Pengertian Wanita Karir Penafsiran al-syarawi terhadap ayat-ayat al-qur'an tentang wanita karir: Qs. Al-Taubah (90:71, Qs Al-Nisa' (4): 32 dan Qs.Ali imran :'195

16 Para ulama fikih dalam hal ini membatasi keadaan-keadaan yang membolehkan wanita bekerja di luar rumah, di antaranya : 1. Rumah tangga memerlukan biaya untuk pengeluaran kebutuhan primer dan sekunder. Jika suami telah meninggal atau sedang sakit dan rumah tangga tidak memiliki pendapatan lain selain dari suami, serta pemerintah tidak dapat membantu rumah tangga yang kondisinya seperti itu, seorang istri dibolehkan bekerja di luar rumah dengan pekerjaaan-pekerjaan yang dibolehkan syara’. Kisah Nabi Musa dan putri-putri Nabi Syu’aib merupakan contoh untuk keadaan seperti ini. Allah berfirman dalam QS.al-Qashash [28] : 23-25. Artinya : Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan ternaknya, dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat ternaknya. Musa berkata: Apakah maksudmu dengan berbuat begitu? Kedua wanita itu menjawab: Kami tidak dapat meminumkan ternak kami, sebelum pengembala- pengembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk menolong keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu 17 kebaikan 8 yang Engkau turunkan kepadaku. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak kami. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya Syuaib dan menceritakan kepadanya cerita mengenai dirinya, Syuaib berkata: Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu. 2. Masyarakat memerlukan tenaga wanita untuk bidang-bidang yang sesuai dengan karakter wanita. Tidak diragukan lagi bahwa masyarakat membutuhkan tenaga wanita untuk menjadi dokter, guru dan dosen, serta pembimbing sosial. Selain itu, masyarakat Islam pun membutuhkan wartawati untuk majalah-majalah wanita dan membutuhkan akuntan- akuntan wanita untuk bank-bank Islam. Oleh karena itu, tokoh-tokoh agama tidak boleh melarang wanita bekerja di luar rumah, sepanjang pekerjaannya itu sesuai dengan kodratnya. 9

C. Dampak Wanita Berkarir Dalam Rumah Tangga

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Islam tidak melarang wanita berkarir, dengan catatan tetap mengikuti aturan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Jika wanita karir itu tidak mengikuti aturan-aturan Islam maka akan timbul berbagai dampak positif dan negatif yang menyangkut harga diri dan kepribadian wanita yang bersangkutan, hak-hak suami dan anak-anak, serta secara otomatis berakibat buruk terhadap perekonomian rumah tangga dan masyarakat. 8 Yang dimaksud dengan Khair kebaikan dalam ayat ini menurut sebagian besar ahli Tafsir ialah barang sedikit makanan. 9 Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Jakarta: Gema Insani Press,1998, h.141-143. 18 Adapun dampak positif dengan adanya wanita karir antara lain: 10 1. Dengan berkarir, wanita dapat membantu meringankan beban keluarga yang tadinya hanya dipikul oleh suami yang mungkin kurang memenuhi kebutuhan. 2. Wanita dapat memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarganya, utamanya kepada putra-putrinya tentang kegiatan-kegiatan yang diikutinya, sehingga kalau ia sukses dan berhasil dalam karirnya, putra- putrinya akan gembira dan bangga, bahkan menjadikan ibunya sebagai panutan dan suri tauladan bagi masa depannya. 3. Dalam memajukan serta menyejahterakan masyarakat dan bangsa diperlukan partisipasi serta keikutsertaan kaum wanita, karena dengan segala potensinya, wanita mampu dalam hal ini, bahkan ada di antara pekerjaan yang tidak bisa dilaksanakan oleh pria dapat berhasil ditangani oleh wanita, baik karena keahliannya, maupun karena bakatnya. 4. Wanita dalam mendidik anak-anaknya pada umumnya lebih bijaksana, demokratis dan tidak otoriter, sebab dengan karirnya itu ia bisa memiliki pola pikir yang moderat. Kalau ada problem dalam rumah tangga yang harus diselesaikan, maka ia segera mencari jalan keluar secara tepat dan benar. 5. Dengan berkarir, wanita yang menghadapi kemelut dalam rumah tangganya atau sedang mendapat gangguan jiwa, akan terhibur dan jiwanya akan menjadi sehat. Untuk kepentingan kesehatan jiwanya, wanita 10 Huzaemah T. Yanggo, Fiqih Perempuan Kontemporer, Cet.I, h.96-99.