Latar Belakang Masalah Penafsiran al-syarawi terhadap ayat-ayat al-qur'an tentang wanita karir: Qs. Al-Taubah (90:71, Qs Al-Nisa' (4): 32 dan Qs.Ali imran :'195

4 mukminin, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam hal ini. Dalam Q.S.Al-Nahl [16] : 97, Allah berfirman : Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sungguh akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik..” Al- ‘Aqqâd mengatakan dalam bukunya Al-Mar’ah fi Al-Qur’ân, seperti yang dikutip oleh Muhammad al-Bar adalah : “ Konsep hak, dasarnya sama, bahwa pria dan wanita sama dalam segala sesuatu. Wanita mempunyai hak seperti yang dimiliki pria, dan mempunyai kewajiban seperti kewajiban pria. Kemudian, bahwa laki- laki dilebihkan dengan satu derajat, yaitu sebagai pemimpin yang telah ditetapkan dengan fitrahnya. Dalam hal ini bukan berarti keluar dari konsep persamaan yang telah disamakan dalam hak dan kewajiban, sebab setiap tambahan hak diimbangi dengan tambahan serupa dalam kewajiban, demikianlah persamaan yang bijaksana. 7 Diskusi tentang wanita dalam Islam selalu menarik. Islam memberikan perhatian yang besar terhadap kaum wanita dan segi-segi kehidupan mereka. Dari ayat-ayat al- Qur’ân dan hadis-hadis Nabi. Tidak sulit membuktikan betapa Islam sungguh-sungguh memperhatikan persoalan wanita dan menempatkan mereka pada tempat yang terhormat. 8 Di dalam ajaran Islam, wanita juga mempunyai hak dan kesempatan untuk berkarir dengan tidak melalaikan fungsi dan kedudukannya sebagai wanita. Islam juga memberikan dorongan yang kuat agar para muslimah dapat 7 Muhammad Albar, Wanita Karir Dalam Timbangan Islam : Kodrat Kewanitaan, Emansipasi dan Pelecehan Seksual, h.18-19. 8 Lily Zakiyah Munir, Memposisikan Kodrat : Perempuan dan Perubahan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Mizan, 1999, Cet.1, h.11. 5 berkarir di segala bidang. Islam membebaskan wanita dari belenggu kebodohan, ketertinggalan, dan perbudakan. Islam telah melarang semua itu, bahkan telah menyatakan bagian tetentu bagi wanita, dalam Q.S.An-Nisa [4] : 7, Allah berfirman : Artinya : “Bagi laki-laki ada hak bagian dari harga peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.” Dalam hal ini penulis membatasi pembahasan pada wanita karir dalam tafsir Al- Sya’râwî. Penulis mengambil penafsir kontemporer seperti Muhammad Mutawallî Al- Sya’râwi karena salah satu ahli tafsir al-Qur’ân yang terkenal pada masa modern dan merupakan tokoh pada masa kini, beliau memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan masalah agama dengan sangat mudah dan sederhana, beliau juga memiliki usaha yang luar biasa besar dan mulia dalam bidang dakwah Islam. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk mengkaji, selanjutnya penulis merumuskan tema penelitian ini dalam sebuah judul skripsi ini yaitu: “Penafsiran al-Sya’râwî Terhadap Ayat-ayat al-Qur’ân tentang Wanita Karir QS. al-Taubah [9] : 71, QS. al- Nisā’ [4] : 32, dan QS.Ali Imrân [3] : 195 ” 6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat banyaknya ayat-ayat tentang wanita, maka penulis melakukan pembatasan yaitu hanya mengambil beberapa ayat al- Qur’ân menurut penafsiran Al- Sya’râwî. Dan penulis membahas ayat-ayat al-Qur’ân yang mendukung penelitian ini, yaitu : QS. al-Taubah [9] : 71, QS. al- Nisā’ [4] : 32, dan QS.Ali Imrân [3] : 195. Berangkat dari Latar Belakang Masalah tersebut di atas, muncul permasalahan mendasar yang menjadi rumusan penelitian ini, yaitu : Bagaimana pandangan al- Sya’râwî terhadap wanita karir? Demikianlah, beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dalam pembahasan skripsi ini.

C. Kajian Pustaka

Sejauh ini, penulis menemukan karya tulis yang berjudul “Wanita Karir dalam Perspektif Hadis : Sebuah Kajian Tematik .” Karya Munawwarah. Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, jurusan Tafsir Hadis. 9 Di dalam tulisannya ini Munawwarah hanya mengklasifikasikan wanita karir, peluang dan tantangan wanita karir serta hukum wanita karir menurut hukum Islam. Tetapi karena kepentingan Munawwarah hanya untuk ruang lingkup hadis dalam skripsinya, sehingga tulisannnya tentang peran wanita karir dalam perspektif al- Qur’ân tersebut tidak ada dan tidak mendalam; “Pengaruh Wanita Karir Terhadap Perk embangan Keberagaman Anak Remaja” karya 9 Skripsi UIN tahun 2007. 7 Lilis. 10 Di dalam tulisan ini, Lilis melakukan metode survei lapangan. Namun Lilis sama sekali tidak membahas ayat-ayat al- Qur’ân yang menunjukkan bahwa dalam Islam tidak ada larangan bagi laki-laki atau perempuan untuk bekerja, baik di dalam ataupun di luar rumah; “Pengaruh Wanita Karir Terhadap Perceraian ” karya Taufiqurrohman. 11 Di dalam tulisan ini membahas tentang sejauh mana problematika wanita karir dapat memicu terjadinya perceraian. Taufiq menggunakan metode penelitian lapangan, yakni penelitian yang langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pokok permasalahan. Penulis juga menemukan buku oleh Istibsyaroh, penulis disertasi dari S3 UIN Syarif Hidayatullah tentang Hak-hak Perempuan Relasi Jender menurut Tafsir al- Sya’râwî. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Istibsyaroh ialah, Istibsyaroh meneliti tentang relasi jender oleh al- Sya’râwî dalam tafsir al-Sya’râwî. Sedang penulis meneliti tentang ayat-ayat berkaitan wanita karir yang ditafsirkan oleh al- Sya’râwî. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Istibsyaroh ialah sama-sama membahas tokoh al- Sya’râwî, serta sama-sama memusatkan perhatian pada penelitian kepustakaan. Sedangkan tulisan tentang masalah jender sudah banyak buku, artikel, atau jurnal yang membahasnya, tetapi wanita karir yang dihubungkan dengan salah satu tafsir tidak penulis temukan. 10 Skripsi UIN tahun 2002. 11 Skripsi UIN tahun 2010. 8 Dengan demikian, kajian ini berbeda dengan kajian yang telah ada. Kajian ini merupakan kajian tentang “Penafsiran al-Sya’râwî Terhadap Ayat- ayat al- Qur’ân tentang Wanita Karir QS. al-Taubah [9] : 71, QS. al-Nisā’ [4] : 32, dan QS.Ali Imrân [3] : 195. ” Penulis mengkaji penafsiran ayat-ayat dalam al- Qur’ân bahwa tidak ada larangan bagi laki-laki atau perempuan untuk bekerja, baik di dalam ataupun di luar rumah.

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan utama penelitian dalam proposal skripsi ini adalah: 1. Memberikan sumbangsih dalam kajian-kajian keislaman terutama yang berhubungan dengan Tafsir. 2. Mengetahui dan mendeskripsikan tanggapan dan sikap ulama kaum intelektual terhadap peran wanita karir. 3. Mengetahui syarat dan dampak wanita berkarir, serta ayat-ayat al-Qur’ân yang menunjukkan bahwa dalam Islam tidak ada larangan bagi laki-laki atau perempuan untuk bekerja, baik di dalam ataupun di luar rumah. 4. Mengetahui bagaimana pandangan al-Sya’râwî mengenai hal-hal yang terkait dengan wanita karir.

E. ManfaatSignifikansi Penelitian

Kiranya hasil penelitian ini akan berguna untuk memberikan informasi yang memadai kepada para peminat dan pemerhati kajian Tafsir serta kepada 9 masyarakat umum mengenai “Penafsiran al-Sya’râwî Terhadap al-Qur’ân tentang Wanita Karir ”, diharapkan muncul gambaran objektif dan penilaian yang jujur.

F. Metodologi Penelitian

Sebagaimana karya-karya ilmiah pada sebuah disiplin ilmu, setiap pembahasan masalah tentunya mesti menggunakan metodologi untuk menganalisa permasalahan. Metode itu sendiri berfungsi sebagai landasan berpijak dalam mengelaborasinya sehingga dapat dijelaskan secara mendetail dan dapat dipahami. Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan penelitian kepustakaan library research. Yang dimaksud library research adalah menghimpun buku-buku dan bahan-bahan lain dari berbagai sumber yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam skripsi ini. Sementara itu, pembahasannya sendiri menggunakan pendekatan atau metode tafsir maudhu’i. Adapun yang dimaksud dengan metode tafsir maudhu’i tersebut adalah menghimpun seluruh atau sebagian ayat-ayat yang berkenaan dengan topik pembahasan tertentu untuk mencari benang merah dari suatu pesoalan. Atau seperti dikemukakan M.Quraish Shihab bahwa tafsir tematik adalah karya-karya tafsir yang menetapkan suatu topik tertentu, dengan jalan menghimpun seluruh atau sebagian ayat-ayat dari beberapa surat, yang berbicara tentang topik tersebut,untuk kemudian dikaitkan dengan yang lainnya, sehingga pada akhirnya diambil kesimpulan menyeluruh tentang