UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.9 Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi secara Kualitatif
Pengujian aktivitas antioksidan secara kualitatif dengan kromatografi lapis tipis KLT. Hasil analisa KLT menunjukkan bahwa pemisahan yang baik
diberikan pada fase gerak pelarut etil asetat:metanol 2:3 dan 3:2 Lampiran. 20.
4.1.10 Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi secara Kuantitatif
4.1.10.1 Penentuan Nilai IC
50
Inhibition Concentration dan AAI Antioxidant Activity Index
Hasil perhitungan nilai IC
50
dan AAI menunjukan bahwa fraksi A memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dan tertinggi.
Tabel 4.7 Nilai IC
50
dan AAI Fraksi Ekstrak Metanol Sampel
Konsentrasi ppm
Absorbansi Inhibisi
IC
50
ppm AAI
A 2,5
0,548 19,5301
6,2 6,5
5 0,412
39,5007 7,5
0,280 58,8839
10 0,111
83,7004 B
2,5 0,568
18,1687 7,89
5,07 5
0,472 31,9394
7,5 0,354
48,9546 10
0,264 62,0043
C 5
0,449 14,4055
13,3 3,01
10 0,301
42,6448 20
0,122 76,4101
25 0,0403
92,3209 D
5 0,499
4,9162 89,71
0,45 10
0,484 7,7172
20 0,457
12,8811 25
0,443 15,625
E 5
0,499 51,32
0,78 10
0,484 6,6883
20 0,457
17,8163 25
0,443 21,0175
F 5
0,614 3,0781
134,66 0,29
10 0,605
4,4988 15
0,592 6,5509
20 0,58
8,4452 G
10 0,613
4,9651 203,03
0,19 15
0,603 6,4391
20 0,597
7,3701 25
0,589 8,5337
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Inhibisi dengan Konsentrasi Fraksi
y = 8,4758x - 2,5698 R² = 0,9966
20 40
60 80
100
5 10
15
Inhi bi
si
Konsentrasi ppm
A Fr. 1-9
y = 5,9409x + 3,1363 R² = 0,9975
20 40
60 80
5 10
15
Inhi bi
si
Konsentrasi ppm
B Fr. 10-25
y = 3,7919x - 0,4335 R² = 0,9866
20 40
60 80
100
10 20
30
I nhi
bi si
Konsentrasi ppm
C Fr. 26-34
y = 0,5316x + 2,3104 R² = 0,9998
5 10
15 20
10 20
30
Inhi bi
si
Konsentrasi ppm
D Fr. 35-44
y = 1,0633x - 4,5684 R² = 0,9888
5 10
15 20
25
10 20
30
I nhi
bi si
Konsentrasi ppm
E Fr. 45-46
y = 0,3631x + 1,105 R² = 0,9947
2 4
6 8
10
10 20
30
Inhi bi
si
Konsentrasi ppm
F Fr. 47-82
y = 0,2327x + 2,7541 R² = 0,9921
2 4
6 8
10
10 20
30
Inhi bi
si
Konsentrasi ppm
G Fr. 83-107
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini, tanaman yang digunakan adalah kulit batang sintok Cinnamomum sintoc Blume. Tanaman ini berasal dari suku Lauraceae, yang
diperoleh dari Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Kulit batang yang diperoleh adalah sebanyak 2,6 kg, dibersihkan dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 40
C. Pengeringan menggunakan oven pada suhu 40
C bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan. Kulit yang sudah kering dihaluskan menggunakan alat
hammer mill dan diayak dengan ayakan no.40. Proses penghalusan dilakukan untuk memperkecil ukuran partikel sampel yang dapat mempengaruhi kecepatan
proses ekstraksi dan besarnya rendemen yang dihasilkan. Pengecilan ukuran partikel sampel bertujuan untuk memperkecil
permukaan sampel sehingga semakin banyak yang terekstraksi. Serbuk simplisia yang diperoleh disimpan dalam wadah tertutup rapat, yang bertujuan untuk
mencegah kerusakan dan penurunan mutu dari simplisia. Serbuk simplisia kulit batang sintok diperoleh sebanyak 1,5 kg diekstraksi
dengan cara dingin yaitu dengan metode maserasi bertingkat. Metode ini merupakan metode yang mudah dan cepat namun membutuhkan waktu yang
lama .
Pelarut yang digunakan adalah n-heksan, etil asetat dan metanol. Pelarut n-heksan bersifat non polar yang dapat menarik senyawa-senyawa non polar
seperti triterpenoid, steroid, pigmen, dan lemak. Pelarut etil asetat bersifat semi polar yang dapat menarik senyawa-senyawa semipolar seperti klorofil,
aglikon flavonoid, dan asam fenolat bebas. Sedangkan pelarut metanol bersifat polar yang dapat menarik senyawa-senyawa polar seperti alkaloid kuartener,
komponen fenolik, karotenoid, kumarin, heterosida flavonoid, tanin, gula, asam amino, glikosida, saponin, dan senyawa polar lainnya Harborne, 1987.
Hasil maserasi dari masing-masing pelarut disaring dan filtrat diuapkan dengan vaccum rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak kental. Hasil
rendemen ekstrak n-heksan, etil asetat dan metanol berturut-turut adalah 0,45, 2,16 dan 6,35. Nilai rendemen yang dihasilkan dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel sampel, kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi, perbandingan jumlah
sampel terhadap jumlah pelarut yang digunakan dan jenis pelarut yang digunakan