Risiko Manual Handling pada Perawat

2.4. Risiko dan Bahaya Manual Handling

Cedera akibat manual handling bisa terjadi di mana pun manusia bekerja – di peternakan atau perkebunan dan lokasi pembangunan gedung, dalam pabrik, kantor, gudang, rumah sakit, bank, laboratorium, dan pada jasa pengiriman Health and Safety Executive HSE, 2012. Melakukan salah satu atau lebih kegiatan manual handling secara berulang-ulang dan terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan dan ketidaknyamanan. Seiring berjalannya waktu, cedera punggung, bahu, tangan, pergelangan tangan, atau bagian tubuh lainnya dapat muncul. Dapat pula terjadi kerusakan otot, tendon, ligamen, saraf, dan pembuluh darah. Cedera seperti ini dikenal sebagai musculoskeletal disorders atau MSDs California Department of Industrial Relations, 2007. OSHA membagi dua kelompok cedera yang disebabkan oleh kegiatan manual handling yaitu sebagai berikut. 1. Luka, memar, patah tulang dan sebagainya, akibat kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan seperti kecelakaan. 2. Kerusakan sistem muskuloskeletal tubuh otot, tendon, ligamen, tulang, sendi, bursa, pembuluh darah dan saraf sebagai konsekuensi selama melakukan aktivitas manual handling berulang. Cedera ini disebut penyakit muskuloskeletal MSDs dan dapat dibagi ke dalam tiga grup: a. Penyakit pada leher dan ekstremitas atas neck and upper limb disorders b. Penyakit ektremitas bawah lower limbs disorders c. Nyeri punggung dan cedera punggung back pain and back injuries.

2.4.1. Risiko Manual Handling pada Perawat

Menurut WorkCover NSW WorkCover New South Wales tahun 2006, manual handling masih menjadi penyebab cedera utama dan terbesar pada perawat. Cedera akibat manual handling merupakan penyebab signifikan kehilangan profesi perawat dari pelayanan komunitas dan kesehatan. Kelompok lain yang memiliki risiko tinggi termasuk petugas kebersihan rumah sakit dan asisten bangsal. Universitas Sumatera Utara Pada edisi pertama Guide the Health Industry Classification Project tahun 1997, dilaporkan bahwa beberapa berikut menjadi kontributor utama penyebab cedera pada perawat, yaitu manual handling pasien, stres muskular tanpa memegang objek, tergelincir, tersandung, terjatuh, manual handling troli, penggunaan dan penyetelan tempat tidur, serta mengatur kain linen dan celemek timbal lead aprons. Di bawah ini beberapa risiko dari manual handling pasien untuk keselamatan dan kesehatan menurut Occupational Safety and Health Branch Labour Department 2000. 1. Berat – memindahkan pasien, khususnya pasien dewasa yang memiliki keterbatasan bisa menyebabkan cedera pada tenaga kesehatan. Cedera dapat disebabkan oleh berbagai hal, contohnya pekerjaan yang terlalu keras, faktor kebugaran dan keterampilan, frekuensi, kondisi kerja, serta kondisi pasien yang sedang ditangani. 2. Jarak – semakin jauh jarak antara batang tubuh dan tangan, semakin besar efek dari berat. Oleh karena itu, jarak yang memisahkan pekerja dengan pasien dapat menyebabkan cedera. Juga seperti, tiang infus, pagar pengaman tempat tidur, kursi roda, dan furnitur dekat tempat tidur. 3. Postur – aktivitas mengangkat, postur yang janggal, dilakukan terpisah atau bersamaan dengan pengerahan tenaga dapat menyebabkan cedera atau penyakit. Contoh postur yang janggal adalah membungkuk lama, memutar ke samping, meraih sesuatu melewati tinggi bahu, mengangkat atau membawa dengan satu tangan. 4. Tugas yang berisiko – dengan tiga tiga faktor yaitu berat, jarak, dan postur yang janggal, memindahkan pasien dapat mengakibatkan penyakit muskuloskeletal. Yang termasuk tugas yang paling sering berisiko, yaitu:  memindahkan pasien yang sangat tergantung pada orang lain,  memindahkan pasien yang tidak kooperatif,  mengangkat pasien dari lantai,  lateral transfer – memindahkan pasien, pasien tetap dalam keadaan berbaring, Universitas Sumatera Utara  memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya,  memindahkan pasien dari kursi ke kursi misalnya, dari atau ke kursi roda, toilet,  memandikan pasien,  mereposisi pasien di tempat tidur atau kursi,  menimbang pasien,  menempatkan pispot atau mengganti alas atau bantalan inkontinensia,  mencoba menghentikan pasien yang akan terjatuh, dan  membantu pasien dengan disabilitas untuk memasuki kendaraan. 5. Lainnya – hal-hal lain yang meningkatkan risiko keselamatan dan kesehatan saat memindahkan pasien yaitu:  lantai yang tidak rata, basah atau licin,  ruang tidak cukup untuk melakukan manuver,  secara manual memnidahkan pasien dalam jarak jauh,  pencahayaan kurang,  peralatan yang cacat atau tidak terawat,  kelemahan genggaman tangan karena kondisi kesehatan tertentu,  kelelahan akibat aktivitas manual handling berulang,  mendorong dan menarik bersamaan dengan reposisi, dan  menggenggam kain pengangkat pasien. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep