Suhu C Kekeruhan Parameter Fisika-Kimia

31 31 34 32 31 34 29.5 30 30.5 31 31.5 32 32.5 33 33.5 34 34.5 1 2 3 4 5 Titik Sampling S uh u C menurunkan proses kualitas fotosintesis dan produktifitas primer fitoplankton, sehingga menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan. Hasil pengukuran Secchi disk pada TSI Trophic State Index, didapatkan TSI = 57,6. Artinya perairan tersebut termasuk ke dalam eutrophy yang merupakan produktifitas fitoplanktonnya tinggi. Menurut Index Carlson 1980 pada kisaran nilai TSI, nilai TSI yang lebih besar dari 50, artinya berhubungan dengan eutrophy produktifitas tinggi. TSI merupakan indeks keadaan pemakan yang menentukan apakah nilai keadaan pemakan di suatu perairan itu tinggi atau rendah dengan pengukuran secchi disc.

4.1.2. Suhu C

Nilai suhu pada perairan Situ Bungur berkisar antara 31-34 C. Pada titik sampling 2 dan 5 merupakan nilai suhu tertinggi yaitu 34 C, dan pada titik sampling 1 dan 4 merupakan nilai suhu terendah yaitu 31 C gambar 6. Gambar 6. Nilai Suhu pada perairan Situ Bungur 32 0.196 0.207 0.198 0.188 0.188 0.175 0.18 0.185 0.19 0.195 0.2 0.205 0.21 1 2 3 4 5 Titik Sampling K ek er uh an FT U Pada titik sampling 3 yaitu 32 C, hampir sedikit sama dengan titik sampling 1 dan 4. Hal ini menunjukkan bahwa suhu tersebut masih optimum untuk pertumbuhan fitoplankton di suatu perairan. Pada titik sampling 2 dan 5 mempunyai suhu yang cukup tinggi yaitu 34 C. Pada suhu ini cukup tinggi dan hanya beberapa fitoplankton yang mampu bertahan pada suhu tersebut seperti Mycrocystis, Euglena, dan lain sebagainya. Nilai suhu pada titik sampling 1 dan 4 merupakan suhu yang optimum. Menurut Effendi 2003, kisaran suhu optimum untuk petumbuhan fitoplankton yaitu 20-30 C. Oleh karena itu, suhu tersebut sesuai untuk petumbuhan fitoplankton pada umumnya. Pada suatu perairan, kadar suhu dipengaruhi oleh kadar oksigen, dimana jika semakin tinggi kadar oksigen maka suhu akan mengalami penurunan.

4.1.3. Kekeruhan

Nilai kekeruhan yang di dapat berkisar antara 0,188-0,207 FTU. Pada titik sampling 2 merupakan kekeruhan tertinggi yaitu 0,207 FTU, dan pada titik sampling 4 dan 5 merupakan kekeruhan terendah yaitu 0,188 FTU gambar 7. Gambar 7. Nilai Kekeruhan pada perairan Situ Bungur 33 Nilai kekeruhan terendah terjadi pada titik sampling 4 dan 5 yaitu 0,188 FTU. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik sampling tersebut merupakan daerah pertambakan ikan dan keluarnya air. Oleh karena itu, tidak terjadinya pergerakan air yang berlebihan sehingga tidak terjadinya pengadukan massa air yang dapat menyebabkan kekeruhan, yang diakibatkan oleh peluruhan lumpur atau bahan- bahan tersuspensi lainnya. Pada titik sampling 2 nilai kekeruhannya paling tinggi yaitu 0,207 FTU. Pada lokasi ini debit air yang masuk ke perairan lebih banyak, sehingga terjadi adukan massa air yang menyebabkan kekeruhan yang berlebih. Menurut Kristanto 2004, kekeruhan dapat terjadi karena adanya bahan yang terapung dan terurainya zat tertentu, seperti lumpur tanah liat dan benda-benda lain yang melayang atau mengapung dan sangat halus. Oleh karena itu, air yang tercemar akan selalu mengandung padatan, baik padatan yang mengendap, tersuspensi ataupun lemak minyak. Kekeruhan yang tinggi dapat menyebabkan terganggunya sistem daya lihat organisme aquatik dan menghambat penetrasi cahaya masuk ke dalam air. Menurut Sukandar 1993, ketidakteraturan kekeruhan disebabkan oleh pelimpahan air pada satu sisi cekungan, air bah yang mempengaruhi pelimpahan air, kontribusi bahan-bahan tiupan angin, aliran air dan kawanan plankton.

4.1.4. pH