Duduknya Perkara HADHANAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN

Pada tahun pertama berumah tangga pemohon dengan termohon sudah sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan termohon sering bertindak sekehendak hatinya dan sewenang-wenang mempermasalahkan hal-hal kecil. Pada bulan September tahun 2002 setelah anak pertama lahir perselisihan dan pertengkaran berlanjut. Termohon dengan marah-marah melarang pemohon pulang telat dari kantor, melarang bersosialisasi dengan teman-teman yang membuat pemohon merasa terkekang oleh tindakan termohon yang seperti itu. Perselisihan dan pertengkaran kembali terjadi bulan april 2003 yang pemohon ditiduh selingkuh oleh termohon. Dan pada bulan Mei 2003 pemohon pulang dari kantor pada pukul 23.30 dalam keadaan sangat lelah, termohon mengajak untuk ngobrol sesuatu tetapi termohon mengatakan agar pembicaraan ditunda besok saja. Tetapi termohon sepertinya tidak terima dan mencoba bunuh diri dengan gunting yang terdapat di meja riasnya. Pemohon pun kaget dengan tindakan termohon tersebut. Peristiwa serupa juga terulang lagi ketika bukan Oktober 2006 ketika pemohon hendak pergi kerumah temannya bersama sepupunya dan telah menjelaskan maksud kepergian tersebut kepada termohon akan tetapi termohon kurang percaya. Sampai suatu saat ketika termohon hendak melarang pemohon untuk pergi, tanpa diduga tiba-tiba termohon membenturkan badannya ke lemari berulang kali dengan keras. Pada bulan November 2007 termohon tanpa meminta izin kepada pemohon telah pergi dari rumah kediaman bersama selama 2 dua minggu tidak kembali dan tidak memberi kabar dan meninggalkan anaknya begitu saja. Pada bulan Desember 2007 termohon pergi lagi dari rumah untuk kedua kalinya dengan tanpa izin, sampai 2 dua tahun lamanya. Sehingga termohon sudah menelantarkan rumah tangga dan anaknya yang berusia 7 tujuh tahun 8 delapan bulan. Berdasarkan dalil-dalil yang telah diuraikan diatas, pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan kiranya berkenan memberikan putusan sebagai berikut: 1. Menerima dan mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya; 2. Menetapkan, memberi izin kepada pemohon untuk ikrar menjatuhkan talak terhadap termohon dihadapan sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan; 3. Menyatakan perkawinan pemohon dan termohon putus karena perceraian dengan segala kaibat hukumnya; 4. Menetapkan pemohon sebagai pemegang hak hadhanah seorang anka perempuan hasil perkawinan antara pemohon dan termohon; 5. Memerintahkan termohon sebagai ibu kandungnya untuk memberikan baiaya alimentasi setiap bulan sesuai dengan keikhlasannya; 6. Menetapkan biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum. Dalam Eksepsi Bahwa termohon menolak dengan tegas seluruh isi permohonan dari permohonan yang terdaftar di Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang diajukan kepada pemohon, kecuali secara tegas dan dinyatakan dan nyata diakui kebenarannya oleh termohon. Gugatan dalam permohonan a quo kurang cermat terkait alamat kantor termohon yang salah tujuannya. Termohon memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk memutus terlebih dahulu eksepsi termohon sebelum dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara. Dalam Pokok Perkara Termohon menolak dan membantah untuk seluruh dalil-dalil pemohon dalam permohonan a quo, kecuali yang termohon anggap benar. Guna mempertegas penolakan tersebut akan termohon uraikan sebagai berikut: 1. Bahwa sejak menikah sebagaimana yang didalilkan pemohon jelas mengada- ngada karena faktanya sejak awal pernikahan, termohon dan pemohon hidup rukun dan harmonis; 2. Termohon menolak keterangan pemohon terkait termohon yang suka melarang berteman dengan temannya dan sering pulang malam, faktanya termohon hanya bisa sabar dan menangis ketika pemohon memiliki wanita idaman lain; 3. Termohon menolak telah melakukan percobaan bunuh diri seperti yang didalilkan pemohon, karena termohon masih dalam keadaan sehat baik psikis maupun fisik. Bahwa tidak ada satu orang pun yang sehat akal dan pikirannya melukai dirinya sendiri; 4. Bahwa termohon membantah dengan tegas dalil pemohon yang termohon menelantarkan anaknya, fakta sesungguhnya termohon pernah menengok anaknya saat di sekolah, di rumah pemohon an mengantar anaknya saat lomba mewarnai di TMII; Selain membantah tergugat juga membenarkan beberapa dalil yang diajukan pemohon yakni benar adanya antara pemohon dan termohon adalah suami isteri. Dalam Eksepsi : 1. Menerima eksepsi termohon untuk seluruhnya; 2. Menolak seluruh dalil-dalil, dasar atau alasan permohonan Cerai Talak dan hadhanah dari pemohon; Dalam Pokok Perkara: 1. Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya; 2. Menetapkan anak pemohon dan termohon dibawah pengasuhan dan pemeliharaan termohon; 3. Menghukum kepada pemohon untuk membayar biaya perkara; 4. Mohon putusan yang seadil-adilnya. Pemohon dan termohon di depan sidang Pengadilan selain mengajukan alat-alat bukti tertulis juga mengajukan saksi-saksi yang memberikan keterangan di bawah sumpah.

C. Pertimbangan Hakim

Dalam Konvensi Bahwa karena permohonan pemohon konvensi tidak tepat kepada tempat tujuan termohon konvensi, maka majelis hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan harus menolak atau menyatakan permohonan pemohon konvensi tidak dapat diterima dan mohon pula kepada majelis hakim untuk memutus terlebih dahulu eksepsi termohon konvensi sebelum memutus perkara. Permohonan pemohon konvensi harus ditujukan ke alamat termohon konvensi yang sebenarnya sesuai ketentuan Pasal 118 ayat 1 HIR. Dalam Pokok Perkara 1. Bahwa rumah tangga pemohon konvensi dengan termohon konvensi sudah tidak harmonis, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran sejak 2002. 2. Bahwa sebab-sebab terjadi perselisihan dan pertengkaran diantara pemohon konvensi dan termohon konvensi karena tidak ada lagi rasa saling percaya, saling menghargai dan saling pengertian satu sama lain. 3. Bahwa sejak Desember 2007 berlangsung selama 2 dua tahun 8 delapan bulan lamanya pemohon konvensi dan termohon konvensi telah pisah tempat tinggal. 4. Bahwa majelis hakim, hakim mediator telah berusaha mendamaikan, namun tidak berhasil. Berdasarkan fakta-fakata yang ada ternyata anak pemohon konvensi dan termohon konvensi lebih nyaman bersama pemohon konvensi selaku ayah, pemohon konvensi lebih banyak perhatian ketimbang termohon konvensi dan kedekatan anak tersebut kepada pemohon konvensi. Tetapi tidak berarti memutuskan hubungan komunikasi dengan ibunya. Termohon konvensi selaku ibu