Etika Bisnis Islam Prinsip-prinsip dan Ketentuan-ketentuan Modernisasi Pasar Dalam etika Bisnis

tekstil dan garment, pasar barang bekas, pasar obat-obatan, pasar oleh-oleh dan lain-lain. 3. Aplikasi konsep-konsep baru yang mendukung Beberapa konsep yang dapat diaplikasikan antara lain town market, street market, waterfront market dan night market. Konsep street market misalnya, dapat dijalankan dengan menghubungkan beberapa pasar tradisional yang lokasinya berdekatan dengan interconecting walkways agar memiliki keunikan kolektif yang saling melengkapi. 4. Manajemen Pasar Upaya manajemen pasar dapat dilakukan dengan perbaikan sistem distribusi, perbaikan manajemen pengelolaan dan pengaturan zoning pasar tradisional dengan pasar modern. 34

C. Prinsip-prinsip dan Ketentuan-ketentuan Modernisasi Pasar Dalam etika Bisnis

Islam Prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan modernisasi pasar dalam etika bisnis Islam terkandung dalam prinsip dan ketentuan etika bisnis Islam.

1. Etika Bisnis Islam

a. Pengertian Etika Bisnis Islam Secara etimologi, etika memiliki akar kta ethos dari bahasa Yunani yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa 34 Napitupulu, Albert.Masa Depan Pasar Tradisional, Jakarta, ghalia Indonesia, 2005. h. 33. Indonesia etika adalah : ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak, kumpulan nilai asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. 35 Etika ethics yang mempunyai beragam arti, yakni pertama, sebagai analisis konsep-konsep mengenai apa yang harus, mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar, salah, wajib tanggung jawab, dan lain-lain, Kedua, pencarian kedalam watak moralitas atau tindakkan-tindakkan moral. Dan Ketiga, pencarian kehidupan yang baik secara moral. 36 Dalam khazaanah pemikiran islam, etika difahami sebagai al-akhlak, al-adab, atau al-falsafah dan al-adabiyah, yang mempunyai tujuan untuk mendidik moralitas manusia. 37 Etika atau akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia pada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang yang harus diperbuat. 38 Sistem etika Islam dikelompokkan menjadi empat tipe yaitu: 1 Moralitas skriptural Moralitas skriptural, aturan-aturan moralitas ditunjukkan dalam pernyataan-pernyataan Al-Qur’an dan Sunnah. 35 Muhandis Natadiwirya, Etika Bisnis Islami, Jakarta, Granada Press, 2007, h. 35. 36 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an,Yogyakarta. h. 41. 37 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an,Yogyakarta. h. 43. 38 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an,Yogyakarta. h. 44. 2 Teori-teori etika teologi Teori etika teologi seperti tipologi pertama mengembangkan prinsip-prinsip benar dan salah, keadilan tuhan, dan tanggung jawab manusia dengan melandaskan pada Al-Qur’an dan hadits, tetapi telah dikonstruksi dalam sistem etika rasionalisme, seperti yang dilakukan oleh kaum Mu’tazilah dan Asy’ariyah. 3 Teori etika filosofi Teori etika filsafat yang dikembangkan oleh para filusuf muslim yang mengambil pelajaran dari prinsip-prinsip etika filosofis Yunani, khususnya karya-karya Plato dan Aristoteles. 4 Etika religius. Etika religius terutama dikembangkan dari akar konsepsi-konsepsi Al-Qur’an tentang manusia dan kedudukannya dimuka bumi, dan cenderung melepaskan kepelikan dialetika dan memusatkan pda usaha untuk mengeluarkan spirit moralitas Islam secara utuh. 39 Kata “bisnis “berasal dari bahasa Inggris yaitu “ business”. Bisnis dapat didefinisikan sebagai segala aktifitas dari berbagai institusi yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat sehari-hari. 40 39 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an,Yogyakarta. h. 48. 40 M. Manullang, Pengantar Bisnis , Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 2002, h. 3. Richard Burton Simatupang menyatakan bahwa secara luas kata “bisnis” sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengandalkan barang-barang atau jasa - jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan atau di sewa gunakan, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. 41 Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia memberikan pengertian “Bisnis” sebagai berikut, Bisnis: Usaha pedagang, usaha komersial dalam dunia perdagangan 42 . Istilah bisnis dalam Al-Qur’an dipadankan dengan istilah perdagangan yang meliputi baik perdagangan barang maupun perdagangan jasa. Kata perdagangan atau perniagaan digunakan sebagai terjemahan dari kata al-Tijarah, yang merupakan masdar dari kata kerja yang bermakna menjual dan membeli. Kata tijarah disebut sebanyak delapan kali dalam al-Qur’an dan termuat dalam tujuh surat yaitu: al-Baqarah dua kali, dan masing-masing sekali dalam al-Nisa’, al- Taubah, al-Nur, Fathir, Shaf dan al-jumu’ah. 43 Etika bisnis islam adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak yang bertujuan untuk mendidik moralitas manusia dalam perdagangan yang meliputi baik perdagangan barang maupun perdagangan jasa yang mengacu pada Al-qur’an dan Hadits. 41 Richard Buton Simatupang, “Aspek Hukum Dalam Bisnis”, Jakarta, Rineka Cipta, 1996, h. 1. 42 Depdiknas, ”Kamus Bahasa Indonesia”. Jakarta, PT. Balai Pustaka, 1994, h. 138. 43 Muhandis Natadiwirya, Etika Bisnis Islami, Jakarta, Granada Press, 2007, h. 40. b. Etika Bisnis Dalam Islam Dengan semakin berkembangnya peradaban manusia dari zaman ke zaman sistem ini berevolusi dari bentuk yang sangat sederhana pada bentuk bisnis modern. Pada bagian etika akan dijelaskan bagaimana etika berbisnis dalam Islam. Dalam berbisnis harus adanya etika karena dengan etika kita bisa membedakan hal yang baik dan yang tidak, sehingga kita tidak terlena oleh kenikmatan yang hanya sesaat. Dalam Islam etika diartikan sebagai Al-Akhlak dan Al-Adab yang bertujuan untuk mendidik moralitas manusia. Dalam hal ini yang patut kita jadikan contoh adalah Nabi Muhammad SAW adalah nilai spiritual, humanisme, kejujuran, keseimbangan dan semangatnya untuk memuaskan mitra bisnisnya. Secara prinsip, ia telah menjadikan empat pilar berikut ini sebagai dasar transaksi ekonominya. Empat pilar tersebut adalah : Tauhid, Keseimbangan Adil, Kehendak Bebas dan Pertanggungjawaban. Dalam berbisnis kelak pada saat kita sukses maka kita harus hidup sederhana dan wajar, tidak bermewah- mewahan dan bertndak mubazir. Yang benar-benar harus kita perhatikan adalah bagaimana kita berbisnis yang memperhatikan halal dan haram, sehingga kita bias terhindar dari yang haram dan menjaga produk atau jasa dalam keadaan halal. 44 Al-Qur’an menawarkan prinsip-prinsip mendasar dan petunjuk pada orang-orang yang beriman untuk kebaikkan perilaku etis didalam bisnis. Prinsip- prinsip etika bisnis dalam islam menurut pertunjuk Al-Qur’an dapat diklasifikasikan dalam empat macam : 44 Artikel diakses pada 5 juli 2010 dari web http:bisnis islami.wordpress.cometika-bisnis 1 Kebebasan Freedom, al-Hururiyah Seseorang tidak bisa membayangkan kemungkinan adanya perdagangan dan transaksi yang legal hingga hak-hak individu dan juga kelompok untuk memiliki dan memindahkan satu kekayaan diakui secara bebas dan tanpa paksaan. Al-Qur’an mengakui hak individu dan kelompok dalam hal ini: a Pengakuan dan penghormatan pada kekayaan pribadi b Legalitas dagang c Persetujuan mutual 2 Keadilan Justice, al-Adalah Persamaan Al-Qur’an sendiri secara tegas menyatakan bahwa maksud diwahyukannya, adalah untuk membangun keadilan dan persamaan. 45 Ajaran Al-Qur’an yang menyangkut keadilan dalam bisnis ini bisa dikategorikan pada dua judul besar: a Imparatif Bentuk Perintah Kategori dibawah ini mengandung perintah dan rekomendasi yang berkaitan dengan peilaku bisnis: i Hendaknya janji, kesepakatan, dan kontrak dipenuhi. ii Jujur dalam timbangan dan takaran iii Kerja, gaji dan bayaran iv Jujur, tulus hati dan benar v Effisien dan kompeten 45 Al-Qur’an : 57 : 25 ; 7 : 29. vi Seleksi berdsarkan keahlian vii Investigasi dan verifikasi b Perlindungan Dalam rangka penerapan keadilan dalam perilaku bisnis, Al-Qur’an telah memberikan petunjuk-petunjuk yang pasti bagi orang-orang yang beriman yang berguna sebagai alat pelindung. 3 Akhlak yang baik, baik yang diperintahkan maupun yang dipuji. a Murah hati b Motivasi untuk berbakti c Ingat kepada Allah dan prioritas utama-Nya 4 Bentuk-bentuk transaksi. a Transaksi secara umum : i Barter ii Tunai iii Kredit b Syarikah patnership i Mudharabah atau muqaradhah ii Al-‘Inaan iiiAl-Wujuh iv Al-Mufawadah v Al-Amah atau Al-Abdan 46 46 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2001, h. 120. Dalam Etika bisnis Islam juga ada ketentuan-ketentuan yang tidak diperbolehkan adanya perilaku bisnis yang terlarang meliputi : 1 Riba 2 Penipuan a Tahfif curang dalam timbangan b Tidak jujur c Kebohongan dan pengingkaran janji d Serba aneka penipuan transaksi. 3 Beberapa bisnis yang tidak sah. a Mengkonsumsi hak milik orang lain b Tidak menghargai prestasi c Patnership yang invalid d Pelanggaran dalam pembayaran gaji dan hutang e Penimbunan f Penentuan harga yang fix oleh pemerintah g Proteksionisme h Monopoli i Melakukan hal yang melambungkan harga j Tindakkan yang menimbulkan kerusakan k Pemaksaan 47 47 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam, h. 152.

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PD PASAR JAYA

A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya Pasar PD. Jaya

PD Perusahaan Daerah Pasar Jaya didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, No.IB-321566 tanggal 26 Desember 1996 tentang Pendirian Perusahaan Pasar dan Ketentuan-Ketentuan Pengurusan yang kemudian disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan keputusan No. Ekbang 8813-05 tanggal 23 Desember 1967. Maksud pendirian PD Pasar Jaya adalah dalam rangka peningkatan efisiensi umum di bidang perpasaran di lingkungan Jawatan Perekonomian Rakyat DKI Jakarta sehingga merupakan unit usaha yang mandiri dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan merupakan sumber penghasilan riil bagi daerah. Namun dalam perkembangan selanjutnya PD Pasar Jaya yang didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta dimaksud ditingkatkan kedudukan hukumnya dengan Peraturan Daerah No. 7 tahun 1982 tanggal 7 Juni Ibukota Jakarta yang selanjutnya disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan nomor 511.231-181 tanggal 19 April 1983. 48 48 J. Soedradja Djiwandono. Dkk, 25 Tahun PD. Pasar Jaya, Jakarta: Jurnal, 1991, h.17.