UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan, yaitu pembuatan
simplisia, pembuatan ekstrak, penapisan fitokimia, pengujian karakteristik, uji
aktivitas antioksidan ekstrak secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode DPPH serta fraksinasi terhadap ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan
tertinggi dengan kromatografi kolom vakum.
3.3.1 Pembuatan Simplisia
Kulit batang sintok diambil dan dikumpulkan pada tanggal 24 Februari yang diperoleh dari Kebun Raya Bogor, Bogor, Jawa Barat. Sampel sebanyak
2,6 kg dibersihkan dan diletakkan dalam wadah yang terbuka kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 40
C selama 8 hari. Setelah kering, sampel dihaluskan menggunakan penggilingan dan diayak dengan ayakan no. 40. Serbuk
simplisia yang diperoleh sebanyak 1,5 kg disimpan dalam wadah tertutup rapat.
3.3.2 Pembuatan Ekstrak
Proses ekstraksi yang digunakan adalah metode ekstraksi cara dingin yaitu dengan metode maserasi bertingkat. Pelarut yang digunakan adalah n-heksan, etil
asetat dan metanol. Serbuk simplisia kulit batang sintok sebanyak 1,5 kg dimasukkan ke dalam wadah, kemudian ditambahkan pelarut n-heksan hingga
serbuk terendam 3 cm di atas permukaan simplisia. Pelarut n-heksan yang digunakan sebanyak 10,615 liter. Maserasi dilakukan selama 24 jam sebanyak 5
kali dengan beberapa kali pengadukan dan proses ini dihentikan sampai terjadi perubahan warna bening pada pelarut yang digunakan. Hasil maserasi disaring
dan filtrat yang diperoleh diuapkan dengan vaccum rotary evaporator pada suhu lebih kurang 45
C, sehingga diperoleh ekstrak kental n-heksan sebanyak 6,8 g. Terhadap ampas n-heksan dilakukan maserasi kembali dengan pelarut etil asetat.
Pelarut etil asetat yang digunakan sebanyak 13,525 liter. Maserasi dilakukan selama 24 jam sebanyak 9 kali dengan beberapa kali pengadukan. Hasil
maserasi disaring dan filtrat diuapkan dengan vaccum rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak kental etil asetat sebanyak 32,5 g. Terhadap ampas etil asetat
dilakukan maserasi kembali dengan pelarut metanol.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pelarut metanol yang digunakan sebanyak 13,360 liter. Maserasi dilakukan selama 24 jam sebanyak 8 kali dengan beberapa kali pengadukan. Hasil maserasi
disaring dan filtrat diuapkan dengan vaccum rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak kental metanol sebanyak 95,5 g. Masing-masing ekstrak
dihitung rendemennya. Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal Depkes RI, 2000.
Rendemen ekstrak = x 100
Masing-masing ektrak kulit batang Cinnamomum sintoc Blume dilakukan penapisan fitokimia, organoleptis, identitas, uji kadar abu, uji kadar air simplisia,
uji aktivitas antioksidan secara kualitatif dengan KLT dan kuantitatif dengan menggunakan metode DPPH.
3.3.3 Penapisan Fitokimia Ekstrak