Pengaruh Parameter Fisika dan Kimia Perairan Terhadap Pertumbuhan Fitoplankton

16 Tabel 1. Kesuburan perairan berdasarkan kelimpahan plankton: Kesuburan Perairan Kelimpahan plankton Perairan Oligotrofik 2000 indL Perairan Mesotrofik 2000-15000 indL Perairan Eutrofik 15.000 indL Basmi, 1987

2.5. Pengaruh Parameter Fisika dan Kimia Perairan Terhadap Pertumbuhan Fitoplankton

Pertumbuhan fitoplankton dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti intensitas cahaya, sifat fisika-kimia perairan, sehingga keberadaannya juga mempengaruhi kondisi kualitas air suatu perairan. Kelangsungan hidup fitoplankton sangat bergantung pada sikap lingkungan perairan yang menjadi habitatnya, baik itu parameter fisika yaitu: kecerahan, suhu, dan kedalaman, maupun parameter kimia yaitu: pH, DO oksigen terlarut Indriany, 2004.

1. Suhu C

Suhu yang terlalu tinggi atau rendah pada air yang mengalami pencemaran akan mengganggu kehidupan lingkungan. Suhu air ini perlu mendapatkan perhatian dan diketahui karena penting artinya dalam penentuan oksigen yang terlarut. Hal ini terutama disebabkan karena kelarutan oksigen di dalam air berbeda-beda Fardiaz, 1992. Naiknya suhu air akan menimbulkan turunnya kadar jumlah oksigen terlarut dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia, mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya, dan jika batas suhu yang 17 mematikan terlampaui, maka ikan dan hewan air mungkin akan mati Kristanto, 2004. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas fitoplankton. Suhu berperan penting dalam proses metabolisme organisme baik flora maupun fauna. Semakin tinggi suhu, maka metabolisme akan meningkat. Setiap spesies fitoplankton memiliki suhu optimal untuk pertumbuhannya yaitu 20-30 C Pescod, 1973.

2. Kecerahan cm

Cahaya merupakan sumber energi yang sangat penting dalam proses fotosintesis, semakin banyak cahaya yang diterima, maka reaksi semakin aktif. Hal tersebut akan menyebabkan adanya perbedaan aktifitas fitoplankton di permukaan air, kolom air, dan di dasar perairan antara pagi, siang dan sore hari. Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat terlarut di dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatiknya dibatasi oleh kedalaman Odum, 1993. Kecerahan perairan dapat diukur dengan alat keping secchi atau secchi disk. Selanjutnya berdasarkan kecerahan untuk fitoplankton dikatakan bahwa kecerahan keping secchi 3 cm adalah tipe perairan yang subur eutrofik, sedang antara 3-6 cm merupakan kesuburan sedang mesotrofik dan 6 cm digolongkan pada tipe perairan kurang subur oligotrofik Iskandar, 2003. 18

3. Derajat Keasaman pH

Air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa tergantung pada besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Air yang mempunyai pH lebih besar dari normal akan bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air yang pada akhirnya akan mengganggu kehidupan mikroorganisme di dalam perairan tersebut Wardhana, 1995. Nilai pH air yang optimum bagi fitoplankton antara 6-8 Kristanto, 2004. Menurut Fardiaz 1992, perairan tawar mempunyai kisaran pH 4-10. Variasi pH dipengaruhi oleh kandungan karbondioksida, karbonat, asam organik, dan hasil pembusukan sisa tanaman di perairan Fardiaz, 1992. pH dapat mempengaruhi daya adaptasi biota akuatik dan aktifitas kimiawi di lingkungan perairan. Sebagai salah satu parameter lingkungan perairan, pH tidak selalu stabil, karena dipengaruhi oleh keseimbangan antara CO2 dan HCO3 dalam perairan. Reaksi CO 2 di perairan menghasilkan ion hidrogen H + dan ion karbonat HCO 3 - . Konsentrasi ion H + mempengaruhi pH, semakin tinggi konsentrasi ion H + , maka perairan cendrung asam Kristanto, 2004.

4. Oksigen Terlarut DO

Oksigen terlarut sangat diperlukan untuk mendukung eksistensi organisme akuatik dan perombakan bahan-bahan organik di perairan dan digunakan sebagai petunjuk besarnya produktifitas primer di perairan. Kandungan oksigen terlarut 2 19 mgL dalam perairan sudah cukup untuk mendukung kehidupan biota akuatik, asalkan perairan tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang bersifat racun Pescod, 1973. Kandungan DO optimum bagi kehidupan fitoplankton yaitu 6,5 mgL Kristanto, 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah oksigen terlarut dalam perairan antara lain yaitu respirasi hewan dan tumbuhan air, proses penguraian bahan organik, suhu air yang relatif tinggi, reduksi oleh gas-gas yang melalui pembentukan gelembung-gelembung gas yang keluar dari air dan aliran air tanah ke dalam danau Saeni, 1989. Kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air. Kehidupan di air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 ppm atau 5 mgL, selebihnya bergantung kepada ketahanan organisme, derajat aktif, kehadiran bahan pencemar dan suhu air Kristanto, 2004. Tabel 2. Kualitas air berdasarkan kandungan DO Lee dkk, 1978: No. Kadar Oksigen Terlarut mgL Kualitas air 1 6,5 Tidak tercemar 2 4,5-6,5 Tercemar ringan 3 2,0-4,4 Tercemar sedang 4 2,0 Tercemar berat Anonim, 2008 20

2.6. Kerangka Berfikir