1. Usia lebih dari 65 tahun
2. Riwayat keluarga menderita kanker payudara
3. Mutasi gen BRCA2
4. Klinefelter’s syndrome
Laki-laki yang memiliki X kromosom berlebih
5. Penderita penyakit hati, seperti sirosis
6. Terpapar radiasi dari tatalaksana kanker di daerah toraks
7. Mendapat terapi kanker prostat dengan estrogen-
related drugs
8. Obesitas
2.2.4. Manifestasi Klinis Kanker Payudara
Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa payudara yang tidak nyeri. Lokasi massa kebanyakan di kuadran lateral atas, umumnya lesi
soliter, konsistensi agak keras, batas tidak tegas, permukaan tidak licin, mobilitas kurang stadium lanjut dapat terfiksasi ke dinding toraks.
Massa cenderung membesar bertahap, dalam beberapa bulan bertambah besar secara jelas trans. Japaries, 2013.
Benjolan yang semakin lama semakin membesar dan melekat pada kulit, menimbulkan perubahan pada kulit payudara dan puting
payudara. Itulah yang membuat puting payudara tertarik ke dalam retraksi, serta berwarna merah mudah atau kecoklatan sampai menjadi
oedema, sehingga terlihat seperti kulit jeruk, mengerut, atau timbul borok pada payudara. Semakin lama, borok membesar dan mendalam.
Inilah yang akan menghancurkan seluruh payudara Suprianto, 2010. Terdapat juga gejala pengeluaran sekret papilar umumnya
sanguineus dari puting payudara. Selain itu juga dapat ditemukan pembesaran kelenjar limfe regional. Lokasi yang sering dijumpai
pembesara kelenjar
limfe adalah
aksilar ipsilateral,
dengan perkembangan kanker kelenjar limfe supraklavikular juga dapat
menyusul membesar trans. Japaries, 2013.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Penegakan Diagnosa Kanker Payudara
Dalam penegakan diagnosa kanker payudara diperlukan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Anamnesis
Harus mencakup status haid, perkawinan, partus, laktasi, dan riwayat kelainan payudara sebelumnya, riwayat kanker pada keluarga, fungsi
kelenjar tiroid, penyakit ginekologi, dan lainnya. Terkait riwayat penyakit sekarang terutama harus perhatikan waktu timbulnya
massa, kecepatan pertumbuhan, dan hubungan dengan haid trans. Japaries, 2013.
2. Pemeriksaan Fisik
Tahapan dalam pemeriksaan payudara
Clinical Breast Examination
adalah sebagai berikut Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2010: a.
Persiapan: menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan meminta pasien untuk membuka pakaian mulai
pinggang ke atas. b.
Inspeksi: perhatikan bentuk, ukuran, puting, kerutan atau lekukan, ruam atau nyeri pada kulit. Lihat puting susu dan perhatikan
bentuk dan ukuran serta arah jatuhnya puting minta pasien membungkuk tergantung seimbang atau tidak.
c. Palpasi: posisi pasien dalam keadaaan berbaring. 1. Melakukan
pemeriksaan dengan menggunakan permukaan tiga jari tengah teknik spiral. Tekan jaringan payudara sampai keseluruh
permukaan payudara. Perhatikan apakah terdapat benjolan atau nyeri. 2. Dengan ibu jari dan telunjuk tekan puting susu dengan
lembut, lihat apakah keluar cairan bening, keruh, atau berdarah. Cairan keruh normal jika setalah menyusui atau melahirkan 1
tahun terakhir. 3. Minta pasien dalam keadaan duduk dengan tangan pasien di bahu pemeriksa untuk memeriksa apakah
terdapat pembesaran kelenjar limfe pada pangkal payudara.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan Manuaba, 2010, adalah:
a. Pemeriksaan Radio-Diagnostik
Oncologic Imaging
1 Diharuskan
recommended
a Mamografi dan USG mama untuk keperluan diagnostik
dan
staging
b Foto toraks
c USG abdomen hati
2 Optional atas indikasi
a
Bone scanning
diameter kanker payudara KPD 5 cm, T4 LABC, klinis dan stologi mencurigakan
b
Bone survey
, sama dengan diatas dan tidak tersedia fasilitas untuk
bone scan
.
c CT-scan
d
MRI
penting untuk mengevaluasi “volume tumor” b.
Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Fine Needle Aspiration Biopsy
FNAB FNA Dilakukan
pada lesitumor
payudara yang
klinis dan
radiologiimaging dicurigai ganas. Di negara maju akurasi FNAB sangat baik sehingga dapat dijadikan standar diagnosis pasti KPD.
Di Indonesia, akurasi FNAB sudah semakin baik 90 sehingga pada beberapa senter dapat direkomendasikan
penggunaan FNAB. c.
Pemeriksaan Histopatologi
Gold Standard Diagnostic
1
Stereotactic biopsy
dengan bantuan USG atau mammogram pada lesi nonpalpabel
2
Core Neddle Biopsy micro-specimen
3
Vacum assisted biopsy mammotome
4 Biopsi insisional untuk tumor:
Universitas Sumatera Utara
a KPD operabel dengan diameter 3cm, sebelum operasi
definitif b
Inoperabel: diagnosis, faktor prediktor dan prognostik 5
Biopsi eksisional 6
Spesimen mastektomi disertai pemeriksaan KGB regional 7
Pemeriksaan Imunohistokimia
IHC
terhadap ER, PR, Her- 2Neu
recommended
, Cathepsin-D, VEGF, BCL-2, P53, dan sebagainya
optionalresearch
d. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah guna kepentingan pengobatan dan informasi kemungkinan adanya
metastasis. Berikut jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan: 1
Pemeriksaan enzim transaminase: untuk memperkirakan adanya metastasis pada liver.
2 Pemeriksaan alkali fosfatase dan kalsium: untuk memprediksi
adanya metastasis pada tulang. 3
Pemeriksaan kadar kalsium darah rutin dikerjakan terutama pada kanker payudara stadium lanjut dan merupakan keadaan
kedaruratan onkologis yang memerlukan pengobatan segera. 4
Pemeriksaan penanda tumor seperti CA-15-13 dan CEA dalam kombinasi lebih penting gunanya untuk menentukan
rekurensi dari kanker payudara, dan belum merupakan penanda diagnosis ataupun skrining.
2.2.6. Klasifikasi Stadium Kanker Payudara