Kerangka Berfikir KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

diharapkan bukan sebagai pengajar saja tetapi juga sebagai pendidik, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu innnovator, model dan teladan, dsb. Guru yang profesional juga harus bisa memahami komponen- komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi siswa, tujuan atau kompetensi, metode, media, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Dengan begitu akan tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran dikelas.

B. Kerangka Berfikir

Dalam proses mengajar guru memiliki tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar untuk membantu proses perkembangan siswa. Kehadiran guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tipe rekorder atau komputer sekalipun, karena msih banyak unsur –unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi dan lain-lain yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar mengajar tidak dicapai dengan alat-alat tersebut. Sebagi contoh, pengajaran melalui radio, guru masih diperlukan terutama dalam menyusun dan mengembangkan desain pengajaran. Melihat perkembangan ilmu pengatahuna dan teknologi yang semakin maju. Maka seorang guru harus sadar dan peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran juga pada masyarakat pada umumnya. Dunia ilmu pengatahuan tak pernah berhenti tetapi selalu muncul hal-hal yang baru. Guru harus dapat mengikuti perkembangan tersebut sehingga ia dapat lebih dulu mengetahui daripada siswa dan masyarakat pada umumnya. Akibat dari kemajuan IPTEK tersebut. Seorang guru yang profesional harus mengetahui dengan pasti kompetensi apa yang dituntut masyarakat bagi dirinya. Hal ini sebgai pedoman untuk meneliti dirinya apakah dia sebagai guru dalam menjalankan tugasnya telah dapat memenuhi kompetensi-kompetensi itu, apabila belum guru yang baik harus berani mengakui kekurangan dan berusaha untuk mencapai perbaikan. Dengan demikian guru tersebut selalu berusaha mengembangkan dirinya. Sebagaimana dijelaskan oleh Zakiah Daradjat yang dikutip oleh Syaiful Sagala : tidak sembarang orang dapat melakukan tugas guru. Tetapi orang-orang tertentu yang memenuhi persayaratan yang dipandang mampu, yakni 1 bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam hal ini mudah dipahami bahwa guru yang tidak bertqwa sangat sulit atau tidak mungkin bisa mendidik muridnya menjadi bertaqwa kepada Allah SWT; 2 berilmu, seorang guru bukan hanya harus mempunyai ijazah saja. Akan tetapi jelas tidak cukup selembar ijazah yang tidak disertai dengan keluasan dan kedalaman ilmu pengetahuan, terutama bidang ilmu yang ditekuni. Guru yang dangkal penguasaan ilmunya, akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan para muridnya; 3 berkelakuan baik. Mengingat tugas guru antara lain untuk mengembangkan akhlak yang mulia, maka sudah barang tentu dia harus memberikan contoh untuk berakhlak mulia terlebih dulu; 4 sehat jasmani. Kendatipun kesehatan psikis jauh lebih penting untuk dimiliki oleh guru, namun bukan berarti kesehatan pisik dan jasmani tidak perlu. Kesehatan pisik adalah guru tersebut tidak mengalami sakit yang kronis, menahun, atau jenis penyakit lain sehingga sangat menghalangi untuk menunaikan tugasnya sebagai guru 54 Guru memiliki tugas yang berat. Seorang guru tidak hanya mengajar tetapi juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan. Oleh sebab itu guru dituntut untuk mempersiapkan diri dengan seperangkat kompetisi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan memiliki seperangkat kompetensi maka guru akan mampu merealisasikan fungsi dan peranan guru dalam proses belajar mengajar. Guru profesional tidak akan merasa lelah dan tidak mungkin mengembangkan sifat iri hati, munafik, suka menggunjing, menyuap, malas, marah-marah, dan berlaku kasar terhadap orang lain, apalagi 54 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional………………….., h. 21-22 terhadap anak didiknya. Guru sebagai pendidik dan murid sebagai anak didik dapat saja dipisahkan kedudukannya, tetapi mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan diri murid dalam mencapai cita- citanya. Di sinilah kemanfaatan guru bagi orang lain atau murid benar- benar dituntut. Jika guru tidak memiliki kompetisi yang baik. Maka guru tersebut tidak akan mampu merealisasi fungsi dan peranan guru dalam proses belajar mengajar dengan baik pula, dan hal tersebut akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dengan demikian, tidak dapat disangkal lagi, bahwa betapa pentingnya kompetensi profesional guru dalam efektivitas proses pembelajaran, maka di sini seorang guru harus mempunyai kompetensi yang lebih pula. Berdasarkan uraian di atas penulis menduga bahwa MTs Annida Al-Islamy Rawa Bugel mampu mengembangkan kompetensi profesional guru-gurunya dalam mengefektifkan prose pembelajaran di kelas.

C. Hipotesis