Pengertian Kurikulum Muatan Lokal

Sedangkan aspek yang dinilai dari program tersebut adalah keberhasilan dan efisiensi pelaksanaan program. Alat yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan mengajar adalah tes . Yang diukur tingkat penguasaan tes terhadap pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu yang telah diajarkan. Tes dapat juga digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar tergantung dari tujuan tes tersebut. Sejalan dengan pengertian di atas maka penilaian berfungsi sebagai : a Alat ukur untuk mengetahui tercapai - tidaknya tujuan intruksional. Dengan fungsi ini maka peniilaian harus mengacu kepada rumusan- rumusan tujuan intruksional. b Umpan balik bagi perbaikan proses belajar - mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dll. c Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai - nilai prestasi yang dicapainya. 2 0 Keterkaitan antara tes, pengukuran dan penilaian. Peni ian hasil belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Kegunaan tes, pengukuran, dan penilaian dalam pendidikan antara lain untuk seleksi penempatan, diagnosa, rem i dial, umpan balik, memotivasi dan membimbing, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu . “ Kurikulum dapat dipandang sebagai kurikulum tradisional dan kurikulum modern. Secara , kurikulum banyak dianut sampai sekarang. Secara , kurikulum mempunyai pengert ian tidak hanya sebatas mata pelajaran tapi menyangkut 20 Nana Sudjana. Bandung : P T Remaja Rosdakarya, 2005, h. 3 testee diagnostic test, tradisional modern courses Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. C . K urikulum M uatan Lokal

a. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal

pengalaman- pengalaman di luar sekolah sebagai kegiatan pendidikan”. 2 1 Jadi, kurikulum muatan lokal adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing - masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar”. 2 2 Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai - nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya pu membekali siswa dengan keterampilan dasar sebagai bekal dalam kehidupan , sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Yang menjadi landasan dalam muatan lokal ini adalah UUD dan Permendiknas. Adapun landasannya adalah sebagai berikut: 1 . Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 13 ayat 1 f. 2 . Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat 1 dan pasal 38 ayat 2. 3 . Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 5 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006; 6 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas Nomor 24 Taun 2006; 7 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan; 8 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian; 9 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana; 21 Abdullah Idi, , Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999, Cet. Ke -1. h. 4 22 dalam E. Mulyasa, 1999: 5 life skill Pengembangan Kurikulum “Teori dan Praktek” Depdikbud

b. Landasan Kurikulum Muatan Lokal