8 produktifitas fitoplankton, karena mempengaruhi laju fotosintesis dan kecepatan
pertumbuhan. Selain itu juga berpengaruh terhadap laju dekomposisi dan konversi bahan organik menjadi bahan anorganik. Suhu yang optimum bagi pertumbuhan
fitoplankton di daerah tropis berkisar antara 20-30 C.
Suhu berhubungan erat dengan persediaan makanan. Di dalam air yang hangat, kebutuhan akan bahan makanan relatif lebih banyak dengan air yang lebih
dingin Odum, 1993. Suhu di perairan juga menetukan kadar oksigen yang terlarut di dalamnya. Semakin tinggi suhu di suatu perairan, maka semakin kecil
kadar oksigen terlarut di perairan tersebut Fardiaz, 1992.
2.2.3. Perubahan Bau, Warna dan Rasa pada Air
Perubahan bau, warna dan rasa pada air yang terkena pencemaran dipengaruhi oleh zat-zat yang terdapat di dalamnya seperti zat organik,
mikroorganisme dan hasil metabolismenya serta lumpur hasil buangan industri dan rumah tangga yang terlarut di dalam perairan tersebut Fardiaz, 1992. Selain
itu menurut Wardhana 1995, perubahan tersebut juga diakibatkan oleh kegiatan industri maupun rumah tangga yang limbahnya masuk ke dalam perairan.
Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal terjadinya
polusi di suatu perairan. Rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut, gangguan plankton, tumbuhan
air, dan hewan air, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati Nugroho, 2006.
9 Menurut Kristanto 2004, warna air di alam ini sangat bervariasi, misalnya
air di rawa-rawa yang berwarna kuning, coklat atau kehijauan, juga air sungai yang biasanya berwarna kuning kecoklatan karena kandungan lumpur yang
tercampur di dalamnya dan air limbah yang yang berwarna coklat kemerahan karena kandungan besi dalam jumlah yang tinggi.
2.2.4. Mikroorganisme dalam Perairan
Air merupakan habitat berjenis-jenis mikroba seperti alga, protozoa dan bakteri. Dari sekalian banyak jenis mikroba yang bersifat patogen atau merugikan
manusia, ada beberapa jenis mikroba yang sangat tidak dikehendaki kehadirannya karena mikroba tersebut merupakan patogen bagi perairan. Mikroba tersebut dapat
berperan sebagai indikator kualitas perairan Nugroho, 2006. Mikroorganisme merupakan makhluk mikroskopis yang pada umumnya di
lingkungan perairan dapat memakan, memecahkan dan menguraikan bahan organik Wardhana, 1995. Mikroorganisme berperan sekali dalam proses
degradasi bahan buangan organik, misal dari kegiatan industri yang dibuang ke perairan baik sungai, danau maupun laut. Mikroorganisme akan berkembangbiak
jika buangan yang harus didegradasi cukup banyak, dan tidak menutup kemungkinan dengan ikut berkembangbiaknya mikroorganisme patogen
Achmad, 2004.
10
2.3. Fitoplankton