gambaran dari hasil-hasil yang ingin diketahui terhadap hasil yang sesungguhnya telah tercapai.
c. Control by expention yaitu pengawasan berdasarkan kekecualian jika
laporan yang menunjukkan adanya penyimpangan.
5. Prinsip-prinsip dan Tujuan Pengawasan
a. Prinsip-prinsip Pengawasan
Pengawasan dapat dikatakan efektif apabila pengawasan mengandung beberapa prinsip. Menurut Handoko 1998 : 365 prinsip-prinsip pengawasan
yaitu : 1.
Pengawasan harus disesuaikan dengan perencanaan kedudukan. 2.
Pegawasan harus disesuaikan dan cocok dengan individual manajer dan kepribadian.
3. Pengawasan harus menunjukkan pengecualian penyimpangan pada titik-
titik kritis. 4.
Pengawasan harus bersifat objektif. 5.
Pengawasan harus mudah disesuaikan. 6.
Sistem pengawasan harus cocok dengan suasana organisasi. 7.
Pengawasan harus dapat menghasilkan diambilnya tindakan korektif. Sementara Suprihanto 1998 : 104 menyatakan prinsip-prinsip dalam
melakukan pengawasan adalah : 1.
Adanya rencana tertentu dalam pengawasan, sebab dengan adanya rencana yang matang akan menjadi standar atau alat pengukur berhasil tidaknya
pengawasan.
Universitas Sumatera Utara
2. Adanya pemberian instruksi atau perintah atau wewenang kepada
bawahan. 3.
Dapat merefleksikan berbagai sifat dan kebutuhan dari berbagai kegiatan yang diawasi.
4. Dapat segera dilaporkan adanya berbagai bentuk penyimpangan.
5. Pengawasan harus bersifat fleksibel, dinamis dan ekonomis.
6. Dapat merefleksikan pola organisasi, misalnya setiap kegiatan karyawan
harus tergambar dalam struktur organisasi atau terhadap setiap bagian yang ada harus standar dari pada biaya dalam jumlah tertentu apabila
terjadi penyimpangan, sehingga apabila penyimpangan melebihi standar disebut tidak wajar lagi.
7. Dapat di jamin berlakunya tindakan korektif, yakni segera mengetahui apa
yang salah, dimana terjadinya kesalahan serta siapa yang bertanggung jawab.
b. Tujuan Pengawasan
Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan atau pelaksanaan kegiatan sangat penting karena manusia pada dasarnya mempunyai sifat salah atau
khilaf, sehingga manusia di dalam organisasi perlu diawasi, bukan mencari kesalahannya kemudian menghukumnya akan tetapi untuk mendidik dan
membimbingnya.
Universitas Sumatera Utara
Silalahi 1996 : 181 menyatakan tugas pengawasan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencegah terjdinya penyimpangan-penyimpangan pencapaian
tujuan yang telah direncanakan. 2.
Untuk menjaga agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan.
3. Untuk mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan,
sedang atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan. 4.
Untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan penggunaan sumber daya. 5.
Untuk mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan. Tujuan perusahaan agar dapat tercapai, maka akan lebih baik jika fungsi
pengawasan control dilakukan sebelum terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah preventive control dibandingkan dengan
tindakan-tindakan pengawasan sesudah terjadi penyimpangan repressive control, maka tujuan pengawasan adalah menjaga hasil pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan rencana, ketentuan-ketentuan dan instruksi-instruksi yang telah ditetapkan benar-benar diimplementasikan, sebab pengawasan yang baik adalah
mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Pimpinan yang hati-hati akan senantiasa memeriksa dan mengawasi arah
kegiatan perusahaan agar tetap berjalan. Jika perlu pimpinan dapat meninjau kembali rencana sementara dan membetulkan faktor-faktor yang memungkinkan
terjadinya penyimpangan. Pengawasan juga bertugas untuk mencocokkan sampai
Universitas Sumatera Utara
dimana program atau rencana yang dapat dilaksanakan serta diawasi sampai dimana usaha tersebut dapat dilaksanakan.
6. Proses Pengawasan