Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi
adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu bagi sebagian orang yang maniak dengan acara-acara yang
disuguhkan televisi. Televisi membujuk kita untuk mengkonsumsinya lebih banyak dan
lebih banyak lagi. Televisi memperlihatkan bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup ini.
Ringkasnya, televisi mampu memasuki relung-relung kehidupan kita lebih dari yang lain.
1
Tak bisa dibantah televisi mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya. Pertama, pesan televisi disajikan
secara audia dan visual. Berbeda dengan radio yang hanya radio hanya dapat didengar dan surat kabar yang bersifat visual saja, televisi unggul dalam
membangun daya tarik, persepsi, perhatian dan imajinasi dalam
mengkonstruksi realitas, kedua, dilihat dari sisi aktualitas peristiwa, televisi bisa lebih cepat member informasi paling dini kepada pemirsa dan pada surat
kabar, adio dan majalah. Ketiga, dari segi khalayak, televisi menjangkau jutaan pemirsa ketimbang surat kabar, radio, dan majalah yang hanya
menjangkau ratusan ribu pembaca. Keempat, efek kultural televisi lebih besar daripada efek yang dihasilkan jenis-jenis media lainnya.
2
1
Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebagai Sebuah Analisis Media televisi, Jakarta: Rineka Cipta, cet. Ke-1, h. 8.
2
Asep S. Muhtadi dan Sri Handajani, Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi Bandung : Pusada Press, 2000, h. 87.
Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dalam bentuk ceramah, sandiwara, sinetron, dan lain sebagainya. Melalui televisi tanpa disadari
seorang penonton dapat mengikuti kegiatan dakwah. Tukang Bubur Naik Haji merupakan sinetron yang menceritakan
tentang kegigihan, kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan seorang tukang bubur yang mempunyai niat yang suci yaitu untuk memberangkatkan ibunya ke
tanah suci. Namun selain itu, di dalam sinetron ini pun terdapat berbagai macam karakter-karakter seseorang yang memiliki pola pikir dan cara
pandang keliru dalam memahami ilmu agama. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul :
“Respon Perilaku Jama’ah Majelis Ta
’lim Nurul Iman Kedaung Ciputat Tangerang Selatan Terhadap Sinetron Tukang Bubur Naik Haji di RC
TI”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian, maka peneliti memberikan batasan; bahwa sinetron yang dimaksud adalah sinetron
“Tukang Bubur Naik Haji
” episode 15. Adapun secara khusus, yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: 1. Bagaimana respon Kognitif, Afektif dan Konatif ibu-ibu Majelis
Ta ‟lim Nurul Iman Kedaung Ciputat terhadap sinetron “Tukang Bubur
Naik Haji ”?