33 Nilai kekeruhan terendah terjadi pada titik sampling 4 dan 5 yaitu 0,188
FTU. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik sampling tersebut merupakan daerah pertambakan ikan dan keluarnya air. Oleh karena itu, tidak terjadinya pergerakan
air yang berlebihan sehingga tidak terjadinya pengadukan massa air yang dapat menyebabkan kekeruhan, yang diakibatkan oleh peluruhan lumpur atau bahan-
bahan tersuspensi lainnya. Pada titik sampling 2 nilai kekeruhannya paling tinggi yaitu 0,207 FTU. Pada lokasi ini debit air yang masuk ke perairan lebih banyak,
sehingga terjadi adukan massa air yang menyebabkan kekeruhan yang berlebih. Menurut Kristanto 2004, kekeruhan dapat terjadi karena adanya bahan yang
terapung dan terurainya zat tertentu, seperti lumpur tanah liat dan benda-benda lain yang melayang atau mengapung dan sangat halus. Oleh karena itu, air yang
tercemar akan selalu mengandung padatan, baik padatan yang mengendap, tersuspensi ataupun lemak minyak.
Kekeruhan yang tinggi dapat menyebabkan terganggunya sistem daya lihat organisme aquatik dan menghambat penetrasi cahaya masuk ke dalam air.
Menurut Sukandar 1993, ketidakteraturan kekeruhan disebabkan oleh pelimpahan air pada satu sisi cekungan, air bah yang mempengaruhi pelimpahan
air, kontribusi bahan-bahan tiupan angin, aliran air dan kawanan plankton.
4.1.4. pH
Nilai pH pada perairan Situ Bungur yang di dapat berkisar antara 6,7-8,8. Nilai pH tertinggi terjadi pada titik sampling 5 yaitu 8,8, dan nilai pH terendah
terjadi pada titik sampling 3 yaitu 6,7 gambar 8.
34
8.8 7.7
7.5 7.5
6.7
2 4
6 8
10
1 2
3 4
5
Titik Sampling
pH
Gambar 8. Nilai pH pada perairan Situ Bungur
Pada titik sampling 5 merupakan tempat keluarnya air. Pada waktu pengamatan, air yang keluar dari titik sampling 5 ini sangat sedikit dan lebih
banyak sampah, sehingga terjadi penumpukan subtrat atau lumpur. Hal ini memungkinkan tercemarnya air yang berasal dari penduduk di sekitar Situ. Pada
titik sampling 3 merupakan nilai pH terendah dari titik sampling lainnya yaitu 6,7. Artinya nilai pH tersebut normal, begitupun dengan titik sampling lainnya yang
berkisar antara 7 hingga 8. Menurut Nugroho 2006, Lind 1979 dan Pescod 1973, menyatakan bahwa pada umumnya air yang normal memiliki pH netral
sekitar 6 hingga 8. Air limbah atau air tercemar memiliki pH sangat rendah atau pH cendrung tinggi, tergantung dari jenis limbah dan komponen pencemarannya.
Sebagai salah satu parameter lingkungan perairan, pH tidak selalu stabil, karena dipengaruhi oleh keseimbangan antara CO
2
dan HCO
3
dalam perairan. Hasil rata-rata nilai pH diatas, yang kisarannya antara 6,7-8,8,
menunjukkan bahwa perairan Situ Bungur masih dapat menopang beberapa kehidupan fitoplankton, karena untuk setiap fitoplankton mempunyai kemampuan
adaptasi yang berbeda.
35
3.24 3.13
5.62 4.24
3.8
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5
Titik Sampling
D O
m g
L
4.1.5. DO
Nilai DO Dissolved Oxygen di perairan Situ Bungur berkisar antara 3,13- 5,62 mgL. Nilai DO tertinggi terjadi pada titik sampling 2 yaitu 5,62 mgL, dan
nilai DO terendah terjadi pada titik sampling 5 yaitu 3,13 mgL gambar 9.
Gambar 9. Nilai DO pada perairan Situ Bungur
Nilai DO tertinggi pada titik sampling 2 yaitu 5,62 mgL, karena pada titik sampling ini merupakan tempat masuknya air dari rumah penduduk sekitar Situ.
Pada titik sampling 1 merupakan tempat masuknya air yang lebih sedikit daripada titik sampling 2, sehingga kandungan oksigen dalam air sedikit. Pada saat itu
memang masuknya air pada titk sampling 2 lebih banyak dibandingkan dengan titik sampling 1, sehingga membuat masuknya oksigen ke dalam air lebih besar.
Akibatnya, deras laju air yang menarik udara dari luar ke dalam air menyebabkan oksigen dalam air pada titik sampling 2 lebih banyak dibandingkan dengan titik
sampling lainnya.
36 Nilai DO terendah yang terjadi pada titik sampling 5, karena keluarnya air
sangat sedikit. Oleh sebab itu, pada titik sampling ini terjadi penumpukkan sampah-sampah, sehingga menurunnya nilai kandungan oksigen terlarut DO.
Rendahnya kandungan oksigen terlarut di titik sampling ini disebabkan oleh banyaknya limbah orgaik dan anorganik seperti sampah plastik, kaleng, dan
lainnya. Hal ini menyebabkan sebagian oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi
karbondioksida dan air. Oleh karena itu, jika pencemaran ini terus berlangsung dapat menyebabkan kematian bagi organisme aerob. Menurut Anonim 2008,
kadar DO optimum untuk fitoplankton yaitu 6,5 mgL. Dari hasil kandungan DO yang di dapat menunjukkan bahwa kualitas air situ tersebut tercemar, karena
dibawah nilai kandungan DO optimum.
4.2. Keanekaragaman Fitoplankton