Baik Baik Baik Baik Baik

b. c. Sedang Kurang 9 47 11,7 61,0 Jumlah 77 100 2. Persepsi tentang dukungan suasana a. b.

c. Baik

Sedang Kurang 29 23 25 37,7 29,8 32,5 Jumlah 77 100 3. Persepsi tentang pemberdayaan masyarakat a. b.

c. Baik

Sedang Kurang 22 9 46 28,6 11,7 59,7 Jumlah 77 100 4. Persepsi tentang penyuluhan a. b.

c. Baik

Sedang Kurang 29 15 33 37,7 19,5 42,8 Jumlah 77 100 5. Persepsi tentang jadwal kegiatan a. b.

c. Baik

Sedang Kurang 20 7 50 26,0 9,1 64,9 Jumlah 77 100 6. Persepsi tentang kelengkapan sarana F a. b.

c. Baik

Sedang Kurang 22 8 47 28,6 10,4 61,0 Jumlah 77 100 Tabel 4.7. Lanjutan

7. Persepsi tentang kegiatan program

f a. b.

c. Baik

Sedang Kurang 24 9 44 31,2 11,7 57,1 Jumlah 77 100 Tabel 4.8. Persepsi Responden Tentang Pemantauan Program Pemberantasan Penyakit Diare di Kelurahan Pasar Belakang Sibolga Tahun 2009 No. Persepsi tentang Pemantauan f 1. kunjungan rumah penderita a. b.

c. Baik

Sedang Kurang 18 7 52 23,4 9,1 67,5 Jumlah 77 100 Universitas Sumatera Utara

2. kunjungan 10 KK sekitar rumah penderita

a. b.

c. Baik

Sedang Kurang 18 4 55 23,4 5,2 71,4 Jumlah 77 100 3. Persepsi tentang pemantauan program a. b.

c. Baik

Sedang Kurang 17 7 53 22.1 9,1 68,8 Jumlah 77 100 Berdasarkan uraian tingkat persepsi responden secara keseluruhan tentang pemantauan program pemberantasan penyakit diare diketahui bahwa sebagian besar responden 52 orang; 67,5 memiliki persepsi kategori kurang, dan hanya 18 responden 23,4 yang memilikki persepsi kategori baik table 4.9. Berdasarkan data di atas, dapat diperkitrakan bahwa pelaksanaan program pemberantasan diare di lokasi peneltian, cenderung belum dapat menimbulkan persepsi positif atau persepsi yang baik dari masyarakat tentang program tersebut. Tabel 4.9. Persepsi Responden tentang Program Pemberantasan Penyakit di Kelurahan Pasar Belakang Kota Sibolga Tahun 2009 No. Persepsi tentang Program f a. b.

c. Baik

Sedang Kurang 18 7 52 23,4 9,1 67,5 Jumlah 77 100 4.5. Tindakan Pemberantasan Responden Tindakan Pemberantasan Penyakit diare diukur dengan menggunakan 10 variabel, yaitu: Kesterilan dot dan botol susu, penyajian susu balita., mencuci tangan Universitas Sumatera Utara dengan sabun, penggunaan air bersih, penggunaan jamban, membuang tinja balita, imunisasi balita, mencegah dehidrasi, pemberian asi dan makanan ketika diare, dan membawa penderita ke sarana kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden 33 responden 42,9 telah melakukan tindakan pemberantasan dengan kategori sedang, yaitu mencuci dot atau botol susu untuk balita dengan sikat kecil khusus, dan 21 responden 27,3 melakukan tindakan kategori kurang baik, yaitu mencucinya dengan air saja untuk menjaga kesterilan dot dan botol susu balita Tabel 4.10. Sebagian besar responden 45 orang; 58,4 sudah melakukan untuk tindakan kategori baik untuk penyajian susu balita, yaitu langsung memberi minum sampai habis kepada balitanya Tabel 4.10. Sebanyak 36 responden 46,8 sudah melakukan untuk tindakan yang dengan kategori sedang yaitu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar, dan 20 responden 26 memiliki tindakan dengan kategori baik yaitu mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan anak, dan sebelum makan Sebagian besar 68 responden 88,3 dalam penggunaan air bersih memiliki tindakan yang baik. Sebagian besar 44 responden 57,1 tentang penggunaan jamban, memiliki tindakan yang kurang yaitu tidak menggunakan jamban ketika buang air besar. Tabel 4.10. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar 42 responden 54,5 tentang membuang tinja balita memiliki tindakan yang kurang yaitu membuangnya di belakang rumah dan dibiarkan begitu saja karena menurut mereka tidak berbahaya Tabel 4.10. Sebanyak 37 responden 48,1 tentang pemberian imunisasi pada balita, memiliki tindakan yang baik yaitu memberikan imunisasi lengkap kepada balitanya, dan 15 responden 19,5 memiliki tindakan yang sedang yaitu tidak memberikan imunisasi lengkap dan memberikan imunisasi campak kepada balitanya. Diare sering timbul menyertai campak, tetapi bukan berarti setelah imunisasi campak tidak terkena diare, namun pemberian imunisasi campak merupakan salah satu tindakan untuk mencegah diare Tabel 4.10. Sebagian besar 39 responden 50,6 tentang mencegah dehidrasi memiliki tindakan yang baik yaitu memberikan oralit. Sebagian besar 59 responden 76,6 tentang pemberian ASI dan makanan ketika diare memiliki tindakan yang baik yaitu meneruskan dan menambah konsumsi ASI dan makanan bergizi Tabel 4.10. Selanjutnya sebagian besar 61 responden 79,2 tentang tindakan membawa penderita ke sarana kesehatan memiliki tindakan yang kurang yaitu ketika balita sudah sakit parah buang air besar cair lebih sering, muntah berulang-ulang, selalu haus, makan atau minum sedikit, demam, dan tinja berdarah dibawa ke sarana kesehatan Tabel 4.10. Secara keseluruhan, tindakan responden dalam pemberantasan penyakit diare diukur dari aspek kunjungan rumah penderita dan kunjungan 10 KK sekitar rumah penderita adalah sebagian besar responden 41 responden 53,2 memiliki tindakan Universitas Sumatera Utara kategori baik, sebanyak 32 responden 41,6 memiliki persepsi kategori sedang, dan hanya 4 responden 5,2 memiliki persepsi kategori kurang Tabel 4.10. Tabel 4.10. Tindakan Responden Tentang Pemberantasan Penyakit Diare di Kelurahan Pasar Belakang Kota Sibolga Tahun 2009 No. Tindakan Pemberantasan Diare f

1. Kesterilan dot dan botol susu

a. b.

c. Baik