37
2. Peranan Inspektorat Jenderal Terhadap Pengendalian Intern atas Pengadaan BarangJasa
Pengendalian internal merupakan suatu alat manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dengan melakukan serangkaian aktivitas guna
memastikan tercapainya tujuan dan sasaran organisasi tersebut. Untuk memperkuat dan menunjang efektifitas pelaksanaan sistem pengendalian
intern pemerintah perlu dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan
negara yang dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Aparat pengawasan intern pemerintah merupakan internal auditor
yang bekerja pada lembaga pemerintah. Menurut Permana 2009:42, hubungan antara pengendalian internal dan audit internal tidak dapat
dipisahkan karena audit internal merupakan salah satu unsur dalam pengendalian internal. Pendapat ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Ebaid 2011:124 yang menyatakan bahwa fungsi internal audit merupakan suatu fungsi yang penting dan telah terbukti untuk meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal, dan pemerintahan. Dalam melakukan internal audit, auditor internal akan mengevaluasi
pengendalian internal perusahaan, memastikan bahwa pengendalian internal perusahaan sudah dijalankan dengan baik. Oleh karena itu, internal audit
sangat berperan dalam pengendalian internal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Faturrachman 2008:9
menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan internal audit maka
38 efektivitas pengendalian internal juga akan semakin meningkat. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Permana 2009:83 dengan hasil bahwa internal audit sangat berperan dalam menunjang efektivitas
pengendalian internal penjualan dan penagihan piutang pada PT. Telekomunikasi Indonesia Persero atau PT. INTI. Praktisi dan akademisi
umumnya berpendapat sama bahwa efektivitas pengendalian internal meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas fungsi audit internal Lin,
et al, 2011:320. Audit internal yang baik dilakukan oleh orang yang memiliki
kompetensi dan independensi sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Peranan internal audit dalam kaitannya terhadap pengendalian
internal atas pengadaan barangjasa meliputi semua aspek yang berkaitan dengan pengadaan barangjasa. Oganisasi harus melaksanakan audit
terhadap pengendalian barangjasa untuk memastikan bahwa pengendalian internal yang terdapat pada aktivitas tersebut telah sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan dan dipelihara secara efektif dan efisien. Internal auditor kementerian, dalam hal ini yaitu inspektorat jenderal
kementerian akan melakukan pemeriksaan berkala atas pelaksanaan pengendalian internal tersebut. Setelah itu, internal auditor tesebut akan
memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan kepada manajemen dalam bentuk rekomendasi. Manajemen akan melaksanakan tindakan yang
sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh internal auditor.
39 Berdasarkan penjelasan diatas, hipotesis yang dibuat oleh penulis
yaitu sebagai berikut: H
1
: Manajemen berperan secara signifikan terhadap pengendalian intern atas pengadaan barangjasa
H
2
: Inspektorat jenderal berperan secara signifikan terhadap pengendalian intern atas pengadaan barangjasa
H
3
: Manajemen dan Inspektorat jenderal secara simultan berperan signifikan terhadap pengendalian intern atas pengadaan barangjasa
40
BAB III Metodologi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai bagian umum yang terdapat pada sekretariat jenderal dan direktorat jenderal kementerian agama.
Adapun objek penelitian ini adalah pegawai bagian umum yang terdapat pada
sekretariat jenderal dan direktorat jenderal kementerian agama. B.
Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pegawai bagian umum yang bekerja pada sekretariat jenderal dan direktorat jenderal kementerian agama. Metode
yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel penelitian adalah pemilihan purposive sampling, dengan teknik berdasarkan pertimbangan judgement
sampling yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu
umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian Indriantoro dan Supomo, 2002:131 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kepala bagian biro umum, kepala sub bagian biro umum, dan staf bagian perlengkapan pada Sekretariat Jenderal Kementerian Agama.
2. Kepala bagian umum, kepala sub bagian perlengkapan dan BMN Barang Milik Negara, serta staf perlengkapan dan BMN pada masing-masing
direktorat jenderal yang ada di Kementerian Agama, yang terdiri dari: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
41 Islam, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, serta Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Budha.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan dua metode penelitian yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.
1. Penelitian Pustaka Merupakan pengumpulan data sekunder melalui buku-buku, jurnal-
jurnal, serta literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.
2. Penelitian Lapangan Metode pengumpulan data yang dipakai adalah daftar pertanyaan
kuesioner. Metode kuesioner merupakan satu mekanisme pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara jelas apa yang
disyaratkan dan bagaimana mengukur variabel yang diminati. Satu kuesioner atau angket adalah satu set tulisan tentang pertanyaan yang
diformulasikan untuk responden mencatat jawabannya. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, pertama memuat pertanyaan tentang data diri
responden dan kedua berisi pernyataan penelitian yang berhubungan dengan peranan manajemen dan internal audit terhadap pengendalian
intern atas pengadaan barangjasa.
42 Jenis skala yang digunakan untuk menjawab bagian pertanyaan
penelitian adalah skala likert yaitu metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu fenomena sosial Indriantoro dan Supomo, 2002:104. Skala likert yang digunakan untuk menjawab pernyataan penelitian memiliki
empat kategori sebagaimana disajikan dalam tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1 Bobot dan Kategori Skala Likert
No Jenis Jawaban
Bobot 1
2 3
4 SL = Selalu
SR = Sering JR = Jarang
TP = Tidak Pernah 4
3 2
1 D.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS 20.
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, range Ghozali, 2011:19.
b. Uji Kualitas Data
Data ini merupakan data primer maka uji kualitas data penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dan uji validasi.
43 a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Dalam
pengujian reliabillitas ini, peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar 0,70
dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel 0,70 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut
memiliki reliabilitas yang memadai dan sebaliknya apabila nilai cronbach alpha dari suatu variabel 0,70 maka reliabilitasnya kurang
memadai Nunnally, 1994 dalam Ghozali 2011:48. b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2011:52. Pengujian validitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom df = n-2, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel. Untuk menguji apakah masing-masing item valid atau tidak, dilihat dengan cara melihat hasil output cronbach alpha pada
kolom Correlated Item – Total Correlation untuk masing-masing
variabel. Kemudian bandingkan nilai Correlated Item – Total
Correlation dengan hasil perhitungan r tabel. Jika r hitung lebih besar
44 dari r tabel dan nilai positif maka atau butir pertanyaan atau tersebut
dinyatakan valid Ghozali, 2011:53. c.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada
hubungan atau korelasi diantara variabel independen pada model regresi. Multikolonieritas menyatakan hubungan antar sesama variabel
independen. Uji multikolonieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis matriks korelasi antar variabel independen
dan perhitungan nilai tolerance dan VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance kurang dari 0,1 atau sama dengan nilai VIF lebih dari 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10,
maka tidak terjadi multikolonieritas pada persamaan regresi penelitian Ghozali, 2011:106.
b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana
sumbu Y adalah Y telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y
45 prediksi
– Y sesungguhnya yang telah di studentized Ghozali, 2011:139.
c. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti yang diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
titik pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data titik menyebar menjauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal
maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Ghozali,
2011:163.
4. Uji Hipotesis