Hipertensi Sekunder Etiologi Hipertensi
9 penyempitan arteriol dan dilatasi arteriol. Setelah stres dan latihan fisik, juga
dapat memediasi perubahan jangka pendek dalam tekanan darah. Masih sedikit menunjukkan bahwa katekolamin adrenalin dan noradrenalin memiliki peran
penting dalam hipertensi.
15
Hipertensi dapat disebabkan oleh peningkatan salah satu dari kecepatan denyut jantung, volume sekuncup, atau TRP.
19
Tetapi, sistem kardiovaskular memiliki umpan balik yang cepat terhadap perubahan pada tekanan arteri yaitu
baroreseptor yang memediasi reseptor pada dinding arkus aorta dan sinus carotis. Jika tekanan arteri meningkat maka baroreseptor akan terangsang sehingga
meningkatkan transmisi impuls ke sistem saraf pusat misalnya di medulla. Sinyal umpan balik negatif kemudian dikirim kembali ke sirkulasi melalui saraf
otonom yang menyebabkan tekanan darah kembali ke batas normal. Efek utama mekanisme baroreseptor adalah memodulasi setiap saat perubahan dari tekanan
darah sistemik. Namun refleks baroreseptor tidak terlibat pada regulasi tekanan darah jangka panjang dan tidak dapat mencegah perkembangan hipertensi
kronik.
15
Peningkatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan saraf simpatis atau hormonal yang abnormal pada nodus SA. Peningkatan denyut jantung yang
kronis seringkali disertai hipertiroidisme. Akan tetapi peningkatan denyut jantung biasanya dikompensasi dengan penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga
tidak mengakibatkan hipertensi.
19
Peningkatan volume sekuncup yang kronis dapat terjadi jika volume plasma meningkat dalam waktu lama, karena peningkatan volume plasma
direfleksikan dengan peningkatan volume diastolik akhir sehingga volume sekuncup dan tekanan darah meningkat. Peningkatan volume diastolik akhir
dihubungkan dengan peningkatan preload jantung. Peningkatan preload biasanya berhubungan dengan peningkatan hasil pengukuran tekanan darah sistolik.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang
berlebihan. Selain peningkatan asupan diet garam,peningkatan abnormal kadar
10 renin dan aldosteron atau penurunan aliran darah ke ginjal juga mempengaruhi
pengendalian garam dan air.
19
Peningkatan TPR yang kronis dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf simaptis atau hormon pada arteriol atau responsivitas yang berlebihan dari
arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa
lebih kuat, dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang sempit. Hal ini disebut
peningkatan pada afterload jantung, dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, ventrikel kiri
mungkin mulai mengalami hipertrofi. Dengan hipertrofi, kebutuhan oksigen ventrikel semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa darah lebih
keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
19