UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6 Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
Aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat diukur dari kemampuannya menangkap radikal bebas. Radikal bebas yang biasa digunakan sebagai model
dalam mengukur daya penangkapan radikal bebas adalah 1,1-difenil-2 pikrilhidrazil DPPH. Menurut Packer 1999, DPPH merupakan senyawa radikal
bebas yang stabil sehingga apabila digunakan sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas cukup dilarutkan. Jika disimpan dalam keadaan kering
dengan kondisi penyimpanan yang baik akan stabil selama bertahun-tahun. DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang dapat bereaksi dengan atom
hidrogen yang berasal dari suatu antioksidan membentuk DPPH tereduksi Surai, 2003. Reaksi yang terjadi:
[Sumber : Prakash, et al., 2001]
Gambar 2.2 Mekanisme peredaman radikal bebas oleh DPPH
DPPH mempunyai ciri-ciri padatan berwarna ungu kehitaman, larut dalam pelarut DMF dimetilformamida, etanol dan metanol, dengan rumus molekul
C
18
H
12
N
5
O
6
. Radikal bebas DPPH yang memiliki elektron tidak berpasangan memberikan warna ungu. Warna akan berubah menjadi warna kuning saat
elektronnya berpasangan. Pengurangan intensitas warna yang terjadi berhubungan dengan jumlah elektron DPPH yang menangkap atom hidrogen. Sehingga
pengurangan intensitas warna mengindikasikan peningkatan kemampuan antioksidan untuk menangkap radikal bebas Prakash, et al., 2001. Metode DPPH
merupakan metode yang sederhana, cepat, dan mudah untuk skrining aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa, selain itu metode ini terbukti akurat dan
praktis Prakash, et al., 2001.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Metode ini melibatkan pengukuran penurunan serapan DPPH pada panjang gelombang maksimal antara 515 nm - 517 nm, yang sebanding terhadap
konsentrasi penghambat radikal bebas yang ditambahkan ke larutan reagen DPPH R.Apak, et al., 2013 Prakash, et al. 2001.
Aktivitas antioksidan dapat dinyatakan dengan satuan persen inhibisi. Ghosal dan Mandal, 2012. Rumus Inhibisi:
Inhibisi =
–
Absorbansi blanko yang digunakan adalah absorbansi larutan DPPH. Berdasarkan rumus tersebut, semakin tinggi tingkat dekolorisasi absorbansi
semakin kecil maka semakin tinggi nilai aktivitas penangkapan radikal bebas Molyneux, 2003.
Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dinyatakan dengan Inhibition Concentration 50 atau IC
50
yaitu konsentrasi sampel yang dapat menghambat aktivitas DPPH sebanyak 50. Semakin kecil nilai IC
50
maka semakin tinggi aktivitas antioksidan. Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat
jika nilai IC
50
kurang dari 0,05 mgml, aktivitas kuat untuk antara 0,05-0,1 mgml, aktivitas sedang jika nilai IC
50
0,101-0,150 mgml dan aktivitas lemah jika nilai IC
50
0,151-0,200 mgmL Blois, 1958. Perhitungan nilai AAI Antioxidant Activity Index digunakan untuk
mengetahui index aktivitas antioksidan dengan rumus:
Nilai AAI:
Menurut Scherer dan Godoy 2009 aktivitas antioksidan berdasarkan nilai AAI Antioxidant Activity Index, dikatakan lemah sebagai antioksidan jika nilai
AAI 0.5, aktivitas antioksidan sedang jika 0,5 AAI 1.0, aktivitas antioksidan kuat 1.0 AAI 2.0 dan aktivitas antioksidan sangat kuat jika
nilai AAI 2.0 Faustino, et al, 2010.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.7 Spektrofotometer UV-Vis