Hubungan antara Aktivitas Manual Handling dengan Nyeri Punggung

akibatnya, anulus tidak selalu dapat menahan tekanan pada nucleus pulposus. Pada usia lanjut, discus ini tipis dan kurang lentur, dan tidak dapat lagi dibedakan antara nucleus dan anulus. Berdasarkan lama kerja, keluhan nyeri punggung bawah terbanyak dijumpai pada kelompok yang telah bekerja 10 tahun yaitu sebesar 82,6. Hal serupa dalam penelitian Koesyanto 2013 ditemukan keluhan nyeri punggung bawah pada 20 responden dengan masa kerja berisiko yaitu ≥4 tahun. Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Apabila aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan gangguan pada tubuh Dewi, 2015

5.2.2. Hubungan antara Aktivitas Manual Handling dengan Nyeri Punggung

Bawah Pada penelitian ini, perawat dengan aktivitas manual handling tinggi dan memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 10 orang 13,7, dan yang tidak memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 11 orang 15,1. Perawat dengan aktivitas manual handling rendah dan memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 13 orang 16,4, dan yang tidak memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 39 orang 53,4. Setelah dilakukan uji statistik Chi Square dari tabel 5.5, hasilnya menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas manual handling dengan keluhan nyeri punggung bawah dengan nilai p 0,05 p=0,06. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Mirsa 2014 di Bandung yang menemukan bahwa tidak ada hubungan antara cara mengangkat, mendorong dan memindahkan manual handling dengan keluhan nyeri punggung bawah pada perawat dengan nilai p 0,05 p=0,331. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Asruhi 2013 di Bogor, yang menemukan bahwa cara kerja angkut manual handling memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada paramedis dengan nilai p 0,05 p=0,014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 21 sampel dengan aktivitas manual handling tinggi, hanya 10 sampel yang mengeluhkan nyeri punggung Universitas Sumatera Utara bawah, sedangkan 11 sampel lainnya tidak. Kondisi ini mungkin dikarenakan aktivitas manual handling dikerjakan dengan cara yang benar, sehingga tidak menimbulkan efek nyeri punggung bawah. Nyeri yang terjadi karena beban kerja melebihi kapasitas bekerja maupun posisi kerja yang tidak ergonomis dalam menangani pasien terutama pada saat angkat, angkut dan pemindahan pasien selama bekerja Yogisutanti, 2010. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yogisutanti 2010 kepada perawat, menunjukkan adanya perbedaan persepsi usaha sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan penanganan pasien p=0,000, sehingga pelatihan penanganan pasien dapat digunakan untuk mengurangi sprain dan strain, persepsi usaha fisik dan mencegah gangguan muskuloskeletal pada perawat. Hal tersebut juga didukung oleh European Agency for Safety and Health at Work 2007 yang menyatakan bahwa pelaksanaan metode pengangkatan dan reposisi yang tepat dapat mencapai kesuksesan dalam mengurangi cedera yang berkaitan dengan kerja serta biaya kompensasi pekerja. Sebagai tambahan, hal itu dapat menimbulkan keuntungan yang banyak, seperti mengurangi pergantian pekerja, biaya pelatihan dan administrasi, mengurangi ketidakhadiran pekerja, meningkatkan produktivitas dan memperbaiki moral pekerja.

5.3. Keterbatasan Penelitian