10 renin dan aldosteron atau penurunan aliran darah ke ginjal juga mempengaruhi
pengendalian garam dan air.
19
Peningkatan TPR yang kronis dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf simaptis atau hormon pada arteriol atau responsivitas yang berlebihan dari
arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa
lebih kuat, dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang sempit. Hal ini disebut
peningkatan pada afterload jantung, dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, ventrikel kiri
mungkin mulai mengalami hipertrofi. Dengan hipertrofi, kebutuhan oksigen ventrikel semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa darah lebih
keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
19
2.1.6. Definisi Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh IMT merupakan indeks sederhana dari berat badan dan tinggi badan untuk mengklasifikasikan kurus, normal, kelebihan berat badan
dan obesitas pada orang dewasa.
21
Indeks Massa Tubuh IMT adalah pembagian dari berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter persegi.
6
2.1.7. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh
Klasifikasi Indeks Massa Tubuh IMT berdasarkan Kriteria Asia Pasifik:
21
1. 18,5 kgm
2
: berat badan rendah 2. 18,5 sampai 22,9 kgm
2
: berat badan normal 3.
≥23,0 kgm
2
: berat badan berlebih 4. 23,0-24,9 kgm
2
: berisiko 5. 25 sampai 29,9 kgm
2
: obesitas I 6.
≥ 30,0 kgm
2
: obesitas II
11
2.1.8. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh
Faktor yang mempengaruhi indeks massa tubuh terkait dengan risiko kesehatan yaitu :
6
Distribusi lemak tubuh Usia
Berhubungan dengan penyakit medis Berat badan
Aktivitas Fisik aerobik fitness Etnik
2.1.9. Hubungan Obesitas dengan Hipertensi
Obesitas dan berat badan merupakan penentu paling penting dari hipertensi sesuai dengan studi Framingham yang mengatakan bahwa peningkatan
berat badan 10 dapat meningkatkan 7mmHg tekanan darah sistolik dalam populasi besar. Hal ini juga dapat terlihat bahwa setiap kilogram penurunan berat
badan dapat menurunkan 0,33 mmHg tekanan darah sistolik dan 0,43 mmHg tekanan darah diastolik. Berdasarkan prevalensi hipertensi di NHANES II pada
orang yang obesitas 2,9 kali lebih tinggi dibandingkan tidak obesitas. Dalam patogenesis hipertensi pada obesitas banyak faktor yang berperan seperti genetik,
kelainan endokrin, lingkungan, psikososial, diet, aktivitas fisik yang kurang.
22
Mekanisme yang berhubungan dengan hipertensi dan obesitas adalah peningkatan aktivasi dari sistem renin angiotensin aldosteron SRAA,
peningkatan sistem saraf simpatis,dan resistensi insulin. Tidak hanya itu obesitas juga berhubungan dengan peningkatan reabsorbsi natrium ginjal, gangguan
tekanan natriuresis dan ekspansi volume. Pada orang obesitas terjadi pula perubahan dalam adipokin, asam lemak bebas, disfungsi endotel, inflamasi
sistemik dan sleep apnea.
22,23