Definisi Operasional TINJAUAN PUSTAKA

19 P1 : Proporsi pada kelompok yang dinilainya merukanan judgement peneliti Q1 : 1-P1 P2 : Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya pustaka Q2 : 1-P2 P1-P2 : selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna P : proporsi total = Q : 1-P Penelitian ini bersifat 2 arah sehingga nilai Zα = 1,96 dengan kesalahan 5 dan Zβ= 1,28 dengan kesalahan 10 serta selisih minimal proporsi yang dianggap bermakna sebesar 20 dan P2 dari penelitian sebelumnya 26 sebesar 55. Maka jumlah sampel yang dapat dihitung sebagai berikut : n= [ √ √ ] 2 0,75-0,55 2 n = 115,5 Dengan demikian, jumlah sampel yang di teliti pada penelitian ini berjumlah 115 orang.untuk mengantisipasi drop out atau kesalahan dalam penelitian maka ditambah dengan rumus : 24 n‟ = n 1-f = 115,5 1-0,1 = 128,3 20 Dari hail rumus tersebut maka didapatkan besar sampel yang akan diteliti adalah 128 orang.

3.3.3 Kriteria Sampel

3.3.3.1. Kriteria Inklusi  Pasien yang sudah pernah berobat sebelumnya  Pasien hipertensi dengan catatan medik  Pasien berusia ≥ 40 tahun 3.3.3.2. Kriteria Eksklusi  Hipertensi dengan gangguan pada ginjal seperti parenchimal renal, obstruksi ureter atau kandung kemih  Hipertensi dengan gangguan pada pembuluh darah ginjal seperti hypertensi renovaskular, displasia fibromuskular, penyakit aterosklerosis, stroke, pheochomocytoma.  Hipertensi dengan gangguan endokrin seperti penyakit cushing, hipotiroidism,hipertiroidism, hiperparatiroidism, dan akromegali  Hipertensi dengan penyakit neurologi seperti peningkatan tekanan intrakranial

3.3.4 Variabel yang Diteliti

3.3.3.1. Variabel Bebas  Indeks Massa Tubuh 3.3.3.2. Variable Terikat  Hipertensi 21

3.4. Cara Kerja

3.4.1 Alur Penelitian

Menyaring pasien rawat jalan hipertensi di Unit Pelayanan Jantung Terpadu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Persiapan Pengumpulan dan pengolahan data dengan SPSS Kesimpulan Pasien yang datang consecutive sampling akan dilihat rekam mediknya untuk melihat kriteria inklusi dan menyingkirkan kriteria ekslusi Peserta penelitian yang termasuk kriteria inklusi dilakukan pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan secara langsung oleh peneliti dan perawat Setelah itu responden mengisi karakteristik demografi untuk menanyakan faktor yang terkait dengan indeks massa tubuh

Dokumen yang terkait

Hubungan Kebiasaan Berolahraga Jalan Kaki dengan Kontrol Tekanan Darah Pada pasien Hipertensi

5 28 91

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Rawat Jalan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 19

HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG (LP) DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TEKANAN DARAH Hubungan Lingkar Pinggang (LP) Dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Tekanan Darah Pada Usia 25 – 60 Tahun.

0 1 17

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH di AGUNG FITNESS SYARIAH SURAKARTA Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Di Agung Fitness Syariah Surakarta.

0 2 19

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH di AGUNG FITNESS SYARIAH SURAKARTA Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Di Agung Fitness Syariah Surakarta.

0 9 15

PERBEDAAN TEKANANDARAH DENGAN INDEKS MASSA TUBUH Perbedaan Tekanan Darah Dengan Indeks Massa Tubuh Normal Dan Overweight Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 1 14

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DENGAN INDEKS MASSA TUBUH NORMAL DAN OVERWEIGHT PADA PASIEN HIPERTENSI Perbedaan Tekanan Darah Dengan Indeks Massa Tubuh Normal Dan Overweight Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 2 14

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA GURU SMA N 1 WONOSARI KLATEN Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Guru SMA N 1 Wonosari Klaten.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI

0 0 29

KORELASI ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI - Repository UNRAM

0 0 13