Alasan Wanita Berkarir Penafsiran al-syarawi terhadap ayat-ayat al-qur'an tentang wanita karir: Qs. Al-Taubah (90:71, Qs Al-Nisa' (4): 32 dan Qs.Ali imran :'195
18
Adapun dampak positif dengan adanya wanita karir antara lain:
10
1. Dengan berkarir, wanita dapat membantu meringankan beban keluarga
yang tadinya hanya dipikul oleh suami yang mungkin kurang memenuhi kebutuhan.
2. Wanita dapat memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarganya,
utamanya kepada putra-putrinya tentang kegiatan-kegiatan yang diikutinya, sehingga kalau ia sukses dan berhasil dalam karirnya, putra-
putrinya akan gembira dan bangga, bahkan menjadikan ibunya sebagai panutan dan suri tauladan bagi masa depannya.
3. Dalam memajukan serta menyejahterakan masyarakat dan bangsa
diperlukan partisipasi serta keikutsertaan kaum wanita, karena dengan segala potensinya, wanita mampu dalam hal ini, bahkan ada di antara
pekerjaan yang tidak bisa dilaksanakan oleh pria dapat berhasil ditangani oleh wanita, baik karena keahliannya, maupun karena bakatnya.
4. Wanita dalam mendidik anak-anaknya pada umumnya lebih bijaksana,
demokratis dan tidak otoriter, sebab dengan karirnya itu ia bisa memiliki pola pikir yang moderat. Kalau ada problem dalam rumah tangga yang
harus diselesaikan, maka ia segera mencari jalan keluar secara tepat dan benar.
5. Dengan berkarir, wanita yang menghadapi kemelut dalam rumah
tangganya atau sedang mendapat gangguan jiwa, akan terhibur dan jiwanya akan menjadi sehat. Untuk kepentingan kesehatan jiwanya, wanita
10
Huzaemah T. Yanggo, Fiqih Perempuan Kontemporer, Cet.I, h.96-99.
19
itu harus gesit bekerja, jika seorang tidak bekerja atau diam saja, maka ia akan melamun, berhayal memikirkan atau mengenangkan hal-hal yang
dalam kenyataan tidak dialami atau tidak dirasakannya.
Demikian antara lain dampak positif dari wanita karir, tetapi kalau dipandang dari dimensi lain, sangat memprihatinkan karena membawa dampak
negatif, baik secara sosiologis maupun agamis. Adapun dampak negatif yang timbul dengan adanya wanita karir antara lain :
11
1. Terhadap anak-anak, wanita yang hanya mengutamakan karirnya akan
berpengaruh pada pembinaan dan pendidikan anak-anak, maka tidak aneh kalau banyak terjadi hal-hal yang tidak kita harapkan, seperti perkelahian
antarremaja antarsekolah, penyalahgunaan obat-obat terlarang, minuman keras, pencurian, pemerkosaan, dan sebagainya. Apabila hal ini tidak
diatasi dengan segera maka akan merugikan anak-anak dan masyarakat. Hal ini harus diakui sekalipun tidak bersifat menyeluruh bagi setiap
individu yang berkarir. Akibat dari kurangnya komunikasi antara ibu dan anak-anaknya bisa menyebabkan keretakan sosial. Anak-anak merasa tidak
diperhatikan oleh orang tuanya. Sopan santun mereka terhadap orang tuanya akan memudar. Bahkan sama sekali tidak mau mendengar nasihat
orang tuanya. Pada umumnya hal ini disebabkan karena sang anak merasa tidak ada kesejukan dan kenyamanan dalam hidupnya, sehingga jiwanya
memberontak. Sebagai pelepas kegersangan hatinya, akhirnya mereka
11
Huzaemah T. Yanggo, Fiqih Perempuan Kontemporer, Cet.I, h.99-100.
20
berbuat dan bertindak seenaknya tanpa memperhatikan norma-norma yang ada dilingkungan masyarakatnya.
2. Terhadap suami, di balik kebanggaan suami yang mempunyai istri wanita
karir yang maju, aktif dan kreatif, pandai dan dibutuhkan masyarakat tidak mustahil menemui persoalan-persoalan dengan istrinya. Istri yang bekerja
di luar rumah setelah pulang dari kerjanya tentu ia merasa capek, dengan demikian kemungkinan ia tidak dapat melayani suaminya dengan baik,
sehingga suami merasa kurang hak-haknya sebagai suami. 3.
Terhadap rumah tangga, kadang-kadang rumah tangga berantakan disebabkan oleh kesibukan ibu rumah tangga sebagai wanita karir yang
waktunya banyak tersisa oleh pekerjaannya di luar rumah. Sehingga ia tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai istri dan ibu rumah tangga.
4. Terhadap kaum laki-laki banyak yang menganggur akibat adanya wanita
karir, kaum laki-laki tidak memperoleh kesempatan untuk bekerja, karena jatahnya telah direnggut, atau dirampas oleh kaum wanita.
5. Terhadap masyarakat, wanita karir yang kurang memedulikan segi-segi
normatif dalam pergaulan dengan lain jenis dalam lingkungan pekerjaan atau dalam kehidupan sehari-hari, akan menimbulkan dampak negatif
terhadap kehidupan suatu masyarakat. 6.
Wanita lajang yang mementingkan karirnya kadang-kadang bisa menimbulkan budaya “nyeleneh” nyaris meninggalkan kodratnya sebagai
kaum hawa, yang pada akhirnya mencuat budaya “lesbi dan kumpul kebo”.
12
12
Huzaemah T. Yanggo, Fiqih Perempuan Kontemporer, Cet.I, h.99-100.