PENAFSIRAN AL- Pengenalan Tafsir al-Sya’râwî

46 Menurut Istibsyaroh dalam buku Hak-hak Perempuan Relasi Jender menurut Tafsir al-S ya’râwî: “Hak perempuan kaitannya dengan relasi jender di bidang politik merupakan hak syar’î. Jika dalam beberapa masa lalu perempuan tidak menggunakan hak ini bukan berarti perempuan tidak boleh dan tidak mampu, tetapi karena tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk mempraktikkannya, atau laki-laki dalam hal ini mengunggulinya. Ini bukan berarti hak politik perempuan tidak diakui, justru menjadi suatu hak yang dituntut dan dianggap sangat urgen, terutama di saat sekarang ini. Apalagi dalam konteks pemberdayaan peran politik perempuan di Indonesia, hak tersebut secara legal-formal telah terjamin eksistensinya. Hal itu terlihat jelas misalnya, pada pasal 65 ayat 1, UU no.12 tahun 2003 tentang pemilu yang menyatakan bahwa : “Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPRRI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten atau Kota untuk setiap daerah pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30. ” 5 Ulama berbeda pendapat hanya dalam hal wanita menjadi top leader presiden dan perdana menteri. Menurut jumhur ulama tidak boleh wanita menduduki jabatan tersebut. Abū Hanīfah membolehkan hakim wanita dalam masalah perdata dan tidak membolehkannya dalam masalah jinayat, sementara Muhammad bin Jarīr at-Tabarī memperbolehkan hakim wanita secara mutlak. 6 Senada dalam firman Allah SWT dalam QS.al-Nisâ ayat 34, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, bukanlah keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada laki-laki atas perempuan sebagaimana diyakini oleh sebagian orang. Seandainya Allah menginginkan itu, niscaya Dia akan berfirman: Karena Allah telah melebihkan laki-laki atas perempuan tetapi Allah berfirman, karena Allah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Allah menggunakan kata “sebagian” yang ambigu di sini. Ini berarti bahwa 5 Istibsyaroh, Hak-hak perempuan Relasi Jender Menurut Tafsir Al- Sya’râwî, h.183-184. 6 Tafsir DEPARTEMEN AGAMA RI, Kerja dan Ketenagakerjaan Tafsir al- Qur’ân Tematik, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al- Qur’ân , 2009, h.449.