Pengertian Produktivitas KONSEP PRODUKTIVITAS

6. Apabila tanah berasal dari satu pihak dan kedua belah pihak sama-sama menanggung benih, buruh dan pembiayaan pengolahan, dalam hal ini keduanya akan mendapat hasil. Jika merupakan ‘ushri, harus dibayar berasal dari hasil dan jika kharaj akan dibayar oleh pemilik tanah. 7. Apabila tanah disewakan kepada seseorang, dan itu adalah kharaj, menurut imam Abu Hanifah harus dibayar oleh pemilik tanah, dan jika ‘ushr sama juga dibayar oleh pemilik tanah, tetapi menurut Abu Yusuf jika ‘ushr dibayar oleh petani. 8. Apabila perjanjian muzara’ah ditetapkan dengan sepertiga atau seperempat dari hasil, menurut imam Abu Hanifah, keduanya kharaj atau ‘ushr akan dibayar oleh pemilik tanah.

C. Pengertian Produktivitas

Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik barang-barang atau jasa dengan masukan yang sebenarnya. Produktivitas juga dapat diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa. 36 Mahoney dalam Campbell, 1990 mendefinisikan produktivitas sebagai suatu pengertian efisiensi secara umum yaitu sebagai rasio antara hasil dan masukan selama suatu proses yang menghasilkan suatu produk atau jasa. Hasil outputs itu 36 Drs. Muchdarsyah Sinungan, “Produktivitas, Apa dan Bagaimana” Jakarta : Bumi Aksara, cet 2 , 2008, h. 12 meliputi penjualan, laba, kepuasan konsumen, sedangkan masukan meliputi alat yang digunakan, biaya, tenaga, keterampilan dan jumlah hasil individu. Sejalan dengan pendapat diatas, As’ad 1987 menjelaskan produktivitas tidak dapat dipisahkan dengan pengertian produksi karena keduanya saling berhubungan. Apabila mempermasalahkan produktivitas maka produksi selalu tersangkut di dalamnya. Produktivitas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas pemasukan pada periode tersebut, atau suatu tingkatan efisiensi dalam meproduksi barang dan jasa. Edwin B. Filippo, 1984. Produktivitas dapat diuraikan sebagai perbandingan antara total output yang berupa barang dan jasa pada waktu tertentu dibagi dengan total inputnya yang berupa 5 lima M, yaitu Man, Material, Money, Method, Machine. Selama periode yang bersangkutan dalam satuan unit. menurut Gregerman, 1984. Dapat ditarik kesimpulan secara sederhana bahwa pengertian produktivitas kerja adalah rasio output terhadap input. Input bisa mencakup biaya produksi dan biaya-biaya lainnya. Output terdiri dari penjualan, pendapatan dan kerusakan.

D. KONSEP PRODUKTIVITAS

Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasi. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan input dan keluaran out put. Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber pertumbuhan utama untuk mewujudkan hasil yang diinginkan dari suatu pekerjaan. Sebaliknya, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga merupakan unsur penting dalam menjaga kesinambungan peningkatan produktivitas. Dengan demikian, pertumbuhan dan produktivitas bukan dua hal yang terpisah atau memiliki hubungan satu arah, melainkan keduanya adalah saling tergantung dengan pola hubungan yang dinamis, tidak mekanistik, non linear dan kompleks. Proses akumulasi ini merupakan hasil dari proses investasi disebabkan oleh peningkatan kualitasnya. Dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang sama, pertumbuhan output akan meningkat lebih cepat apabila kualitas dari kedua sumber daya tersebut meningkat. Walaupun secara teoritis faktor produksi dapat dirinci, pengukuran kontribusinya terhadap output dari suatu proses produksi sering dihadapkan pada berbagai kesulitan. Disamping itu, kedudukan manusia, baik sebagai tenaga kerja kasar, dari suatu aktivitas produksi tentunya juga tidak sama dengan mesin atau alat produksi lainnya. Seperti diketahui bahwa output dari setiap aktivitas ekonomi tergantung pada manusia yang melaksanakan aktivitas tersebut, maka sumber daya manusia merupakan sumber daya utama dalam pembangunan. Sejalan dengan fenomena ini, konsep produktivitas yang dimaksud adalah produktivitas tenaga kerja. Tentu saja, produktivitas tenaga kerja ini dipengaruhi, dikondisikan atau bahkan ditentukan oleh ketersediaan faktor produksi komplementernya seperti alat dan mesin. Namun demikian konsep produktivitas adalah mengacu pada konsep produktivitas sumber daya manusia. Secara umum konsep produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran out put dan masukan input persatuan waktu. Produktivitas dapat dikatakan meningkat apabila: 1. Jumlah produksikeluaran meningkat dengan jumlah masukansumber daya yang sama. 2. Jumlah produksikeluaran sama atau meningkat dengan jumlah masukansumber daya lebih kecil 3. Produksikeluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber daya yang relatif kecil Soeripto, 1989; Chew, 1991 dan Pheasant, 1991. Konsep tersebut tentunya dapat dipakai didalam menghitung produktivitas disemua sektor kegiatan. Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya. Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektifitas kerja secara total. Aspek-aspek dalam produktivitas terbagi menjadi dua bagian, yaitu efektifitas dan efisiensi. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan yang direncanakan dengan masukan yang sebenarnya terlaksana. Kalau masukan yang sebenarnya digunakan itu semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Sedangkan Efektifitas yaitu merupakan suatu ukuran yang memberi gambaran seberapa jauh target dapat tercapai baik secara kualitas maupun waktu. Jika prosentase target yang akan dicapai itu semakin besar, maka tingkat efektifitas semakin tinggi, atau semakin kecil prosentase target dapat tercapai, maka semakin rendah tingkat produktivitasnya . Teknik Peningkatan Produktivitas Menurut J.Raviyanto Putra dan kawan-kawan 1988, banyak cara untuk meningkatkan produktivitas, diantaranya: 37 a. Dengan meningkatkan keluaran dan mempertahankan masukan b. Meningkatkan keluaran dengan proporsi yang lebih besar dari pada pertambahan masukan c. Meningkatkan keluaran dan menurunkan masukan d. Mempertahankan keluaran dan menurunkan masukan e. Menurunkan keluaran dan menurunkan masukan dengan proporsionalitas yang lebih besar 37 Ir. Ahmad Tohardi, M.M. “Manajemen Sumber Daya Manusia. Pemahaman Praktis”. Bandung: Mandar Maju, cet, 1 2002. h. 459 Selanjutnya dalam memperbaiki produktivitas berarti menata kembali dan mengkombinasikan faktor-faktor produktif sedemikian rupa sehingga menghasilkan performan yang lebih tinggi. a. Fase Awareness Penyadaran Untuk menjadi lebih produktif, pertama kali manusia harus mau meningkatkan produktivitas mereka. Untuk langkah yang pertama adalah dengan malakukan pembaharuan dalam hal ini adalah produktivitas, yang harus dilakukan adalah meyakinkan diri sendiri ataupun orang lain bahwa dengan produktivitas yang lebih besar akan memberikan manfaat bagi masing-masing orang yang terlibat dan bukan sebaliknya. b. Fase Improvement Perbaikan Menurut Ir. Ahmad Tohardi, 38 ada empat jalur yang dapat ditempuh dalam melakukan perbaikan produktivitas, yaitu: Investasi, insentif, pelibatan, dan metode teknik Industri. c. Fase Maintenance Pemeliharaan Yaitu menjaga dan mencegah agar produktivitas tersebut tidak turun kembali nilainya. 38 Ibid

BAB III GAMBARAN UMUM