Pengendalian Intern Peranan Manajemen dan Inspektorat Jenderal Terhadap Pengendalian Intern Atas Pengadaan Barang/Jasa pada Kementerian Agama

15 Berdasarkan ciri-ciri teori sistem diatas, maka peranan manajemen dan internal audit dapat dijelaskan melalui teori ini. Karena peranan para pelaku dalam sebuah organisasi masing-masing memiliki keterkaitan dalam melaksanakan tugasnya yang akan membentuk suatu sistem. Pimpinan harus berhubungan secara keseluruhan dengan aspek perilaku organisasi internal maupun eksternal. Selain itu, melalui teori sistem ini, pimpinan akan mudah dalam mencapai tujuan organisasi karena akan memungkinkan pimpinan dapat memahami sebab efektivitas individu, kelompok, dan organisasi. Dengan pemahaman aspek perilaku dalam organisasi, maka pimpinan akan lebih mudah melaksanakan pengendalian intern yang baik. Karena pengendalian intern dalam suatu perusahaan dilakukan oleh semua lapisan dalam organisasi.

3. Pengendalian Intern

Menurut Marshall dan Paul 2004:53, pengendalian intern adalah “pengendalian internal internal control adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.” Berdasarkan Laporan COSO The Committee of Sponsoring Organization Boynton, Johnson, Kell, 2002:142, pengendalian intern yaitu “Pengendalian intern internal control adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan. ” 16 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sistem pengendalian intern di definisikan sebagai berikut: “proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan”. Jadi, pengendalian internal adalah proses yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan pegawai untuk mencapai tujuan keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi kegiatan organisasi serta memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua aktivitas organisasi sudah berjalan efektif dan efisien. Pemahaman akan pentingnya pengendalian sektor publik menyebabkan perlunya pendalaman tentang pengendalian itu sendiri. Pengendalian dapat diinterpretasikan sebagai proses maupun pengarah. Jika sebagai proses, pengendalian lebih dianggap sebagai alat manajemen dalam pelaksanaan keputusan. Jika sebagai pengarah, pengendalian dapat diartikan sebagai intervensi dalam pengambilan keputusan Bastian, 2005:83. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, unsur sistem pengendalian intern pemerintah terdiri dari: a. Lingkungan Pengendalian Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern dalam lingkungan 17 kerjanya, melalui: penegakan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif, dan hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait. b. Penilaian Risiko Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko terdiri atas: identifikasi risiko dan analisis risiko. Dalam rangka penilaian risiko, pimpinan instansi pemerintah menetapkan tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. c. Kegiatan Pengendalian Pimpinan instansi pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan. Kegiatan pengendalian terdiri atas: review atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan, pembinaan sumber daya manusia, pengendalian atas pengelolaan sistem informasi, pengendalian fisik atas aset, pemisahan fungsi, otorisasi atas transaksi dan kejadian penting, pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian, pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya, akuntabilitas terhadap sumber daya dan 18 pencatatannya, dan dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta transaksi dan kejadian penting. d. Informasi dan Komunikasi Pimpinan instansi pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan instansi pemerintah harus sekurang-kurangnya menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi, serta mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus- menerus. e. Pemantauan Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan pemantauan sistem pengendalian intern.Pemantauan sistem pengendalian intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan review lainnya.

4. Pengadaan BarangJasa