30
kepada al-Azhar dan pelajar al- Bu’ûts al-Islâmiyah pelajar yang berasal dari
negara-negara Islam di seluruh dunia.
6
Al- Sya’râwî dikenal sebagai seorang da’i yang berwawasan santun, bijak,
dan tegas, sehingga tidak heran jika banyak artis yang mendapatkan hidayah setelah mendengar dan berdialog dengannya. Di antaranya adalah seorang artis
wanita Mesir yang beragama Yahudi, kemudian meninggalkan dunia glamor, menunaikan ajaran Islam dengan baik dan turut berdakwah menyampaikan ajaran
Islam. Di usia 87 tahun, pada hari Rabu 17 Juni 1998 M, Mutawallî al-
Sya’rawi wafat. Jasadnya dimakamkan di Mesir.
7
B. Karya-Karya Muhammad Mutawallî al-Sya’râwî
Al- Sya’râwî tidak menulis karangannya, karena beliau berpendapat
kalimat yang disampaikan secara langsung dan diperdengarkan akan lebih mengena dari pada kalimat yang disebarluaskan dengan perantara tulisan, sebab
semua manusia akan mendengar dari narasumber yang asli. Hal ini sangat berbeda dengan tulisan, karena tidak semua orang mampu membacanya. Namun demikian
dia tidak menafikan kebolehan untuk mengalihbahasakannya menjadi bahasa tulisan dan tertulis dalam sebuah buku, karena tindakan ini membantu program
sosialisasi pemikirannya dan mencakup asas manfaat yang lebih besar bagi
6
Taha Badri, Qâlû’an Al-Sya’râwî ba’da Râhîlihi, Al-Qâhirah: Maktabah Al-Turâs Al-
Islâmî,t.t.,h.5-6.
7
Herry Mohammad, Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, Jakarta: Gema Insani Press, 2006. h.277.
31
manusia secara keseluruhan.
8
Tapi, ceramah-ceramahnya yang dicetak dalam bentuk buku mendapatkan sambutan luas di kalangan umat Islam. Bahkan buku
Mukjizat al- Qur’ân telah dicetak sebanyak 5 juta eksemplar. Hasil penjualan
buku-buku beliau ini ia sumbangkan untuk kegiatan-kegiatan sosial. Di antara kata-kata mutiara al-
Sya’râwî adalah, “Sesungguhnya Allah SWT menyembunyikan tiga hal di dalam tiga hal.
Dia menyembunyikan ridha-Nya di dalam ketaatan kepada-Nya. Maka jangan sampai meremehkan ketaatan apapun bentuknya, karena ada
seseorang yang memberi minum kepada anjing lalu Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya. Dan Allah SWT menyembunyikan
murka-Nya di dalam kemaksitan terhadap-Nya. Sesungguhnya ada seorang wanita yang masuk neraka karena kucing yang ia kurung, ia tidak
memberinya makan tidak juga membiarkannya pergi. Dan Allah menyembunyikan rahasia-rahasia-Nya pada diri hamba-hamba-Nya. Maka
janganlah kalian menghina seorang hamba-Nya, karena banyak orang yang kusut berdebu, namun jika ia bersumpah atas nama Allah, maka Allah
akan mengabulkan sumpah-
Nya itu.”
9
Al- Sya’râwi mempunyai sejumlah karangan-karangan, beberapa orang
yang mencintainya mengumpulkan dan menyusunnya untuk disebarluaskan, sedangkan hasil karya yang paling populer dan yang paling fenomenal adalah
Tafsir al- Sya’râwi terhadap al-Qur’ân yang Mulia. Dan di antara sebagian hasil
karyanya adalah: 1.
Al-Isrâ’ wa al- Mirâj Isra dan Miraj 2.
Asrâr Bismillâhirrahmânirrahîm Rahasia dibalik kalimat Bismillahirrahmanirrahim
3. Al-Islâm wa al-Fikr al-Muashir Islam dan Pemikiran Modern
8
Istibsyaroh, Hak-hak perempuan Relasi Jender Menurut Tafsir Al- Sya’râwî, h.31.
9
Herry Mohammad, Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, h.277.
32
4. Al-Fatâwâ al-Kubrâ Fatwa-fatwa Besar. Kitab ini dicetak oleh
Maktabah al-Turâs al-Islâmî dalam dua bagian. Bagian pertama terdiri atas 441 halaman dan bagian kedua terdiri atas 483 halaman. Kedua
bagian tersebut berisi pemikiran al- Sya’râwî tentang tafsir dan juga
pertanyaan yang memiliki benang merah dengan tema sekaligus jawabannya. Bagian pertama membahas iman kepada Allah, makna
amanah dan kapan iman menjadi aqidah dan seterusnya.
10
5. 100 al-Suâl wa al-Jawâb fî al-Fiqh al-Islâm 100 Soal Jawab Fiqih
Islam 6.
Mujizat al-Qur’ân Kemukjizatan Alquran 7.
Alâ al-Mâídat al-Fikr al-Islâmî Di bawah Hamparan Pemikiran Islam. Kitab ini terdiri atas 203 halaman dan mencakup tema yang
beragam, seperti “Polemik tentang Islam”, “Pembicaraan seputar pemikiran Islam” dan “Islam dan globalisasi, Islam antara kapitalisme
dan komunisme, Islam kanan dan Islam kiri, jaminan dan Islam”. Tema-tema ini diformat dalam bentuk tanya jawab yang disampaikan
oleh Majdî al-Khafnawî dan dijawab oleh al- Sya’râwî.
11
8. Al-Qadhâ wa al-Qadar Qadha dan Qadar
9. Ĥâdzâ Ĥuwa al-Islâm Inilah Islam
10. Al-Muntakhab fi Tafsîr al-Qur’ân al-Karîm Pilihan dari Tafsir al-
Qur’ân al-Karîm.
12
10
Istibsyaroh, Hak-hak perempuan Relasi Jender Menurut Tafsir Al- Sya’râwî, h.37.
11
Istibsyaroh, Hak-hak perempuan Relasi Jender Menurut Tafsir Al- Sya’râwî, h.38.
12
www.egyguys.com. Akses 22 Maret 2010.
33
C. Pandangan Ulama Tentang Muhammad Mutawallî al-Sya’râwî
Beberapa ulama dan sarjana yang memberi komentar dan pandangan terhadap al-
Sya’râwî, di antaranya : ‘Abdul Fattâh al-Fâwi, dosen Falsafah di Universitas Dâr Al-‘Ulûm Kairo
berkata: “Sya’rawi bukanlah seorang yang tekstual, beku di hadapan nas, tidak terlalu cenderung ke akal, tidak pula sufi yang hanyut dalam ilmu kebatinan, akan
tetapi beliau menghormati nash, memakai akal, dan terpancar darinya keterbukaan dan kekharismatikannya”.
13
Yûsuf al- Qardawi memandang : “al-Sya’râwî sebagai penafsir yang
handal. Penafsirannya tidak terbatas pada ruang dan waktu, tetapi juga mencakup kisi-kisi kehidupan lainnya, bahkan dalam kesehariannya ia terkesan
menggandrungi sufisme, kendati sebagian orang menentang kehidupan sufi. Ia tetap bersikukuh dengan prinsip hidupnya.”
14
Kecenderungan al- Sya’râwî pada tafsir tidak menjadikan ia lupa dengan
kepiawaiannya dalam mengambil kesimpulan hukum fiqh atas realita kehidupan, sehingga tidak jarang ia mengeluarkan hukum berdasarkan dalil
syar’i dan logis. Akhirnya, kontribusi al-
Sya’râwî dalam berbagai bidang ilmu tidak perlu diragukan lagi, karenanya tidak sedikit pengikut dan pengagumnya merasa
kehilangan ketika al- Sya’râwî wafat.
Yûsuf al-Qardawi menegaskan dalam pidatonya yang berjudul Al- Sya’râwî Ilmun min A’lâm Al-Hidâyah bahwa :
13
Ahmad Al-Marsi Husein Jauhar, Muhammad Mutawallî Al- Sya’râwî: Imâm Al-„Asr,
al-Qâhirah: Handat Misr,1990,h.51.
14
Ahmad, Muhammad Mutawallî Al- Sya’râwî: Imâm Al-„Asr, h.53.