UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Uji Terpenoid dan Steroid Tiwari, et al., 2011 Salkowski Test. Sejumlah ekstrak dilarutkan dalam 2 ml kloroform dan
beberapa tetes asam sulfat pekat ditambahkan perlahan melalui dinding tabung. Terbentuknya warna kuning emas mengindikasikan adanya senyawa
terpenoid. Liebermann Burchardat Test. Sejumlah ekstrak dilarutkan dalam
kloroform dan disaring, filtrat ditambahkan beberapa tetes asam asetat anhidrida kemudian dipanaskan dan didinginkan. Selanjutnya ditambahkan
beberapa tetes asam sulfat pekat. Terbentuknya cincin coklat mengindikasikan adanya senyawa steroid.
4. Uji Saponin Tiwari, et al., 2011 Foams Test. Sejumlah ekstrak ditambahkan 2 mL, terbentuk buihbusa
mantap selama sekitar 10 menit menunjukkan adanya senyawa saponin. 5. Uji Fenol
Sejumlah ekstrak ditambahkan 2 mL larutan FeCl
3
10, terbentuk warna biru tua atau hitam kehijauan menunjukkan adanya fenol Robinson, 1991;
Marliana, et al., 2005. 6. Uji Tanin Farnsworth, 1966.
Sejumlah esktrak ditambahkankan 2 mL etanol 70 kemudian diaduk, ditambahkan FeCl3 sebanyak 3 tetes, terbentuk warna biru karakteristik,
biru-hitam, hijau atau biru-hijau dan endapan menunjukkan adanya tanin.
3.3.4 Uji Karakteristik Depkes RI, 2000
1. Identitas a. Deskripsi tata nama yaitu nama ekstrak generik, dagang, paten, nama
latin tanaman sistematika botani, bagian tanaman yang digunakan. b. Ekstrak dapat mempunyai senyawa identitas, artinya senyawa tertentu
yang menjadi petunjuk spesifik dengan metode tertentu. 2. Organoleptik.
Penggunaan panca indera mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa. 3. Penetapan Kadar Air Simplisia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ekstrak ditimbang seksama sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam botol timbang bertutup yang sebelumnya telah ditara Ao. Kemudian
dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC selama 5 jam dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan timbang pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara
2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25. Hitung persentase kadar air simplisia menggunakan rumus berikut:
Kadar Air x 100
4. Penetapan Kadar Abu Ekstrak Ekstrak 1 gram ditimbang seksama menggunakan kurs yang sudah ditara,
dipijarkan perlahan-lahan. Kemudian suhu dinaikkan secara bertahap hingga 600 ± 25
C sampai bebas karbon, selanjutnya didinginkan dalam desikator serta timbang berat abu. Kadar abu dihitung dalam persen terhadap berat
sampel awal.
3.3.5 Uji Aktivitas Antioksidan Secara Kualitatif
Pengujian aktivitas antioksidan secara kualitatif dengan kromatografi lapis tipis KLT. Fase diam yang digunakan adalah plat KLT. Fase gerak yang
digunakan adalah n-heksan, etil asetat, dan metanol, untuk mendapatkan komposisi cairan eluen yang optimum dilakukan percobaan dengan berbagai
komposisi pengembangan cairan eluen. Cairan eluen yang didapat dijenuhkan dalam chamber. Ekstrak kulit batang sintok ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat,
dan ekstrak metanol, dilarutkan dengan pelarutnya masing-masing, kemudian ditotolkan pada plat KLT menggunakan pipa kapiler. Plat diletakkan ke dalam
chamber dan chamber ditutup dengan penutup kaca. Selanjutnya eluen dibiarkan merambat hingga mencapai batas plat yang telah ditandai. Setelah dielusi,
dibiarkan hingga kering dan dilihat pola pemisahannya secara langsung dan dibawah lampu UV dengan panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. Plat
disemprot dengan larutan DPPH 0,1 mM, didiamkan selama 30 menit didalam ruangan gelap Ghosal Mandal, 2012. Senyawa aktif penangkap radikal bebas
menunjukkan bercak berwarna putih kekuningan dengan latar belakang ungu Wahdaningsih, 2011.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.6 Uji Aktivitas Antioksidan Secara Kuantitatif dengan Metode DPPH