BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Respon
Dalam Kamus Bahasa Indonesia. Respon adalah tanggapan, reaksi jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.
8
Selanjutnya menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan dijelaskan bahwa respon adalah
reaksi psikologi metabolic terhadap tibanya suatu rangsangan.
9
Penjelasan mengenai definisi respon menurut dua Kamus Besar di atas kurang lebihnya
sama namun, sejauh mana respon yang dimaksud kurang begitu mendalam, lalu berbeda pada perbendaharaan kalimat yang satu memakai gejala atau
peristiwa yang lain menggunakan rangsangan. Lalu menurut Abu Ahmadi mendefinisikan pengertian respon yaitu
tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan dimana objek yang telah dia amati tidak
lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan, sudah berhenti hanya kesannya saja.
10
Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat, respon adalah suatu kegiatan activity dari organism itu, bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif,
setiap jenis kegiatan activity yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut respon. Secara umum respon atau tanggapan diartikan sebagai
8
Dekdipbud, Kamus Besar Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1996
9
Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan, 1997, h. 964.
10
Abu Ahmadi. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1992, h.64.
13
hasil atau kesan yang dapat yang ditinggal dari pengamatan. Adapun dalam hal ini yang dimaksud dengan tanggapan adalah pengalaman tentang subjek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
11
B. Teori Stimulus Organism Responden S-O-R
Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model S-O-R Stimulus, Organism, Respon. Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-
Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen :
sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek
yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi
merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata- kata verbal, isyarat non verbal, symbol-simbol tertentu akan merangsang
orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negative; misal
jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan
reaksi negatif. Model inilah yang kemudian memengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori
inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara
11
Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi: Bandung. Remaja Rosdakarya, 1999, h.51.