Sebab-Sebab Terjadinya Poligami POLIGAMI DAN GANGGUAN JIWA

B. Sebab-Sebab Terjadinya Poligami

Ketika poligami telah menjadi suatu pilihan maka sudah dipastikan adanya beberapa hal yang menyebabkan poligami tersebut dilakukan. Hal-hal umum yang menyebabkan timbulnya poligami adalah sebagai berikut 10 : 1. Isteri mandul, kadang-kadang wanita tidak sanggup memenuhi kebutuhan hidup suami isteri, karena dia mandul atau tidak bisa melahirkan anak sehingga tidak bisa memberikan keturunan. Dalam situasi seperti ini, poligami akan lebih dapat diterima daripada suami menceraikan isteri tersebut dan mencari wanita lain. Dengan demikian, isteri yang mandul tersebut tetap menjadi isteri yang sah dan tetap berada dalam pemeliharaan suami sehingga terpenuhi hak-haknya sebagai isteri. 2. Adanya keinginan seorang laki-laki untuk menikah lagi dengan wanita lain karena isteri terkena penyakit kronis yang lama sembuhnya atau penyakit menular sehingga tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai seorang isteri. Dalam kasus ini, poligami jauh lebih baik daripada menceraikan isteri yang sedang sakit dan sangat membutuhkan perlindungan serta pertolongan dari suaminya itu. Hal ini juga akan lebih bisa diterima daripada laki-laki tersebut memiliki “affair” dengan wanita lain di luar ikatan perkawinan. 10 Haifaa A. Jawad, Otentisitas Hak-Hak Perempuan Perspektif Islam atas Kesetaraan Jender, h. 157-158. Lihat juga Abuttawab Haikal, Rahasia Perkawinan Rasulullah dalam Islam VS Monogami Barat, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1993, cet-1, h. 57-64, Lihat juga Abdul Natsir Taufiq al-Atthar, Polygamy dan Eksisistensinya, Bekasi: LIPP Riyadhus Sholihin, 2004, h. 25-37. 3. Sebagai kebutuhan sosial, ketika jumlah kaum perempuan melebihi jumlah kaum laki-laki sebagai akibat dari suatu perang. Karena bukan hanya banyak wanita yang kehilangan suaminya tetapi juga banyak anak yatim yang membutuhkan kehadiran seorang ayah. Atau banyaknya jumlah wanita yang tidak menikah, janda dan wanita-wanita yang diceraikan suaminya sehingga menyebabkan terjadinya semacam kekosongan hidup berkeluarga dikalangan sejumlah besar kaum wanita. Dan kekosongan ini mengakibatkan ekses-ekses yang membahayakan, yang kadang-kadang menjurus kepada merosotnya moral masyarakat secara merata. 4. Adanya suatu sebab yang bersifat ekonomis, seperti yang terdapat pada masyarakat yang agraris sifatnya, maka kebutuhan untuk mempunyai banyak isteri dan banyak anak lebih membantu dalam usaha memperoleh pendapatan demi memenuhi kebutuhan hidup suatu keluarga. 5. Sebab-sebab yang ada pada laki-laki itu sendiri, misalnya ia seorang yang mempunyai kemauan seksual yang sangat kuat sehingga tidak cukup hanya seorang isteri, ataupun dua orang isteri. Maka ia memilih poligami karena dianggap dapat menjaganya agar tidak terjerumus dalam kesesatan dan beberapa malapetaka yang akan timbul darinya untuk menimpa diri, keluarga dan masyarakatnya. Atau ia seorang yang mempunyai keinginan yang sangat besar untuk memperbanyak keturunan dan ia sanggup serta mampu memenuhi kebutuhan dan pendidikan mereka. Sebagaimana sebab-sebab poligami yang disebutkan di atas maka semuanya itu merupakan suatu kemungkinan yang tidak aneh. Poligami ketika itu adalah jalan yang ideal, tetapi sekali perlu diingat bahwa ini bukan seperti anjuran apalagi kewajiban kerena semuanya diserahkan menurut pertimbangan masing-masing. Al-Qur’an hanya memberi wadah bagi mereka yang menginginkannya, masih banyak kondisi-kondisi selain yang disebut ini, yang juga merupakan syarat yang tidak ringan. 11

C. Teori Umum Gangguan Jiwa