PEMBAHASAN Pengaruh Persepsi Ibu Tentang Program Pemberantasan Diare Terhadap Tindakan Pemberantasan Penyakit Diare Pada Balita Di Kelurahan Pasar Belakang Kota Sibolga Tahun 2009.

BAB V PEMBAHASAN

Hasil analisa uji stasistik dengan menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang tujuan program pemberantasan diare mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap tindakan pemberantasan penyakit diare, sedangkan persepsi tentang kegiatan dan pemantauan tentang program pemberantasan penyakit diare tidak berpengaruh terhadap tindakan pemberantasan penyakit diare di Kelurahan Pasar Belakang Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga. 5.1. Pengaruh Persepsi Ibu Tentang Tujuan Program Pemberantasan Diare Terhadap Tindakan Pemberantasan Penyakit Diare Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel persepsi tentang tujuan program pemberantasan penyakit diare memiliki pengaruh B=0,074 terhadap tindakan penanganan diare, dengan taraf signifikan p= 0,0310,05. Hal ini sejalan dengan pendapat Azwar 2005 yang menyatakan bahwa persepsi memengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan. Hasil wawancara di lapangan menunjukkan bahwa responden masih banyak yang kurang memahami tujuan dari program pemberantasan diare yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Berdasarkan persepsi tentang komunikasi petugas, informasi yang disampaikan petugas, edukasi dari petugas, kesiapan petugas dalam menyampaikan informasi dan keaktifan petugas dalam memberikan informasi memengaruhi responden dalam melakukan tindakan pemberantasan penyakit diare. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi kurang tentang tujuan program pemberantasan penyakit diare. Hal ini disebabkan komunikasi yang kurang dari petugas, komunikasi adalah hal penting yang merupakan proses penyampaian dan penerimaan informasi. Komunikasi yang baik dan jelas dari petugas dapat memengaruhi masyarakat untuk mengerti, menghayati, dan melaksanakan informasi yang disampaikan. Sebaiknya komunikasi petugas harus lebih baik lagi sehingga pemahaman tujuan program oleh masyarakat sendiri dapat meningkat. Pemahaman yang baik dari masyarakat akan memengaruhi pencapaian tujuan program yang dilaksanakan. Untuk informasi dan edukasi dari petugas guna mendidik masyarakat dalam pemberantasan penyakit diare dinilai masih kurang, hal ini dipengaruhi salah satunya oleh jadwal kegiatan yang belum rutin. Untuk informasi dan edukasi yang baik, dibutuhkan jadwal rutin dan berkelanjutan dalam pelaksanaan program pemberantasan diare. Selanjutnya kesiapan dan keaktifan petugas juga dinilai masih sangat kurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Ester 2000, kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasienmasyarakat merupakan bagian yang penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya tujuan. Sesuai dengan hasil di atas, Soetrisno 2007 berpendapat penerima program hanya dapat melaksanakan keputusan tindakan ketika mereka diberikan fasilitas, sehingga tujuan program sering tidak tercapai karena kurangnya kesadaran dan pemahaman penerima program akan tujuan program yang dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara 5.2. Pengaruh Persepsi Ibu Tentang Kegiatan Program Pemberantasan Diare Terhadap Tindakan Pemberantasan Penyakit Diare. Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel persepsi tentang kegiatan program pemberantasan penyakit diare tidak memiliki pengaruh B=0,004 terhadap tindakan penanganan diare, dengan taraf signifikan p= 0,914 0,05. Hasil kenyataan di lapangan, pelaksanaan program tidak memiliki jadwal kegiatan yang rutin, sebagian responden mengetahui kegiatan pernah dilakukan 2 kali yaitu awal bulan januari dan februari, sebagian lagi mengatakan hanya 1 kali saja, bahkan ada responden yang tidak mengetahui adanya pelaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit diare. Penyuluhan yang dilaksanakan juga sering bersamaan dengan jadwal posyandu, sehingga ibu yang tidak membawa balitanya ke posyandu tidak mendapat penyuluhan tersebut. Tidak ada jadwal khusus untuk peyuluhan tentang diare, dan kelengkapan sarana dalam pelaksanaan kegiatan juga masih sangat minim, masih kurangnya peran serta masyarakat dalam kegiatan program pemberantasan diare juga sangat memengaruhi tindakan responden. Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Friedmann 1992, peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan akan memengaruhi masyarakat dalam mengambil keputusan atau bertindak positif. Partisipasi masyarakat dapat berupa pemberdayaan masyarakat atau peran serta melaksanakan kegiatan program, seperti gotong royong dan penyuluhan yang ditanggungjawabi oleh masyarakat sendiri Hasil tabulasi silang menunjukkan tindakan pemberantasan penyakit diare responden yang memiliki persepsi baik dengan sedang dan kurang hampir sama. Hal Universitas Sumatera Utara ini dapat diasumsikan bahwa responden yang memiliki persepsi dengan kategori buruk dapat melaksanakan tindakan dengan baik jika didukung oleh sarana yang baik pula, salah satunya adalah sarana sanitasi. Responden yang memiliki tindakan pemberantasan diare dengan kategori kurang kebanyakan memiliki sarana sanitasi yang buruk. Mereka tidak memiliki jamban dan sumber air bersih yang masih minim. 5.3. Pengaruh Persepsi Ibu Tentang Pemantauan Program Pemberantasan Diare Terhadap Tindakan Pemberantasan Penyakit Diare. Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel persepsi tentang pemantauan program pemberantasan penyakit diare tidak memiliki pengaruh B=0,026 terhadap tindakan penanganan diare, dengan taraf signifikan p= 0,708 0,05, namun memiliki hubungan dengan tindakan pemberantasan diare pada Balita. Menurut Senewe 1997, apabila dilakukan pengawasan atau pemantauan yang baik selama waktu pengobatan antara lain melakukan kunjungan rumah oleh petugas maka masyarakat dapat diharapkan untuk melakukan tindakan pemberantasan yang baik pula. Hasil wawancara di lapangan menunjukkan bahwa pemantauan program pemberantasan penyakit diare oleh Dinas Kesehatan Kota Sibolga masih belum baik. Alasan responden tidak pernah adanya pemantauan oleh petugas ketika terjadi diare di Kelurahan Pasar Belakang. Tidak adanya pengaruh persepsi tentang pemantauan program pemberantasan penyakit diare terhadap tindakan, salah satu faktornya dapat sebabkan oleh persepsi masyarakat tentang sakit pada balita, karena balita tersebut mau besar. Universitas Sumatera Utara Hasil tabulasi silang menunjukkan tindakan pemberantasan penyakit diare responden yang memiliki persepsi baik, sedang dan buruk hampir sama. Ini dapat diasumsikan bahwa ada tidaknya kunjungan rumah yang dilakukan petugas kepada penderita tidak memengaruhi tindakannya, karena sebagian besar responden 89,6 berpendidikan rendah sehingga informasi yang disampaikan ketika melakukan kunjungan kurang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Menurut Mann Azwar, 2005 sekalipun diasumsikan bahwa persepsi merupakan predisposisi evaluatif yang banyak menentukan bagaimana individu bertindak, akan tetapi persepsi dan tindakan nyata sering kali jauh berbeda. Pelaksanaan program pemberantasan penyakit diare memang masih belum dapat memengaruhi masyarakat secara maksimal untuk memiliki persepsi yang baik terhadap program yang sudah terlaksana tersebut. Petugas telah melakukan penyuluhan dan pelatihan untuk tatalaksana diare, namun karena kurang adanya jadwal rutin yang berkelanjutan membuat masyarakat memiliki persepsi yang kurang terhadap pelaksanaan program pemberantasan penyakit diare. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN