Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

masyarakat, pemerintah dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus demi terlindungnya dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik mental, spiritual maupun sosial. 7 Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai Pancasila, serta berkemauan keras menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan negara. Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu peran masyarakat, baik melalui lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media massa, atau lembaga pendidikan. Setiap anak berhak untuk berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tuanya. Karena anak memerlukan kebebasan dalam rangka mengembangkan kreativitas dan intelektualitasnya daya nalarnya sesuai dengan tingkat usia anak. Dan pengembangan anak yang belum cukup umur masih harus dalam bimbingan orang tuanya. Melihat peranan hukum Islam dalam pembangunan hukum nasional, ada beberapa fenomena yang bisa dijumpai dalam praktek. Pertama, hukum Islam berperan dalam mengisi kekosongan hukum dalam hukum positif. Dalam hal ini hukum Islam diberlakukan oleh Negara sebagai hukum positif bagi umat Islam. Kedua, hukum Islam berperan sebagai sumber nilai yang memberikan kontribusi 7 Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. terhadap aturan hukum yang dibuat. Oleh karena itu, aturan hukum tersebut bersifat umum, tidak memandang perbedaan agama, maka nilai-nilai hukum Islam dapat berlaku pula bagi seluruh warga negara dan wajib ditaati oleh masyarakat. Dengan demikian Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dapat dikatakan pengejewantahan dari Fiqh Hadhanah yang memiliki cakupan yang lebih luas bukan dalam keluarga saja, tetapi masyarakat dan pemerintah mempunyai peran yang besar dalam memberikan perlindungan terhadap anak. Materi Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan implementasi dari pengembangan Fiqh Hadhanah. Dalam hal ini dapat diketahui juga transformasi Fiqh Hadhanah dalam sistem perundang-undangan di Indonesia. Maka selayaknya sebagai masyarakat wajib menaatinya karena tujuannya tidak lain untuk mencapai kemaslahatan bersama.

BAB IV HADHANAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN

A. Profil Pengadilan

1 Tempat Gedung Pengadilan a. Pada bulan September 1979 kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke gedung Baru di Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang dengan menempati gedung Baru dengan tanah yang masih menumpang pada areal tanah PGAN Pondok Pinang dan pada tahun 1979 pada saat Pengadilan Agama Jakarta Selatan dipimpin oleh Bapak H. Alim diangkat pula Hakim-Hakim honorer untuk menangani perkara- perkara yang masuk, mereka diantaranya Kh, Ya’kub, kh. Muhdats Yusuf, Hamim Qarib, Rasyid Abdullah, Ali Imran, Drs. H. Noer Chazin. 1 b. Pada perkembangan selanjutnya yaitu semasa berkepimpinan Drs. H. Djabir Manshur, SH, Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke Jalan Rambutan VII No. 48 Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan dengan menempati gedung baru. Digedung baru ini meskipun tidak memenuhi syarat untuk sebuah kantor Pemerintah setingkat walikota, karena gedungnya berada ditengah-tengah penduduk dan jalan masuk dengan kelas jalan III C. Namun sudah lebih baik ketimbang masih di Pondok Pinang, pembenahan- pembenahan fisik terus dilakukan terutama pada masa kepemimpinan Bapak 1 http:www.pajakartaselatan.go.idindex.php?option=com_contentview=articleid=290 sejarah-2010catid=35:sejarahItemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011. Drs. H. Jayusman, SH. Begitu pula pembenahan-pembenahan administrasi terutama pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Ahmad KamiL, SH pada masa ini pula Pengadilan Agama Jakarta Selatan mulai mengenal computer walaupun hanya sebatas pengetikan dan ini terus ditingkatkan pada masa kepemimpinan Bapak Drs. Rif’at Yusuf. 2 c. Sejak Tahun 2008 telah dibangun gedung baru yang sesuai dengan prototype Mahkamah Agung RI di Jl. Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan. 3 2 Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai salah satu instansi yang melaksanakan tugasnya memiliki dasar hukum dan landasan kerja sebagai berikut: 1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24; 2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970; 3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974; 4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983; 7. PeraturaninstruksiEdaran Mahkamah Agung RI; 2 http:www.pajakartaselatan.go.idindex.php?option=com_contentview=articleid=290 sejarah-2010catid=35:sejarahItemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011. 3 http:www.pajakartaselatan.go.idindex.php?option=com_contentview=articleid=290 sejarah-2010catid=35:sejarahItemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011.