24
3.3.2. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel air untuk identifikasi fitoplankton menggunakan metode survey dan satu hari pengamatan dilakukan secara komposit pada 5 titik
sampel APHA, 1995 dalam Fachrul, dkk 2008. Adapun prosedur pengambilan sampel air dilakukan di setiap titik sebagai berikut:
a. Sampel air diambil di lapisan permukaan air secara horizontal dengan menggunakan plankton net nomor 25 yang dilemparkan sampai 4 m ke
perairan, lalu ditarik talinya sehingga didapatkan air sampel yang telah dipekatkan.
b. Sampel air sebanyak 27 ml diambil dan dimasukkan ke dalam botol sampel berukuran 30 ml yang telah terisi 3 ml formalin 4 , lalu diberi
label masing-masing titik sampling dan kemudian diawetkan. c. Pengambilan sampel air dilakukan 3 kali atau pengulangan pada masing-
masing titik dengan waktu yang sama. d. Jika kedalaman air 0,5 m seperti di pinggiran dekat jalanan dan karena
kedalaman perairan yang relatif dangkal, pengambilan sampel airnya dilakukan dengan menggunakan ember plastik berukuran 5 L yang diambil
secara vertikal sebanyak 6 kali, lalu dipekatkan ke dalam plankton net menjadi 27 ml dan dimasukkan ke dalam botol yang kemudian diawetkan
dengan formalin 4 . e. Setelah semua pengambilan sampel selesai, dibawa ke Pusat Laboratorium
Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk dilakukannya identifikasi fitoplankton pada masing-masing sampel tersebut.
25
3.3.3. Pengukuran Parameter Perairan Fisika dan Kimia Lingkungan
Pengambilan data fisika dan kimia sangat penting terutama untuk mengetahui keadaan atau kualitas air tersebut yang terjadi pada saat hari itu juga
dan sangat mempengaruhi keanekaragaman pada fitoplankton. Parameter fisika di lapangan meliputi pengukuran kecerahan, konduktivitas dan suhu air. Sedangkan
untuk parameter kimianya dilakukan melalui pengukuran kadar oksigen terlarut DO, derajat keasaman pH. Pengukuran faktor fisika dan kimia tersebut secara
insitu, artinya langsung dari lokasi sampling.
3.3.4. Identifikasi Fitoplankton