Praktek modernisasi pasar tradisional Palmeriam perspektif etika bisnis Islam : studi kasus pada Pasar Jaya Palmeriam Jakarta Timur

(1)

PERSFEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM”

(STUDI KASUS PD PASAR JAYA PALMERIAM JAKARTA TIMUR)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)

WAHYUDI MUSA NIM 103046128245

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH & HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(2)

(STUDI KASUS : PD PASAR JAYA PALMERIAM JAKARTA TIMUR)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (SE.Sy) Oleh:

Wahyudi Musa

NIM: 103046128245

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. JM.Muslimin MA M. Nur Rianto Al Arif M.Si

NIP: 150 295 489 NIP: 198110132008011006

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

Skripsi berjudul PRAKTEK MODERNISASI PASAR TRADISIONAL PALMERIAM PERSFEKTIF ETIKA SBISNIS ISLAM (STUDI KASUS PD. PASAR JAYA PALMERIAM JAKARTA TIMUR) telah diujikan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 24 September 2010 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 19550505 198203 1012

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (………) NIP. 19550505 198203 1012

2. Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag. M.Hum (………) NIP. 19740725 200112 1001

3. Pembimbing I : Dr. H. JM Muslimin, M.A (………) NIP. 150 295 489

4. Pembimbing II: M. Nur Rianto Al Arif. M.Si (………)

NIP. 19811013 200801 1006

5. Penguji I : Dr. H. Anwar Abbas, M.A (………) NIP. 19550215 198303 1002

6. Penguji II : Dr. Euis Nurlaelawati, M.A (………)


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 September 2010


(5)

Datangnya globalisasi ekonomi harus kita sikapi dengan memerankan diri didalamnya tetapi buka sebagai objek melainkan ikut mendesign wujud globalisasi. Demi terciptanya design wujud globalisasi yang sesuai dengan kultur kita, salah satu caranya adalah dengan membangun sendi terkecil ekonomi yaitu ekonomi kerakyatan. Salah satu bentuk nyata ekonomi kerakyatan adalah dengan cara berwirausaha atau berdagang.

Pasar merupakan tempat bertemunya antara pedagang dan pembeli. Tempat merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam bertansaksi di pasar, jadi jika tempat bertemunya penjual dan pembeli atau yang biasa disebut pasar itu di modernisasi, maka akan timbul berbagai permasalahan, seperti masalah komitmen pembangunan pra dan pasca pembangunan, masalah tahapan-tahapan dalam pembangunan, masalah kepemilikan kios, masalah penempatan atau pengelompokkan pedagang. Karena hal itulah maka topik dan pengelolaan ini menjadi sangat menarik untuk dibahas. Dengan demikian maka penulis ingin membahasnya lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul.

“PRAKTEK MODERNISASI PASAR TRADISIONAL PALMERIAM : PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM, Studi Kasus PD Pasar Jaya Palmeriam Jakarta Timur.”

Karena beberapa pertimbangan yang muncul, maka pada kesempatan kali ini penulis hanya membatasi permasalahan dari sisi

1. Bagaimanakah prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan modernisasi pasar dalam etika bisnis islam?

2. Bagaimanakah pelaksanaan modernisaasi pasar Palmeriam oleh PD Pasar Jaya? 3. Sejauhmana kompatibilitas praktek modernisasi pasar yang dilakukan oleh PD

Pasar Jaya di pasar Palmeriam oleh prinsip dan ketentuan etika bisnis Islam? Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi kuantitatif-kualitatif. Sementara metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif analisis, yakni dengan cara penulisan


(6)

x lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan.

1. Prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan modernisasi pasar dalam etika bisnis Islam terkandung dalam prinsip dan ketentuan etika bisnis Islam. Al-Qur’an menawarkan prinsip-prinsip mendasar dan petunjuk pada orang-orang yang beriman untuk kebaikkan perilaku etis didalam bisnis. Prinsip-prinsip etika bisnis dalam islam menurut pertunjuk Al-Qur’an dapat diklasifikasikan dalam empat macam : Kebebasan (Freedom, al-Hururiyah), Keadilan (Justice, al-Adalah)/ Persamaan, Akhlak yang baik, baik yang diperintahkan maupun yang dipuji dan Bentuk-bentuk transaksi secara umum dan transaksi secara syirkah (patnership). Dalam Etika bisnis Islam juga ada ketentuan-ketentuan yang tidak diperbolehkan adanya perilaku bisnis yang terlarang meliputi : riba, penipuan dan beberapa bisnis yang tidak sah.

2. Modernisasi pasar Palmeriam oleh PD Pasar Jaya itu dimodernisasi berdasarkan masa pakai pasar tradisional Palmeriam yang telah habis, yakni 20 tahun. Pelaksanaan modernisasi pasar Palmeriam melalui beberapa tahapan-tahapan yaitu : sosialisasi terhadap pedagang sebelum dimodernisasi, memprioritaskan pedagang yang telah lebih dahulu berdagang sebelum dimodernisasi, musyawarah dengan pedagang mengenai kesepakatan harga bangunan baru dan membuat komitmen-komitmen, Membayar uang muka sebesar 20% untuk pedagang lama lalu sisanya dicicil atau kredit melalui KUR(Kredit Usaha Rakyat) atau langsung membayar ke Bank. Secara teknis proses pelaksanaan modernisasi dilakukan PD Pasar Jaya dengan menyiapkan TPS (Tempat Penampungan Sementara) untuk pedagang, lalu membangun secara modern gedung pasar Palmeriam. Setelah selesai pedagang di kembalikan kembali dengan sistem undian tempat.

3. kompatibilitas praktek modernisasi pasar yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya di pasar Palmeriam oleh prinsip dan ketentuan etika bisnis Islam hampir keseluruhan sudah kompetibel, tetapi ada satu hal mengenai komitmen awal yang disepakati oleh pedagang dengan PD Pasar jaya dimana kesepakatan awal itu berisi mengenai pembebasan dari pedagang kaki lima setelah bangunan pasar itu terbentuk masih belum dipenuhi sampai saat ini.


(7)

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah. Kepada-Nya kita mohon pertolongan dan pengampunan. Kepada-Nya kita berlindung dari kejahatan diri kita dan keburukan diri kita. Semoga senantiasa kita mendapatkan hidayah-Nya, sehingga kita berada dalam golongan orang-orang yang ada pada jalan kebenaran. Aku bersaksi, tiada Illah yang patut untuk disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku juga bersaksi, bahwa Muhammad

Sahallallu’Alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya.

Skripsi yang telah penulis selesaikan ini merupakan salah satu dari banyak nikmat yang telah Dia berikan. Diselesaikan skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak dan di atas semuanya adalah Allah. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang semoga selalu dikasihi oleh Allah SWT. Kepada Ibunda tercinta Hj. Etih yang tak pernah berhenti mengasihi dan menyayangi penulis, terima kasih telah mengandung dan melahirkan penulis sehingga bisa bertemu orang-orang yang luar biasa mengasihi dan menyayangiku, do’aku selalu untukmu. Dan untuk Ayahanda H. Musa tercinta, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian dan dukungan moril, spiritual maupun material kepada penulis. Mereka telah mendedikasikan seluruh hidupnya bagi anak-anaknya tercinta. Kasih sayang mereka yang begitu tulus dan ikhlas,


(8)

kepada Allah SWT. Ucapan terima kasih ini penulis ucapkan juga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Selaku Dekan FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak DR. H. JM Muslimin. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan support, pengarahan dan bimbinganya.

3. Dr. Euis Amalia, M.Ag dan H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH selaku Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan Muamalat yang telah membantu dan memberikan arahan kepada penulis.

4. Bapak M. Nur Rianto Al arif M.Si. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu ditengah kesibukanya untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

5. Seluruh Dosen FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya semasa masa kuliah.

6. Segenap Staff Perpustakaan Syariah dan hukum.

7. Bapak Josmar Sihduhu SH, ibu Saniyem dan segenap pegawai PD Pasar Jaya Palmeriam, serta seluruh pedagang PD Pasar Jaya Palmeriam yang telah memberikkan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di tempatnya. Semoga selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. 8. Kakanda tercinta Mulyadi SHI dan adikku tersayang Achmad Syaifullah,

keluarga besar tercinta yang selalu memberi semangat, do’a dan waktunya


(9)

terbaik dalam segala hal yang baik.

9. Sahabat terbaik penulis Rachmat Wiar Budy SE.Sy, beserta teman PS A yang disetiap keadaan slalu bersama penulis, Farhan Mustofa SEI, Muhammad Dani SEI, Ayub Mahri SEI, Ahmad Zaki SE.Sy, Achmad Zakiy SEI. Ifdhal Yuri Hendry SEI. A. Mulya Turmidzi SEI, serta semua teman-teman Muamalat PS A angkatan 2003. Kalian semua takkan bisa tergantikan oleh siapapun, sukses.!!!!

10.Keluarga Besar AWD (Anak Warung Doyong) Moel AWD, Ulis AWD, Reddy AWD, Iyus AWD, Slamet AWD, Budi AWD, Agus AWD, Ridwan AWD yang slalu berbagi kebahagiaan.

11.Sahabat Kost penulis Renaldy Berlianto SH.Sy (Ai) dan Ahmad Muntaha SH.Sy (Babeh) yang takkkan terlupakan kebersamaan dan spiritnya.

12.Spesial thanks teruntuk Mustika Haryati Am.Keb. yang telah memberikan semangat yang luar biasa tanpa kenal lelah memberikan dorongan moril dan kasih sayangnya disetiap keadaan apapun yang penulis alami. Terima kasih kebersamaanya selama ini yang membuat hari-hariku lebih berwarna.

13.Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikanya skripsi ini semoga mereka semua senantiasa mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dan selalu dijaga dan dilindungi oleh Allah, serta mendapatkan tempat yang paling baik disisi-Nya, Amiin… tiada balas apapun jua yang penulis berikan selain do’a.


(10)

iv

dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif agar bisa lebih baik lagi. Akhir kata semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Amin

Jakarta, 24 September 2010

( Penulis )


(11)

KATA PENGANTAR ………..……….. i

DAFTAR ISI ……….………….. iv

DAFTAR TABEL ………... vii

ABSTRAKSI... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..…………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …...……… 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….…… 8

D. Riview Studi Terdahulu ………...……... 9

E. Kerangka Teori ………. 14

F. Metodelogi Penelitian ………... 15

G. Teknik Penulisan ………... 22

H. Sistematika Penulisan ……… 23

BAB II MODERNISASI PASAR DALAM ISLAM A. Pengertian Modernisasi Pasar………...…………. 24

B. Fungsi dan Tujuan Modernisasi Pasar……….. 27

C. Prinsip-prinsip dan Ketentuan-ketentuan Modernisasi Pasar Dalam etika Bisnis Islam……… 32


(12)

vi

A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya PD Pasar Jaya ……....……… 40

B. Visi dan Misi ………. 44

C. Struktur Organisasi ………... 46

D. Kedudukan, Fungsi dan Peran ………... 52

BAB IV ANALISA PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM A. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen………... 57

B. Statistik Deskriptif Responden (Pedagang Pasar Palmeriam)..………... 61

C. Analisa Modernisasi pasar Palmeriam oleh PD Pasar Jaya... 64

D. Asumsi Klasik………. 75

E. Hasil Uji Stastistik……….. 80

F. Pengujian T-Hitung………. 81

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... 82

B. Saran ………. 83

DAFTAR PUSTAKA ……….. 84


(13)

Tabel 1. Hasil Try out instrument Praktek Modernisasi Pasar Terhadap Etika Bisnis Islam……….. ……….…..58

Tabel 2. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Uji Reliabilitas……… 60

Tabel 3. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Jenis Kelamin Responden....62

Tabel 4. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Usia Responden…………... 62

Tabel 5. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Pendidikan Terakhir

Responden ………... 63

Tabel 6. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Program

Revitalisasi PD Pasar Jaya Palmeriam ……… 64

Tabel 7. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Diadakannya Musyawarah Masalah Revitalisasi …...…. 64

Tabel 8. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Menghadiri Musyawarah….65

Tabel 9. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Mengetahui Hasil

Musyawarah Dalam Hukum Bisnis Islam Secara Keseluruhan………... 66

Tabel 10. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Lama Berdagang di

Tempat Penampungan Sementar di PD Pasar Jaya Palmeriam ……….… 66

Tabel 11. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Mengetahui secara detail mengenai tahapan dan waktu yang di butuhkan………..…. 67

Tabel 12. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Metode Penempatan

Pedagang dengan menggolongkan jenis dagangannya ………..…..… 68

Tabel 13. Deskripsi Persentase Jawaban Tentang Harga Kios Yang Ditawarkan

Pengelola Sesuai Dengan Tempat yang Telah Terbentuk……….69

Tabel 14. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Komitmen yang

ditawarkan PD Pasar Jaya sebelum dan sesudah pembangunan ……….… 70

Tabel 15. Deskripsi Persentase Jawaban Tentang Prinsip Etika Bisnis Islam Adalah

Kebebasan……… 71


(14)

viii

Islam Adalah Keadilan………..……. 72

Tabel 17. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Prinsip Etika Bisnis

Islam Adalah Tata Krama atau Akhlak……….…...… 72

Tabel 18. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Dalam Etika Bisnis

Islam Tidak Diperbolehkan Adanya Kebohongan dan Pengingkaran Janji…....73

Tabel 19. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Dalam Etika Bisnis Islam tidak diperbolehkan Adanya Penentuan Harga yang Fix (oleh

pemerintah)……... 74

Tabel 20. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Dalam Etika Bisnis

Islam Tidak diperbolehkan Adanya Pemaksaan………... 75

Tabel 21. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Hasil Uji

Multikoleniaritas………..…... 77

Tabel 22. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Hasil Uji Autokorelasi…. 78

Tabel 23. Deskripsi Persentase Jawaban Responden Tentang Hasil Analisis Regresi Sederhana……….... 80


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi ekonomi telah digambarkan dalam Konperensi Ekonomi melalui pidato Wakil Presiden Mohammad Hatta di Yogyakarta pada 3 februari 1946. Pada konperensi itu Hatta menyatakan perlunya suatu koordinasi dipersiapkan untuk masa depan ekonomi Indonesia, yaitu “…bagaimana mengatur perekonomian Indonesia supaya pembangunan itu sejalan dan bersambung dengan pembangunan di seluruh

dunia…”. Bagi yang memahami sejarah mestinya saat ini kita siap (bukan kagum)

terhadap globalisme dan datangnya era globalisasi ekonomi saat ini1.

Dengan datangnya globalisasi seharusnya kita dapat memerankan diri kita sebagai subjek (bukan sebagai objek) dalam ikut mendesain wujud globalisasi, mumpung globalisasi masih mencari bentuknya yang final demi tujuan sejati mencapai kesejahteraan dunia secara adil dan merata. Sementara itu, sekali lagi, kepentingan nasional harus tetap kita utamakan tanpa mengabaikan tanggung jawab global. Dalam kaitan yang kita tuju adalah pembangunan Indonesia, bukan sekedar pembangunan di Indonesia. Sikap Indonesia terhadap proses globalisasi haruslah proaktif, tidak sekedar antisipatif dan menunggu. Di sinilah kita harus berperan aktif

1

Sri Edi Swasono :Ekspose Ekonomika : mewaspadai globalisme dan pasar-bebas ekonomi. Yogyakarta, Pusat Studi Ekonomi Pancasila UGM, 2003, Cet ke-6, hs. 42.


(16)

untuk ikut membentuk wujud globalisasi kembali ke globalisasi dengan perangainya yang ideal, yaitu damai, berkeadilan makmur dan beradab2.

Untuk mewujudkan globalisasi yang ideal, yang damai, yang berkeadilan yang makmur dan beradab terhadap rakyat adalah salah satunya dengan cara membangun perekonomian yang pro terhadap rakyat. Rakyatlah yang harus kita bangun, bukanlah ekonomi (GDP) dan pertumbuhannya. Pengembangan usaha-usaha kecil merupakan salah satu contohnya dengan memberikan bantuan-bantuan modal usaha kepada pengusaha-pengusaha kecil guna meningkatkan perekonomian.

Pengertian ekonomi kerakyatan muncul sebagai akibat terjadinya kesenjangan sosial dalam masyarakat. Kesenjangan ini merupakan hasil dari pemilikan asset ekonomi berupa sumber daya produksi dan produktifitas yang timpang antara pelaku ekonomi yang kuat dan yang lemah. Dengan demikian ekonomi rakyat pada dasarnya adalah kegiatan orang-orang rumah tangga dan atau kelompok masyarakat untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu dalam pengertian ekonomi kerakyatan melekat unsur dikerjakan sendiri atau bersama-sama, kecil, berorientasi pada kelangsungan kehidupan, cenderung tradisional dan tingkat swadaya yang menonjol.3Ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yang memihak kepada kepentingan sebagian besar rakyat secara manusiawi, adil dan demokratis. Kepentingan ekonomi sebagian rakyat ini terdapat dalam kehidupan ekonomi manusia

2

Sri Edi Swasono :Ekspose Ekonomika : mewaspadai globalisme dan pasar-bebas ekonomi, Yogyakarta, Pusat Studi Ekonomi Pancasila UGM, 2003, Cet ke-6, h. 51.

3

Noer Soetrisno, Ekonomi Rakyat Usaha Mikro dan UKM : Dalam perekonomian Indonesia. Jakarta, STEKPI, 2005, h. 6.


(17)

seperti petani, nelayan, buruh, pedagang kecil (sektor informal), para penganggur dan kaum papa. Inilah yang merupakan realitas sesungguhnya ekonomi rakyat.

Dalam bahasa yang hampir sama, Revrisand Baswir menyerukan tentang ekonomi kerakyatan dimana situasi berbagai kegiatan diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi semua anggota masyarakat dan penyelenggaraan kegiatan-kegitan ekonomi, itupun di bawah pengendalian atau pengawasan anggota-anggota masyarakat. Bila dikaitkan dengan Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945, situasi perekonomian seperti itulah yang disebut sebagai perekonomian usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.4

Dalam Ketetapan No IV/1999 disebutkan pengertian sistem ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut : Memberdayakan masyarakat dan semua kekutan ekonomi nasional terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang adil, berbasis pada sumber daya alam dan manusia yang produktif dan mandiri, maju berdaya saing, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.5 Ekonomi kerakyatan dapat menciptakan lingkungan dunia usaha yang lebih bersahabat, karena nuansa ketidakadilan yang mencolok akan terhapus di benak rakyat, seiring dengan tercukupinya kebutuhan pokok hidup mereka. Ekonomi kerakyatan akan menciptakan kelompok masyarakat yang secara massal berdaya beli tinggi yang kemudian akan mendorong pengadaan

4

M.Azwir Daini Tara, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat: Masa Sulit Pasti Berlalu, Jakarta, Nuansa Madani, 2001, h. 5.

5

Mubaryanto, Ekonomi Rakyat dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Jakarta, Media Indonesia, 2001, h. 58.


(18)

barang dan jasa oleh pengusaha-pengusaha kecil atau bahkan pengusaha-pengusaha besar.

Pengusaha-pengusaha kecil merupakan akar dari perekonomian di Indonesia, dimana usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia merupakan suatu bentuk tujuan aktivitas ekonomi. Berdasarkan tujuan aktivitas ekonomi itulah manusia terdorong untuk memenuhi beragam tujuannya. Salah satunya adalah dengan mencari pekerjaan yang bisa dijadikan sarana guna memenuhi tujuannya tersebut. Selain mencari pekerjaan, ada cara lainnya adalah dengan cara membuka lapangan pekerjaan (berwirausaha).

Berwirausaha saat ini adalah tindakan yang lebih realistis dibandingkan dengan mencari apalagi menunggu datangnya lapangan (kesempatan) pekerjaan. Dikatakan realistis karena, secara teoritis dan berdasarkan sumber daya alam dan peluang pasar, membuat lapangan pekerjaan sendiri lebih dimungkinkan karena berkaitan dengan faktor yang ada pada diri sendiri, dibandingkan dengan memburu pekerjaan yang sedikit tetapi diburu oleh banyak orang.

Kemajuan atau kemunduran suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok wirausaha ini. Kelompok ini merupakan modal bagi kemajuan yang berarti pada suatu bangsa. Kelompok wirausaha ini selalu mempunyai peran krusial dalam meminimalisir perekonomian suatu bangsa. Bahkan dalam masa resesi ekonomi pun kelompok usaha ini menjadi penopang yang menahan gerak perekonomian.6

6


(19)

Peran wirausaha dalam perekonomian sangat signifikan. Di samping tonggak perekonomian, usaha tersebut merupakan model pencaharian masyarakat kebanyakan. Pemberdayaan usaha kecil dan menengah merupakan suatu usaha meningkatkan kesejahteraan dan aktif dalam proses pembangunan nasional.7

Dalam uraian di atas jelas digambarkan bahwa wirausaha mengedepankan (sektor) ekonomi rakyat. seperti petani, nelayan, buruh dan pedagang kecil. Penjelasan ini sebagai koreksi atas anggapan keliru bahwa sistem ekonomi Indonesia lebih banyak memihak kepada konglomerat, meskipun konglomerat harus dianggap ekonomi kerakyatan juga, karena konglomerat adalah rakyat.8

Ekonomi kerakyatan melalui wirausaha adalah ekonomi yang dihuni secara

massif oleh masyarakat Indonesia sehingga menjadi hajat hidup umum. Dengan

demikian, negara bertanggung jawab atas kelangsungan dan kesuksesan model perekonomian wirausaha ini. Upaya pengembangan sumber daya ekonomi kerakyatan berkaitan erat dengan persoalan “pemihakan” pada pengembangan usaha-usaha kecil dan menengah. Tanpa bermaksud menggusur keberadaan kelompok bisnis besar. Yang harus menjadi persoalan adalah pemerataan asset ekonomi dengan basis luas sebagai dasar pijakan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Karena itu “pemihakan” pada pengembangan usaha-usaha kerakyatan adalah keharusan politik dalam rangka peningkatan pangsa ekonomi demi terlaksananya pertumbuhan yang berkelanjutan.9

7

Lili Bariadi. Muhammad zem. M.Hudri. Zakat dan Wirausaha 1, Jakarta, Perpustakaan Nasional, 2005, h. 43.

8

M. Azwir Dainy Tara. Strategi Pembangunan Ekonomi Rakyat, Jakarta, Nuansa Madani, 2001, h. 15.

9

Lili Bariadi. Muhammad zem. M.Hudri. Zakat dan Wirausaha 1, Jakarta, Perpustakaan Nasional, 2005, h. 44.


(20)

Para wirausahawan yang mengedepankan ekonomi kerakyatan terkadang terbentur oleh sulitnya pemasaran produk hasil jerih payah mereka. Dikarenakan akses terhadap pasar-pasar di kota besar yang ada terlalu jauh sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mencapai kesana. Selain itu tidak semua pasar bisa langsung dimasuki untuk memasarkan produk para pelaku ekonomi kerakyatan ini, tetapi para pelaku harus jeli dalam memasarkan produk dengan melakukan segmentasi pasar. Pasar mana yang cocok dan pasar manakah yang tidak cocok untuk dimasuki. Karena pasar itu berbeda-beda tergantung dari jenis, dan keanekaragaman pedagang yang ada didalamnya.

Pengertian pasar secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Pengertian ini mengandung arti bahwa pasar memiliki tempat dan lokasi tertentu sehingga memungkinkan penjual dan pembeli bertemu. Pengertian inilah yang di fahami oleh masyarakat. Namun dalam prakteknya pengertian pasar mengandung arti yang lebih luas lagi, artinya penjual dan pembeli tidak harus bertemu untuk melakukan transaksi tetapi cukup melalui sarana elektronik seperti, telepon, faksimili atau melalui internet.10

Pengertian pasar lebih luas lagi adalah himpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk. Pasar juga bisa diartikan sebagai suatu mekanisme yang terjadi antara penjual dan pembeli atau tempat pertemuan antara permintaan dan penawaran. Pengertian ini mengandung arti bahwa pasar merupakan kumpulan atau himpunan dari pembeli baik pembeli nyata ataupun potensial atas suatu produk tertentu.


(21)

Pasar barang (produk) dibedakan menjadi dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern, meskipun memiliki kesamaan fungsi yaitu mempertemukan penjual dan pembeli, tetapi ada beberapa hal yang membedakan keduanya. Salah satu hal yang paling mudah untuk membedakannya adalah struktur bentuk fisik bangunan pasar itu sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Tempat merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam bertansaksi di pasar, jadi jika tempat bertemunya penjual dan pembeli atau yang biasa disebut pasar itu di modernisasi, maka akan timbul berbagai permasalahan, seperti masalah komitmen pembangunan pra dan pasca pembangunan, masalah tahapan-tahapan dalam pembangunan, masalah kepemilikan toko, masalah penempatan atau pengelompokkan pedagang. Dan karena setiap daerah memiliki kebijakannya masing-masing terhadap setiap pengelolaan pasarnya, maka penulis mengambil PD Pasar Jaya selaku pengelola pasar tradisional terbesar maka penulis mengambil sampel dari yang dikelola PD Pasar Jaya tersebut. Karena hal itulah maka topik dan pengelolaan ini menjadi sangat menarik untuk dibahas. Dengan demikian maka penulis ingin membahasnya lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul.

“PRAKTEK MODERNISASI PASAR TRADISIONAL PALMERIAM : PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM, Studi Kasus PD Pasar Jaya Palmeriam Jakarta Timur.”


(22)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang timbul seperti masalah administrasi kepemilikan toko, masalah penempatan para pedagang, masalah proses transaksi dan masalah pendapatan pedagang setelah dimodernisasi. Maka penulis membatasi masalah hanya pada masalah yang berkaitan dengan praktek modernisasi pasar Palmeriam ditinjau dari etika bisnis islam.

Untuk mempermudah pembahasan, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan modernisasi pasar dalam etika bisnis islam?

2. Bagaimanakah pelaksanaan modernisaasi pasar Palmeriam oleh PD Pasar Jaya? 3. Sejauhmana kompatibilitas praktek modernisasi pasar yang dilakukan oleh PD

Pasar Jaya di pasar Palmeriam oleh prinsip dan ketentuan etika bisnis Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan maka tujuan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan modernisasi pasar

dalam etika bisnis islam.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan modernisasi pasar Palmeriam oleh PD Pasar Jaya. 3. Untuk mengetahui sejauhmana kompatibilitas praktek modernisasi pasar yang

dilakukan oleh PD Pasar Jaya di Pasar Palmeriam oleh Prinsip dan Ketentuan Etika Bisnis Islam.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka penelitian ini diharapkan bermanfaat:


(23)

1. Bagi peneliti, sangat bermanfaat sebagai penambah wawasan ataupun pengetahuan mengenai praktek modernisasi pasar tradisional yang terjadi baik dari segi proses serta penyesuaian kesepakatan perjanjian di awal dengan praktek modernisasi sampai penyelesaian di akhir perjanjian.

2. Bagi praktisi, bisa dijadikan acuan bagi pengembang agar yang menjadi kesepakatan bersama di awal perjanjian sesuai dengan prakteknya di lapangan Dan bagi para pedagang dipasar tradisional agar lebih sensitif terhadap perjanjian dengan aplikasi di lapangan.

3. Bagi akademisi, semoga dengan adanya skripsi ini dapat menjadi sumber refrensi dan acuan bagi kalangan akademisi dan instansi penelitian di dalam penunjang penelitian selanjutnya yang mungkin cakupannya jauh lebih luas sebagai bahan perbandingan.

4. Bagi pemerintah, dapat dijadikan bahan pertimbangan program-program pemerintah selanjutnya agar lebih mempertimbangkan segala dampak yang akan dirasakan masyarakat sebelum dan sesudah program itu diaplikasikan, terutama pada masalah relokasi ini.

D. Review Studi Terdahulu

Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa penelitian yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini.

Skripsi yang berjudul Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar Tradisional ( Studi Kasus di Wilayah Kramat Jati ) oleh Sri Wahyuni pada tahun 2008. Dalam skripsi ini dibahas tingkat kenyamanan yang terdiri dari tata ruang pasar, penyediaan tempat usaha yang cukup luas, penataan barang yang cukup rapi,


(24)

penyediaan barang-barang yang cukup lengkap. Sarana aksebilitas yang terdiri dari penyediaan sarana kartu berbelanja, kemudahan sarana kartu kredit, sarana angkutan umum, sarana busway, dekat dengan jalur tol. Tingkat keamanan yang terdiri dari terjaganya tingkat keamanan. Atau pembahasannya lebih fokus kepada bentuk fisik bangunan baik dari sarana dan prasarananya dan dampak eksternal dari pembangunan pasar modern. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner disusun secara semi terstruktur dengan pertanyaan bersifat tertutup yaitu dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan jawaban pecahan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan. Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan realibitas.

Kesimpulan dari skripsi yang berjudul Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar Tradisional ( Studi Kasus di Wilayah Kramat Jati ) adalah:

1. Faktor yang mendukung dalam pemilihan pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern yaitu tingkat kebersihan yang terdiri dari kebersihan bagian dari iman, menerapkan kebersihan pada lingkungan pasar, kebersihan pada barang yang dijual, kualitas kebersihan dipasar, sarana tempat sampah. Tingkat kenyamanan yang terdiri dari tata ruang pasar, penyediaan tempat usaha yang cukup luas, penataan barang yang cukup rapih, penyediaan barang-barang yang cukup lengkap. Sarana aksebilitas yang terdiri dari penyediaan sarana kartu berbelanja, kemudahan sarana kartu kredit, sarana angkutan umum, sarana busway, dekat dengan jalur tol. Tingkat keamanan yang terdiri dari terjaganya tingkat keamanan, terdapatnya pemeriksaan bagi pengunjung, banyaknya petugas keamanan.


(25)

2. Sedangkan pada tingkat pelayanan yang di terapkan pada tiap-tiap pasar, responden menyatakan: memberikan pelayanan yang cukup baik, sopan dan ramah merupakan hal yang penting dalam meningkatkan jumlah pembeli di tambah dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang seperti: ruangan ber-AC, sarana ibadah yang nyaman, tempat parkir yang luas, sarana WC umum, sarana bermain anak dan sarana perbankan. Dari data yang didapat tingkat pendapatan yang dihasilkan adalah 0,000 yang jauh dibawah 0,05, ini berarti bahwa pasar modern sangat mempengaruhi omset pendapatan pedagang pasar tradisional

3. Pendapatan yang dihasilkan pasar tradisional selama satu tahun sebelum adanya pasar modern dapat mencapai penghasilan sekitar 50-100 juta pertahun, namun setelah adanya pasar modern tingkat pendapatan bagi pedagang pasar tradisional menurun hingga mencapai 0,000 yang jauh dibawah 0,05, ini berarti bahwa pasar modern sangat mempengaruhi omset pendapatan pedagang pasar tradisional selama satu tahun.

4. Dari hasil data responden yang didapat tingginya jumlah pedagang mengakibatkan persaingan semakin tinggi, dengan persentase setuju sebesar 49.1%, sangat tidak setuju 2.6%, sangat setuju 12.1%.

5. Setelah berhasil dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pendirian pasar modern yang cukup ramai dan letak lokasi yang berdekatan dengan pasar tradisional sehingga cukup memberi pengaruh, baik pada segi persaingan dan pendapatan bagi pasar tradisional.

Jika skripsi Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar Tradisional ( Studi Kasus di Wilayah Kramat Jati ) menitikberatkan penelitiannya kepada pengaruh pasar modern terhadap pasar tradisonal dengan kesimpulan pembangunan pasar modern dapat mempengaruhi pedagang pasar tradisional. Berbeda dengan masalah


(26)

yang akan peneliti bahas yang berjudul PRAKTEK MODERNISASI PASAR TRADISIONAL PALMERIAM PERSFEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM, Studi Kasus PD Pasar Jaya Palmeriam Jakarta Timur. Penelitian sendiri lebih memfokuskan penelitian kepada tahapan-tahapan modernisasi pasar tradisional Palmeriam, kendala-kendala dalam proses modernisasi pasar tradisional Palmeriam dan penyelarasan komitmen diawal dengan aplikasi di lapangan sampai selesainya komitmen praktek modernisasi tersebut.

Dan ada pula Judul penelitian : Dampak keberadaan pasar modern (supermarket dan hypermart) terhadap usaha retail koperasi/waserba dan pasar tradisional. Metode penelitiannya menggunakan metode dan pendekatan partsipatif. Semua tenaga ahli dilibatkan dalam setiap tahapan kerja. Dengan pendekataan ini, pembahasan hasil analisa dapat dilakukan secara komperhensif.

Kesimpulan:

1. Implementasi beberapa kebijakan pemerintah tentang pengelolaan perpasaran menuntut komitmen lebih besar agar dapat dilaksanakan secara konsisten.

2. Secara mikro, kehadiran pasar modern telah mengancam eksistensi pasar tradisional. Omset penjualan mengalami penurunan setelah hadirnya pasar modern. Terbukti dengan menggunakan uji beda pada taraf signifikasi a=0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 3 variabel omset penjualan pasar tradisional menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah hadirny pasar tradisional. Sedangkan variabel lainya, yaitu jumlah tenaga kerja dan harga jual barang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.


(27)

Laporan lembaga penelitian semeru pada November 2007 dengan Judul penelitian ”Dampak supermarket terhadap pasar dan pedagang retail tradisional di daerah perkotaan di Indonesia”. Metode penelitiannya ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi dampak kuantitatif menggunakan metode

difference-in-difference dan model ekonometrik. Sedangkan evaluasi dampak

kualitatif dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam dengan informan kunci. Instrumen penelitian ini menggunakan kuisioner untuk para pedagang berisi tentang pendapat para pedagang mengenai usahanya dampak supermarket, serta fakta berkenaan dengan kegiatan pedagang dan panduan wawancara bagi informan kunci.

Kesimpulannya hasil wawancara mendalam kepada para responden mengungkapkan bahwa penyebab utama kelesuan usaha para pedagang pasar tradisional di tempat penelitian adalah :

1. Lemahnnya daya beli masyarakat akibat kenaikkan harga BBM 2. Peningkatan persaingan dengan para PKL pada beberapa pasar.

3. Supermarket, hal ini secara khusus di temukan para pedagang dipasar kelompok perlakuan, yang diidentifikasi sebagai penyebab utama kelesuan usaha para pedagang di pasar Pamoyanan di Bandung, satu-satunya pasar dalam penelitian ini yang mayoritas pedagangnya berasal dari rumah tangga kelas menengah dan tidak bermasalah dengan PKL.

4. Hasil analisis dampak kuantitatif, ditemukan adanya penurunan jumlah pegawai yang dipekerjakan oleh pedagang pasar yang semakin dekat jumlahnya dengan supermarket, semakin berkurang jumlahnya dan sebaliknya.


(28)

E. Kerangka Teori

Secara etimologi, etika memiliki akar kta ethos dari bahasa Yunani yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah : ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak, kumpulan nilai asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika (ethics) yang mempunyai beragam arti, yakni pertama, sebagai analisis konsep-konsep mengenai apa yang harus, mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar, salah, wajib tanggung jawab, dan lain-lain, Kedua, pencarian kedalam watak moralitas atau tindakkan-tindakkan moral. Dan Ketiga, pencarian kehidupan yang baik secara moral.

Istilah bisnis dalam Al-Qur’an dipadankan dengan istilah perdagangan yang meliputi baik perdagangan barang maupun perdagangan jasa. Kata perdagangan atau perniagaan digunakan sebagai terjemahan dari kata al-Tijarah, yang merupakan

masdar dari kata kerja yang bermakna menjual dan membeli. Kata tijarah disebut sebanyak delapan kali dalam Qur’an dan termuat dalam tujuh surat yaitu: al-Baqarah (dua kali), dan masing-masing sekali dalam al-Nisa’, al-Taubah, al-Nur, Fathir, Shaf dan al-jumu’ah.

Etika bisnis islam adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak yang bertujuan untuk mendidik moralitas manusia dalam perdagangan yang meliputi baik perdagangan barang maupun perdagangan jasa yang mengacu pada Al-qur’an dan Hadits


(29)

F. Metodologi Penelitian 1. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini diaplikasikan model penelitian empiris. Dilihat dari sudut pandang sifat yang dihimpunnya, penelitian ini merupakan penelitian kombinasi kuantitatif-kualitatif. Sementara metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif analisis, yakni dengan cara penulisan yang menggambarkan permasalahan yang didasari pada data-data yang ada, lalu dianalisa lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan11.

2. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis data yaitu: 1) Data primer

Data primer diperoleh melalui survei lapangan dan observasi. Survey lapangan dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2) Data Sekunder

Data sekunder didapat dari studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku literaturdan teori di bangku kuliah serta sumber lainya yang relevan dengan penelitian ini, seperti jurnal yang terkait dengan penelitian, surat kabar, majalah, internet dan sumber tertulis lainya.

11

M. Iqbal Hasan. Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta, ghalia Indonesia, 2002, Cet. ke-I, h. 55.


(30)

3. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan Pasar Palmeriam berada di Jl. Palmeriam Kecamatan Matraman Kota Administrasi Jakarta Timur. Pasar ini dipilih karena pasar Palmeriam ini merupakan pasar lingkungan yaitu pasar yang berada tepat ditengah-tengah pemukiman penduduk. Selain itu pula pasar ini letaknya cukup berdekatan pula dengan pasar terbesar di Jakarta Timur yaitu pasar Jatinegara dan juga berdekatan pula dengan pasar lainnya seperti pasar Jangkrik, sehingga persaingan usaha semakin sengit.

Objek penelitian adalah para pedagang di Pasar Palmeriam yang ada di kawasan Jl. Palmeriam Kecamatan Matraman Kota Administrasi Jakarta Timur.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.12 Populasi atau

universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan pula antara populasi Sampling dengan populasi sasaran. Sebagai misal, apabila kita mengambil Rumah Tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti hanya anggota rumah tangga yang bekerja sebagai petani, maka seluruh Rumah Tangga dalam wilayah penelitian disebut populasi sampling sedangkan seluruh petani dalam wilayah penelitian disebut populasi sasaran13. Mengacu pada teori populasi di atas, populasi

12


(31)

yang diambil adalah pedagang aktif yang berdagang sebelum dan sesudah praktek modernisasi di PD Pasar Jaya Palmeriam Jakarta Timur dilaksanakan atau yang disebut pedagang existing.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.14 Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampel tidak peluang

(Nonprobability sampling) dimana kemungkinan sesuatu terpilih menjadi

anggota sample tidak diketahui. Oleh karenanya sampel yang diambil tidak dapat dikatakan sebagai sampel yang mewakili sehingga sulit apabila dipergunakan untuk melakukan generalisasi di luar sampel yang diteliti15. Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang (Nonprobability sampling) terdapat empat kelompok cara pengambilan peluang :

1) Accidental Sampling (Pengambilan Sample Secara Kebetulan) dimana

anggota sampel yang diambil tidak direncanakan terlebih dahulu tetapi didapati secara tiba-tiba.

13Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai / Editor, Jakarta, LP3ES, 1989, h. 152.

14

Ibid., h. 58

15 Sukandarrumidi, Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula,, (Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 2004, h. 63.


(32)

2) Quota Sampling (Pengambilan Sampel Berdasarkan Jumlah) dimana tiap lapisan dalam populasi harus diwakili dengan proporsi yang sama.

3) Purposive Sampling (Pengambilan Sampel Berdasarkan Tujuan) pada cara

ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpulan data yang berdasarkan atas pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

4) Snowball Sampling (Pengambilan Sampel Seperti Bola Salju) dimana

kriteria orang yang akan dijadikan sebagai anggota sampel ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya orang pertama yang dipakai sebagai unit sampel ditentukan. Dia menjadi sumber informasi tentang orang lain yang layak dijadikan anggota sampel16.

Penulis menggunakan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik

Quota Sampling (Pengambilan Sampel Berdasarkan Jumlah) dimana tiap

lapisan dalam populasi harus diwakili dengan proporsi yang sama. Dimana terdapat 10 jenis dagangan yang diperjualbelikan dipasar Palmeriam. Dari 10 jenis barang dagangan tersebut terbagi dalam tiga lantai :

a) Lantai Basement terdiri dari jenis barang dagangan:

•Sayur mayur

•Daging

•Ikan

•Buah-buahan dan

•Plastik


(33)

b) Lantai Dasar terdiri dari jenis barang dagangan:

• Perlengkapan rumah tangga

• Pakaian

• Sembako

c) Lantai Satu (I) terdiri dari jenis barang dagangan:

• Pakaian

• Emas

• Kosmetik

Dari 250 jumlah kios yang ada di Pasar Palmeriam, diambil populasi pedagang yang sesuai dengan kriteria populasi diatas yaitu pedagang aktif yang berdagang sebelum dan sesudah praktek modernisasi di PD Pasar Jaya Palmeriam Jakarta Timur dilaksanakan atau yang disebut pedagang existing

berjumlah 130 pedagang17. Dari jumlah populasi itu, jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 pedagang. Jumlah sampel diambil dengan menggunakan rumus :

n = N Nd2 + 1

Dimana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi D = presisi

17


(34)

Dengan penghitungan

N = 130 = 130 = 130 = 100 pedagang18 (130 x 5%)2)+ 1 (130 x 0,0025)+1 1.3

Karena keterbatasan peneliti dalam hal biaya dan waktu maka peneliti mengambil sampel sebanyak 100 pedagang.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mengadakan riset dengan dua metode, yaitu:

a. Riset Lapangan (Field Research)

Yaitu dilakukan dengan cara langsung ke pasar daerah yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan riset melalui dua cara, yaitu: 1. Angket (kuisioner)

Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.19 Pertanyaan kuisioner bersifat tertutup dimana pilihan atau alternatif jawaban disediakan.

18Sukandarrumidi, Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula. h. 70.

19


(35)

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan memperoleh informasi dengan cara tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek yang akan diteliti.20

Penulis menggunakan teknik wawancara untuk memperoleh informasi yang berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan data-data tentang bagaimana tahapan-tahapan, kendala-kendala serta pelaksanaan komitmen yang telah disepakati bersama oleh PD Pasar Jaya Palmeriam dan pedagang di Pasar Palmeriam Jakarta Timur sebelum dan sesudah dimodernisasi.

3. Riset Kepustakaan

Studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku literature dan teori di bangku kuliah serta sumber lainya yang relevan dengan penelitian ini, seperti jurnal yang terkait dengan penelitian, surat kabar, majalah dan sumber tertulis lainya.

6. Teknik Analisa Dan Interpretasi Data

Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara, angket dan kepustakaan diseleksi dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi data, yaitu usaha menggolong-golongkan data berdasarkan kategori tertentu. Setelah data-data yang ada diklasifikasi lalu diadakan analisis data, dalam hal ini data yang dikumpulkan penulis adalah kualitatif kemudian diolah maka teknik yang

20


(36)

digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel.

G. Teknik Penulisan

Sedangkan teknik penulisan laporan dalam penelitian ini, penulis mengacu dan berpedoman pada teknik penulisan skripsi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 200721.

21

Tim Penulis Fakultas Syari’ah & Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta, Fakultas Syari’ah & Hukum, 2007, Cet. 1.


(37)

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan ini, penulis membagi kepada beberapa bab yakni:

BAB I Pendahuluan: Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori, metode penelitian, hipotesis, teknik penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori: Bab ini berisikan tentang teori-teori yang berkaitan tentang masalah penelitian, pengertian modernisasi, etika bisnis islam dan prinsip-prinsip etika bisnis islam.

BAB III Gambaran Umum PD. PASAR JAYA: Bab ini mendeskripsikan tentang sejarah berdirinya pasar Palmeriam, Langkah-langkah pra modernisasi dan langkah-langkah pasca modernisasi pasar Palmeriam.

BAB IV ANALISA PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM: Bab ini berisikan tentang analisa pra dan pasca terjadinya praktek modernisasi dalam persfektif etika bisnis islam.

BAB V Penutup: Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh penulis melalui hasil dari penelitian.22


(38)

BAB II

MODERNISASI PASAR DALAM ETIKA BISNIS ISLAM A. Pengertian Modernisasi

1. Modernisasi

Modernisasi merupakan satu kata baru untuk suatu fenomena lama yang berlapis-lapis kesemuannya mencakup proses perubahan sosial di kawasan yang sedang berkembang. Kenapa istilah modernisasi melebihi (superior) istilah perubahan sosial sulit untuk dijelaskan, kendatipun banyak kajian kontemporer pada masa dahulu cenderung menekankan suatu bentuk perkembangan masyarakat yang aneh serta merupakan kajian indisipliner dan lintas budaya. Pada umumnya ilmuwan sosial yang prihatin (concern) terhadap modernisasi tampaknya menggunakan standar masyarakat industri Barat yang telah maju sebagai acuan membandingkan masyarakat yang sedang berkembang guna mencoba melukiskan proses perubahan yang cenderung kepada transformasi lembaga-lembaga dan nilai-nilai tradisional, yang agaknya dijadikan model modernitas. Menurut Eisenstadt, “Menurut sejarahnya, modernisasi merupakan proses perubahan menuju tipe sistem sosial, ekonomi dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke-19 dan 20 meluas ke Negara-negara Amerika Selatan, Asia serta Afrika”23

Begitulah kiranya perspektif evolusioner yang menjelaskan tahap-tahap transisi yang dilalui masyarakat, kalaupun semua masyarakat tidak perlu bergerak melalui tahap-tahap yang sama atau melalui suatu urutan yang telah ditentukan (sama).

23

M. Francis Abraham, MODERNISASI di Dunia Ketiga Suatu Teori Umum Pembangunan, Yogyakarta, PT Tiarawacana, 1991, h. 4.


(39)

Karena itu, modernisasi yang mengacu pada proses pengembangan, Eropa Barat dan Amerika Utara yang telah mencapainya pada masa yang lebih awal dan sekarang bangsa-bangsa Dunia Ketiga berjuang untuk mencapai fase perkembangan yang disebut sebagai (ditandai oleh) “modern”? Ringkasnya, “Modernisasi berarti turut serta bersama dunia modern dan karena itu meningkatkan kesatuan yang diperlukan, kendatipun secara kacau”24.

Para ilmuwan politik menganalisis modernisasi menurut proses politik, pergolakan sosial dan hubungan-hubungan kelembagaan. Para sosiolog telah mendefinisikan modernisasi dengan berbagai macam tetapi tetap di dalam kerangka persfektif evolusioner yang mencakup transisi multiliniear yang sedang berkembang dari tradisi ke modernitas. Misalnya menurut Everett Rogers, “Modernisasi

merupakan proses dengan mana hidup berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup lebih kompleks dan maju secara teknologis serta cepat berubah”.25

Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut: Modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis. modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan

24

M. Francis Abraham, MODERNISASI di Dunia Ketiga Suatu Teori Umum Pembangunan. h. 4. 25


(40)

sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan sosial planning26.

Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian sebagai berikut. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya taraf penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup dalam masyarakat.

2. Fenomena Bisnis Modern

Munculnya wacana pemikiran etika bisnis, didorong oleh realitas bisnis, didorong oleh realitas bisnis yang mengabaikan nilai-nilai moralitas. Bagi sementara pihak, bisnis adalah aktivitas ekonomi manusia yang bertujuan mencari laba semata - mata. Oleh karena itu cara apapun yang boleh dilakukan demi meraih tujuan tersebut. Konsekuensinya bagi pihak ini, aspek moralitas tidak bias dipakai untuk menilai bisnis. Aspek moralitas persaingan bisnis, dianggap akan menghalangi kesuksesannya. Pada sisi lain, aktivitas bisnis dimaksudkan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, sementara prinsip-prinsip moralitas “ membatasi” aktivitas bisnis.27

Berlawanan dengan kelompok pertama, kelompok kedua berpendapat bahwa bisnis bias disatukan dengan etika. Kalangan ini beralasan bahwa etika merupakan

26 artikel diakses pada 5 juli 2010 dari web. http://www.scribd.com/doc/12708316/Globalisasi

Sama-Atau-Tidak-Sama-Dengan- Modernisasi. 27


(41)

alasan-alasan rasional tentang semua tindakkan manusia dalam semua aspek kehidupan tak ter kecuali aktivitas bisnis. Secara umum, bisnis merupakan suatu kegiayan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebuuhan masyarakat,28 atau juga sebagai suatu lembaga yangmenghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.29

Realitas bisnis terdapat kecenderungan bisnis yangmengabaikan etika. Persaingan dalam dunia bisnis adalah persaingan kekuatan modal. Pelaku bisnis besar berusaha memperbesar jangkauan bisnisnya hingga para pengusaha kecil (pemodal kecil) semakin terseret dan terpinggirkan. Adanya praktik monopoli dan oligopoli semakin memperparah kondisi diatas. Demikian juga praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) telah memainkan peran penting dalam proses tersebut. Krisis moneter yang berkepanjangan di Negara Indonesia, pada kenyataannya tidak bisa dilepaskan dari proses kegiatan perekonomian yang demikian, yakni menipisnya nilai-nilai moralitas dalam aktivitasnya. Dari realitas inilah yang melahirkan anggapan bisnis adalah “dunia hitam”.30

B. Fungsi dan Tujuan Modernisasi Pasar

Manusia telah mengenal dan melakukan kegiatan jual-beli sejak mengenal peradaban sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan. Dalam kegiatan jual beli, keberadaan pasar merupakan salah satu hal yang paling penting karena merupakan

28

Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Bandung, CV Alfabeta, 1997. h. 16. 29

Ibid., h. 17 30


(42)

tempat untuk melakukan kegiatan tersebut selain menjadi salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah.

Sama halnya dengan bangsa lain, bangsa Indonesia telah lama mengenal pasar khususnya pasar tradisional. Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia pasar berarti tempat orang berjual beli sedangkan tradisional dimaknai sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang kepada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun. Berdasarkan arti diatas, maka pasar tradisional adalah tempat orang berjual beli yang berlangsung di suatu tempat berdasarkan kebiasaan. Di Indonesia, keberadaan pasar tradisional bukan semata urusan ekonomi tetapi lebih jauh kepada norma, ranah budaya, sekaligus peradaban yang berlangsung sejak lama di berbagai wilayah di Indonesia.

Di tengah arus modernitas, keberadaan pasar tradisional sebagai suatu budaya bangsa saat ini mencoba untuk bertahan dan mengembangkan diri agar mampu bersaing di tengah arus tersebut. Liberalisasi investasi yang makin tidak terbendung telah membuat pasar tradisional semakin terdesak dengan bermunculannya pasar modern yang menawarkan lebih banyak keunggulan komoditi, harga serta kenyaman. Kenyataan tersebut telah membuat masyarakat Indonesia berpaling dari bagian kebudayaan dan beralih kepada kehidupan modern yang serba praktis dengan intensitas interaksi yang minim.31

Menyikapi kenyataan bahwa keberadaan pasar tradisional saat ini makin terdesak munculah suatu pertanyaan yaitu mampukah pasar tradisional bertahan di tengah arus

31

Koesworodjati,Yudhi. Pasar Tradisional:Aset Ekonomi Daerah, Yogyakarta, Gajah Mada University, 2009. h. 15.


(43)

modernitas yang terjadi?. Hal tersebutlah yang patut kita renungkan agar pasar tradisonal tetap dapat menunjukkan eksistensinya sebagai bagian kebudayaan, tidak semata tempat bernilai ekonomi yang dapat hilang oleh arus modernitas.

Berdasarkan Perpres No. 112 tahun 2007, pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemda, swasta, BUMN dan BUMD, termasuk kerja sama dengan swasta, dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli dagangan melalui tawar-menawar.

Sebagai salah satu bagian dari aktivitas ekonomi wilayah, pasar tradisional memiliki fungsi dan peranan yang tidak terpisahkan dari kegiatan masyarakat di wilayah tersebut.Berikut adalah fungsi pasar tradisional:

1. Pusat kegiatan sosial ekonomi kerakyatan

2. Pusat pertemuan, pusat pertukaran informasi dan aktivitas kesenian rakyat. Sedangkan peranan pasar tradisional adalah:

1. Pusat distribusi barang

2. Menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar

3. Penggerak perekonomian yang mengembangkan wilayah baik desa maupun kota.

Seperti layaknya sektor prasarana wilayah dan kota yang lain, pasar tradisional memiliki beberapa permasalahan yang kompleks untuk saat ini. Beberapa permasalahan tersebut antara lain :


(44)

1. Berkurangnya 60% pengunjung pasar sejak ada Hypermart

2. Modernisasi pasar oleh swasta secara tidak langsung malah menggusur pedagang lama karena tidak kuat menyewa kembali kios di pasar yang dipugar.

3. Persaingan tidak seimbang, pertumbuhan PT 5%, pertumbuhan Hypermarket 16%.32

4. Sumbangan Retribusi PAD pada Pemda masih sangat kecil. Misalnya, gabungan seluruh pasar tradisional di sebuah kota hanya memberi restribusi 300 juta rupiah per tahun.

5. SDM dalam pengelolaan pasar tradisional masih rendah sehingga rendah pula fungsi kontrol dan manajemen

6. Pergeseran Trend berbelanja segmen Menengah Atas yang lebih suka belanja di Mall

7. Fisik bangunan yang tidak terawat

Penyebab utama tidak berkembangnya pasar tradisional saat ini sebagian besar berasal dari kondisi fisik dari pasar itu sendiri. Seperti yang kita tahu, image pasar tradisional di masyarakat saat ini adalah tempat berdagang yang bau, pengap, becek dan jorok. Kenyataan itulah yang membuat para pengunjung pasar tradisional beralih memilih pasar modern dan hypermart yang lebih menawarkan kelengkapan dan kenyamanan berbelanja dibandingkan pasar tradisional.33

32

Survei ACNIELSEN. 2004. 33

diunduh tanggal 25 September 2010 dari http://www.kbrikualalumpur.org/id/perdagangan/pasar-koridor-ekonomi-v3-idp.pdf


(45)

Selain keadaan fisik yang kalah bersaing dengan pasar modern, saat ini pasar tradisional tidak memiliki suatu ciri khas yang menonjol dibandingkan pasar modern. Jika dahulu pasar tradisional menawarkan harga barang yang murah dengan adanya tawar-menawar, namun saat ini berbagai hypermart menawarkan diskon-diskon menarik yang membuat para konsumen semakin melupakan keberadaan pasar tradisional.

Menanggapi fenomena tergilasnya pasar tradisional oleh modernisasi, kita harus mulai bergerak untuk mempertahankan keberadaan pasar tradisional sebagai warisan budaya leluhur. Perlu kita sadari bahwa pasar tradisional saat ini bukan satu-satunya pusat perdagangan, oleh karena itu suatu strategi memodernisasi pasar sangat dibutuhkan agar pasar tradisional dapat menjalankan kembali fungsi dan tujuannya untuk :

1. Memperbaiki citra pasar tradisional di mata masyarakat

Seperti yang kita tahu, citra pasar tradisional saat ini tidak bagus lagi di mata masyarakat. Oleh karena itu, perbaikan citra pasar tradisional dapat dilakukan dengan memperbaiki sarana dan prasarana seperti tempat parkir, sirkulasi udara, kebersihan, keamanan dan penerangan agar kesan sumpek, pengap dan kotor yang melekat di citra pasar tradisional dapat dihilangkan.

2. Menonjolkan ciri khas tertentu tiap pasar tradisional

Dengan adanya spesialisasi barang dagangan di tiap pasar, konsumen akan makin tertarik karena dapat mengunjungi pasar sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh ciri khas yang dapat diangkat adalah pasar burung, pasar


(46)

tekstil dan garment, pasar barang bekas, pasar obat-obatan, pasar oleh-oleh dan lain-lain.

3. Aplikasi konsep-konsep baru yang mendukung

Beberapa konsep yang dapat diaplikasikan antara lain town market, street market, waterfront market dan night market. Konsep street market misalnya, dapat dijalankan dengan menghubungkan beberapa pasar tradisional yang lokasinya berdekatan dengan interconecting walkways agar memiliki keunikan kolektif yang saling melengkapi.

4. Manajemen Pasar

Upaya manajemen pasar dapat dilakukan dengan perbaikan sistem distribusi, perbaikan manajemen pengelolaan dan pengaturan zoning pasar tradisional dengan pasar modern.34

C. Prinsip-prinsip dan Ketentuan-ketentuan Modernisasi Pasar Dalam etika Bisnis Islam

Prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan modernisasi pasar dalam etika bisnis Islam terkandung dalam prinsip dan ketentuan etika bisnis Islam.

1. Etika Bisnis Islam

a. Pengertian Etika Bisnis Islam

Secara etimologi, etika memiliki akar kta ethos dari bahasa Yunani yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa

34


(47)

Indonesia etika adalah : ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak, kumpulan nilai asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.35 Etika (ethics) yang mempunyai beragam arti, yakni

pertama, sebagai analisis konsep-konsep mengenai apa yang harus, mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar, salah, wajib tanggung jawab, dan lain-lain, Kedua,

pencarian kedalam watak moralitas atau tindakkan-tindakkan moral. Dan Ketiga,

pencarian kehidupan yang baik secara moral.36

Dalam khazaanah pemikiran islam, etika difahami sebagai al-akhlak, al-adab,

atau al-falsafah dan al-adabiyah, yang mempunyai tujuan untuk mendidik

moralitas manusia.37 Etika atau akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia pada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang yang harus diperbuat.38

Sistem etika Islam dikelompokkan menjadi empat tipe yaitu:

1) Moralitas skriptural

Moralitas skriptural, aturan-aturan moralitas ditunjukkan dalam pernyataan-pernyataan Al-Qur’an dan Sunnah.

35

Muhandis Natadiwirya, Etika Bisnis Islami, Jakarta, Granada Press, 2007, h. 35. 36R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an,Yogyakarta. h. 41.

37R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an,Yogyakarta. h. 43.


(48)

2) Teori-teori etika teologi

Teori etika teologi seperti tipologi pertama mengembangkan prinsip-prinsip benar dan salah, keadilan tuhan, dan tanggung jawab manusia dengan melandaskan pada Al-Qur’an dan hadits, tetapi telah dikonstruksi dalam sistem etika rasionalisme, seperti yang dilakukan oleh kaum Mu’tazilah dan Asy’ariyah.

3) Teori etika filosofi

Teori etika filsafat yang dikembangkan oleh para filusuf muslim yang mengambil pelajaran dari prinsip-prinsip etika filosofis Yunani, khususnya karya-karya Plato dan Aristoteles.

4) Etika religius.

Etika religius terutama dikembangkan dari akar konsepsi-konsepsi Al-Qur’an tentang manusia dan kedudukannya dimuka bumi, dan cenderung melepaskan kepelikan dialetika dan memusatkan pda usaha untuk mengeluarkan spirit moralitas Islam secara utuh.39

Kata “bisnis “berasal dari bahasa Inggris yaitu “ business”. Bisnis dapat didefinisikan sebagai segala aktifitas dari berbagai institusi yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat sehari-hari.40

39

R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an,Yogyakarta. h. 48. 40


(49)

Richard Burton Simatupang menyatakan bahwa secara luas kata “bisnis” sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengandalkan barang-barang atau jasa - jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan atau di sewa gunakan, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.41 Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia memberikan pengertian “Bisnis” sebagai berikut, Bisnis: Usaha pedagang, usaha komersial dalam dunia perdagangan42.

Istilah bisnis dalam Al-Qur’an dipadankan dengan istilah perdagangan yang meliputi baik perdagangan barang maupun perdagangan jasa. Kata perdagangan atau perniagaan digunakan sebagai terjemahan dari kata al-Tijarah, yang merupakan masdar dari kata kerja yang bermakna menjual dan membeli. Kata

tijarah disebut sebanyak delapan kali dalam al-Qur’an dan termuat dalam tujuh surat yaitu: Baqarah (dua kali), dan masing-masing sekali dalam Nisa’, al-Taubah, al-Nur, Fathir, Shaf dan al-jumu’ah.43

Etika bisnis islam adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak yang bertujuan untuk mendidik moralitas manusia dalam perdagangan yang meliputi baik perdagangan barang maupun perdagangan jasa yang mengacu pada Al-qur’an dan Hadits.

41

Richard Buton Simatupang, “Aspek Hukum Dalam Bisnis”, Jakarta, Rineka Cipta, 1996), h. 1. 42

Depdiknas, ”Kamus Bahasa Indonesia”. Jakarta, PT. Balai Pustaka, 1994, h. 138. 43


(50)

b. Etika Bisnis Dalam Islam

Dengan semakin berkembangnya peradaban manusia dari zaman ke zaman sistem ini berevolusi dari bentuk yang sangat sederhana pada bentuk bisnis modern. Pada bagian etika akan dijelaskan bagaimana etika berbisnis dalam Islam. Dalam berbisnis harus adanya etika karena dengan etika kita bisa membedakan hal yang baik dan yang tidak, sehingga kita tidak terlena oleh kenikmatan yang hanya sesaat. Dalam Islam etika diartikan sebagai Al-Akhlak dan

Al-Adab yang bertujuan untuk mendidik moralitas manusia. Dalam hal ini yang

patut kita jadikan contoh adalah Nabi Muhammad SAW adalah nilai spiritual, humanisme, kejujuran, keseimbangan dan semangatnya untuk memuaskan mitra bisnisnya. Secara prinsip, ia telah menjadikan empat pilar berikut ini sebagai dasar transaksi ekonominya. Empat pilar tersebut adalah : Tauhid, Keseimbangan (Adil), Kehendak Bebas dan Pertanggungjawaban. Dalam berbisnis kelak pada saat kita sukses maka kita harus hidup sederhana dan wajar, tidak bermewah-mewahan dan bertndak mubazir. Yang benar-benar harus kita perhatikan adalah bagaimana kita berbisnis yang memperhatikan halal dan haram, sehingga kita bias terhindar dari yang haram dan menjaga produk atau jasa dalam keadaan halal.44

Al-Qur’an menawarkan prinsip-prinsip mendasar dan petunjuk pada orang-orang yang beriman untuk kebaikkan perilaku etis didalam bisnis. Prinsip-prinsip etika bisnis dalam islam menurut pertunjuk Al-Qur’an dapat diklasifikasikan dalam empat macam :

44


(51)

1) Kebebasan (Freedom, al-Hururiyah)

Seseorang tidak bisa membayangkan kemungkinan adanya perdagangan dan transaksi yang legal hingga hak-hak individu dan juga kelompok untuk memiliki dan memindahkan satu kekayaan diakui secara bebas dan tanpa paksaan. Al-Qur’an mengakui hak individu dan kelompok dalam hal ini:

a) Pengakuan dan penghormatan pada kekayaan pribadi b) Legalitas dagang

c) Persetujuan mutual

2) Keadilan (Justice, al-Adalah)/ Persamaan

Al-Qur’an sendiri secara tegas menyatakan bahwa maksud diwahyukannya, adalah untuk membangun keadilan dan persamaan.45Ajaran Al-Qur’an yang menyangkut keadilan dalam bisnis ini bisa dikategorikan pada dua judul besar:

a) Imparatif (Bentuk Perintah)

Kategori dibawah ini mengandung perintah dan rekomendasi yang berkaitan dengan peilaku bisnis:

(i) Hendaknya janji, kesepakatan, dan kontrak dipenuhi. (ii) Jujur dalam timbangan dan takaran

(iii) Kerja, gaji dan bayaran (iv) Jujur, tulus hati dan benar (v) Effisien dan kompeten

45


(52)

(vi) Seleksi berdsarkan keahlian (vii) Investigasi dan verifikasi b) Perlindungan

Dalam rangka penerapan keadilan dalam perilaku bisnis, Al-Qur’an telah memberikan petunjuk-petunjuk yang pasti bagi orang-orang yang beriman yang berguna sebagai alat pelindung.

3) Akhlak yang baik, baik yang diperintahkan maupun yang dipuji. a) Murah hati

b) Motivasi untuk berbakti

c) Ingat kepada Allah dan prioritas utama-Nya 4) Bentuk-bentuk transaksi.

a) Transaksi secara umum : (i) Barter

(ii)Tunai (iii) Kredit

b) Syarikah (patnership)

(i) Mudharabah atau muqaradhah

(ii)Al-‘Inaan (iii)Al-Wujuh

(iv)Al-Mufawadah

(v) Al-Amah atau Al-Abdan46


(53)

Dalam Etika bisnis Islam juga ada ketentuan-ketentuan yang tidak diperbolehkan adanya perilaku bisnis yang terlarang meliputi :

1) Riba 2) Penipuan

a) Tahfif (curang dalam timbangan) b) Tidak jujur

c) Kebohongan dan pengingkaran janji d) Serba aneka penipuan transaksi. 3) Beberapa bisnis yang tidak sah.

a) Mengkonsumsi hak milik orang lain b) Tidak menghargai prestasi

c) Patnership yang invalid

d) Pelanggaran dalam pembayaran gaji dan hutang e) Penimbunan

f) Penentuan harga yang fix oleh pemerintah g) Proteksionisme

h) Monopoli

i) Melakukan hal yang melambungkan harga j) Tindakkan yang menimbulkan kerusakan k) Pemaksaan47

47


(54)

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG PD PASAR JAYA

A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya Pasar PD. Jaya

PD (Perusahaan Daerah) Pasar Jaya didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI (Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta), No.IB-3/2/15/66 tanggal 26 Desember 1996 tentang Pendirian Perusahaan Pasar dan Ketentuan-Ketentuan Pengurusan yang kemudian disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan keputusan No. Ekbang 8/8/13-05 tanggal 23 Desember 1967.

Maksud pendirian PD Pasar Jaya adalah dalam rangka peningkatan efisiensi umum di bidang perpasaran di lingkungan Jawatan Perekonomian Rakyat DKI Jakarta sehingga merupakan unit usaha yang mandiri dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan merupakan sumber penghasilan riil bagi daerah. Namun dalam perkembangan selanjutnya PD Pasar Jaya yang didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta dimaksud ditingkatkan kedudukan hukumnya dengan Peraturan Daerah No. 7 tahun 1982 tanggal 7 Juni Ibukota Jakarta yang selanjutnya disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan nomor 511.231-181 tanggal 19 April 1983.48

48


(55)

Peningkatan kedudukan hukum dimaksud untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat, menunjang pengurusan perpasaran dalam wilayah DKI Jakarta agar dapat berjalan lebih berdaya guna dan berhasil guna.

PD Pasar Jaya sebagai pengembangan Djawatan Perekonoian Rakyat. DKI Bagian Pasar, bertugas melaksanakan keputusan dan pengaturan pasar yang berada di bawah wewenang Pemerintah DKI Jakarta keberadaannya cukup starategis mengingat DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan, kota perdagangan, kota industri dan kota pariwisata mempunyai sarana dan prasarana yang lebih memadai daripada daerah lain.

Dengan demikian PD Pasar Jaya mempunyai peluang atau kesempatan yang cukup besar dalam sektor perdagangan ini, di DKI Jakarta mempunyai sumbangan 22,30% terhadap P.D.R.B. (Pendapatan Daerah Rata-Rata Belanja) sedang segmen pasar PD Jaya adalah 50% dari konsumen DKI Jakarta. Namun pada awal pendirian PD Pasar Jaya, pasar yang dikelola masih belum memenuhi persyaratan sebagai salah satu sarana umum yang harus disediakan oleh DKI Jakarta baik secara kuantitatif dan kualitatif. Jumlah PD Pasar Jaya mulai melaksanakan pengurusan pasar pada tahun 1967 sebanyak 84 pasar yaitu:

1. Jakarta Pusat : 32 2. Jakarta Utara : 11 3. Jakarta Barat : 16 4. Jakarta Selatan : 12 5. Jakarta Timur : 13


(56)

Pasar-pasar di wilayah Jakarta Utara merupakan pasar-pasar penyerahan PN Pelabuhan kepada Pemerintah DKI Jakarta yang pengelolaan selanjutnya diserahkan kepada PD Pasar Jaya. Satu-satunya pasar yang bukan penyerahan dari PN Pelabuhan adalah Pasar Ikan.49

Mengacu kepada Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 16.3/2/15/66 tentang pendirian PD Pasar Jaya, maka pasar-pasar luar yang semula tidak berada dalam kewenangan pemerintah DKI Jakarta diserahkan kepada pemerintah DKI Jakarta, untuk selanjutnya dikelola oleh PD Pasar Jaya Jakarta yang pada tahun 1967 berpenduduk kurang lebih 4 juta jiwa memiliki areal pasar 26,4 hektar dirasakan masih sangat kurang sehingga untuk melaksanakan misi PD Pasar Jaya pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan harus memenuhi kekurangan areal dimaksud. Penambahan dan peningkatan kualitas pasar semula dilaksanakan melalui dana PD Pasar Jaya, APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Pedagang, swasta dan bank. Namun sumber dana dimaksud sangat terbatas dan mahal bagi pasar-pasar yang potensinya rendah.

Para pedagang di pasar tradisional pada umumnya, adalah golongan ekonomi lemah mulai menjerit karena banyak pelanggan setia yang mulai meninggalkan PD Pasar Jaya sebagai institusi yang mempunyai misi melindungi dan membina para pelanggan pasar-pasar tradisional yang dikelola tentunya tidak dapat berpangku tangan menghadapi masalah ini.

Langkah-langkah perbaikan memang sudah banyak dilakukan, tapi nampaknya belum sepenuhnya mampu memenuhi harapan konsumen yang semakin haus modernisasi

49


(57)

itu. Tata ruang dan sarana lain yang menunjang terciptanya kenyamanan seperti koridor yang luas, ventilasi yang memadai, alat penyejuk ruangan (AC) dan sebagainya masih belum sepenuhnya terpenuhi. Akibatnya meskipun pasar sudah dibangun dengan modal dan gaya yang setidaknya lebih modern, kenyamanan yang merupakan salah satu tuntutan utama pembelanja masih belum dapat terwujud secara optimal. Serta teknis barang kali PD Pasar Jaya dapat saja bekerjasama dengan pihak developer untuk membangun pasar modern dengan segala kelengkapan dan fasilitasnya yang serba canggih.

Persoalanya adalah untuk membangun pasar modern seperti itu yang barang kali memenuhi selera modern konsumen jelas memerlukan biaya yang cukup besar baik untuk pembangunan maupun pemeliharaanya. Hal ini akan menjadi beban berat yang nyaris tak terpikul oleh para pedagang ekonomi lemah yang berjualan di pasar-pasar tradisional, dan mau tidak mau akhirnya mereka akan tersingkir oleh kehadiran para pedagang yang bermodal besar dan kuat.

Bagi PD Pasar Jaya, membangun pasar tidak hanya memperhatikan aspek tuntutan konsumen secara ekonomis, tetapi juga harus dan bahkan wajib mempertimbangkan pula aspek kemampuan pedagang yang akan menempatinya. Sebab meskipun PD Pasar Jaya dapat saja membangun pasar modern dengan segala fasilitasnya dan dapat pula memasarkan kios/ tempat dengan baik tetapi kalau harus disertai tersingkirnya pedagang yang selama ini telah dibinanya, berarti PD Pasar Jaya gagal dalam melaksanakan salah satu misinya, yaitu pembinaan pedagang ekonomi lemah. Inilah dilema yang selalu dihadapi oleh PD Pasar Jaya dalam upayanya meningkatkan daya saing menghadapi semakin semerbaknya usaha dan bisnis pasar modern. Namun,


(58)

dengan segala kendala dan tantangan yang tak ringan itu PD Pasar Jaya dapat bertahan dan setapak demi setapak berusaha terus maju.

B. Visi Dan Misi

Dalam peraturan daerah No. 7 tahun 1982 dapat terlihat dengan jelas: spesifikasi, maksud dan tujuan (misi) dan tugas pokok PD Pasar Jaya. Spesifikasi bidang usaha PD Pasar Jaya adalah melakukan pengurusan pasar dan fasilitas perpasaran lainya milik pemerintah daerah DKI Jakarta.

1. Maksud dan tujuan (misi) PD Pasar Jaya adalah:

a. Mengembangkan perekonomian daerah b. Menunjang anggaran daerah

c. Menunjang perekonomian nasional 2. Tugas pokok PD Pasar Jaya adalah:

a. Melaksanakan pelayanan umum dalam bidang perpasaran b. Membina pedagang pasar

c. Ikut membantu menciptakan stabilitas harga dan kelancaran distribusi di pasar dan fasilitas perpasaran lainya.50

3. Adapun visi dan misi cabang PD Pasar Jaya khusus pasar kota adalah:

a. Visi – menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana unggulan dalam penggerak perekonomian daerah, propinsi, DKI Jakarta.

50


(59)

b. Misi – menyediakan pasar tradisional modern yang bersih, aman, nyaman dan berwawasan lingkungan serta memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, segar, murah dan bersaing.

4. Maksud dan Tujuan

Dalam usaha membina pedagang tentunya, kita perlu mengamati unsur-unsur yang sangat erat hubunganya satu sama lain dalam kegiatan perpasaran yakni mengelola pasar (PD Pasar Jaya), pedagang dan pembelanja atau konsumen. Ketiga unsur atau pihak tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda, namun kesemuanya itu sangat berkaitan.

PD Pasar Jaya kewajiban utamanya adalah menyediakan tempat usaha sebagai sarana distribusi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (konsumen), sedang pedagang berkewajiban untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen. Di samping kewajiban dimaksud di atas dalam peraturan daerah DKI Jakarta No. 6 tahun 1982 tugas pokok lainya ialah melaksanakan pembinaan pedagang pasar. Hal ini dapat dipahami mengingat PD Pasar Jaya mengelola 160 buah pasar dengan jumlah lebih kurang 62.000 orang pedagang, yang sebagian besar tergolong pedagang ekonomi lemah, hingga harus dibina agar dapat tumbuh dan berkembang serta mampu mandiri dan hidup dalam langkah persaingan yang cenderung semakin ketat dalam dunia usaha, khususnya dalam perdagangan.

5. Bentuk Pembinaan dan Usaha Pengembangan

Misi pasar sebagai penunjang pertumbuhan perekonomian daerah dan nasional hanya dapat tercapai apabila ada kerjasama yang baik antara pengelola dan pedagang.


(60)

Eksistensi pedagang dapat dipertahankan dan dikembangkan dengan dukungan pengelola untuk memperoleh kemudahan dan pembinaan. Dengan menyadari modal dan tingkat pendidikan para pedagang yang beraneka ragam. Mulai dari tingkat sarjana sampai dengan pedagang yang tidak bisa tulis baca, tentu diperlukan suatu keterampilan dan keberhasilan penyampaian informasi agar dapat dicerna dengan mudah oleh setiap pedagang di lingkungan PD Pasar Jaya. Untuk memenuhi keinginan tersebut PD Pasar Jaya mengusahakan kerjasama dengan perbankan, perkoperasian serta para pengusaha sukses untuk berbagai pengalaman serta belajar dari pengalaman mereka dalam meniti keterampilan dan pengembangan usahanya, melalui penataran pedagang yang dilaksanakan dua kali sebulan dengan jumlah peserta 50 s/d 100 pedagang untuk setiap wilayah. Di samping itu juga mengadakan studi perbandingan ke pasar swalayan untuk menambah wawasan dalam bidang penataan dengan dan kebersihan lingkungan.51

C. Struktur Organisasi

Perkataan organisasi berasal dari istilah Yunani “Organon” dan istilah Latin

“Organum”, yang dapat berarti: alat, bagian, anggota badan.52

Mengenai organisasi ada beberapa cara pada umumnya, yaitu adanya sekelompok orang melakukan hubungan, terjadi dalam suatu kerja yang harmonis, dan kerjasama

51J. Soedradja Djiwandono. Dkk, 25 Tahun PD. Pasar Jaya. h. 35.

52


(61)

didasarkan atas hak dan kewajiban atau tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan.53

Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti bagian atau struktur adalah gambaran secara sistematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam usaha mencapai tujuan.

Organisasi sangat penting sekali untuk mengatur tugas atau pekerjaan. Pentingnya organisasi tersebut disebabkan karena banyaknya tugas atau pekerjaan tertumpu pada suatu orang dan harus dikerjakan pada waktu tertentu, pekerjaan tersebut memerlukan banyak skill (keahlian) yang tak dapat dikerjakan oleh satu orang. Apabila pekerjaan dikerjakan oleh lebih dari satu orang maka perlu adanya pembagian kerja.54

Struktur organisasi pertama telah ditetapkan pada tahun 1967 dan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan agar pelayanan kepada masyarakat dapat lebih ditingkatkan. Susunan direksi PD Pasar Jaya lebih 3 kali mengalami perubahan yaitu periode:

1. 1967-1979* direktur utama

a. Direktur Usaha b. Direktur Keuangan 2. 1979-1983* direktur utama

53

M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980. h. 67. 54


(62)

a. Direktur Usaha

b. Direktur Tekhnik dan Pembinaan Pedagang c. Direktur Keuangan

3. 1983-2010* direktur utama

a. Direktur Usaha b. Direktur Tekhnik

c. Direktur Administrasi dan Keuangan55

Dengan demikian pula struktur organisasi staf kantor pusat, cabang pasar induk dan unit angkutan telah mengalami beberapa kali perubahan, struktur organisasi yang terakhir ditetapkan dengan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 1970 tahun 1985, tanggal 27 September tahun 1985 sampai dengan tingkat direksi, satuan pengawas internasional, bidang, cabang, pasar induk dan unit angkutan sedang organisasi dan ringan tugas subbidang, seksi, subseksi dan urusan ditetapkan dengan keputusan direksi PD Pasar Jaya No. 216 tahun 1985 tanggal 15 November 1985.

Adapun personalia direksi PD Pasar Jaya sejak 1967 sampai dengan 1991 adalah:

1. Direktur Utama

a. Soehad (Mayor Al)

b. Wirsyadi SH (Kolonel CKH) c. Ir. Nyoman Djendria

d. Ir. Saksono Suhodo (PLH)

e. Herman Amin Singgih (Kol C Z 1)

55


(63)

2. Direktur Usaha

a. Drs. Abdul Munim Pulungan b. Drs. Arman Danau

c. Drs. Syahrir Tanjung

d. Rohana Panamas Orsanto SH.

3. Direktur Tekhnik dan Pembinaan Perdagangan/ Direktur Tekhnik a. Marzuki Arifin SE.

b. Ir. Saksono Suhodo

c. Ir. Soedibyo Darrundono M S.c

4. Direktur Keuangan/ Administrasi dan Keuangan a. Odang Suwitaatmadja

b. Drs. Oetomo

c. Drs. Fauzi Alfi Liasin56

56


(1)

86

Tara, M. Azwir Dainy. Strategi Pembangunan Ekonomi Rakyat. Jakarta: Nuansa Madani, 2001.

Tara, M. Azwir Dainy. Strategi Membangun Ekonomi Rakyat: Masa Sulit Pasti Berlalu, Jakarta : Nuansa Madani, 2001.

Tim Penulis Fakultas Syari’ah & Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta, Fakultas Syari’ah & Hukum, 2007.


(2)

ANGKET

Nama :

Jenis Kelamin : L / P

Usia : Tahun

Hari/ Tanggal :

Tempat : PD. PASAR JAYA PALMERIAM JAKARTA TIMUR

Berilah tanda silang (X) pada jawaban Anda.

1. Pendidikan terakhir apakah yang anda tamatkan? b. SD c. SMP d. SMA e. D3 f. S1 g. S2 h. S3

A. PERENCANAAN PEMBANGUNAN

1. Sebelum pembangunan pasar, Apakah anda mengetahui program revitalisasi(pembangunan kembali) PD Pasar Jaya Palmeriam?

a. Tahu b. Tidak tahu c. kurang tahu d. sangat tahu 2. Ketika diadakannya musyawarah/rapat untuk membahas masalah revitalisasi

ini, Apakah Anda mengetahui musyawarah tersebut?

a. Tahu b. Tidak Tahu c. kurang tahu d. sangat tahu 3. Apakah anda menghadiri musyawarah/rapat tersebut?

a. Hadir b. Tidak Hadir

4. Apakah anda mengetahui hasil musyawarah/rapat secara keseluruhan?

a. Tahu b. Tidak Tahu c. kurang tahu d. sangat tahu

B. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

1. Berapa lama anda berdagang di tempat dagang sementara tersebut?

a. 1 Tahun b. 2 Tahun c. 3 Tahun d. 4 tahun 2. Apakah anda mengetahui secara detail mengenai tahapan-tahapan dan waktu

yang dibutuhkan dalam proses pembangunan pasar ini?


(3)

C. SETELAH PELAKSANAAN

1. Setelah proses revitalisasi(pembangunan kembali) pasar Paleriam selesai, cara apakah yang di pakai oleh pengelola (PD Pasar Jaya) untuk menempatkan para pedagang?

a. Sesuai dengan lama waktu berdagang b. Jenis dagangan

2. Apakah harga kios yang ditawarkan pihak pengelola sesuai dengan tempat yang telah terbentuk?

a. Sesuai b. Tidak sesuai c. Kurang sesuai d. Sangat sesuai

3. Apakah komitmen yang di tawarkan PD Pasar Jaya sebelum dan sesudah pembangunan telah di penuhi sesuai kesepakatan?

a. Sudah b. Belum c. Sudah semua d. Belum semua

D. ETIKA BISNIS ISLAM

1. Salah satu prinsip etika bisnis islam adalah prinsip kebebasan dalam usaaha ekonomi?

a. Kurang setuju b. Ragu-ragu c. setuju d. sangat setuju 2. Prinsip lainnya dalam etika bisnis islam adalah prinsip keadilan?

a. Kurang setuju b. Ragu-ragu c. setuju d. sangat setuju

3. Prinsip yang lainnya dalam huum bisnis islam adalah prinsip tata karma/akhlak?

a. Kurang setuju b. Ragu-ragu c. setuju d. sangat setuju 4. dalam etika bisnis islam tidak diperbolehkan adanya kebohongan dan

pengingkaran janji?

a. Kurang setuju b. Ragu-ragu c. setuju d. sangat setuju 5. dalam etika bisnis islam juga tidak diperbolehkan adanya penentuan harga

yang fix oleh pemerintah?

a. Kurang setuju b. Ragu-ragu c. setuju d. sangat setuju 6. dalam etika bisnis islam tidak diperbolehkan adanya pemaksaan?


(4)

WAWANCARA

Nara Sumber : Bapak Josmar Sihduhu SH. (Supervisor PD Pasar Jaya Pameriam)

1. (Q) Berapa banyak pedagang yang berdagang sebelum praktek pembangunan ini

dilaksanakan?

(A) Sebelum di bangun pedagang yang berdagang berjumlah 155 orang dan

setelah dibangun jumlah pedagang menurun mejadi 130 orang pedagang existing.

Tetapi sekarang ada pula pedagang yang baru yang menempati kios-kios dan los

yang telah terbentuk berjumlah 57 orang pedagang.

2. (Q) Tahapan apa sajakah yang dilakukan dalam proses modernisasi?

(A) Tahapan-tahapannya adalah :

a. Karena hak pakai pasar tradisional Palmeriam ini telah habis yaitu selama 20

tahun, maka pasar Palmeriam ini kami modernisasi.

b. Sosialisai kepada para pedagang mengenai rencana pembangunan.

c. Mencari kesepakatan harga antara pihak PD Pasar Jaya Palmeriam dengan

para pedagang mengenai bangunan baru.

d. Membayar uang muka sebesar 20% untuk pedagang existing.Sisanya di cicil

atau kredit melalui pengembang, KUR (Kredit Usaha Rakyat) atau langsung


(5)

3. (Q) Komitmen apa sajakah yang ditawarkan pihak PD. Pasar Jaya Palmeriam

kepada pedagang sebelum di modernisasi?

(A) Komitmen PD. Pasar Jaya Palmeriam :

a. Merubah pasar tradisional menjadi pasar modern :

1) Aman

2) Nyaman

3) Bersih

4) Bebas dari pedagang kaki lima.

b. Prioritas pedagang existing untuk menempati bangunan pasar modern

Pelmeriam.

c. Harga kios yang disepakati :

1) Basement : Rp. 12.500.000 /m2

2) Lantai Dasar : Rp. 13.000.000 /m2

3) Counter : Rp. 9.000.000 /m2

4) Los : Rp. 6.600.000 /m2

4. (Q) Apa sajakah kendala yang dihadapi PD. Pasar Jaya Palmeriam dalam

memodernisasi?

(A) Kendala yang di hadapi :

a. Masalah harga yang menurut para pedagang terlalu tinggi.

b. Di depan, kios yang kena Hug (memiliki dua pintu) dikenakan biaya

tambahan 5% - 15%.


(6)

d. Ketika TPS jadi ditempati oleh pedagang mereka banyak yang belum

koordinasi kepada keamanan.

e. Ketidaksetujuan sebagian pedagang mengenai sistem pengelompokkan jenis

usaha, yang berdampak kepada pendapatan mereka.

5. (Q) Mengapa kendala-kendala itu muncul?

(A) Karena pedagang rata-rata kelas menengah kebawah, mereka merasa harga

yang di tawarkan terlalu tinggi, di tambah dengan persaingan yang terbuka

dikarenakkan adanya pengelompokkan jenis usaha sehingga dapat mengurangi