1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dengan berkembangnya perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, maka  akan  kehadirannya  dunia  usaha  sangat  diperlukan Sujana,  1999  :  33.
Hal  tersebut  dapat  membuka  peluang  terhadap  perusahaan-perusahaan  dan para  pelaku  bisnis.  Pasar  yang semakin bertambah  luas  akan  memacu  untuk
masuknya  pesaing  baru dan akan  semakin  beragam  pula  bisnisnya.  Sehingga perusahaan-peusahaan  dan  para  pelaku  bisnis harus  siap  menghadapi
persaingan  tersebut. Sektor  jasa  memiliki  peran yang  strategis  dalam  suatu perekonomian, baik perekonomian daerah maupun perdagangan secara global.
Sudah  menjadi  suatu  kenyataan  bahwa  sektor  jasa  telah  mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam dunia usaha lainnya. Salah satu jenis
perusahaan  yang  bergerak  di  sektor  jasa  adalah  Bank. Masyarakat  secara umum  telah  menyadari  fungsi  dan  manfaat  dari  adanya  bank  Donata  L.
Maxima,  2008  :  1. Menurut  Undang-Undang  Republik  Indonesia  No.  7 Tahun  1992  yang  disempurnakan  menjadi  Undang-Undang  No.  10  Tahun
1998 pengertian bank adalah sebagai berikut : “Bank  adalah  badan  usaha  yang  menghimpun  dana  dari  masyarakat  dalam
bentuk  simpanan,  dan  menyalurkannya  kepada  masyarakat  dalam  bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat banyak” Ahmad Rodoni, 2006 : 21.
2 Perbankan  dalam  suatu  negara  mempunyai  manfaat  utama  sebagai
penunjang  sektor  ekonomi.  Oleh  karena  itu,  dengan  semakin  meluasnya jaringan  operasi  bank  diharapkan akan menjadi  pendukung  pembangunan
nasional  di  suatu  negara  tersebut. Dan  konsekuensi dari  keadaan  itu  adalah besarnya persaingan antara bank dalam menarik minat para nasabah Sujana,
1999 : 33. Setiap  bank  harus  berusaha  meningkatkan  daya  saingnya.  Salah  satu
unsur  daya  saing  yang  sangat  peka  dan  mengunggulkan  suatu  bank  adalah mutu  pelayanan  melalui  peningkatan  kualitas  Sumber  Daya  Manusia,
penggunaan  teknologi  yang  canggih,  perbaikan  sistem dan  prosedur,  dan sebagainya.
Bank  merupakan  sektor  jasa,  dan  pada  sektor  tersebut pelayanan adalah  hal  yang sangat  sensitif.  Menurut  Sujana dalam  penelitiannya  1999  :
33 pihak  bank  harus  memperhatikan  dan  memprioritaskan  kualitas  mutu pelayanannya.  Sehingga  diharapkan    para  nasabah  akan  merasa  senang  dan
puas, yang mana akhirnya mereka akan tertarik untuk menggunakan jasa bank tersebut, yakni dengan menyimpan maupun meminjam uang.
Aktivitas  operasi  pada  suatu  bank  meliputi  seluruh  transaksi  yang terjadi  di  bank  tersebut  seperti,  pembukaan  rekening,  penyetoran  dan
penarikan  tabungan,  transaksi  giro,  penarikan  cek  dan wesel,  transfer  dana, dan sebagainya. Setiap transaksi atau kegiatan yang berhubungan dengan uang
tunai  akan  dilayani  oleh teller. Dan  untuk  mendapatkan  pelayanan  tersebut nasabah harus mengantri, guna terciptanya ketertiban.
3 Hampir  semua  kegiatan  usaha  di  dalam  memberikan  pelayanan  tidak
dapat  dihindari  harus  menciptakan  suatu  urutan  pelayanan guna  ketertiban, sehingga  tercipta  adanya  antrian Sujana,  1999  :  33.  Dan  kenyataan yang
terjadi  disini  adalah  nasabah  harus  mengantri  dan  menunggu  sebelum mendapatkan pelayanan dari teller.
Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari- hari.  Pada  situasi  mengantri,  seseorang  diharuskan  untuk  menunggu  padahal
menunggu  adalah  suatu  aktivitas  yang  memerlukan  waktu  akan  kurang menyenangkan, terlebih  antrian  yang  sangat  panjang  dan  terlalu  lama  untuk
mendapatkan  pelayanan Aminuddin,  2005  :  169.  Suatu  hal  yang
menyenangkan  apabila  seorang  pelanggan  mendapat  pelayanan  tanpa  harus menunggu. Dan  untuk  menyelesaikan  masalah  seperti  itu  kita  memerlukan
Teori Antrian. Teori Antrian Queueing Theory diawali oleh Agner Kraup Erlang 1
Januari  1878 – 3  Februari  1929  yang  pertama  mempublikasikan  makalah mengenai Queueing  Theory pada  tahun  1909.  A.  K  Erlang  adalah  seorang
insinyur  asal  Denmark  yang  bekerja  di Copenhagen  Telephone  Exchange. Penemuan  itu  terjadi  ketika  mereka  mengamati  masalah  kepadatan
penggunaan  telepon  di Copenhagen  Telephone.  Pada  saat  itu  permintaan hubungan  telepon  satu  nomor  masih  dilayani  secara  manual  oleh  operator
dimana  pada  saat-saat  sibuk  peminta  harus  menunggu  untuk  bisa disambungkan  dengan  nomor  yang  dikehendaki  karena  padatnya  lalu  lintas
komunikasi Siswanto, 2007 : 217.
4 Dalam  upaya  mendapatkan  pelayanan  dari teller,  nasabah  sering
menilai  kualitas  sistem  operasional  suatu  bank berdasarkan  lamanya  waktu menunggu  atau  kecepatan teller dalam  memberikan  pelayanan  kepada
nasabahnya. Karena  antrian  yang  sangat  panjang  dan  terlalu  lama  untuk memperoleh  giliran  pelayanan  sangatlah  menjengkelkan Nova  Rijati,  2000  :
31. Dan masalah ini pula yang menjadi ciri dari persaingan antara bank yang satu dengan bank yang lainnya, atau perusahaan yang satu dengan perusahaan
yang lainnya. Setiap  perusahaan  membuat  metode agar  para  konsumen  tidak  terlalu
lama  menununggu,  atau  memperhatikan  masalah pelayanan  di  dalam  antrian tersebut, sehingga diharapkan antrian akan menjadi kecil atau minim Sujana,
1999 : 33. Untuk dapat memberikan pelayanan antrian yang baik, bank perlu dapat menyediakan teller yang cukup sesuai dengan jumlah nasabah yang ada
tingkat kedatangan nasabah Ferry Sinaga, 2002 : 6. Dan hal tersebut akan memuaskan  para  pelanggannya.  Karena  dalam  sektor  jasa  ini  kepuasan
pelanggan  sangatlah  peka  dan  dapat  mempengaruhi image atau  citra  suatu bank tersebut. Apabila image bank itu baik, maka para nasabah akan tertarik
untuk menggunakan jasa bank tersebut. Meningkatkan mutu pelayanan akan menghasilkan keuntungan melalui
peningkatan image bank  yang  akan  berdampak  dengan  makin  banyaknya nasabah  yang  mempercayakan  simpanan  dana  dan  atau  mengajukan
permohonan pinjaman. Dan  hal  itu  secara  otomatis akan  mempengaruhi  pula profit atau keuntungan yang akan didapatkan oleh pihak bank.
5 Pihak  manajemen  bank  perlu  merancang  suatu  sistem  operasi teller
atau sistem antrian tertentu serta menentukan jumlah teller yang optimal. Hal tersebut  disebabkan  apabila  jumlah teller yang  terlalu  sedikit  mengakibatkan
nasabah  lama  menunggu  sebelum  mendapatkan  pelayanan  sehingga  akan mengurangi  kepuasan  pelanggan.  Sedangkan  jika  jumlah teller yang  terlalu
banyak  dapat  mengakibatkan  rendahnya  tingkat  kegunaan teller serta tingginya biaya operasi bagi bank.
Salah  satu  tugas  manajemen  operasi  di  bank  adalah  mengatur penjadwalan,  khususnya  yang  berkaitan  dengan  penjadwalan teller yang
ditugaskan dalam menghadapi tingkat kedatangan nasabah yang berfluktuasi. Penggunaan  model  antrian  dapat  membantu  pihak  manajemen  dalam
merancang  sistem  operasi teller bank  tersebut. Agar  mutu  pelayanannya optimal  dengan  tidak  merugikan  perusahaan  dalam  biaya  operasionalnya,
dalam  artian  meminimalisasi  biaya. Dan  juga  tidak  merugikan  para nasabahnya.
Sejalan  dengan  tujuan dasar  dari  model-model  antrian.  Yang  mana tujuan  dasar  dari  model-model  antrian adalah  peminimuman  sekaligus  dua
jenis  biaya,  yaitu  biaya  langsung  untuk  menyediakan  pelayanan  dan  biaya individu  yang  menunggu untuk  memperoleh  pelayanan.  Perbedaan  antara
jumlah  permintaan  terhadap  fasilitas  pelayanan  dan  kemampuan  fasilitas untuk melayani menimbulkan dua konsekuensi logis, yaitu timbulnya antrian
dan timbulnya penggangguran kapasitas Siswanto, 2007 : 218.
6 Untuk  melihat  peranan  sistem  antrian  ini  dalam  penyesuaian teller
guna  meningkatkan  mutu  pelayanan  suatu  bank, penulis  memilih  PT.  BNI Persero  Tbk.  Sebagai  objek  yang  akan  diteliti. PT.  BNI Persero  Tbk.
adalah  merupakan  salah satu  badan  usaha  yang  bergerak  pada  bidang  jasa. Sebagai badan usaha yang bergerak pada bidang jasa PT. BNI Persero Tbk.
harus  mengoptimalkan  pelayanannya,  karena pada  bidang  jasa hal  tersebut sangat  sensitif.  Oleh  karena  itu  PT.  BNI Persero  Tbk. harus  benar-benar
optimal  dalam  memilih dan  menerapkan  sebuah konsep  dalam mengatur dan menjalankan operasionalnya.
Dan  penulis  memilih  PT.  BNI Persero  Tbk.  Kantor  Cabang  Utama KCU Melawai Raya sebagai objek penelitian. PT. BNI Persero Tbk. KCU
Melawai  Raya  adalah  salah  satu  cabang  yang  beroperasi  di  daerah  Blok  M Jakarta  Selatan,  dimana  dekat  dengan  pusat  perbelanjaan  dan  perkantoran.
Karena PT. BNI Persero  Tbk.  KCU  Melawai  Raya merupakan  salah  satu cabang yang memiliki cukup banyak nasabah, yang setiap harinya melakukan
transaksi di teller atau  menggunakan  antrian  dan  nasabah  tersebut  perlu dilayani dengan baik.
Kecepatan  pelayanan dan  penentuan  formasi teller yang  tepat  akan membuat  waktu  tunggu  yang  tidak  terlalu  lama adalah  merupakan salah satu
daya tarik tersendiri bagi nasabah, dan PT. BNI Persero Tbk. KCU Melawai Raya ini  sangat  memerlukan  hal  tersebut  untuk  dapat  mempertahankan
keutuhan dan loyalitas para nasabahnya.
7 Oleh  karena  itu  penulis  tertarik  untuk  mengadakan  penelitian
mengenai  model  antrian pada  salah  satu  bank, yang mana hasilnya  akan
disajikan  dalam  bentuk  karya  ilmiah  yang  berjudul  : “Pengoptimalan Pelayanan  Nasabah  dengan  Menggunakan  Penerapan  Teori  Antrian
pada  PT. BNI  Persero  Tbk.  Kantor Cabang  Utama  KCU  Melawai Raya”
.
B. Perumusan Masalah