Contoh untuk periode ulang 2 Tahun Log X
2
= 1,75 + -0,026 x 0,158 X2 = 55,66 mmhr
10. Perhitungan selanjutnya pada tabel 4.8
Tabel 4.7 Hasil Interpolasi Nilai K
TR
dari CS Scew
Coeficient Cs or Cw
Return period in years 2
5 10
20 50
100 200
Exceedence probability 0,2
-0,033 0,83
1,301 1,818
2,159 2,472
2,763 0,1538
-0,026 0,833
1,297 1,803
2,135 2,439
2,720 0,1
-0,017 0,836
1,292 1,785
2,107 2,4
2,67 Sumber : Pengolahan Data
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Curah Hujan Distribusi Log Pearson III
No Periode Ulang,
T tahun Ktr
CH harian Max mmhari
1 2
-0,026 55,66
2 5
0,833 76,07
3 10
1,297 90,06
4 20
1,803 108,26
5 50
2,135 122,16
6 100
2,439 136,44
Sumber : Pengolahan Data
4.1.3.5 Penentuan Jenis Distribusi
a. Distribusi Normal
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh data sebagai berikut :
x
= 59,85
S = 22,134 Langkah perhitungan :
1. Data yang berada pada
s x
+
dan
s x
−
atau 81,984 dan 37,716 dari tabel 4.3 kolom 2 adalah 12 buah data atau 60 .
2. Data yang berada pada
s x
2 +
dan
s x
2 −
atau 104,118 dan 15,582 dari tabel 4.3 kolom 2 adalah 19 buah data atau 95 .
3.
7058 ,
134 ,
22 2
20 1
20 94
, 130868
20 2
1
3 3
1 3
= ×
− −
× =
− −
− =
∑
=
s n
n x
x n
C
n i
i s
4.
1703 ,
3 134
, 22
3 20
2 20
1 20
39 ,
11060061 20
3 2
1
4 2
4 1
4 2
= ×
− −
− ×
= −
− −
− =
∑
=
s n
n n
x xi
n C
n i
k
b. Distribusi Log Normal
Langkah perhitungan :
1. 369
, 85
, 59
134 ,
22 =
= =
x s
C
v
2. Cs = C
v 3
+ 3 C
v
= 0,369
3
+ 3 . 0,369 = 1,158 3.
C
k
= C
v 8
+ 6 C
v 6
+ 15 C
v 4
+ 16 C
v 2
+ 3 = 5,472
c. Distribusi Gumbel tipe I
1.
7058 ,
134 ,
22 2
20 1
20 94
, 130868
20 2
1
3 3
1 3
= ×
− −
× =
− −
− =
∑
=
s n
n x
x n
C
n i
i s
2.
1703 ,
3 134
, 22
3 20
2 20
1 20
39 ,
11060061 20
3 2
1
4 2
4 1
4 2
= ×
− −
− ×
= −
− −
− =
∑
=
s n
n n
x xi
n C
n i
k
d. Distribusi Log Pearson tipe III
Selain dari perhitungan pada distribusi normal, distribusi log normal, dan distribusi gumbel.
Tabel 4.9 Parameter Statistik untuk menentukan jenis distribusi No.
Distribusi Persyaratan
Hasil hitungan
1. Normal
27 ,
68 =
± s x
44 ,
95 .
2 =
± s x
C
s
≈ 0 C
k
≈ 3 60
95 0,7058
3,1703
2. Log Normal
C
s
= C
v 3
+ 3 C
v
= 0,445 C
k
= C
v 8
+ 6 C
v 6
+ 15 C
v 4
+ 16 C
v 2
+ 3 = 3,354
1,158 5,472
3. Gumbel
C
s
= 1,14 C
k
= 5,4 0,7058
3,1703 4.
Log Pearson III
Selain dari nilai di atas Sumber : Pengolahan Data
Tabel 4.9 menunjukkan perbandingan parameter antara yang disyaratkan
dengan hasil hitungan. Dari tabel tersebut tidak ada data yang cocok untuk distribusi normal, distribusi log normal dan gumbel tipe I, sehingga kemungkinan
data mengikuti distribusi log pearson tipe III. Untuk lebih meyakinkan, pada pehitungan selanjutnya dilakukan uji
kesesuaian, dalam hal ini distribusi yang akan di uji adalah distribusi normal paling mendekati dari persyaratan dan distribusi log pearson tipe III.
4.1.4. Uji Kesesuaian
Sesuai dengan pembahasan pada sub bab 4.3.1, maka untuk uji kesesuaian, data curah hujan rencana yang akan digunakan adalah hasil dari metode distribusi
normal dan distribusi log pearson tipe III.
4.1.4.1 Uji Chi-Kuadrat
a. Uji Chi-Kuadrat pada Metode Distribusi Normal
Dari hasi perhitungan diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : -
Nilai rata-rata hujan
X
= 59,85 mm -
Standar Deviasi S = 22,134 Derajat kepercayaan α 5
Prosedur perhitungan : 1.
Kelompokkan data menjadi G sub grup Dalam pengelompokan ini nilai frekuensi Oi harus
berbentuk kurva. Banyak frekuensi dihitung berdasarkan banyak data yang masuk dalam interval kelas. Dari hasil percobaan yang
di buat di dapat 5 lima sub grup dengan interval 24. 2.
Menentukan nilai f dimana f adalah batas bawah kelas. Pada G pertama 17 – 41 nilai f adalah 16,5
3. Menentukan nilai Y
S X
f Y
− =
959 ,
1 134
, 22
85 ,
59 5
, 16
− =
− =
Y
4. Menentukan nilai probabilitas Y
∫ ∫
∫
∞ −
∞ −
− =
=
41 17
41 17
dx x
x f
dx x
x f
dx x
x f
Y P
−
= S
X f
Y P
φ
−
−
− =
134 ,
22 85
, 59
17 134
, 22
85 ,
59 41
φ φ
Y P
[ ]
[ ]
94 ,
1 85
, −
− −
=
φ φ
Y P
Dari tabel 2.6 maka didapat ø-0,85 = 0,1977 dan ø-1,94 =
0,0262. maka ; PY = 0,1977 – 0,0262= 0,1715. 5.
Menentukan nilai Ei. Ei = Probabilitas Y x jumlah data
Ei = 0,1715 x 20 = 3,43 6.
Menghitung peluang
2
χ = Oi
− Ei
2
Ei =
5 − 3,43
2
3,43 = 0,719
7. Menentukan derajat kebebasan dk
Dk = K – R – 1 Dk = 5 – 2 – 1 = 2
derajat kepercayaan 5
dari Tabel 2.8
didapat harga χ
2 5
= 5.991 ∑χ
2
χ
2 cr
5 ,
0,719 5.991 ... dapat diterima 8.
Perhitungan ditabelkan pada tabel 4.10. Tabel 4.10
Menentukan Nilai χ
2
pada Distribusi Normal
KELAS FREK.
Oi BATAS
BAWAH KELAS
f TITIK
Y PROB.
Y Ei
Oi - Ei2
16,5
2 2
−
= Ei
Ei Oi
X
17 -
41 5
- 1,959
0,1715 3,43
2,465 0,719
40,5
41 -
65 7
- 0,874
0,3933 7,86
6 0,750
0,095 64,5
65 -
89 5
0,21 0,3156
6,31 2
1,721 0,273
88,5
89 - 113
3 1,29
4 0,0852
1,70 4
1,680 0,986
112,5
113 - 137 2,37
9 0,008
0,16 0,026
0,160 Jumlah
20 Jumlah
2,232
Sumber : Pengolahan Data b.
Uji Chi-Kuadrat pada Metode Log Person III Dari hasi perhitungan diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
- Nilai rata-rata hujan
X log
= 1,75 -
Standar Deviasi
x S log
= 0,158 Prosedur perhitungan :
1. Kelompokkan data menjadi G sub grup
Dalam pengelompokan di dapat 5 lima sub grup dengan interval 0,15. 2.
Menentukan nilai log x dimana log x adalah batas bawah kelas f. Pada G pertama 1,39 – 1,54 nilai log x adalah 1,385
3. Menentukan nilai Y
x s
x x
Y log
log log
− =
308 ,
2 158
, 75
, 1
385 ,
1 −
= −
=
4. Menentukan nilai probabilitas Y
∫ ∫
∫
∞ −
∞ −
− =
=
54 ,
1 39
, 1
54 ,
1 39
, 1
dx x
x f
dx x
x f
dx x
x f
Y P
− =
x S
x x
Y P
log log
log φ
− −
− =
158 ,
75 ,
1 39
, 1
158 ,
75 ,
1 54
, 1
φ φ
Y P
[ ]
[ ]
28 ,
2 33
, 1
− −
− =
φ φ
Y P
Dari tabel 2.6 untuk ø-1,33 = 0,0918, dan ø-2,28 = 0,0113
0,0113 0918
, −
= Y
P
= 0,0805 5.
Menentukan nilai Ei. Ei = Probabilitas Y x jumlah data
Ei = 0,0805 x 20 = 1,610 6.
Menghitung peluang
610 ,
1 610
, 1
610 ,
1
2 2
2
= −
= −
= Ei
Ei Oi
χ
7. ∑χ
2
= 3,178 ditunjukkan pada tabel 4.11 Tabel 4.11
Menentukan Nilai χ
2
pada Distribusi Log Pearson tipe III
KELAS FREK.
Oi BATAS
BAWAH KELAS
f TITIK
Y PROB.
Y Ei
Oi - Ei2
2 2
−
= Ei
Ei Oi
X
1,385
1,39 - 1,54 -
2,308 0,0805
1,61 2,592
1,610 1,535
1,54 - 1,69 8
- 1,358
0,2602 5,20
4 7,818
1,502 1,685
1,69 - 1,84 7
- 0,409
0,3637 7,27
4 0,075
0,010 1,835
1,84 - 1,99 4
0,54 0,22
4,40 0,160
0,036 1,985
1,99 - 2,14 1
1,49 0,0575
1,15 0,023
0,020 Jumlah
20 Jumlah
3,178
Sumber : Pengolahan Data 8.
Menentukan derajat kebebasan dk dk = K – R – 1
dk = 5 – 2 – 1 = 2
9. Dari Tabel 2.8
didapat harga χ
2 cr
5 = 5,991 χ
2
χ
2 cr
, yaitu 3,178 5,991 ...... dapat diterima
4.1.4.2 Uji Smirnov Kolmogorov
a. Uji Smirnov Kolmogorov pada Distribusi Normal
• Mengurutkan data dari yang terbesar ke yang terkecil
• Menghitung probabilitas Px kolom 3
1 n
m P
+ =
1 20
1 P
+ =
= 0,0526 •
Menghitung P x = 1 – Px kolom 4
P x = 1 – 0,0526 = 0,947 •
Menghitung ft kolom 5
s x
- x
t f
= 22,134
59,85 -
111 t
f =
= 2,31 •
Dari hasil kolom 5, lihat tabel 2.6 luas wilayah kurva normal ft = 2,31, maka dari tabel di dapat 0,9896
Menghitung P’x = 1 –kolom 7 P’x = 1 – 0,9896 = 0,0104
• Menghitung D = kolom 7 – 4 = 0,9896– 0,947= 0,0347
• Untuk perhitungan selanjutnya dilihat pada table 4.5
•
Tabel 4.12 Perhitungan Uji Kesesuaian Smirnov Kolmogorov pada Metoda
Distribusi Normal Curah
Hujan P x
1 Harian
Max. m
P x 1
P x Tabel
2.7 D
mmhari Xi
1 - kol 3
1 - kol 7
kol 5 kol 7 -
kol 4 1
2 3
4 5
6 7
8 111,0
1 0,05
0,95 2,31 0,010 0,9896
0,0372 91,0
2 0,10
0,90 1,41 0,079 0,9207
0,0159 90,0
3 0,14
0,86 1,36 0,087 0,9131
0,0560 85,0
4 0,19
0,81 1,14 0,127 0,8729
0,0634 77,5
5 0,24
0,76 0,80 0,212 0,7881
0,0262 69,5
6 0,29
0,71 0,44 0,330 0,6700
-0,0443 66,0
7 0,33
0,67 0,28 0,390 0,6103
-0,0564
1 n
m P
+ =
s x
- x
t f
=
65,5 8
0,38 0,62
0,26 0,394 0,6064 -0,0126
61,5 9
0,43 0,57
0,07 0,472 0,5279 -0,0435
56,5 10 0,48
0,52 -0,15 0,560 0,4404
-0,0834 56,0 11
0,52 0,48
-0,17 0,568 0,4325 -0,0437
55,5 12 0,57
0,43 -0,20 0,579 0,4207
-0,0079 48,5 13
0,62 0,38
-0,51 0,695 0,3050 -0,0760
43,0 14 0,67
0,33 -0,76 0,779 0,2206
-0,1127 41,5 15
0,71 0,29
-0,83 0,780 0,2203 -0,0654
39,0 16 0,76
0,24 -0,94 0,826 0,1736
-0,0645 36,0 17
0,81 0,19
-1,08 0,860 0,1401 -0,0504
35,5 18 0,86
0,14 -1,10 0,864 0,1357
-0,0072 35,0 19
0,90 0,10
-1,12 0,869 0,1314 0,0362
33,5 20 0,95
0,05 -1,19 0,883 0,1170
0,0694
1197,0 59,85
D max 0,0694
S 22,13
Sumber : pengolahan data •
Dari tabel tersebut cari D
max
. didapat D
max
= 0,0694 •
Membandingkan
Dmax
dengan nilai kritis D . Untuk n = 20 dan
derajat kepercayaan 5 dari tabel 2.7 nilainkritis D di dapat
D = 0,29
• Karena D
max
D = 0,0694 0,29 maka data dapat diterima
b. Uji Smirnov Kolmogorov pada Log Pearson III
Berikut ini adalah hasil perhitungan Uji Kesesuaian pada Metoda Log Pearson III
x
∑
Tabel 4. 13 Perhitungan Uji Kesesuaian Smirnov Kolmogorov pada Metoda Log Pearson III
Curah Hujan
Harian Max.
Log X
m P x
1 P x
P x 1
D
mmhari Tabel
2.7 Xi
1 - kol 3
1 - kol 7
kol 5 kol 7 -
kol 4 1
2 3
4 5
6 7
8 111,0
2,05 1
0,05 0,95
1,87 0,031 0,9693
0,0169 91,0
1,96 2
0,10 0,90
1,33 0,092 0,9082
0,0034 90,0
1,95 3
0,14 0,86
1,30 0,997 0,0034
-0,8537 85,0
1,93 4
0,19 0,81
1,14 0,127 0,8729
0,0634 77,5
1,89 5
0,24 0,76
0,88 0,189 0,8106
0,0487 69,5
1,84 6
0,29 0,71
0,58 0,281 0,7190
0,0047 66,0
1,82 7
0,33 0,67
0,44 0,330 0,6700
0,0033 65,5
1,82 8
0,38 0,62
0,42 0,337 0,6628
0,0438 61,5
1,79 9
0,43 0,57
0,25 0,401 0,5987
0,0273 56,5
1,75 10 0,48
0,52 0,02
0,492 0,5080 -0,0158
56,0 1,75 11
0,52 0,48
-0,01 0,504 0,4960
0,0198 55,5
1,74 12 0,57
0,43 -0,03
0,512 0,4880 0,0594
48,5 1,69 13
0,62 0,38
-0,40 0,655 0,3446
-0,0364 43,0
1,63 14 0,67
0,33 -0,74
0,770 0,2296 -0,1037
41,5 1,62 15
0,71 0,29
-0,83 0,797 0,2033
-0,0824
1 n
m P
+ =
s x
- x
t f
=
39,0 1,59 16
0,76 0,24
-1,00 0,841 0,1587
-0,0794 36,0
1,56 17 0,81
0,19 -1,22
0,889 0,1112 -0,0793
35,5 1,55 18
0,86 0,14
-1,26 0,898 0,1020
-0,0409 35,0
1,54 19 0,90
0,10 -1,30
0,903 0,0968 0,0016
33,5 1,53 20
0,95 0,05
-1,42 0,922 0,0778
0,0302
1197 34,99 59,85
1,75 D max
0,0634 S
22,13 0,158 Sumber : pengolahan data
• Dari tabel tersebut cari D
max
. didapat D
max
= 0,0634 •
Membandingkan D
max
dengan nilai kritis D . Untuk n = 20 dan
derajat kepercayaan 5 dari tabel 2.9 nilai kritis D di dapat
D = 0,29
• Karena D
max
D = 0,0634 0,29 maka data dapat diterima
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Uji Kesesuaian Data Jenis Distribusi
Chi Kuadrat Smirnov Kolmogorov
Distribusi Normal 2,232
0,0694 Distribusi Log Pearson tipe III
3,178 0,0634
Sumber : Pengolahan Data Berdasarkan hasil uji kekesuaian, distribusi yang dipakai adalah distribusi
log pearson tipe III karena dari pengujian distribusi sebelumnya juga dipakai distribusi log pearson tipe III dan pada uji kesesuaian ini nilai Dmax juga
memenuhi syarat seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.14.
x
∑
4.1.5 Analisis Debit Banjir Rencana
Analisis debit banjir yang dilakukan dengan periode ulang 2, 5, 20, 50 dan 100 tahun. Proses perhitungan debit banjir dimulai dengan pengumpulan data
hujan dan topografi. Setelah data curah hujan rata-rata dan curah hujan rencana didapat maka perhitungan debit banjir rencana dapat dilakukan dengan beberapa
metode antara lain :
4.1.5.1 Metode Hasper
Pada perhitungan debit banjir rencana metode Hasper, tinggi hujan yang diperhitungkan adalah tinggi curah hujan pada titik
pengamatan. Rumus umum :
Langkah perhitungan : QT = α β f q
6. Hitung besarnya koefisien daerah pengaliran
∝ Luas Pengaliran = 126,7 km
2
∝= 1 + 0.012f
0.7
1 + 0.075f
0.7
42 ,
7 ,
126 075
. 1
7 ,
126 012
. 1
7 ,
7 .
= +
+ =
α
7. Hitung waktu konsentrasi t
Panjang Sungai = 20,98 km data PSDA
Kemiringan sungai = 0.04 data PSDA t = 0.1L
0.8
I
−0.3
t = 0.120,98
0.8
0.04
−0.3
t = 2,99 jam 8.
Hitung nilai koefisien reduksi �
1 β
= 1 + t + 3.710
−0.4t
t
2
+ 15 f
34
12 577
, 1
12 7
, 126
15 99
, 2
10 7
. 3
99 ,
2 1
1
4 3
2 99
, 2
4 .
= ×
+ ×
+ +
=
−
β 634
, 577
, 1
1 =
= β
9. Hitung hujan maksimum q
R
T
= 136,44 mm perhitungan curah hujan periode 100 tahun Metode Log Person III
Untuk t = 2-19 jam Rt =
t . R
T
t + 1 33
, 102
1 99
, 2
44 ,
136 99
, 2
= +
× =
Rt
q = R
t
3.6t
2 3
47 ,
9 99
, 2
6 .
3 33
, 102
km dt
m q
= ×
= 10.
Hitung debit banjir kala ulang T-tahun Q
T
Q
T
= ∝ β f q
Debit banjir kala ulang 100 tahun Q
= 0,42 x 0.634 x 126,7 x 9,47 = 320,01 m
3
dt Perhitungan untuk periode ulang 2, 5, 10, 20, 50, dan 100 tahun pada
Tabel 4.15
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Debit banjir dengan Metode Hasper
T tahun
CH Max mmhari
α β
f km²
Rt q
m³dtkm² Q
m³dt 2
55,66 0,42
0,63 126,70
41,75 3,87
130,56 5
76,07 0,42
0,63 126,70
57,05 5,28
178,41
10 90,06
0,42 0,63
126,70 67,54
6,25 211,23
20 108,26
0,42 0,63
126,70 81,19
7,52 253,91
50 122,16
0,42 0,63
126,70 91,62
8,48 286,53
100 136,44
0,42 0,63
126,70 102,33
9,47 320,01
Sumber : Pengolahan data
4.1.5.2 Metode Melchior
Rumus umum : Q = α x I x A
Dimana : Q = debit maksimum m³dt I = Intensitas hujan
α = Koefisien pengaliran A = Luas daerah pengaliran
β = Koefisien reuksi Langkah perhitungan
3. Nilai koefisien pengaliran α, umumnya bernilai 0,42 – 0,62
Ambil nilai α = 0,52
4. Menen
tukan koefisien reduksi β Dengan data : sumbu panjang a = 30 km
Sumbu pendek b = 16 km Didapat luas F = ¼
π a b = ¼ π 30 16 = 376,99 ̴ 377 km² Dari nilai F = 377 km² , β1 dapat dihitung dengan rumus :
F =
1970 β1−0,12
– 3960 + 1720 x β1
377 =
1970 β1−0,12
– 3960 + 1720 x β1
Dengan trial dan error diperoleh nilai β1 = 0,78 4.1
Dari tabel dapat diketahui nilai I , untuk nilai F = 377 km² didapat nilai I = 3,5 m³dtkm²
4.2 Menghitung nilai Q = β1 x I x A = 0,78 x 3,5 x 126,7 = 345,9 m³dt
4.3 Menghitung nilai V = 1,31 x Q x S²
0,2
= 1,31 x 345,9 x 0,04²
0,2
= 1,16 m³dt 2.4 Menghitung nilai tc =
10 � � 36 � �
=
10 � 20,98 36 � 1,16
= 5,02 jam = 301 menit 2.5 menghitung nilai β2 berdasarkan tabel, didapat F = 377 km²,
tc = 5,02 jam, dengan interpolasi sehingga diperoleh nilai β2 = 71 = 0,71
2.6 Menghitung β = β1 x β2 = 0,78 x 0,71 = 0,554 2.7 Menghitung nilai I sebenarnya:
I =
10 � �24 ��� 36 ��
=
10 � 0,554 � 136,44 36 � 5,02
= 4,18 m³dtkm² 4.2
Coba lagi I dengan nilai 4,18 kemudian erhitungan dimulai dari perhitungan nilai Q sehingga diperoleh nilai I1 = I2, Pada kasus ini hasil perhitungan I1 =
I2, diperoleh I = 4,3 m³dtkm² dan tc = 288 menit dan besar koreksinya 6, sehingga nilai I menjadi:
I = 1,06 x 4,3 = 4,56 m³dtkm² 5
menghitung nilai Qmax untuk 100 tahun Qmax = α x I x A
= 0,52 x 4,56 x 136,44 = 323,26 m³dt
Perhitungan untuk periode ulang 2,5,10,20,50 dan 100 tahun pada tabel 4.16 berikut
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Debit Banjir dengan Metode Melchior
T tahun
CH Max mmhari
Α β1
β2 β
f km²
I m³dtkm²
Qmax 2
55,66 0,52
0,78 0,71
0,55 126,70
4,56 131,92
5 76,07
0,52 0,78
0,71 0,55
126,70 4,56 180,30
10 90,06
0,52 0,78
0,71 0,55
126,70 4,56 213,46
20 108,26
0,52 0,78
0,71 0,55
126,70 4,56 256,59
50 122,16
0,52 0,78
0,71 0,55
126,70 4,56 289,54
100 136,40
0,52 0,78
0,71 0,55
126,70 4,56 323,29
Sumber : Pengolahan Data
4.1.5.3 Metode Rasional
Rumus umum untuk metode rasional adalah : Q = 0.278 C.i.A
Langkah perhitungan : 6.
Data : R =136,44 mmhr berdasarkan curah hujan harian maximum
metode Log Person III periode ulang 100 tahun I = 0.04
L = 20,997 km 7.
Dengan adanya kemiringan dasar sungai i didapat beda tinggi titik terjauh dan mulut catchment H :
l = 0.9 L = 0.9 x 20,997 = 18,90 km
H = 755.89 m 8.
Hitung nilai kecepatan pengaliran V dengan rumus :
6 .
72
=
L H
V
jam km
V 78
, 9
997 ,
20 7559
. 72
6 .
=
=
9. Dianggap bahwa periode hujan yang akan menyebabkan debit banjir
adalah sama dengan time concentration t
l H
I ×
= 1000
90 ,
18 1000
04 ,
× =
H
V L
t =
jam t
14 .
2 78
, 9
997 ,
20 =
=
10. Menghitung intensitas hujan dengan rumus Dr. Mononobe.
3 2
24 24
= t
R i
mm i
46 ,
28 14
, 2
24 24
44 ,
136
3 2
=
=
11. Koefisien pengaliran C = 0.5 dari Tabel 2.9
12. Menghitung debit puncak dengan rumus :
Q = 0.278 C i A = 0.278 x 0,5 x 28,46 x 126,7 = 501,14 m
3
dt 13.
Perhitungan selanjutnya pada Table 4.17
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Debit Banjir Metode Rasional
T tahun
CH Max mmhari
C i
mm A
km² Q
m³dt 2
55,66 0,50
11,61 126,70
204,46 5
76,07 0,50
15,86 126,70
279,40 10
90,06 0,50
18,78 126,70
330,78 20
108,26 0,50
22,58 126,70
397,63 50
122,16 0,50
25,48 126,70
448,71 100
136,44 0,50
28,46 126,70
501,14 Sumber : Pengolahan Data
Tabel 4.18 Rekapitulasi Debit Banjir T
Tahun Hasper
m³dt Melchior
m³dt Rasional
m³dt
2 130,56
131,92 204,46
5 178,41
180,30 279,40
10 211,23
213,46 330,78
20 253,91
256,59 397,63
50 286,53
289,54 448,71
100 320,01
323,29 501,14
4.2 PERENCANAAN TEKNIS CHECK DAM
Tabel 4.19 Tabel Data Pedoman Perencanaan Check Dam Data
Keterangan
Lebar dasar saluran B = 25 m Dinas PSDA
Kemiringan dasar Saluran Ss = 0,014 Dinas PSDA
Ketinggian air maksimum hilir checdam D = 2 m Dinas PSDA
Diameter median material dasar = 0,6 Dinas PSDA
Luas catchment area = 126,7 �m
2
Dinas PSDA Luas daerah = 524,10
�m
2
Dinas PSDA Panjang sungai = 20,98 km
Dinas PSDA Panjang sungai dari hulu – checkdam = 17,93 km
Dinas PSDA Elevasi sungai bagian hulu = 425 m
Dinas PSDA Elevasi pada lokasi checkdam = 1125 m
Dinas PSDA Berat jenis air
ρ = 1000 kgm
3
Asumsi Berat jenis sedimen
ρs = 2650 kgm
3
Asumsi Percepatan gravitasi g = 9,81
m
2
s Ketentuan
Temperature air sungai t = 20
C Asumsi
Debit aliran rencana 100 tahun melchior Q = 323,29 m
3
s Perhitungan
Sumber : Dinas PU PSDA Sumatera Barat
4.2.1 Analisis Erosi
Untuk menghitung prediksi erosi yang terjadi pada suatu DAS dapat menggunakan metode USLE Universal Soil Loss Equation. USLE adalah suatu
model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi jangka panjang dari
erosi alur di bawah keadaan tertentu. USLE dikembangkan di USDA-SCS United State Departemen of Agriculture-Soil Conservation Service bekerja sama dengan
Universitas Purdue oleh Wischemeier dan Smith, 1965 Suripin, 2002. Persamaan USLE dapat dinyatakan sebagai:
Ae = R x K x LS x C x P Dimana:
Ae = perkiraan besarnya jumlah erosi tonhatahun R = faktor erosivitas curah hujan tahunan rata-rata cm
K = indeks erodibilitas tanah LS = indeks panjang dan kemiringan lereng
C = indeks pengelolahan lahan P = indeks upaya konservasi tanah atau lahan
4.2.1.1 Erosivitas Hujan R
Curah hujan merupakan unsur iklim yang memberikan kontribusi dalam menentukan besar kecilnya jumlah erosi pada suatu DAS. Erosivitas merupakan
nilai indeks yang menjelaskan kemampuan hujan untuk menimbulkan atau menyebabkan terjadinya erosi. Makin tinggi nilai indeks erosivitas hujan, maka
makin besar pula kemampuannya untuk menimbulkan erosi. Berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun 2001-2010 yang diperoleh
dari Dinas PU PSDA Sumatera Barat untuk 2 stasiun pengamatan curah hujan
yaitu stasiun pengamatan Sungai Ipuh yang terletak pada 01º23’22,6” LS ; 100º59’06” BT, stasiun pengamatan Jalan Balantai yang terletak pada 01º16’54”
LS ; 100º54’55,3” BT, diperoleh nilai curah hujan rata-rata DAS Batang Suliti pada tabel terlampir pada tabel 4.23
Tabel 4.20 Lokasi Pengamatan Hujan DAS Batang Suliti No.
Nama Stasiun Lokasi
Luas Hectare 1
Sungai Ipuh 01º23’22,6” LS ; 100º59’06” BT
67.508
2 Jalan Balantai
01º16’54” LS ; 100º54’55,3” BT 59.192
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data
Gambar 4.1 : Peta Stasiun Hujan DAS Batang Suliti
Sumber : Dinas PU PSDA Sumatera Barat
4.2.1.2 Faktor Erodibilitas Tanah K
Nilai Erodibilitas Tanah K diperoleh dari pengumpulan data sekunder berupa peta digital sebaran jenis tanah pada DAS Batang Suliti yang diperoleh
dari Dinas PU PSDA Sumatera Barat.Dari gambar dapat dilihat bahwa jenis tanah daerah DAS Batang Suliti adalah jenis tanah Podsolik. Dari Tabel maka didapat
nilai erodibilitas tanah K jenis tanah podsolik adalah 0,16.
Gambar 4.2: Peta Jenis Tanah DAS Batang Suliti
Sumber : Dinas PU PSDA Sumatera Barat
4.2.1.3 Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng LS
Faktor panjang dan kemiringan lereng LS adalah salah satu komponen untuk menghitung prediksi erosi dalam metode USLE. Topografi sangat
mempengaruhi aliran permukaan dan erosi yang akan dibawanya. Nilai LS dapat dihitung dengan melihat panjang dan kemiringan lereng suatu lahan. Kawasan
DAS Batang Suliti memiliki topografi yang beragam, dari wilayah yang datar pada daerah hilir sampai ke wiliayah yang berbukit dan bergunung pada daearah
hulunya.
Tabel 4.24 Kemiringan lereng dan nilai faktor S pada DAS Batang Suliti
No Kemiringan
Rata-rata Tengah
Luas Ha Persentase
Persentase Thdp Luas
Faktor S
1 0 - 5
2,5 41598
32,83189 0,328318863
0,00821 2
5 - 15 10
15216 12,00947
0,120094712 0,01201
3 15 - 25
20 35870
28,31097 0,283109708
0,05662 4
25 25
34016 26,84767
0,268476717 0,06712
126700 1
0,14396
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data Faktor panjang-kemiringan lereng:
LS = L22
�
0,006541 �
2
+ 0,0456S + 0,065 Diketahui:
Panjang Lereng L = 20980 m z = 0,2 karena S =
0,14396 z = 0,2 jika S 1
Maka, LS =
2098022
0,2
0,006541 0,14396
2
+ 0,0456 0,14396
+ 0,065 LS =
0,283
Gambar 4.3 : Peta Kemiringan lereng DAS Batang Suliti
Sumber : Dinas PU PSDA Sumatera Barat
4.2.1.4 Faktor Penggunaan dan Pengelolaan Lahan CP
Faktor CP adalah gabungan nilai faktor penutup lahan dan faktor konservasi lahan.
•
Nilai C = Faktor penutup lahan atau pengelolaan tanaman. Faktor pengelolaan
tanaman C, ditentukan berdasarkan dari jenis vegetasi penutup tanaman yang ada di sekitar DAS area tersebut. Adapun jenis vegetasi umumnya adalah padi,
sehingga dari tabel diperoleh nilai C = 0,5
• Nilai P = faktor konservasi lahan, penentuan indek konservasi tanah ditentukan
dari interprestasi jenis tanaman dari tata guna lahan yang dievaluasi dengan kemiringan lereng. Untuk faktor-faktor usaha pencegahan erosi P, pada area ini
belum terdapat kegiatan konservasi untuk pemeliharaan lahan. Sehingga diambil
nilai P = 1.
4.2.1.5 Perkiraan Erosi Yang Terjadi pada DAS Batang Suliti
perkiraan besarnya erosi Per Luasan Ha adalah: Ae = R x K x LS x C x P
Diketahui: R = 1276,88
C = 0,5 K =
0,16 P = 1
LS = 0,283
Ae = 1276,88 x 0,16 x 0,283 x 0,5 x 1 = 28,9085 tonhatahun
Besarnya erosi yang terjadi pada DAS Batang Suliti adalah Ae tot = Besarnya erosi perluasan x Luas Das Batang Suliti
= 29,9085 x 126.700
= 3.662.715 tontahun = 1.382.156
m
3
tahun
4.2.1 Analisis Angkutan Sedimen Saluran 4.2.1.1 Perhitungan Angkutan Sedimen Dengan Formula Yang’s
1. Hitung luas permukaan basah A A = B + mh h
= 25 +
4 3
2 2
= 55,333 m
2
P = B + 2h √1 + m
2
= 25 + 22 �1 +
4 3
2
= 31,666 m
2. Nilai V =
� �
=
323,29 55,333
= 5,84 m3s
3. Radius Hidrolik Rh =
� �
=
55,333 31,666
= 1,747 m
4. Hitung kecepatan geser U
∗
= �� ∗ � ∗ ��
U
∗
= √9,81 ∗ 1,747 ∗ 0,014
U
∗
= 0,239
5. Viskositas v =
1,792 � 10
−6
1,0+0,0337�+0,000221T
2
=
1,792 � 10
−6
1,0+0,033720+0,00022120
2
= 1,0168 x 10
−6
m
2
s
6. Kecepatan jatuh fall velocity ω ω =
1 18
��− � �
. g .
d
2
�
ω =
1 18
2650−1000 1000
. 9,81 .
0,0006
2
1,0168 x 10
−6
= 0,318 m
2
s 7. Hitung harga Parameter
Vcr ω
��� �
=
2,5 log��∗
�50 �
�−0,06
+ 0,06
=
2,5 log�0,239∗
0,0006 1,0168 x 10−6
�−0,06
+ 0,06
= 1,256
8. Konsentrasi sedimen Total dengan asusmsi fall velcity � = 0,5 ms
Log Ct = 5,435 – 0,286 log
� �50 �
- 0,457 log
�∗ �
+ 1,799 – 0,409 log
� �50 �
− 0,314 log
�∗ �
log
� �� �
−
��� �� �
= 5,435 – 0,286 log
0,318∗0,0006 1,0168 x 10
−6
- 0,457 log
0,239 0,318
+ 1,799 – 0,409 log
,318 ∗0,0006
1 ,0168 x 10
−6
− 0,314 log
,239 ,318
log
5 ,84
∗0,014 ,318
− 1,256 0,014 = 2,255
Ct = 10
2 ,255
= 179,887 ppm 9. Hitung Gw
Gw = ρ B D V = 1000 25 2 5,84 = 292000 kg s
10. Muatan Sedimen Qs Qs = Gw Ct
= 292000
179 ,887
1000000
= 52,52 kgs berat jenis sedimen untuk pasir = 2650 kgm3
= 0,0198 m
3
s ̴ 1712,57 m
3
hari = 616.528 m
3
tahun
Maka muatan sedimen menggunakan Formula Yang’s adalah 616.528 m
3
tahun
4.2.1.2 Perhitungan Angkutan Sedimen Dengan Formula Shen and Hung
1. Hitung luas permukaan basah A A = B + mh h
= 25 +
4 3
2 2 = 55,333 m
2
2. Hitung nilai Y Y =
Ss
,57
ω
o ,32
,007502
=
4,19 ∗0,014
,57
,318
o ,32
,007502
= 0,998 3. Hitung konsentrasi sedimen total
Log Ct = -107404,459 + 324214Y – 326309,589Y
2
+ 109503,872 Y
3
= -107404,459 + 3242140,998 – 326309,589 0,998
2
+ 109503,872
0,998
3
= 2,364 Ct = 10
2 ,364
= 231,20 ppm
4. Hitung Gw Gw = ρ B D V
= 1000 25 2 5,84 = 292000 kg s
5. Muatan Sedimen Qs Qs = Gw Ct
= 292000
231 ,20
1000000
= 67,5104 kgs = 0,0254 m
3
s ̴ 2201,09 m
3
hari = 803.399 m
3
tahun
Maka muatan sedimen menggunakan Formula Shen and Huang adalah 803.399 m
3
tahun
4.2.1.3 Perbandingan hasil perhitungan Angkutan sedimen
Dari hasil perhitungan diatas, metode yang digunakan yaitu Formula Yang’s dan Formula Sheun dan Hung memiliki jumlah sedimen yang hampir
sama. Berikut adalah grafik perbandingan angkutan sedimen Formula Yang’s dan Formula Sheun dan Hung terhadap waktu :
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan perhitungan angkutan sedimen
Sumber Analisis dan Pengolahan Data
Dari hasil perhitungan diatas dipilih formula Shen dan Huang karena mengacu kepada estimasi yang lebih tinggi yaitu memiliki volume sedimen
sebesar 803.399 m
3
tahun.
4.2.4 Kapasitas Tampungan Check Dam Existing
Pada perencanaan awal, tidak disebutkan kapasitas tampungan dari check dam, Jadi untuk menghitung kapasitas tampungan check dam dapat dihitung
melalui dimensi penampang sungai dan ketinggian main dam existing. Dalam
menghitung kapasitas tampungan check dam digunakan rumus :
D
s
= H
. L. B 2
Langkah perhitungan :
200000 400000
600000 800000
1000000 1200000
1400000 1600000
1800000
1 2
3 4
5 6
7 Yangs Method
Shen and Huang Method
1. Data :
H = Tinggi Main Dam Existing dari tanah dasar sungai = 1,5 meter 2.
Panjang tampungan sedimen rencana L Sin 0,014 =
1 ,5
L
L = 6138,834 m 3.
Kapasitas tampungan Check Dam Existing D
s
= H
. L. B 2
D
s
= 1
,5 x 6138,834 x 25 2
= 115.103 m
3
Jadi daya tampung existing check dam adalah 115 .103 m
3
, Japat disimpulkan bahwa kapasitas tampungan existing check dam tidak mampu
menampung sedimen.
4.2.3 Evaluasi Desain Perencanaan check dam
Berdasarkan latar belakang bencana aliran debris yang pernah dialami oleh masyarakat Suliti, dimana aliran tersebut telah menyebabkan kerusakan
prasarana masyarakat setempat, sehingga direncanakanlah bangunan
pengendali sedimen check dam dengan tipe gravity dam impermeable dam
yang diharapkan mampu menanggulangi masalah sedimentasi dan aliran debris pada Batang Suliti. Pada dasarnya gravity dam impermeable dam dibuat
untuk menanggulangi aliran debris termasuk material sedimen berdiameter kecil, namun setelah kapasitas tampung dam terisi sedimen pada waktu bajir kecil,
efektivitas dam dalam menampung aliran debris akan menurun sehingga harus dilakukan pengerukan sedimen agar kapasitas tampungan sedimen pada check
dam selalu terjaga dan biasanya impermeable dam adalah berupa gravity dam yang terbuat dari beton atau pasangan batu. Sehingga untuk menanggulangi
masalah sedimen yang terjadi pada Batang Suliti tipe check dam yang cocok adalah tipe gravity dam impermeable dam.
4.2.3.1 Perencanaan Ketinggian Main Dam
Dalam perencanaan ketinggian main dam, Perlu dihitung kapasitas tampungan check dam. Ketinggian Main Dam direncanakan sebesar 3 meter, hal
ini dimaksudkan agar check dam mampu menampung potensi sedimen yang akan terjadi. Jika ketinggian check dam direncanakan lebih tinggi lagi, hal ini
berpengaruh terhadap biaya yang dikeluakan dan berpengaruh terhadap ketinggian muka air di hulu.
Pada DAS Batang Suliti diketahui elevasi tanah dasar yaitu +580,2 sedangkan elevasi tebing pada lokasi perencanaan yaitu +587,7. Diperoleh
ketinggian saluran terhadap tebing yaitu 7,5 meter. Sehinggan untuk ketinggian check dam sebesar 3 meter mungkin untuk dilaksanakan.
Untuk merencanakan ketinggian main dam digunakan rumus :
D
s
= H
. L. B 2
Langkah perhitungan : 1.
Nilai H = Tinggi Main Dam Rencana dari tanah dasar sungai = dicoba 3 m
2. Hitung panjang tampungan sedimen rencana L Sin 0,014 =
3 L
L = 12277,6 m
2. Hitung Kapasitas Check Dam
D
s
= H
. L. B 2
D
s
= 3
x 12277,6 x 25 2
= 460412 m
3
3. Hitung total pengerukan Check Dam yang diperlukan n
n =
Volume Sedimen
Volume Tampungan
=
803 .399 m
3
tahun 460
.412 m
3
= 1,7 ~ 2 … … … . OK
Maka perencanaan checkdam dengan tinggi Main dam = 3 meter dapat diterima. Dan diperlukan setidaknya 2 kali pengerukan dalam 1 tahun.
Untuk meminimalisir hal tersebut perlu dilakukan koordinasi dari Dinas terkait agar selalu melakukan pengawasan dalam penggunaan lahan dan
konservasi tanah agar daerah aliran sungai tidak banyak mengalami erosi dan perlu dilakukan penanganan teknis dengan pengerukan dredging dan
penggelontoran flushing sedimen secara rutin yang merupakan bentuk koreksi fisik jangka pendek yang dapat dilakukan pada check dam sehingga dapat
mengurangi volume sedimen di check dam.
4.2.3.2 Perencanaan Dimensi Pelimpah
Pada perencanaan pelimpah, diasumsikan air melimpah diatas check dam sehingga dalam perencanaan pelimpah digunakan persamaan energi debit
check dam dengan rumus sebagai berikut :
Q =
2 3
. Cd. ��
2 3
g � . Be. He
3 2
Langkah perhitungan : 1.
Data : Q = Debit diatas pelimpah
= 323 ,29 m
3
dt Cd =
Koefisien debit Cd = C0.C1.C2 C0 = Merupakan fungsi Her
C1 = Merupakan fungsi pHe C2 = merupakan fungsi pHe dan kemiringan muka hulu bendung
g = Percepatan gravitasi= 9,81 mdt
2
Be = Lebar Pelimpah m W =
Tinggi jagaan m m =
Kemiringan tepi Pelimpah =
0,5 direncanakan B = Lebar sungai rata-rata
= 25 m
He= Tinggi air diatas pelimpah
2. Hitung tinggi air diatas pelimpah
Q =
2 3
. Cd. ��
2 3
g � . Be. He
3 2
Bila disederhanakan rumus diatas menjadi : Q = 1,704. Be . He
3 2
323 ,29 = 1,704. 25. He
3 2
Sehingga diperoleh ketinggian air diatas pelimpah He = 3,86 meter
3. Kontrol terhadap koefisien debit yang dipakai dengan menggunakan
rumus Rehbock sumber : Program Magister PSDA-ITB-PU, Pokok Bahasan Hidraulika Terapan
C = 0,602 + 0,083
� H3
H �
Dengan : H3 = Tinggi air diatas pelimpah
= 3,6 m H = Tinggi mercu Main Dam dari tanah dasar sungai
= 3 m
Maka : C
= 0,602 + 0,083 �
3 ,86
3 � = 0,708 ~ 0,7 … … … 0k‼
Jadi Koefisien Debit yang dipakai = 0,7 cocok dengan nilai koefisien debit
yang ditentukan oleh Rumus Rehbock.
4.2.3.3 Perencanaan Kemiringan Main Dam
Kemiringan tubuh main dam bagian hilir telah ditetapkan n = 0,2 Japan
International Cooperation Agency JICA, Volcanic Sabo Technical Centre, Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen dengan tinggi tubuh dam rencana 5
m. Untuk menghitung kemiringan main dam bagian hulu, digunakan rumus Anonymous :
1 + αm
2
+ [2n + β + n4α + γ + 2. α. β]m
−1 + 3α + α. β4n + β − γ3nβ + β + n
2
= 0 Langkah perhitungan :
1. Data :
n = Kemiringan Tubuh Dam bagiah Hilir = 0,2 α =
H3 H
=
Tinggi Air diatas Mercu
Tinggi
=
3 ,86m
3 m
= 1,28
β =
b
1
H
=
Lebar Mercu
Tinggi
=
25 m
5 m
= 5
γ =
γ
c
γ
w
=
Berat Isi Bahan Dam
Berat Isi Air
=
2 ,2tm
3
1t m
3
= 2,2
m = Kemiringan Main Dam bagian Hulu
2. Hitung kemiringan Main Dam bagian hulu
1 + 1,28m
2
+ [20,2 + 5 + 0,24 x 1,28 + 2,2 + 2x 1,28 x 5]m −1 + 3x 1,28 + 1,28 x 5 4 x 0,2 + 5 − 2,2 3 x 0,2 x 5 + 5 + 0,2
2
= 0 2
,28 m
2
+ 24,664 m − 14,592 = 0
Untuk mendapatkan akar-akar persamaan kuadrat m, digunakan rumus : −b ± �b
2
− 4. a. c 2
. a
= −24,664 ± �24,664
2
− 4 x 2,28 x − 14,592 2
x 2,28 m
1
= −24,664 + 27,228
4 ,56
= 0,57 … … memenuhi
m
2
= −24,664 − 27,228
4 ,56
= −11,37 … tidak memenuhi
Dari kedua nilai akar-akar persamaan kuadrat diatas, nilai m
1
dapat
diambil sebagai kemiringan main dam bagian hulu = 0,57~ 0,6 Dengan demikian maka diambil kemiringan main dam bagian hulu = 0,6
Kemiringan Main Dam = Kemiringan Sub Dam
4.2.3.4 Perencanaan Lebar Dasar Main Dam
Lebar dasar main dam sangat dipengaruhi oleh kemiringan bagian hulu dan hilir, tinggi main dam diatas fondasi dan lebar mercu main dam.
Langkah perhitungan :
1. Data :
m = 0,6 n = 0,2
b = 2,5 m Lebar mercu berdasarkan tabel 2.13 dengan material pasir dan kerikil nilai berkisar 1,5 – 2,5
H = Tinggi main dam diatas fondasi
= 3 m
2. Hitung lebar Main Dam bagian bawah diatas tanah dasar b
2
b
2
= b
1
+ m x H + n x H b
2
= 2,5 + 0,6 x 3 + 0,2 x 3 = 4,9 = 5,0 m
Gambar 4.5. Kemiringan dan lebar Dasar Main Dam
4.2.3.5 Perencanaan Kedalaman Fondasi
Disarankan fondasi masuk kedalam batuan dasar 1 – 2 m pada tanah berpasir atau batu. Meskipun demikian masuknya fondasi dalam tanah dapat lebih dalam
lagi terutama pada batuan dasar yang mengalami retak atau lapuk dimana batuan
dasar tidak homogen Japan International Cooperation Agency JICA, Volcanic Sabo Technical Centre, Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen.
Pada check dam Batang Suliti direncanakan kedalaman fondasi = 1,5 m
4.2.3.6 Perencanaan Sub Dam dan Lantai Apron
Struktur main dam hampir sama dengan sub dam yang membedakannya hanya dimensi dan fungsinya. Apabila main dam berfungsi untuk menampung dan
mengendalikan sedimen sedangkan sub dam berfungsi sebagai pemecah energi air yang disebabkan oleh limpasan air akibat dari peninggian elevasi sungai karena
adanya main dam. Lantai Apron yang terletak antara main dam dan sub dam dibuat untuk menanggulangi bahaya gerusan pada dasar sungai asli.
Langkah-langkah perhitungan sebagai berikut : H = Tinggi Main Dam dari permukaan lantai Apron = 3 m
H
3
= Tinggi air diatas mercu Main Dam = 3,86 m Q
d
= Debit diatas mercu Main Dam = 323,29 m
3
dt g
= Percepatan gravitasi = 9,81 mdt
2
B
e
= Lebar pelimpah β = Koefisien 4,5 ~ 5,0
B = Lebar sungai = 25 m 9.
Jarak Antara Main Dam dengan Sub Dam L = 1,5 ~ 2,0 x H
1
+ H
3
L = 1,5 ~ 2,0 x 3 + 3,86 L = 10,29 ~ 13,72 m diambil 13 m
10. Tinggi Sub Dam
H2 = ⅓ ~ ¼ x H1
H2 = ⅓ ~ ¼ x 3
H2 =1 ~ 0,75 diambil 1 m
3. Hitung debit persatuan lebar pelimpah q
o
q
o
= Q
d
B
1
q
o
= 323
,29 25
= 12,93 m3dtm
4. Hitung kecepatan aliran V
o
V
o
= q
o
H
3
V
o
= 12
,93 3
,86 = 3,34 mdt
5. Hitung panjang terjunan L
w
L
w
= V �
2 �H +
1 2
H
3
� g
�
1 2
L
w
= 3,34 �
2 �3 +
1 2
. 3,86 �
9 ,81
�
1 2
= 3,36 m 6.
Hitung kecepatan aliran diatas titik terjunan V
1
V
1
= ��2gH + H
3
� V
1
= ��2 x 9,813 + 3,86� = 11,6 mdt
7. Hitung tinggi air pada titik jatuh terjunan h
1
h
1
= q
o
V
1
h
1
= 12
,93 11
,6 = 1,11 m
8. Angka Froude pada aliran titik terjunan Fr
F
1
= V
1
�g x h
1
= 13
,94 �9,81 x 1,11
= 4,22
4,22 1 ……….. Aliran superkritis
9. Hitung tinggi loncatan air dari permukaan lantai sd diatas mercu Sub Dam h
j
h
j
= h
1
2 ��1 + 8. Fr
2
− 1� h
j
= 1
,11 2
��1 + 8 x 4,22
2
− 1� = 6,1 m 10.
Hitung panjang loncatan air X, nilai β diambil = 4,5 X
= β x h
j
= 4.5 x 6,1 = 27,42 m Hitung debit persatuan lebar sungai q
1
q
1
= Q
d
B =
323 ,29
25 = 12,93 m
3
dtm 11.
Hitung tinggi air diatas Sub Dam Yc Y
c
= ��
q
1 2
g
�
3
= ��
12 ,93
2
9 ,81
�
3
= 2,57 m Dikarenakan sedimen-sedimen berukuran besar telah tertahan pada hulu
main dam sehingga sedimen-sedimen berukuran kecil akan mengalir dari pelimpah dan tertahan pada hulu sub dam dan berdasarkan ketentuan pada Tabel 1
Bab III, maka diambil lebar mercu sub dam b
3
= 1,5 m
12. Tebal lantai olakan t
t = 0,10,6H + 3H
3
− 1 = 0,10,6 3 + 3 3,86 − 1 = 1,3 m 13.
Lebar dasar Sub Dam b
4
b
4
= b
3
+ m. H
2
+ n. H
2
= 1,5 + 0,6 x1 + 0,2 x 1 = 2,3 m
Gambar 4.6. Penampang Main Dam dan Sub Dam
4.2.3.7 Tinjauan Gerusan Lokal di Hilir Sub Dam
Gerusan yang terjadi di hilir sub dam disebabkan oleh limpasan air dari mercu sub dam namun kekawatiran akan gerusan yang terjadi pada dasar sungai
di hilir sub dam sangat erat kaitannya dengan jenis dari tanah dasar sungai. Pada sungai Batang Suliti, tanah dasar sungai didominasi oleh batuan-batuan, jadi
secara umum tanah dasar sungai Batang Suliti sangat baik dalam menerima beban struktur akibat adanya Check Dam.
Langkah perhitungan : 1.
Data B = Lebar Sungai = 25 m
n = Koefisien kekasaran Manning untuk sungai curam = 0,05 tabel 2.18
Q
d
= 323,29m³dt I
o
= Kemiringan rata-rata sungai sampai ke lokasi Check Dam = 0,014 q
1
= Debit persatuan lebar sungai = 12,93 m
3
dtm Y
c
= Tinggi air diatas Sub Dam = 2,57 m
2. Hitung tinggi air di Hilir Sub Dam
h
c
= �
q
1
1 n
x �I
o
�
3 5
h
c
= �
12 ,93
1 ,05
x √0,014
�
3 5
= 2,77 m
Sehingga nilai H : H
= h
c
+ Y
c
= 2,77 + 2,57 = 5,34 m H
Y
c
= 5
,34 2
,57 = 2,00
Menurut ketentuan Vendjik : 3.
2,00 HY
c
15 , maka T = 3 Y
c
+ 0,10 H 4.
0,5 HY
c
2 , maka T = 0,4 Y
c
+ 0,40 H
Maka dipakai Ketentuan Vendjik nomor 2 : T
= 0,4Y
c
+ 0,40H T
= 0,4 x 2,57 + 0,40 x 5,34 = 3,16 m
Gambar 4.7. Gerusan Lokal di Hilir Sub Dam
4.2.3.8 Perhitungan Gaya dan Momen
Tipe check dam rencana adalah tipe gravity impermeable dam yang material utamanya adalah batu kali. Dipilihnya batu kali sebagai material utama
karena di Batang Suliti tersedia batu kali dalam jumlah yang besar, sehingga
disamping harga konstruksi lebih ekonomis, tumpukan batu kali akan lebih bermanfaat dan tepat guna.
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada check dam adalah :
A. Berat Sendiri Struktur Main Dam
Gambar 4.8. Segmen Berat Struktur Main Dam
Langkah perhitungan segmen W
1
tinjauan lebar 1 m : 1.
Data γ
b
= Berat isi Pasangan Batu Kali = 2,2 tm
3
A = Luas penampang Main Dam L
x
= Lengan momen arah horizontal
2. Hitung berat struktur Main Dam
W = A x
γ
b
W1 = ½ x 1,8 x 3 x 2,2 = 5,94 t
3. Hitung Momen
L
x
= ��
1 3
x 1,8 � + 2,6 + 0,6� = 3,8 m
M = W x L
x
M = 5,94
3,8 = 22,572 t. m 4.
Perhitungan selanjutnya ditabelkan
Tabel 4.25 Gaya dan Momen Struktur Main Dam
Notasi Perhitungan
Lengan Momen
Momen M
W
1
0,5 . 1,8 . 3
. 2,2 = 5,940 T
3,800 22,572 T.M
W
2
1,5 . 5
. 2,2 =
16,500 T 2,500
41,250 T.M W
3
2,6 . 3
. 2,2 =
17,160 T 1,900
32,604 T.M W
4
0,5 . 0,6 3
. 2,2 = 1,980 T
0,400 0,792 T.M
TOTAL ΣW =
41,580 T ΣMW =
97,218 T.M
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data
B. Tekanan Sedimen
Gambar 4.9. Penampang Gaya Tekanan Sedimen
Langkah perhitungan segmen H
1
tinjauan lebar 1 m
:
1. Data
γ
s
= Berat isi Sedimen dalam air = 1,8 tm
3
Ø = 30 L
x
= Lengan momen arah horizontal L
y
= Lengan momen arah vertikal 2.
Hitung nilai koefisien tanah aktif Ka Ka
= Tan
2
�45 −
2 �
Ka = Tan
2
�45 − 30
2 � = 0,333
3. Hitung tekanan sedimen terhadap Main Dam Ps
P
s
= ½ x γ
s
x H
2
x Ka P
s
= ½ x 1,8 x 3
2
x 0,333 = 2,697 t 4.
Hitung Momen L
y
= 1
3 x 3 = 1 m
M = P
s
x L
y
= 2,7 x 1 = 2,7 t. m 5.
Perhitungan selanjutnya ditabelkan
Tabel 4.26 Gaya dan Momen Sedimen
Notasi Perhitungan
Gaya T Lengan
Momen Momen
T.M H
V X
Y MV
MH G
1
0,5 . 1,8 . 3 . 1,8 -
4,860 4,400 -
21,384 -
H
1
0,5 . 1,8 . 3 . 3
. 0,333
2,700 -
- 1,000
- 2,700
TOTAL Σ
2,700 4,860 21,384 2,700
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data
Berat Sedimen pada Segmen G
1
akan menambah berat struktur Check Dam, sehingga dapat menambah kestabilan Check Dam pada tanah dasar sungai.
C. Tekanan Air
a. Air Nomal
Gambar 4.10. Penampang Gaya Tekanan Air Normal
Langkah perhitungan segmen H
2
tinjauan lebar 1 m
:
1. Data
γ
w
= Berat isi air = 1 tm
3
L
x
= Lengan momen arah horizontal L
y
= Lengan momen arah vertikal
2. Hitung tekanan air normal segmen H
2
P
h
= ½ x γ
w
x H
2
P
h
= ½ x 1 x 3
2
= 4,5 t 3.
Hitung Momen segmen H
2
L
y
= 1
3 x 3 = 1 m
M = P
h
x L
y
M = 4,5 x 1 = 4,5 t. m
4. Perhitungan selanjutnya ditabelkan
Tabel 4.27 Gaya dan Momen Air Normal
Notasi Perhitungan
Gaya T Lengan
Momen Momen
T.M H
V X
Y MV
MH G2
0,5 .
1,8 . 3 . 1
- 2,700 4,400
- 11,880
- H2
0,5 .
1 . 3 . 3 4,500
- -
1,000 -
4,500 TOTAL
Σ 4,500 2,700
11,880 4,500
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data
Berat Air pada Segmen G
2
akan menambah berat struktur Check Dam, sehingga dapat menambah kestabilan Check Dam pada tanah dasar sungai.
b. Air Banjir
Gambar 4.11. Penampang Gaya Tekanan Air Banjir
Langkah perhitungan segmen H
3
tinjauan lebar 1 m
:
1. Data
γ
w
= Berat isi air = 1 tm
3
L
x
= Lengan momen arah horizontal L
y
= Lengan momen arah vertikal 2.
Hitung tekanan air banjir segmen H
3
P
h
= ½ x γ
w
x H
2
P
h
= ½ x 1 x 3 + 3,86
2
= 23,53 t 3.
Hitung Momen segmen H
3
L
y
= 1
3 x 3 + 3,86 = 2,287 m
M = P
h
x L
y
M = 23,53 x 2,287 = 53,805 t. m
4. Perhitungan selanjutnya ditabelkan
Tabel 4.28 Gaya dan Momen Air Banjir
Notasi Perhitungan
Gaya T Lengan
Momen
Momen T.M H
V X
Y MV
MH G4
0,5 . 1,8 . 3
. 1
- 2,700
4,400 -
11,880 -
G5 3,86 . 4,4 .
1 -
16,984 2,800 -
47,555 H3
0,5 . 1
. 6,86 . 6,86 23,530 -
- 2,287
- 53,805
TOTAL Σ
23,530 19,684 59,435 53,805
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data
Berat Air pada Segmen G
4,
G
5
akan menambah berat struktur Check Dam pada saat banjir, sehingga dapat menambah kestabilan Check Dam pada tanah dasar
sungai.
D. Gaya Gempa
Jenis tanah pada sungai Batang Suliti adalah batuan, maka berdasarkan
tabel 2.16 didapat nilai n = 2,76 dan m = 0,71. Berdasarkan peta zona gempa pada
Gambar 2.11, maka faktor zona gempa z untuk daerah Sumatera Barat adalah 1,56.
Dalam menghitung Gaya Gempa digunakan rumus umum :
Gg = W x E
Langkah perhitungan untuk Periode Ulang Gempa 20 Tahunan : 1.
Data n = Koefisien Jenis Tanah = 2,76
m = Koefisien Jenis Tanah = 0,71 g = Gravitasi = 9,81 mdt
2
z = Faktor Gempa = 1,56 a
c
= Percepatan Gempa Dasar = 0,85 W = Berat struktur ton
2. Hitung Percepatan Gempa a
d
a
d
= na
c
x z
m
= 2,76 0,85 1,56
,71
= 0,887
2
3. Hitung Nilai Koefisien gempa
E =
a
d
g E
= ,887
9 ,81
= 0,09 4.
Perhitungan selanjutnya ditabelkan
Tabel 4.29 Perhitungan Koefisien Gempa Batang Suliti Periode
Ulang n
m a
c
a
d
E mdt
2
mdt
2
20 2,76
0,71 0,850
0,887 0,090
50 2,76
0,71 1,130
1,086 0,111
100 2,76
0,71 1,600
1,390 0,142
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data Maka untuk perencanaan gempa 100 Tahun diambil Koefisien = 0,142
→ 0,15, karena koefisien gempa berdasarkan pada kondisi geologi dan sekitarnya dapat
dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 4.30 Koefisien Gempa Berdasarkan pada kondisi Geologi dan Sekitarnya Geologis
Lokasi
Bantuan Dasar 0,12
0,10 Daerah Patokan
0,15 0,12
Batuan Tidak Masif Daerah Tersier
Sumber : Japan International Cooperation Agency JICA, Volcanic Sabo Technical Centre, Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen.1985
5. Hitung Gaya Gempa
Gg = W x E
Untuk Berat Struktur segmen W
1
: Gg
= 5,94 x 0,15 = 0,891 t 6.
Hitung Momen Gempa segmen W
1
L
y
= �
1 3
x 3 � + 1,5 = 2,5 m
M = Gg x L
y
M = 0,891 x 2,5 = 2,2275 t. m
7. Perhitungan selanjutnya ditabelkan
Tabel 4.31 Perhitungan Gaya dan Momen Gempa
Segme n
Gaya Gaya
Gemp a
lengan mome
n
Momen t.m ton
H V
Ly Lx
Mh Mv
W1 5,94
0,891 -
2,5 -
2,2275 W2
16,5 2,475
- 0,75
- 1,85625
W3 17,16
2,574 -
3 -
7,722 W4
1,98 0,297
- 2,5
- 0,7425
G1 4,86
0,729 -
2 -
1,458
Total 6,966
10,75 14,0062
5
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data
Gaya Berat yang dimasukkan dalam menghitung Gaya dan Momen Gempa adalah Berat Struktur dan Berat Sedimen yang ada pada bagian hulu Main Dam dengan
anggapan Sedimen terisi penuh setinggi mercu Main Dam.
E. Gaya Angkat Uplift Pressure
Gambar 4.12. Penampang Main Dam yang dipengaruhi Uplift Pressure Dalam menghitung Gaya Angkat digunakan rumus :
U
x
= h
x
− L
x
ΣL x
∆H
L
x
= L
v
+ 1
3 x
L
h
Langkah perhitungan Uplift Pressure pada titik tinjauan : 1.
Data γ
w
= 1 tm
3
h
x
= Ketinggian muka air di Hulu bendung = 3,86 m
ΔH = Selisih tinggi tekanan m = 3,86 -2,57 = 1,29 m
A = Luas diagram gaya uplift m
2
ΣL = Panjang creep line total m = 5 m
L
v
= Panjang creep line sampai titik tinjauan arah vertical m = 4,5 m L
h
= Panjang creep line sampai titik tinjauan arah horizontal m = 5 m Hitung panjang Creep Line pada titik tinjauan
L
x
= L
v
+ 1
3 x
L
h
L
A
= 0 + 1
3 x
4,5 = 1,5 m L
B
= 0 + 1
3 x
5 = 1,6 m
2. Hitung Uplift pada titik tinjauan
U
x
= h
x
− L
x
ΣL x
∆H U
A
= 3,86 −
1 ,5
5 x 1,29 = 3,47 m
U
B
= 3,6 −
1 ,6
5 x 1,29 = 3,44 m
Gambar 4.13. Luasan Diagram Uplift Pressure
3. Hitung Luas Diagram Gaya
A1 = 3,47 x 5 = 17,35 m
2
A2 = ½ x 3,47
− 3,44 x 5 = 0,075 m
2
4. Hitung Uplift berdasarkan luas diagram tinjauan 1 m lebar
U = A x
γ
w
U
1
= 17,35 x 1 = 17,35 t
U
2
= 0,075 x 1 = 0,075 t U
total
= 17,35 + 0,075 = 17,425 t 5.
Hitung Momen Uplift M
1
= ½ x 5 x 17,35 = 43,375 t. m M
2
= ⅔ x 5 x 0,075 = 0,25 t. m
M
total
= 43,375 + 0,25 = 43,625 t. m
Tabel 4.32 Gaya dan Momen yang bekerja saat Air Normal sebelum direduksi
Uplift
No. Item
Gaya t Momen t.m
V H
V H
1 Berat Struktur
41,58 -
97,218 -
2 Tekanan
Sedimen 4,86
2,7 21,384
2,7 3
Tekanan Air 2,7
4,5 11,88
4,5 4
Gempa -
6,966 -
14,006
Total 49,14
14,166 130,482 21,206
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data
Tabel 4.33 Gaya dan Momen yang bekerja saat Air Banjir sebelum direduksi
Uplift
No. Item
Gaya t Momen t.m
V H
V H
1 Berat Struktur
41,58 -
97,218 -
2 Tekanan
Sedimen 4,86
2,7 21,384
2,7 3
Tekanan Air 19,684
23,53 59,435
53,805 4
Gempa -
6,966 -
14,006
Total 66,124
33,196 178,037 70,511
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data
Tabel 4.34 Rekapitulasi Gaya dan Momen yang bekerja pada Check Dam
No. ITEM
Gaya ton Momen t.m
Horizontal Vertikal
Horizontal Vertikal -
+ -
+
1 Berat Struktur
- -
- 41,58
- 97,218
2 Tekanan Sedimen
2,7 -
- 4,86
2,7 21,384
3 Tenakan Air Normal
4,5 -
- 2,7
4,5 11,88
4 Tekanan Air Banjir
25,53 -
- 19,684
53,805 59,435
5 Uplift
- -
17,425 -
- 43,625
6 Gempa
6,966 -
- -
14,006 -
TOTAL 39,696
17,425 68,824
75,011 233,542
Sumber : Analisis dan Pengolahan Data
4.2.3.9 Analisis Stabilitas
Adapun stabilitas yang harus diperhitungkan pada Check Dam adalah :
A. Stabilitas terhadap Guling
Keamanan terhadap Gaya Guling dikontrol dengan rumus : ∑ MT
∑ MG
Stabilitas terhadap Guling harus diperhitungkan pada saat :
a. Keadaan Air Normal dengan pengaruh Gempa