11
Bab Keempat, Pada bagian ini akan membahas ayat-ayat al- Qur’ân
yang berkaitan tentang wanita karir serta penafsiran al- Sya’râwî dalam QS. al-
Taubah [9] : 71, QS. al- Nisā’ [4] : 32, dan QS.Ali Imrân [3] : 195.
Bab Kelima, Penutup. Sebagai penutup pembahasan ini akan ditarik kesimpulan dan menjawab permasalahan yang telah dibahas di bab-bab
sebelumnya sembari menguraikan saran-saran atas permasalahan tersebut.
12
BAB II SEKILAS TENTANG WANITA KARIR
Al- Qur’ân dan hadis sebagai sumber ajaran Islam, memberi perhatian
yang sangat besar serta kedudukan yang terhormat kepada perempuan baik sebagai anak, istri, ibu, maupun sebagai anggota keluarga lainnya dan sebagai
anggota masyarakat. Islam yang bersumber dari al- Qur’ân dan sunah Rasul itu
menghapuskan diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Tidak ada perbedaan derajat dan kedudukan perempuan dengan laki-laki. Kalau ada perbedaan, itu
hanya akibat dari fungsi utama masing-masing jenis, sesuai dengan kodratnya. Perbedaan yang ada, bukan merupakan sesuatu kekurangan, melainkan sebagai
sesuatu yang mengharuskan kerjasama, tolong menolong dan saling melengkapi. Namun, posisi perempuan seperti ini sering diperdebatkan di masyarakat,
karena adat istiadat yang menetapkan bahwa tidak layak bagi perempuan untuk bergerak bebas seperti kaum laki-laki, sehingga menurut adat, bahwa perempuan
yang mulia adalah perempuan yang berada dalam rumah pingitan. Dan timbulnya anggapan atau ungkapan yang mengatakan, bahwa ajaran Islam itu
menghambat perempuan untuk maju, karena Islam tidak membolehkan perempuan bekerja di luar rumah dan mengembangkan karirnya, tidak
membolehkan perempuan melakukan kegiatan sosial.
1
Berkenaan dengan hal tersebut, maka penulis mencoba untuk mengkaji tentang pengertian wanita karir, alasan wanita berkarir, dampak positif dan negatif
1
Tim Tafsir Depag RI, Kerja Dan Ketenagakerjaan Tafsir al- Qur’ân tematik, Jakarta:
Lajnah Pentashihan Mushaf al- Qur’ân , 2009, h.443.