Uji Hipotesis Peranan Manajemen dan Inspektorat Jenderal Terhadap Pengendalian Intern Atas Pengadaan Barang/Jasa pada Kementerian Agama

45 prediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized Ghozali, 2011:139. c. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti yang diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data titik menyebar menjauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Ghozali, 2011:163.

4. Uji Hipotesis

Pada penelitian ini penulis menggunakan dua variabel independen dan satu variabel dependen. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode regresi berganda multiple regression, yaitu regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yang digunakan untuk menguji H 1 , 46 H 2 , dan H 3 dengan pendekatan interaksi yang bertujuan untuk memenuhi ekspektasi peneliti mengenai peranan manajemen dan inspektorat jenderal terhadap pengendalian intern atas pengadaan barangjasa. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +e Y : Pengendalian intern atas pengadaan barangjasa A : Konstanta b 1 b 2 : Koefisien regresi X 1 : Manajemen X 2 : Inspektorat Jenderal e : Error Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan oleh model regresi berganda, yang meliputi: a. Uji Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2011:97. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 nol dan 1 satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2011:97. b. Uji Regresi secara Simultan 47 Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat Ghozali, 2011:98. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Menurut Ghozali 2011:98, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1 Jika nilai F lebih besar dari 4 maka H dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5. Dengan kata lain kita menerima hipótesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2 Jika nilai F lebih kecil dari 4 maka H dapat diterima pada derajat kepercayaan lebih dari 5. Dengan kata lain bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. c. Uji Regresi secara Parsial Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2011:98. Menurut Ghozali 2011:99, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 48 1 Jika jumlah degree of freedom df adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5, maka H yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 dalam nilai absolut. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. 2 Jika jumlah degree of freedom df adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar lebih dari 5, maka H yang menyatakan bi = 0 dapat diterima bila nilai t lebih kecil dari 2 dalam nilai absolut. Dengan kata lain, hal tersebut menyatakan bahwa variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.

E. Operasional Variabel

Sesuai dengan judul yang dipilih yaitu “Peranan Manajemen dan Inspektorat Jenderal terhadap Pengendalian Internal atas Pengadaan BarangJasa pada Kementerian Agama ”, terdapat dua variabel independen yaitu peranan manajemen dan inspektorat jenderal, serta satu variabel dependen yaitu pengendalian internal. Berikut ini akan dijelaskan masing- masing variabel beserta cara pengukurannya. 1. Peranan Manajemen X 1 Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan oleh tiap-tiap individu dari suatu organisasi yang dilakukan secara terus menerus untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Variabel ini diukur dengan 49 menggunakan instrumen 4 empat fungsi manajemen yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan menggunakan instrumen fungsi manajamen oleh Kinicki dan William 2011. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval likert 4 poin dari tidak pernah 1, jarang 2, sering 3, sampai dengan selalu 4. 2. Inspektorat Jenderal X 2 Inspektorat jenderal merupakan unit organisasi yang melaksanakan kegiatan internal audit dalam suatu kementerian. Internal audit memberikan nilai tambah dalam organisasi dengan lebih mengutamakan risiko usaha, pengendalian, dan pengaturan Dedi Permana, 2009. Internal audit merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh bagian internal perusahaan bahwa segala aktivitas yang terjadi dalam perusahaan sudah diterapkan secara ekonomi, efektif, dan efisien. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen verifikasi, evaluasi, serta rekomendasi. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval likert 4 poin dari tidak pernah 1, jarang 2, sering 3, sampai dengan selalu 4. Kuesioner dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari kuesioner penelitian oleh Permana 2009. 3. Pengendalian Internal Y Menurut PP No. 60 Tahun 2008, sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan 50 keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen komponen sistem pengendalian intern pemerintah yang sudah diatur dalam PP No. 60 Tahun 2008. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval likert 4 poin dari tidak pernah 1, jarang 2, sering 3, sampai dengan selalu 4. Kuesioner dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari kuesioner penelitian yang dilakukan oleh Permana 2009. Tabel 3.2 Operasional Variabel Variabel Sub Variabel Indikator Butir Pernyataan Skala Pengukuran Peranan Manajemen X 1 Kinicki dan William, 2011 1. Planning 2. Organizing 3. Leading a. Menetapkan kebijakan pengadaan b. Membuat rencana umum pengadaan a. Pengorganisasian pengadaan b. Menentukan tugas dan kewenangan a. Mengumumkan rencana umum pengadaan b. Menetapkan perencanaan swakelola c. Menetapkan sistem dan dokumen- dokumen pengadaan d. Pengumuman lelang 1 2 3 4 5 6 7 8 Interval Bersambung ke halaman berikutnya 51 Tabel 3.2 Lanjutan Variabel Sub Variabel Indikator Butir Pernyataan Skala Pengukuran 4. Controlling e. Penandatanganan kontrak a. Program pengawasan b. Evaluasi diri 9 10 11 Inspektorat Jenderal X 2 Permana, 2009 Pelaksanaan Internal Audit a. Verifikasi dokumen b. Evaluasi kegiatan c. Rekomendasi hasil audit 12, 13 14,15,16,17 18,19 Interval Pengendalian Internal Y Permana, 2009 a. Lingkungan Pengendalian b. Penilaian risiko c. Aktivitas Pengendalian d. Informasi dan komunikasi e. Pemantauan a. integritas dan nilai etika b. Pendelegasian dan wewenang yang tepat a. Penetapan tujuan kegiatan a. Review kinerja b. Pembinaan SDM c. Pemisahan fungsi d. Otorisasi transaksi e. Pencatatan yang akurat f. Pembatasan akses dan sumber daya a. Menyediakan dan memanfaatkan sarana komunikasi b. Mengelola, mengembangkan dan memperbarui sistem informasi a. Pemantauan berkelanjutan 20, 21 22 23 24 25 26 27, 28, 29, 30 31 32 33 34 35 Interval 52 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Kementerian Agama