerangka Konsep:
Sistem Muzara’ah
Produktivitas Kerja Petani
Uji Statistik
Kesimpulan Pengaruh Muzara’ah Terhadap Produktivitas Kerja Petani
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Pembahasan dalam penelitian skripsi ini terbagi kedalam 5 bab diantaranya Sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Merupakan bab pembukaan yang membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka, kerangka konsep dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan
Teoritis Tentang
Sitem Muzaraa’ah
dan Produktivitas
Membahas tentang pengertian dan konsep Muzara’ah, serta membahas pengertian dan konsep produktifitas kerja.
BAB III Gambaran Umum Nagari Pakan Rabaa
Membahas tentang gambaran umum kabupaten Solok Selatan, gambaran umum desa Pakan Rabaa meliputi kondisi geografis,
sosial dan ekonomi, dan potensi desa Pakan Rabaa
BAB IV Analisis Produktivitas Kerja Petani Ditinjau Dari Sistem
Muzara’ah
Dalam bab ini membahas Gambaran Umum Responden, dan Analisis pengaruh sistem muzara’ah terhadap produktivitas kerja
petani desa Pakan Rabaa dengan metode Rank spearman
BAB V Penutup
Berisikan kesimpulan dari pembahasan penelitian skripsi ini dan disertai dengan beberapa saran dari penulis
BAB II TINJAUAN TEORITIS