Kedudukan, Fungsi dan Perananya

D. Kedudukan, Fungsi dan Perananya

1. Kedudukan PD Pasar Jaya merupakan Badan Usaha Milik Daerah di lingkungan Pemerintah DKI Jakarta dan merupakan satu-satunya Badan Usaha dan berhak serta berwenang mengelola pasar dan fasilitas perpasaran lainya milik Pemda DKI Jakarta. 2. Landasan Hukum PD Pasar Jaya didirikan berdasarkan: a. Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. Ib. 321566 tanggal 24 Desember 1966 tentang Pendirian Perusahaan Pasar dan ketentuan-ketentuan pengurusanya, kemudian diperkuat dengan: b. Peraturan Daerah-Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 7 tahun 1982 tanggal 7 Juni 1982 tentang Perusahaan Daerah Pasar DKI Jakarta PD Pasar Jaya 3. Landasan Operasional Peraturan Daerah-Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta No. 6 tahun 1982 tentang Pengurusan Perpasaran Dalam Wilayah DKI Jakarta. 4. Tugas Pokok Tugas pokok Pasar PD Jaya adalah melaksanakan pelayanan umum dalam bidang perpasaran, membina pedagang pasar, ikut membantu menciptakan stabilitas harga dan kelancaran distribusi di pasar dan perpasaran lainya. 5. Sumber Dana Dalam menjalankan pasar PD Pasar Jaya memerlukan pembiayaan tidak sedikit, baik untuk kegiatan operasionalnya sebagai suatu badan maupun dalam pelaksanaan peremajaan dan pembangunan pasar. Dana tersebut antara lain: a. Pasar Non Inpres: 1 Sewa pemasaran tempat 2 Iuran pemeliharaan pasar 3 Administrasi surat izin pemakaian tempat berjualan 4 Biaya pemeliharaan hak BBN 5 Biaya perubahan jenis jualan 6 Referensi jaminan kredit bank 7 Jasa peralatan parkir 8 Biaya listrik 9 Jasa pemakaian MCK 10 Pemakaian tempat pemasangan reklame 11 Iuran pembangunan pasar 12 Jasa penggunaan fasilitas lainya b. Pasar Inpres 1 Sewa pemakaian tempat 2 Administrasi surat penunjukan tempat 3 Biaya pengelolaan hak sewa 4 Jasa pelataran parkir 5 Jasa pemakaian MCK 6 Jasa pemakaian fasilitas pasar lainya 6. Iuran Pembangunan Pasar Dana-Bangunan a. Setiap pedagang yang akan menempati kios di pasar non inpres dikenakan kewajiban membayar iuran pembangunan pasar Dana Bangunan. b. Besar iuran pembangunan pasar ditetapkan berdasarkan biaya pembangunan pasar yang bersangkutan. c. Sistem pembayaran dana bangunan: 1 Tunai, atau 2 Angsuran yang terdiri dari: a Uang muka antara 5, 10, 20, 25 dan 50 b Angsuran 6x, 12x, 24x, 36x, 60x c Pembayaran asuransi tiap bulan sekali Untuk penempatan pedagang di pasar inpres tidak dipungut biaya dalam bentuk apa pun, kecuali sewa pemakaian tempat setelah penempatanya. 57 7. Hak Pemakaian Tempat Penjualan a. Status pemakaian atas tempat penjualan kios di pasar adalah hak pasar untuk jangka waktu selama-lamanya 30 tahun. b. Setiap pemakaian tempat berjualan dapat mengalihkan haknya kepada pihak kedua. c. Setiap pemakaian tempat penjualan di pasar dapat melakukan perubahan jenis penjualan. 57 Ibid., h. 99-100. d. Setiap pemakaian tempat penjualan di pasar dapat menjamin kiosnya untuk memperoleh kredit bank. e. Pengalihan hak, perubahan jenis penjualan, penjaminan kios dapat dilaksanakan setelah mendapatkan izin tertulis dari Direksi PD Pasar Jaya. 8. Kewajiban Pemakaian Tempat Berjualan a. Menjaga keamanan dan ketertiban tempat berjualan. b. Menempatkan dan menyusun barang daganganya dengan teratur. c. Memelihara kebersihan tempat dan barang daganganya. d. Memenuhi pembayaran pungutan berdasarkan ketentuan yang berlaku pada waktu yang telah ditentukan. e. Menyediakan alat pemadam kebakaran. f. Membuka dan menutup tempat usahanya pada waktu yang telah ditentukan. 9. Larangan-larangan Pemakaian tempat penjualan di pasar dilarang tanpa izin Gubernur KDKI: a. Merombak, menambah atau mengubah tempat. b. Mengubah jenis jualanya. c. Mengadakan penyambungan aliran listrik, air, gas dan telepon di pasar 10. Sanksi Hukum Terhadap pelanggaran terhadap kewajiban atau larangan tersebut dikenakan sanksi hukum berupa: a. Pidana kurungan selama-lamanya 3 tiga bulan atau denda sebanyak- banyaknya Rp. 50.000,00 lima puluh ribu rupiah. b. Penutupan sementara atas kiosnya. c. Penahanan barang bukti pelangganan. d. Pencabutan izin pemakaian tempat. e. Pencabutan izin usaha perdagangan.

BAB IV ANALISA PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM