BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Payudara
Payudara merupakan organ penting dalam kehidupan manusia sejak dari neonatus atau periode bayi yaitu untuk kelanjutan kehidupan sehubungan
dengan produksi ASI yang dibutuhkan pada periode itu sampai masa kehidupan dewasa, di mana payudara sebagai salah satu lambang
keperempuan Prawirohardjo, 2011. Bentuk payudara biasanya kubah
dome
yang bervariasi antara bentuk konikal pada nulipara hingga bentuk pendulous pada multipara Prawirohardjo, 2011. Kelenjar payudara wanita
dewasa belum pernah melahirkan berupa benjolan berbentuk kerucut, wanita yang telah menyusui bentuknya cenderung menurun dan mendatar sedangkan
kelenjar payudara wanita lanjut usia mengalami atrofi bertahap trans. Japaries, 2013.
Kelenjar payudara wanita sebagian besar terletak di anterior otot pektoralis mayor. Sebagian kecil dari bagian latero-inferiornya terletak di
depan otot seratus anterior. Batas superior, inferior terletak di antara sela iga ke 2-6 atau ke 3-7. Batas medial adalah linea parasternal, batas lateral adalah
linea aksilaris anterior, kadang kala mencapai linea aksilaris media trans. Japaries, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Kelenjar Payudara Potongan Anterolateral Sumber Netter, 2011
Sentrum dari kelenjar payudara adalah papila mammae, sekelilingnya terdapat lingakaran areola mammae. Areola mammae memiliki tonjolan
kelenjar areolar, saat menyusui dapat menghasilkan sebum yang melicinkan papila mammae. Kelenjar payudara memiliki 15-25 lobulus, yang masing-
masing adalah kelenjar campuran tubuloalveolar dipisahkan oleh jaringan ikat padat interlobaris. Tiap lobulus merupakan satu sistem tubuli laktiferi yang
berawal dari papila mamae. Sistem tubuli laktiferi dapat dibagi menjadi sinus laktiferi, ampula duktus laktiferi, duktus laktiferi besar, sedang, kecil,
terminal, dan asinus serta bagian lainnya. Sebagian duktus besar menjelang ke papila saling beranastomosis trans. Japaries, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Kelenjar Payudara Potongan Sagital Sumber Netter, 2011
Payudara mendapat vaskularisasi dari 2 arteri utama yaitu arteri mammaria interna dan arteri torakalis lateralis. Kurang lebih 60 payudara
mendapat perdarahan dari arteri perforantes mammaria interna yaitu meliputi bagian medial dan sentral dan bagian kranial. Bagian atas dan lateral
payudara diperdarahi oleh arteri torakalis lateralis. Sebagian kecil payudara juga diperdarahi oleh arteri torakoakromialis cabang pektoralis, cabang arteria
interkostalis III, IV serta av subkapular dan torakodorsalis. Sementara itu, terdapat tiga grup vena dalam yang keluar dari payudara Prawirohardjo,
2011, yaitu: 1.
Vena interkostalis: yang melintang di regio posterior dari payudara dari interkosta 2 sampai interkosta 6 dan mengalirkan darah vena ke vena
vertebralis bagian posterior dan akhirnya ke v. Azigos untuk berakhir di vena cava superior.
2. Vena aksilaris: mengalirkan darah vena dari dinding dada m.pektoralis dan
payudara.
Universitas Sumatera Utara
3. Vena mammaria interna: merupakan pleksus vena terebesar yang
mengalirkan darah vena dari payudara. Vena ini kemudian bermuara di v.inominata.
Gambar 2.3. Vaskularisasi Kelenjar Payudara Sumber Netter, 2011
Saluran limfe kelenjar payudara terutama berjalan mengikuti vena kelenjar payudara, drainasenya terutama melalui: bagian lateral dan sentral
masuk ke kelenjar limfe fosa aksilaris, sedangkan bagian medial masuk ke kelenjar limfe mammaria interna. Drainase limfe kelenjar payudara tidak
memiliki batasan absolut, ditambah lagi terdapat anastomosis, limfe bagian medial dapat mengalir ke kelenjar limfe fosa aksilaris, bagian lateral dapat
mengalir ke kelenjar limfe mammaria interna. Sementara itu kelenjar payudara dipersarafi oleh nervi interkostal ke 2-6 dan 3-4 rami dari pleksus
servikalis trans. Japaries, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4. Saluran Limfe pada Kelenjar Payudara Sumber Netter, 2011
Seiring bertambahnya usia payudara terus tumbuh dan berkembang yang dipengaruhi oleh hormon. Hormon estrogen melancarkan pertumbuhan
payudara sedangkan progesteron menghambat. Kedua hormon ini bersama- sama menyebabkan perkembangan duktus, lobulus, dan alveolus dari jaringan
payudara Prawirohardjo, 2011. Perkembangan payudara dari masa pubertas sampai kepada maturitas, dibedakan dalam lima fase yaitu:
Tabel 2.1. Fase Perkembangan Payudara
Fase I Usia Pubertas
Preadolesen elevasi dari
nipple
dengan tidak adanya massa glandular teraba atau tidak ada pigmentasi areola
Fase II Usia 11,1 + 1,1 tahun
Timbulnya jaringan glandular subareolar
nipple
dan payudara tampak sebagian tonjolan di dinding dada
Fase III Usia 12,2 + 1,09 tahun
Meningkatnya massa glandular dengan pembesaran payudara dan meningkatnya diameter dan pigmentasi dari
areola. Kontur payudara dan
nipple
berada pada satu dataran
Fase IV Usia 13,2 + 1,15 tahun
Pembesaran areola dan pigmentasi bertambah,
nipple
dan areola mulai berbentuk tonjolan tersendiri di payudara
Fase V Usia 15,3 + 1,7 tahun
Akhir dari masa pertumbuhan adolesen payudara dengan kontur yang licin dengan tidak adanya pengerasan areola
dan
nipple
Sumber Prawirohardjo, 2011
Universitas Sumatera Utara
2.2. Kanker Payudara 2.2.1. Definisi Kanker Payudara