BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PD PASAR JAYA
A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya Pasar PD. Jaya
PD Perusahaan Daerah Pasar Jaya didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, No.IB-321566 tanggal
26 Desember 1996 tentang Pendirian Perusahaan Pasar dan Ketentuan-Ketentuan Pengurusan yang kemudian disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan keputusan
No. Ekbang 8813-05 tanggal 23 Desember 1967. Maksud pendirian PD Pasar Jaya adalah dalam rangka peningkatan efisiensi
umum di bidang perpasaran di lingkungan Jawatan Perekonomian Rakyat DKI Jakarta sehingga merupakan unit usaha yang mandiri dan dapat memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan merupakan sumber penghasilan riil bagi daerah. Namun dalam perkembangan selanjutnya PD Pasar Jaya yang didirikan
berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta dimaksud ditingkatkan kedudukan hukumnya dengan Peraturan Daerah No. 7 tahun 1982 tanggal 7 Juni Ibukota Jakarta
yang selanjutnya disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan nomor 511.231-181 tanggal 19 April 1983.
48
48
J. Soedradja Djiwandono. Dkk, 25 Tahun PD. Pasar Jaya, Jakarta: Jurnal, 1991, h.17.
Peningkatan kedudukan hukum dimaksud untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat, menunjang pengurusan perpasaran dalam wilayah DKI Jakarta
agar dapat berjalan lebih berdaya guna dan berhasil guna. PD Pasar Jaya sebagai pengembangan Djawatan Perekonoian Rakyat. DKI
Bagian Pasar, bertugas melaksanakan keputusan dan pengaturan pasar yang berada di bawah wewenang Pemerintah DKI Jakarta keberadaannya cukup starategis mengingat
DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan, kota perdagangan, kota industri dan kota pariwisata mempunyai sarana dan prasarana yang lebih memadai daripada daerah
lain. Dengan demikian PD Pasar Jaya mempunyai peluang atau kesempatan
yang cukup besar dalam sektor perdagangan ini, di DKI Jakarta mempunyai sumbangan 22,30 terhadap P.D.R.B. Pendapatan Daerah Rata-Rata Belanja
sedang segmen pasar PD Jaya adalah 50 dari konsumen DKI Jakarta. Namun pada awal pendirian PD Pasar Jaya, pasar yang dikelola masih belum memenuhi
persyaratan sebagai salah satu sarana umum yang harus disediakan oleh DKI Jakarta baik secara kuantitatif dan kualitatif. Jumlah PD Pasar Jaya mulai melaksanakan
pengurusan pasar pada tahun 1967 sebanyak 84 pasar yaitu: 1. Jakarta Pusat
: 32 2. Jakarta Utara
: 11 3. Jakarta Barat
: 16 4. Jakarta Selatan
: 12 5. Jakarta Timur
: 13
Pasar-pasar di wilayah Jakarta Utara merupakan pasar-pasar penyerahan PN Pelabuhan kepada Pemerintah DKI Jakarta yang pengelolaan selanjutnya diserahkan
kepada PD Pasar Jaya. Satu-satunya pasar yang bukan penyerahan dari PN Pelabuhan adalah Pasar Ikan.
49
Mengacu kepada Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 16.321566 tentang pendirian PD Pasar Jaya, maka pasar-pasar luar yang semula tidak berada dalam
kewenangan pemerintah DKI Jakarta diserahkan kepada pemerintah DKI Jakarta, untuk selanjutnya dikelola oleh PD Pasar Jaya Jakarta yang pada tahun 1967 berpenduduk
kurang lebih 4 juta jiwa memiliki areal pasar 26,4 hektar dirasakan masih sangat kurang sehingga untuk melaksanakan misi PD Pasar Jaya pelayanan kepada masyarakat dapat
ditingkatkan harus memenuhi kekurangan areal dimaksud. Penambahan dan peningkatan kualitas pasar semula dilaksanakan melalui dana PD Pasar Jaya, APBD Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah. Pedagang, swasta dan bank. Namun sumber dana dimaksud sangat terbatas dan mahal bagi pasar-pasar yang potensinya rendah.
Para pedagang di pasar tradisional pada umumnya, adalah golongan ekonomi lemah mulai menjerit karena banyak pelanggan setia yang mulai meninggalkan PD Pasar
Jaya sebagai institusi yang mempunyai misi melindungi dan membina para pelanggan pasar-pasar tradisional yang dikelola tentunya tidak dapat berpangku tangan menghadapi
masalah ini. Langkah-langkah perbaikan memang sudah banyak dilakukan, tapi nampaknya
belum sepenuhnya mampu memenuhi harapan konsumen yang semakin haus modernisasi
49
Ibid., h. 17.
itu. Tata ruang dan sarana lain yang menunjang terciptanya kenyamanan seperti koridor yang luas, ventilasi yang memadai, alat penyejuk ruangan AC dan sebagainya masih
belum sepenuhnya terpenuhi. Akibatnya meskipun pasar sudah dibangun dengan modal dan gaya yang setidaknya lebih modern, kenyamanan yang merupakan salah satu tuntutan
utama pembelanja masih belum dapat terwujud secara optimal. Serta teknis barang kali PD Pasar Jaya dapat saja bekerjasama dengan pihak developer untuk membangun pasar
modern dengan segala kelengkapan dan fasilitasnya yang serba canggih. Persoalanya adalah untuk membangun pasar modern seperti itu yang barang kali
memenuhi selera modern konsumen jelas memerlukan biaya yang cukup besar baik untuk pembangunan maupun pemeliharaanya. Hal ini akan menjadi beban berat yang nyaris tak
terpikul oleh para pedagang ekonomi lemah yang berjualan di pasar-pasar tradisional, dan mau tidak mau akhirnya mereka akan tersingkir oleh kehadiran para pedagang yang
bermodal besar dan kuat. Bagi PD Pasar Jaya, membangun pasar tidak hanya memperhatikan aspek
tuntutan konsumen secara ekonomis, tetapi juga harus dan bahkan wajib mempertimbangkan pula aspek kemampuan pedagang yang akan menempatinya. Sebab
meskipun PD Pasar Jaya dapat saja membangun pasar modern dengan segala fasilitasnya dan dapat pula memasarkan kios tempat dengan baik tetapi kalau harus disertai
tersingkirnya pedagang yang selama ini telah dibinanya, berarti PD Pasar Jaya gagal dalam melaksanakan salah satu misinya, yaitu pembinaan pedagang ekonomi lemah.
Inilah dilema yang selalu dihadapi oleh PD Pasar Jaya dalam upayanya meningkatkan daya saing menghadapi semakin semerbaknya usaha dan bisnis pasar modern. Namun,
dengan segala kendala dan tantangan yang tak ringan itu PD Pasar Jaya dapat bertahan dan setapak demi setapak berusaha terus maju.
B. Visi Dan Misi