Selain belajar mengenal huruf-huruf hijaiyah ada juga bentuk-bentuk kegiatan pembinaan keagamaan lainnya seperti materi wudhu, penghafalan surat-
surat pendek serta doa-doa sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar para muallaf bisa mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini dapat dibuktikan
dengan ungkapan bapak Sitorus sebagai berikut: …Sekarang saya sudah bisa mempraktekkan tatacara berwudhu
dan sebagian sudah hafal surat-surat pendek sebagai modal saya untuk dibaca dalam shalat, karena sampai saat ini masih sedikit surat-surat yang
saya hafal…
75
Dari penuturan di atas menggambarkan bahwa setelah mendapatkan bimbingan mereka semakin paham dan bertambah semangat, karena sebelumnya
belum pernah mengetahui sama sekali tentang cara-cara berwudhu dan membaca doa serta surat-surat pendek. Hal ini terlihat dari hasil kegiatan pembinaan di
Yayasan Sosial Pendidikan al-Karimiyah sangat baik. Kegiatan keagamaan pada muallaf membuktikan bahwa semakin meningkatnya minat terhadap agama
sejalan dengan kadar keyakinannya.
B. Akidah atau keyakinan
Dimensi ini mengungkapkan masalah keyakinan manusia terhadap rukun iman iman kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab, Nabi, hari pembalasan, serta
qadha dan qadar, kebenaran agama dan masalah-masalah yang diajarkan oleh agama.
Para muallaf setelah mendapatkan bimbingan memiliki keyakinan yang kuat dalam menjalani hidup, seperti ungkapan bapak Kliwon:
75
Wawancara Pribadi dengan Bapak Sitorus, Jakarta, tanggal 4 April 2008.
…Kita hidup hanya sementara karena masih ada kehidupan yang lebih kekal yaitu kehidupan akhirat, dan yang dihisab hanya amal kita
selama masih hidup di dunia yaitu amal shalih. Maka saya harus banyak beribadah dan beramal shalih shalat, puasa, infaq, shadhaqah, dan
sebagainya, karena amal shalih merupakan perintah pokok yang diajarkan oleh Allah terhadap hamba-hamba-Nya…
76
. Lain halnya yang diungkapkan oleh Ibu Jum sebagai berikut:
…Setelah mendapatkan bimbingan saya lebih yakin dengan agama Islam dari pada agama yang saya anut sebelumnya, karena bagi
saya agama yang saya yakini sekarang benar-benar memberikan jalan keluar terhadap masalah saya, dan saya merasa santai disaat saya
mendapatkakn berbagai macam masalah mulai dari masalah keluarga, ekonomi dan sebagainya…
77
. Wawancara tersbut di atas menggambarkan bahwa keimanan dan
keyakinan para muallaf kepada Allah Swt. dan kepada hari pembalasan kehidupan akhirat semakin bertambah setelah mendapatkan bimbingan
keagamaan di Yayasan Sosial Pendidikan al-Karimiyah sehingga keislaman mereka semakin mantap dan teguh. Selain itu juga keyakinan para muallaf
terhadap agama yang dianutnya benar-benar memberikan jalan keluar terhadap masalah yang dihadapinya.
C. Ibadah
Bentuk-bentuk kegiatan pembinaan lainnya adalah pembinaan shalat. Para pembina menitik beratkan pada praktek shalat, dalam melaksanakannya para
muallaf belum sempurna. Setelah diberikan pembinaan praktek shalat, para muallaf lebih baik dari sebelumnya. Seperti yang dikatakan oleh pengasuh
yayasan, H. Abdul Karim SA. Bahwa Para muallaf setelah diberikan pembinaan tentang shalat dan gerakan-gerakan yang ada dalam shalat mereka menjadi lebih
76
Wawancara Pribadi dengan Bapapk Kliwon, Jakarta, tanggal 4 Februari 2008.
77
Wawancara Pribadi dengan Ibu Jum, Jakarta, tanggal 4 Februari 2008.
baik dan sempurna dalam melaksanakan shalat
78
. Hal ini juga terlihat dari hasil wawancara dengan Ibu Jum sebagai berikut:
Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa mempraktekkan shalat dengan baik dan hafal bacaan-bacaan yang ada dalam shalat
79
Dimensi ibadah yang diberikan kepada para muallaf bertujuan agar mereka dapat melakukan ibadah-ibadah yang disyariatkan dalam Islam. Berdasarkan hasil
penelitian dengan mengamati proses pembinaan yang digunakan dalam pemberian materi ibadah yaitu pembiasaan, yang diharapkan para muallaf dapat
membiasakan dan mempraktekkan serta mengamalkan shalat dan ibadah-ibadah lainnya. Hal ini dapat diketahui sejauh mana tingkat kepatuhan seseorang dalam
mengerjakan kegiatan-kegiatan ibadah sebagaimana yang diperintahkan oleh agama. Dimensi ini berkaitan dengan frekuensi dan intensitas pelaksanaan ibadah
seseorang. Adapun materi ibadah yang diberikan antara lain; praktek shalat, hal-hal
yang dilakukan sebelum mengerjakan shalat bersuci dari hadas besar dan hadas kecil, hal-hal yang disunnahkan sebelum melaksanakan shalat adzan, iqamah
dan doa sesudah adzan, syarat-syarat shalat, rukun-rukun shalat dan hal-hal yang membatalkan shalat, bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan dalam shalat, shalat
berjamaah, dan puasa. Dilihat dari dimensi ibadah atau ritual ini, para muallaf setelah
mendapatkan bimbingan semakin rajin, tepat waktu dalam melaksanakan ibadah dan rajin shalat sunah, seperti yang diungkapkan Ibu Sari:
78
Wawancara Pribadi dengan H. Abdul Karim SA, Jakarta, tanggal 4 April 2008.
79
Wawancara Pribadi dengan Ibu Jum, Jakarta, tanggal 4 April 2008.
…Kalau lagi dirumah, sebelum waktu shalat tiba saya sudah bersiap-siap dalam keadaan suci berangkat ke yayasan untuk shalat
berjamaah, setelah melaksanakan shalat dilanjutkan dengan belajar membaca al-Quran. Tetapi kalau lagi keluar rumah shalat berjamaah jadi
bolos…
80
. Demikian juga dengan Ibu Jum:
…Walaupun saya lagi jualan sayur kalau sudah masuk waktu shalat, saya selalu berusaha untuk pulang dan ikut berjamaah di yayasan,
karena berjamaah itu sudah menjadi kebiasaan saya sehari-hari. Kalau ketinggalan berjamaah diri saya merasa ada yang kurang. Demikian juga
shalat sunah, saya selalu berusaha untuk melaksanakannya baik shalat sunah qabliyah maupun yang badiyah, karena kata guru saya kalau
melakukan shalat sunah bisa menutupi kekurangan-kekurangan shalat fardhu, selain itu juga akan bertambah pahalanya…
81
. Begitupun penuturan Prisilia:
…Selain melaksanakan shalat wajib, saya juga sering melaksanakan shalat sunah seperti shalat tahajjud dan shalat duha. Tapi
terkadang ketika saya melaksanakan ibadah seperti shalat dan semacamnya masih ada orang-orang yang mengejek saya, malah terkadang
saya dibilang sok rajin, ingin disanjung dan sebagainya. Tapi Alhamdulillah sampai sekarang saya masih tetap melaksanakannya dan
tidak pernah terpengaruh terhadap ejekan-ejekan orang…
82
. Berdasarkan wawancara tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa
para muallaf dalam melaksanakan berbagai macam kegiatan ibadah terutama shalat yang dilakukan sehari-hari merupakan kesadaran sendiri hidayah dari Allah
Swt. Hal ini terlihat dari peningkatan dalam beribadah kepada Allah seperti melakukan shalat tepat waktu, baik shalat fardu maupun shalat sunnah yang
dilaksanakan dengan ikhlas serta tulus ditujukan hanya kepada Allah semata.
80
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sari, Jakarta, tanggal 10 Februari 2008.
81
Wawancara Pribadi dengan Ibu Jum, Jakarta, tanggal 10 Februari 2008.
82
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sari, Jakarta, tanggal 10 Februari 2008.
D. Amal Shalih