Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pada PT Indah Sakti Motorindo

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PADA PT INDAH SAKTI MOTORINDO

MEDAN

Oleh :

Saumanda Tazilio Ierhasy 070502064

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Judul penelitian yaitu “Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja

Pada PT Indah Sakti Motorindo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh Pengawasan terhadap Efisiensi Kerja Karyawan PT Indah Sakti Motorindo.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Teknis analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan uji regresi linier sederhana yang terdiri dari uji-t dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 43 responden sebagai sampel penelitian.Metode penarikan sampel yang digunakan adalah sensus.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengawasan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja PT Indah Sakti Motorindo. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan.


(3)

ABSTRACT

The title of this research is "The Effect of Monitoring to Work Efficiency

At PT Indah Sakti Motorindo”. This research aim to define and analyze the

influence of Monitoring to Employees Work efficiency at PT. Indah SaktiMotorindo.

This reseach is an explanatory research type, which is analyze the relationship between a variable with another variable or how a variable affects other variables.

Technicalof data analysis using descriptive analysis, simple linear regression which is t-test and coefficient of determination (R2) test.The method of data analysis is using SPSS 16.0 for Windows. The data are used primary and secondary data. This research took 43 respondents as sample.The sampling method is using census.

The results of this research showed that the variables of monitoring the ad simultaneously has positive and significant influence on the work efficiency at PT. Indah Sakti Motorindo. Based on partial significance test (t-test) showed that monitoring has a positive and significant influence on work efficiency.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen.

Peneliti khusus mempersembahkan skripsi ini teruntuk kedua orang tua

tercinta: Ayahanda Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE dan Ibunda Dertawaty

Ginting. Terima kasih atas kasih sayang dan do’a yang tulus dan tidak pernah

putus untuk peneliti. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu, antara lain:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1


(5)

5. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam

menyusun skripsi ini.

6. Ibu Dra. Lucy Anna dan Bapak Doli Muhammad Djafar Dalimunthe, SE,

Msi, selaku Dosen Penguji I dan II yang telah banyak memberikan masukan

dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang berguna selama

perkuliahan.

8. Adik-adikku tercinta, Nadyatario Karier Hasyanda dan Sirojuqulbani

Ierhasyanda, terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.

9. Sahabat tersayang sekaligus kawan seperjuangan: Uwa, Alex, Budi, Ica,

Maliza, Rachmad, Wawan, Dinul, Apiz, Boy, Bebbi, Agung, Ibal, Dita, Eva,

Argon, Cipit, Widy, dan My Special Friend Hafidatul Fahmalitha serta semua

pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga diberikan

balasan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Peneliti menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritikan

yang membangun dari semua pihak agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik

lagi.

Medan, Agustus 2011


(6)

Saumanda Tazilio Ierhasy

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang .. ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3.Tujuan Penelitian... ... 6

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Uraian Teoritis ... 8

2.2. Penelitian Terdahulu ... 21

2.3. Kerangka Konseptual ... 21

2.4. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Jenis Penelitian... 23

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.3. Batasan Operasional ... 23

3.4. Operasionalisasi Variabel ... 24

3.5. Skala Pengukuran Variabel... 24

3.6. Populasi dan Sampel ... 25

3.7. Jenis Data ... 26

3.8. Metode Pengumpulan Data... 26

3.9. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 27

3.10. Teknis Analisis ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 32

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Indah SaktiMotorindo ... 32

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 34

4.1.3. Sepeda motor merk Honda sebagai salah satu produk PT. Indah Sakti Motorindo ... 35


(7)

4.2.1. Analisis Data ... 37

4.3. Pembahasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Karyawan yang datang tepat waktu, menggunakan waktu istirahat sesuai dengan ketetapan, dan jumlah kehadiran Pada PT. Indah Sakti

Motorindo ... 4

Tabel 1.2 Penjualan dan servis berkala Pada PT.Indahsakti Motorindo ... 5

Tabel 3.1 OperasionalisasiVariabel ... 25

Tabel 3.2 Jumlah karyawan PT. Indah Sakti Motorindo ... 26

Tabel 3.3 Uji Validitas ... 28

Tabel 3.4 Validitas Instrumen ... 29

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas ... 30

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 38

Tabel 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pengawasan (X) ... 39

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Efisiensi Kerja (Y) ... 42

Tabel 4.5 Regresi Linear Sederhana ... 46


(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 22 Gambar 4.1 Jenis Produk Sepeda Motor Honda ... 37


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 55

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 59

Lampiran 3 Jawaban Responden ... 61


(11)

ABSTRAK

Judul penelitian yaitu “Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja

Pada PT Indah Sakti Motorindo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh Pengawasan terhadap Efisiensi Kerja Karyawan PT Indah Sakti Motorindo.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Teknis analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan uji regresi linier sederhana yang terdiri dari uji-t dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 43 responden sebagai sampel penelitian.Metode penarikan sampel yang digunakan adalah sensus.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengawasan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja PT Indah Sakti Motorindo. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan.


(12)

ABSTRACT

The title of this research is "The Effect of Monitoring to Work Efficiency

At PT Indah Sakti Motorindo”. This research aim to define and analyze the

influence of Monitoring to Employees Work efficiency at PT. Indah SaktiMotorindo.

This reseach is an explanatory research type, which is analyze the relationship between a variable with another variable or how a variable affects other variables.

Technicalof data analysis using descriptive analysis, simple linear regression which is t-test and coefficient of determination (R2) test.The method of data analysis is using SPSS 16.0 for Windows. The data are used primary and secondary data. This research took 43 respondents as sample.The sampling method is using census.

The results of this research showed that the variables of monitoring the ad simultaneously has positive and significant influence on the work efficiency at PT. Indah Sakti Motorindo. Based on partial significance test (t-test) showed that monitoring has a positive and significant influence on work efficiency.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM memiliki

sebagai

dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya

kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam

pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari

sistem yang membentuk suatu organisasi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas

memberikan pengaruh yang sangat baik apabila dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya. Manfaat yang baik akan barguna bagi diri kita, masyarakat dan negara.

Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi pelaku aktif dari

setiap aktivitas organisasi. Karyawan memiliki perasaan,pikiran, keinginan, status,

dan latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang berbeda, yang dibawa

ke dalam organisasi. Karyawan bukanlah mesin, uang dan materil yang sifatnya

pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mencapai tujuan

organisasi. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan pengawasan terhadap

para karyawannya dalam bekerja, karena terkadang banyak karyawan yang


(14)

pekerjaan, bekerja tidak sepenuh hati, melakukan kecurangan sehingga akan

berdampak negative kepada pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.

Efesiensi kerja dapat diartikan sebagai perbandingan terbaik antara suatu

pekerjaan dengan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut sesuai dengan target

baik dalam hal mutu maupun hasilnya. Menurut Siagian (2003:113) efisiensi

adalah perbandingan yang negatif antara input dengan output. Negatif karena

sumber, alat dan tenaga kerja yang dipergunakan lebih kecil dari hasil yang

diperoleh.

Efisiensi kerja pada umumnya merupakan hasil dari cara – cara kerja yang

sesuai dengan prosedur kerja. Cara kerja yang efisien adalah cara yang tanpa

sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai seperti cara termudah, tercepat,

termurah, teringan, terpendek.

Menurut Husnaini (2001:400) pengawasan merupakan proses pemantauan,

penilaian dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

untuk tindakan korektif guna penyempurnaan tugas lebih lanjut karena

pengawasan merupakan suatu hal yang sangat penting dilaksanakan oleh

perusahaan.

Pengawasan merupakan bagian terakhir dari fungsi manajemen karena

dapat mengetahui apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan yang

berlangsung pada suatu perusahaan. Penyimpangan yang merugikan perusahaan

akan dapat ditekan sekecil mungkin jika pengawasan yang dilakukan pihak


(15)

Pada dasarnya pengawasan berarti pengamatan dan pengukuran sesuatu

kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan sasaran dan

standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan dilakukan dalam usaha

menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan kebijakan, strategi, keputusan,

rencana dan program kerja yang telah dianalisa, dirumuskan dan ditetapkan

sebelumnya dalam wadah yang disusun (Siagian, 2003:113).

Pengawasan kerja sangatlah penting dalam setiap pekerjaan baik itu

organisasi kecil maupun organisasi besar. Sebab dengan adanya pengawasan kerja

yang baik maka suatu pekerjaan akan dapat berjalan dengan lancar dan dapat

menghasilkan hasil kerja yang baik pula. Pengawasan yang dilaksanakan

pimpinan bukanlah untuk mencari-cari kesalahan, pengawasan terutama ditujukan

agar rencana-rencana dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Organisasi yang melaksanakan pengawasan secara baik sesuai dengan

aturan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan wewenang

yang telah ditentukan, maka diharapkan dapat memperkecil timbulnya hambatan-

hambatan yang terjadi dan segera mungkin diantisipasi sehingga dapat

meningkatkan efesiensi kerja karyawan demi kelancaran aktivitas perusahaan.

PT. Indah Sakti Motorindo merupakan salah satu lembaga pemasaran yang

bergerak di dalam Jasa dealer dan automobile yang mana produk nya adalah

sepeda motor dan sparepart. PT.Indahsakti Motorindo yang merupakan salah satu

lembaga dalam jasa dealer (penjualan) sepeda motor dan sparepart .Penjualan

tersebut dilakukan oleh bagian counter sales,salesman,dan bagian sparepart.


(16)

secara berkala, servis dilakukan oleh montir-montir bengkel yang sudah terlatih

dan di awasi oleh kepala bengkel.

Dengan berbagai macam bidang yang ada di perusahaan tersebut, maka

pengawasan sangatlah penting dilakukan oleh pimpinan. Metode pengawasan

yang dilakukan ada 2 macam yaitu pengawasan langsung dan tidak langsung.

Pengawasan langsung dilakukan oleh kepala bagian dan pengawasan tidak

langsung dilakukan oleh kepala cabang dengan cara melihat data penjualan dan

daftar absensi.Sejak diberlakukan nya uang makan, tingkat kehadiran karyawan

terus meningkat dan karyawan yang datang tidak tepat waktu terjadi penurunan.

Bagi karyawan yang tidak hadir, maka pimpinan memberikan kebijakan untuk

memotong waktu cuti nya. Kemudian jika ada karyawan yang menggunakan

waktu istirahat melewati batas waktu yang telah ditentukan perusahaan, maka

karyawan tersebut akan diberikan surat peringatan. Ketiga hal tersebut merupakan

faktor yang penting dalam meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan

keuntungan perusahaan. Pada Tabel 1.1 dapat kita lihat terjadi peningkatan

karyawan yang datang tepat waktu, menggunakan waktu istirahat sesuai dengan

waktu yang ditetapkan perusahaan, dan tingkat kehadiran karyawan.

Tabel 1.1

No. Keterangan

Persentase (%) 2009 2010

1 Karyawan yang datang tepat waktu 92% 95%


(17)

Karyawan yang datang tepat waktu, menggunakan waktu istirahat sesuai dengan ketetapan, dan tingkat kehadiran Pada PT. Indah Sakti Motorindo Sumber: PT. Indah Sakti Motorindo 2010

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa belum seluruhnya karyawan

menggunakan waktu dengan baik, tetapi pada tahun 2009 sejak diberlakukan nya

uang makan maupun uang lembur, tingkat kehadiran dan ketidak terlambatan

karyawan mengalami kenaikan. Dapat dilihat pada tahun 2010 terjadi kenaikan

persentase karyawan yang datang tepat waktu sebesar 3% yang berarti masih ada

5% karyawan yang tidak datang tepat pada waktunya. Kemudian terjadi juga

kenaikan dalam menggunakan waktu istirahat secara efisien sebesar 4% yang

berarti masih ada 9% karyawan yang tidak menggunakan waktu istirahat sesuai

dengan waktu yang ditetapkan perusahaan dan juga terjadi kenaikan tingkat

kehadiran karyawan sebesar 4% yang berarti masih ada 5% ketidakhadiran yang

dilakukan oleh karyawan. Dibandingkan tahun sebelumnya, tahun 2010 memiliki

kenaikan persentase karyawan yang menggunakan waktu secara efisien.

Kemudian juga dapat kita lihat pada Tabel 1.2 terjadi peningkatan penjualan dan

peningkatan konsumen yang melakukan servis berkala di perusahaan ini.

Tabel 1.2

Penjualan dan servis berkala Pada PT.Indah Sakti Motorindo

No. Keterangan Jumlah

2009 2010

1 Penjualan sepeda motor 1795 1844

2 Konsumen yang melakukan servis berkala 16425 17032

Sumber: PT. Indah Sakti Motorindo 2010

yang ditetapkan perusahaan


(18)

Pada Tabel 1.2 dapat kita lihat bahwa terjadi kenaikan pada penjualan dan

pelaksanaan servis berkala yang dilakukan. Tahun 2009 dapat kita lihat penjualan

sepeda motor sebanyak 1795 unit dan kemudian terjadi peningkatan yang cukup

tinggi pada tahun 2010 sebanyak 1844 unit. Pada tahun 2009, konsumen yang

melakukan servis berkala adalah sebesar 16425 yang juga mengalami peningkatan

pada tahun 2010 sebesar 17032.

Dapat kita lihat bahwa pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan

perusahan berpengaruh terhadap efisiensi kerja karyawan yang mengakibatkan

keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut

diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “ Pengaruh

Pengawasan terhadap Efisiensi Kerja pada PT.Indah Sakti Motorindo “ 1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah pengawasan

berpengaruh positif dan signifikan dengan efisiensi kerja karyawam di PT.Indah

Sakti Motorindo “

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan di PT. Indah Sakti Motorindo.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat:


(19)

Penelitian ini dapat mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan

berusaha untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan

pengawasan dan efisiensi kerja

b. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dibidang sumber

daya manusia, khususnya terhadap permasalahan yang berhubungan

dengan pengawasan dan efisiensi kerja. Jadi hasil penelitian ini nantinya

diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan sebagai bahan

referensi dalam penelitian selanjutnya.

c. Bagi peneliti

Suatu kesempatan yang baik bagi peneliti untuk dapat menerapkan

ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan dan memperluas cara

berpikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya manusia dan untuk

menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan pengawasan

dan efisiensi kerja sebagai kajian dalam bidang Manajemen.

d. Bagi pihak-pihak lain

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk

memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengawasan dan efisiensi

kerja. Dan dapat sekiranya digunakan sebagai tambahan informasi bagi


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Pengawasan

Setelah perusahaan melakukan perekrutan, penempatan, dan

mempekerjakan karyawan maka tugas selanjutnya adalah melakukan pengawasan.

Ini penting bagi perusahaan agar kegiatan operasionalnya dapat terlaksana dengan

baik. Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan

operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadi

penyimpangan-penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan

tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan

sebelumnya.

Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2001:242) mengemukakan hal

sebagai berikut:

”Controlling can be defined as the process of determining what is to be

accomplished, that is the standar; what is being accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that is, in conformity with the standard.” Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu

pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga


(21)

Menurut Harahap (2001:14), pengawasan adalah keseluruhan sistem,

teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin

agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar

menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya untuk mencapai

keseluruhan tujuan organisasi. Sedangkan, menurut Ernie dan Saefullah (2005:8),

pengawasan adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian

kegiatan direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan

sesuai dengan target yang diharapkan, sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam

lingkungan yang dihadapi.

Menurut Henry Fayol dalam Harahap (2001:10) mengartikan pengawasan

sebagai berikut: “Control consist in verifying whether everything occurs in

conformity with the plan adopted, the instruction issued and principles established. It has objective to point out weaknesses and errors in order to rectify then prevent recurrence”. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan,

dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan

kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian hari.

Menurut Simbolon (2004:61) pengawasan adalah proses dimana pimpinan

ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai

dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan. Sedangkan,

Manulang (2002:173) pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan

pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi


(22)

Sementara itu, menurut Siagian (2003:112), pengawasan adalah proses

pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua

pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan dan pemeriksaan

kegiatan perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana

yang ditetapkan sebelumnya. Pengawasan dapat menilai sejauh mana prinsip

efisiensi telah terjadi dari hasil pelaksanaan kegiatan perusahaan. Pengawasan

yang efektif membantu usaha dalam mengatur pekerjaan dapat terlaksana dengan

baik.

2.1.2. Fungsi Pengawasan

Menurut Sule dan Saefullah (2005:12), fungsi pengawasan adalah:

1. Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai

dengan indikator yang ditetapkan.

2. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang

mungkin ditemukan.

3. Melakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait

dengan pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut Simbolon (2004:128) fungsi pengawasan adalah:

1. Mempertebal rasa dan tanggung jawab pekerja yang diserahi tugas dalam


(23)

2. Mendidik para pekerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan.

3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian agar

tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

Berdasarkan fungsi dari pengawasan tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa fungsi dari pengawasan adalah mengevaluasi hasil dari aktivitas

pekerjaan yang telah dilakukan dalam organisasi dan melakukan tindakan

koreksi bila diperlukan.

2.1.3. Langkah-langkah dalam Pengawasan

Adapun beberapa langkah dalam pengawasan yang hendak nya diterapkan

oleh perusahaan khusus nya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan, antara

lain:

1. Monitor dan Ukur Kinerja

Agar pelaksanaan pengukuran kinerja berlangsung dengan tepat, maka

perlu dikumpulkan data dan mendeteksi permasalahan. Untuk mengumpul

data tentang kinerja dapat dilakukan dengan metode obsevasi, wawancara atau

angket. Pengamatan atas laporan, baik laporan lisan maupun laporan tertulis.

Jika data atau informasi sudah dikumpulkan melalui individu, kelompok atau

unit kerja yang dikontrol, harus diuji validitasnya. Sebab ada kemungkinan


(24)

2. Bandingkan Hasil Aktual dengan Standar

Tahap kedua dalam proses pengawasan ini ialah membandingkan hasil

kinerja aktual dengan standar. Untuk itu, dibutuhkan standar yang jelas dan

pasti yang digunakan sebagai ukuran yang diperbandingkan. Perbandingan ini

untuk mengetahui apakah perbedaan dan ini menentukan kebutuhan untuk

tindakan.

Hasil dari perbandingan kinerja aktual dan standar mengarah pada dua

kemungkinan, yaitu secara signifikan konsisten dengan standar atau lebih dan

secara signifikan berbeda dengan standar. Tetapi, ketika membandingkan hasil

aktual dengan standar perlu menentukan batas yang dapat diterima tentang

derajat penyimpangan.

3. Ambil Tindakan Perbaikan

Tindakan korektif atau penyesuaian biasanya mengambil satu dari tiga

bentuk, yaitu: Maintain Current Status, jika hasil akhir konsisten dengan

standar; Make Adjustment, jika hasil menyimpang dari standar karena

pelakasanaan tidak tepat; Change The Standart, jika hasil secara signifikan

menyimpang dari standar karena standar yang digunakan tidak tepat. Hasil

kinerja yang sesuai dengan standar maka respon yang tepat dari manajer

adalah mengakui kinerja dapat diterima dan memelihara status quo dan

kemudian monitor dan mengukur pelakasanaan hasil kerja, namun jika hasil

kinerja aktual menyimpang dari, tidak sesuai dengan atau belum mencapai

standar yang ditentukan maka atasan melakukan tindakan perbaikan atau


(25)

2.1.4. Jenis-jenis Pengawasan

Menurut Simbolon (2004:62), pengawasan terbagi 4, yaitu:

1. Pengawasan dari dalam Organisasi

Pengawasan yang dilakukan oleh unit organisasi untuk mengumpul data

informasi yang diperlukan oleh organisasi untuk menilai kemajuan dan

kemunduran organisasi.

2. Pengawasan dari Luar Organisasi

Pengawasan yang dilakukan oleh suatu organisasi di luar perusahaan. Ini

untuk kepentingan tertentu.

3. Pengawasan Preventif

Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Dengan tujuan

untuk mencegah terjadianya kesalahan/kekeliruan dalam pelaksanaan

kerja.

4. Pengawasan Represif

Pengawasan ang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan agar

hasilnya sesuai dengan hasil yang direncanakan.

Menurut Sule dan Saefullah (2005:327), jenis pengawasan terbagi atas 3,

yaitu:

1. Pengawasan Awal

Pengawasan yang dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan.

Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam


(26)

2. Pengawasan Proses

Pengawasan dilakukan pada saat sebah proses pekerjaan tengah

belangsung untuk memastikan apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan.

3. Pengawasan Akhir

Pengawasan yang dilakukan pada saat akhir proses pengerjaan pekerjaan.

2.1.5. Tujuan Pengawasan

Secara filosofis dikatakan bahwa pengawasan sangat penting karena

manusia pada dasarnya mempunyai sifat salah atau khilaf, sehingga manusia

dalam organisasi perlu diawasi, bukan untuk mencari kesalahannya kemudian

menghukumnya, tetapi untuk mendidik dan membimbingnya. Menurut Husnaini

(2001:400), tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:

1. Menghentikan atau meniadaka kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,

pemborosan, dan hambatan.

2. Mencegah terulang kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,

pemborosan, dan hambatan.

3. Meningkatkan kelancaran operasi perusahaan.

4. Meningkatkan kinerja perusahaan.

5. Melakukan tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan

dalam pencapaian kinerja yang baik.

Menurut Simbolon (2004:61), tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:

1. Mencegah dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan, dan


(27)

2. Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Tujuan perusahaan dapat tercapai, jika fungsi pengawasan dilakukan

sebelum terjadinya penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat

mencegah (preventive control) dibandingkan dengan tindakan-tindakan

pengawasan sesudah terjadinya penyimpangan, maka tujuan pengawasan adalah,

menjaga hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana, ketentuan-ketentuan,

dan instruksi yang telah ditetapkan bena-benar diimplementasikan, sebab

pengawasan yang baik akan tercipta tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengawasan

Menurut Reksohadiprojo (2000:152), beberapa faktor yang mempengaruhi

pengawasan adalah:

1)Perubahan yang selalu terjadi, baik dari luar maupun dari dalam

organisasi.

2)Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya

desentralisasi kekuasaan.

3)Kesalahan/penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan

pengawasan.

2.1.7. Teknik-teknik Pengawasan

Proses pengawasan pada dasarnya dilakukan dengan mempergunakan dua


(28)

a. Pengawasan Langsung

Pengawasan yang dilakukan apabila pimpinan organisasi melakukan

sendiri terhadap kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan.

b. Pengawasan Tidak Langsung

Pengawasan dari jarak jauh. Artinya, pengawasan dilakukan melalui

laporan yang disampaikan oleh para bawahan, baik itu tertulis maupun

lisan.

2.1.8. Pengertian Efisiensi Kerja

Secara umum efisiensi kerja adalah: Perbandingan terbaik antara suatu

usaha dengan hasil yang dicapai. Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik

antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan

tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya.

Menurut Miraza (2004: 87) efisiensi adalah pemakaian biaya ataupun

bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha

yang berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu dan tenaga

kerja. Sedangkan menurut Siagian (2003: 113) efisiensi adalah perbandingan yang

negatif antara input dengan output.Negatif karena sumber, alat dan tenaga kerja

yang dipergunakan lebih kecil dari hasil yang diperoleh. Artinya suatu pekerjaan/

tugas dikatakan efisiensi dalam penyelenggaraannya apabila input (pengorbanan)

yang dikeluarkan lebih kecil dari hasil yang diperoleh.

Menurut Sedarmayanti (2001: 112), efisiensi adalah perbandingan terbaik

atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh atau output dengan kegiatan yang


(29)

Perbandingan ini dilihat dari:

1. Segi hasil

Suatu pekerjaan disebut lebih efisien bila dengan usaha tersebut

memberikan hasil yang maksimal mengenai hasil pekerjaan tersebut.

2. Segi usaha

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien bila suatu hasil tertentu tercapai

dengan usahayang minimal. Usaha tersebut lima unsur yaitu: pikiran,

tenaga, waktu, ruang, benda (termasuk biaya).

Berdasarkan uraian diatas bahwa perbandingan terbaik antara usaha dan

hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu

dilakukan. Jika efisiensi kerja pada umumnya merupakan hasil dari cara-cara kerja

yang sesuai dengan prosedur kerja. Cara kerja yang efisien adalah cara yang tanpa

sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai seperti: cara termudah, tercepat,

termurah, teringan, terpendek.

2.1.9. Sumber-sumber Efisiensi Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001: 118) sumber utama efisiensi kerja adalah

manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu

menciptakan cara kerja yang efisien. Unsur efisien yang melekat pada manusia


(30)

a. Kesadaran

Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi

keberhasilannya. Dalam hal efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna

efisien sangat membantu usaha-usaha kearah efisiensi.

Efisiensi sesungguhnya berkaitan erat dengan soal tingkah laku dan sikap

hidup seseorang. Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup seseorang

dapat mengarah perbuatan yang efisien atau sebaliknya. Adanya kesadaran

mendorong orang untuk berkeinginan membangkitkan semangat atau

kehendak untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kesadarannya.

b. Keahlian

Sesuatu yang dikerjakan oleh orang yang ahli, hasilnya akan lebih baik

dan lebih cepat daripada apabila sesuatu itu dikerjakan oleh yang buka

ahlinya. Unsur keahliandalam efisiensi, melekat juga pada manusia.

Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan peralatan, supaya

efisiensi yang akan dicapai dapat lebih tinggi daripada tanpa menggunakan

alat. Sebab keahlian tanpa disertai fasilitas, tidak mungkin dapat

diterapkan guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan selancar sperti

kalau disertai dengan fasilitas. Dengan demikian keahlian merupakan

unsur jaminan akan dapat hasil yang lebih efisien.

c. Disiplin

Kedua unsur termaksud belum akan menjamin hasil kerja yang baik, kalau

tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena itu dalam efisiensi


(31)

maka antara efisiensi dan disiplin adalah satu unsur penting dalam

efisiensi.Unsur disiplin sesungguhnya berkaitan erat dengan unsur

kesadaran, sebab disiplin ini timbul juga dari kesadaran. Hanya bedanya

kalau kesadaran timbulnya atau prosesnya dapat memakan waktu lama dan

sulit dilaksanakan sedangkan disiplin dapat ditumbuhkan dalam waktu

yang relatif singkat dan pada mulanya dapat dipaksakan dengan

menggunakan suatu aturan, apabila disiplin dapat diwujudkan dengan baik

amaka semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik.

2.1.10.Syarat Dapat Dicapainya Efisiensi Kerja

Syarat dapat dicapainya hasil efisiensi kerja anatara lain:

a. Berhasil guna atau efektif

Kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, artinya target tercapati

sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

b. Ekonomis

Usaha pencapaian tujuan yang efisien termasuk biaya, tenaga kerja,

material, waktu, dan lain-lain.

c. Pelaksanaan kerja yang dapat di Pertanggungjawabkan

Membuktikan bahwa di dalam pelaksanaan kerja, sumber-sumber telah

dimanfaatkan dengan setepat-tepatnyadan dilaksanakan dengan penuh

tanggung jawab sesuai dengan yang telah ditetapkan.

d. Pembagian kerja yang nyata

Berdasarkan pemikiran bahwa tidak mungkin manusia seorang diri


(32)

bagaimanapun juga kemampuan setiap orang terbatas. Oleh sebab itu

harus ada pembagian kerja yang nyata, yaitu berdasarkan beban kerja,

ukuran kemampuan kerja, dan waktu yang tersedia.

e. Prosedur kerja yang praktis

Pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja

yang memuaskan yang merupakan kegiatan operasional dapat

dilaksanakan dengan lancar.

2.1.11.Hubungan Pengawasan dengan Efisiensi Kerja

Banyak cara yang dapat dilakukan dan harus ditempuh untuk

meningkatkan efisiensi kerja dalam suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan

dengan rencana yang baik. Efisiensi dapat ditingkatkan melalui organisasi yang

sederhana, efisiensi dapat tercapai apabila kesimpangsiuran wewenang dan

tanggung jawab dapat dicegah serta ada pendelegasian wewenang yang sistematis.

Efisiensi dapat pula dicapai melalui sistem penggerakan yang merangsang para

bawahan bekerja dengan ikhlas, jujur, dan loyal. Singkatnya efisiensi dapat

ditingkatkan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi organik dan fungsi pelengkap

dengan setepat-tepatnya.

Salah satu sasaran pokok manajemen dalam menjalankan

kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi ialah efisiensi yang semaksimal-maksimalnya.

Seperti menurut Siagian (2003: 113) menyatakan bahwa fungsi organik

pengawasan harus dilaksanakan dengan seefektif mungkin, karena pelaksanaan

fungsi pengawasan dengan baik akan memberikan sumbangan yang besar pula


(33)

2.2. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Idris (2007) tentang “Hubungan Pengawasan Terhadap

Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Asuransi Kredit Indonesia (ASKRINDO)

Cabang Medan”. Peneliti menggunakan skala likert sebagai teknik pengukuran

variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh positif

terhadap efisiensi kerja dengan koefisien determinasi sebesar 27,24 %.

Hasil penelitian Saragih (2009) tentang “Analisis Hubungan Pengawasan

Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada Asuransi Bumiputera Cabang Pematang

Siantar” .Peneliti menggunakan item rating scale sebagai teknik pengukuran

variabel. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa komunikasi juga berpengaruh

positif terhadap efisiensi kerja dengan koefisien determinasi sebesar 27,8%.

2.3. Kerangka Konseptual

Pengawasan yang dilaksanakan di perusahaan bertujuan agar semua

sumber daya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga tidak terjadi

pemborosan yang dapat mengakibatkan kerugian perusahaan. Di dalam

pengawasan terdapat beberapa elemen-elemen yaitu: Metode dan sifat-sifat

pengawasan (Siagian,2003:114). Sedangkan efisiensi kerja adalah pelaksanaan

pekerjaan yang terbaik antara (Output) dengan (Input) yang digunakan. Efisiensi

disini adalah:Cara mengerjakannya, biaya, waktu, beban, dan jaraknya

(Sedarmayanti,2001:112).

Menurut Siagian (2003:113) fungsi pengawasan harus dilaksanakan

seefektif mungkin, karena pelaksanaan fungsi pengawasan dengan baik akan


(34)

Berdasarkan uraian diatas maka dibuat kerangka konseptual sebagai

berikut:

Sumber : Siagian (2003:114) dan Sedarmayanti (2001: 112) diolah. Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Menurut Kerlinger (2000:30), hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang

hubungan antara dua variabel atau lebih dengan kata lain hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, berdasarkan teori yang

ada. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, hipotesis dalam

penelitian ini adalah: “ Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Efisiensi Kerja pada PT. Indahsakti Motorindo ”

Pengawasan (X)

- Pengawasan Langsung - Pengawasan Tidak

Langsung

Efisiensi Kerja (Y)

- Waktu - Cara Kerja


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksplanatori. Eksplanatori adalah penelitian

bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan

menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada. Berdasarkan

penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa penelitian eksplanatori bertujuan untuk

menganalisis hubungan-hubungan antara satu variable dengan variable lainnya

atau bagaimana suatu variable mempengaruhi variable lainnya. Kemudian untuk

memberikan penjelasan pengaruh antara variable melalui pengujian hipotesis pada

judul penelitian “Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan

PT.Indah Sakti Motorindo”.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Indah Sakti Motorindo, Jl.Asia Raya

Komplek Asia Mega Mas B1 A/11-14, Sei Rengas I, Medan Area, Medan 20214.

Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2011 sampai bulan Juli 2011.

3.3. Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini membahas hubungan pengawasan yang merupakan variabel

bebas (independent) dengan efisiensi kerja sebagai variabel terikat (dependent) di


(36)

3.4. Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Pengawasan (X)

Menurut Siagian (2003 : 112), pengawasan adalah proses memantau

aktivitas atau pekerjaan karyawan untuk menjaga perusahaan agar tetap

berjalan ke arah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan.

b. Efisiensi (Y)

Menurut Sedarmayanti (2001: 112), efisiensi kerja adalah perbandingan

terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh (Output) dengan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang

dipergunakan (Input)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Peneliti menggunakan skala likert sebagai alat ukur. Skala likert adalah

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2004: 86) untuk

keperluan analisis kuantitatif maka diberi lima alternatif jawaban kepada

responden untuk masing-masing variabel dengan menggunakan skala 1 sampai 5,

adapun skor yang diberikan adalah:

5 = Sangat Setuju (SS)

4 = Setuju (B)

3 = Kurang Setuju (KS)

2 = Tidak Setuju (TS)

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)


(37)

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Variabel Indikator Variabel Skala Ukur

Pengawasan (X) Proses pemantauan aktivitas atau pekerjaan karyawan untuk menjaga

perusahaan agar tetap berjalan ke arah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan 1.Pengawasan langsung 2.Pengawasan tidak langsung Likert

Efisiensi Kerja (Y) Perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh (output) dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan (input)

1.Waktu 2.Cara kerja

Likert

Sumber : Siagian (2003:113) dan Sedarmayanti (2001:112) diolah.

3.6. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Indah Sakti

Motorindo yang berjumlah 43 orang. Berhubung jumlah populasi pada objek

penelitian ini hanya 43 orang maka untuk penarikan sampel peneliti menggunakan

metode sensus dimana semua anggota populasi menjadi sampel, karena jumlah

populasi relatif kecil.


(38)

1 Bagian Administasi, Keuangan, Akuntansi 10

2 Bagian penjualan 23

3 Bagian sparepart dan bengkel 10

Total Jumlah Karyawan 43

Sumber: PT. Indah Sakti Motorindo 2010 3.7. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari responden melalui

kuesioner atau pernyataan tentang variabel yang di teliti dan wawancara

langsung dengan atasan.

b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari buku pedoman dari perusahaan

(sejarah perusahaan, struktur organisasi, dll), buku ilmiah dan literatur

lainnya yang diperoleh sehubungan dengan masalah penelitian ini.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

a. Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang di isi

oleh responden.

b. Wawancara, suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

dengan bertanya langsung kepada baik atasan maupun responden.

c. Studi dokumentasi / Studi pustaka, yaitu melakukan pengumpulan data

dengan cara membaca, mempelajari dokumen,buku-buku, literatur yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.


(39)

Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan

uji validitas dan realibilitas:

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah

didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dan alat ukur yang

digunakan (kuesioner) (Sugiyono, 2007:109). Uji validitas ini dilakukan

kepada 30 orang pegawai CV. Indako Trading Co Medan. Metode yang

digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung

dari variabel penelitian dengan nilai rtabel.Pengujian validitas dan

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS

(Statistic Package and Social Science) 16.0 for Windows.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu uesioner adalah sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

2. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software SPSS 16.0 for windows. Peneliti mengajukan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan yang menyangkut variabel bebas yaitu pengawasan

serta variabel terikat yaitu efisiensi kerja kepada 30 orang responden. Hasil

pengelolaan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Uji Validitas Item-Total Statistics


(40)

Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 35.6333 29.757 .557 .832

P2 34.5667 30.806 .622 .827

P3 34.6667 29.816 .638 .824

P4 35.4000 30.110 .401 .853

P5 35.9000 29.955 .473 .842

P6 35.1333 32.051 .525 .835

P7 34.9333 33.582 .513 .839

P8 35.0667 28.064 .731 .814

P9 35.2000 31.407 .507 .836

P10 34.8000 30.372 .677 .823

Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (Juni.2011)

Corrected item-total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas

instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai

pada kolom corrected item-total correlation yang merupakan nilai rhitung

dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehingga r (0,05:30), diperoleh rtabel adalah 0,361.

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan valid, yang

dapat dilihat dari rhitung pada corrected item-total correlation yang pada

keseluruhan butir lebih besar dari rtabel (0,361), sehingga diperoleh 10

pertanyaan valid yang digunakan untuk melakukan penelitian seperti pada

Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Validitas instrument


(41)

Pertanyaan rhitung rtabel Validitas

P1 0.557 0.361 Valid

P2 0.622 0.361 Valid

P3 0.638 0.361 Valid

P4 0.401 0.361 Valid

P5 0.473 0.361 Valid

P6 0.525 0.361 Valid

P7 0.513 0.361 Valid

P8 0.731 0.361 Valid

P9 0.507 0.361 Valid

P10 0.677 0.361 Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (Juni.2011)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat untuk melihat apakah alat

ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam

mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2007:110). Pertanyaan yang telah

dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif atau > rtabel maka pertanyaan reliabel.

2. Jika ralpha negatif atau < rtabel maka pertanyaan tidak reliabel.

Dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha> 0.60 atau nilai Cronbach Alpha> 0.80.berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.5.


(42)

Cronbach's Alpha

N of Items

.847 10

Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (Juni.2011)

Pada 10 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui

bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0.847. Ini berarti 0,847 > 0,60 dan

0,847 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah

reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan

sebagai instrumen dalam penelitian ini.

3.10.Teknik Analisis

a. Metode Analisis Dekriptif

Merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga

memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun, dan

menganalisis data sehingga dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang

sedang diteliti.

b.Metode Regresi Linear Sederhana

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis statistik regresi linear

sederhana. Persamaan yang digunakan adalah:

Y = a + bx + e

Keterangan :

Y = Efisiensi kerja karyawan

a = Konstanta

X = Pengawasan

b = Koefisien Regresi


(43)

1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t dimaksudkan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku

untuk seluruh populasi, maka perlu di uji signifikansinya

a. Kriteria pengujian

Ho : b1 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas

(pengawasan) dengan variabel terikat (efisiensi kerja).

Ha : b1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan dari pengawasan (variabel

bebas) terhadap efisiensi kerja (variabel terikat).

b. Kriteria pengambilan keputusan

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5% 2.Uji Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain koefisien

determinasi digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas yang

diteliti yaitu pengawasan (X) dengan efisiensi kerja (Y) sebagai variabel terikat.

Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Dimana nilai R2 berada pada 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika Koefisien Determinasi (R2) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak

kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel


(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT Indahsakti Motorindo

Perusahaan Honda didirikan pada 24 September 1948 oleh Soichiro

Honda.Dengan kapasitas produksi lebih dari 14 juta mesin yang dibuat setiap

tahunnya, Honda merupakan salah satu produsen otomotif terbesar di

dunia.Prototype pertamanya sendiri lahir pada bulan Agustus 1948 yang dinamai

"Dream" (Seperti filosofi yang dimiliki oleh Honda Company, yaitu "The power

of Dream").Pada awalnya Honda memproduksi Super Cup 50cc dimana nantinya

produk ini menjadi perintis untuk produk Honda kedepannya.Soichiro Honda

dengan cepat memperbaharui dari kekurangan yang ada. Penjualan motor pertama

kali tahun 1947 ( satu tahun sebelum dibukanya perusahaan ). Sewaktu motor

buatannya dijual, respon dari masyarakat sangat luar biasa.

Perusahaan Honda bermarkas di Tokyo.Setelah berkembang di negaranya

(Jepang), Honda mulai merambah pasar Amerika dengan pusatnya di Torrance,

California. Saham mereka telah diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo, Bursa

Saham New York, dan juga perdagangan di Osaka, Nagoya, Sapporo, Kyoto,

Fukuoka, London, Paris dan Swiss.

Produk Honda terkenal dengan daya tahan dan jarang mengalami

kerusakan.Sedangkan di kancah produksi massal, Honda menelurkan produk yang


(45)

menjadi trade merk Honda hingga sekarang.Selain itu Perusahaan Honda juga

memberikan jaminan kemudahan untuk memperoleh spare part mesin disertai

dengan layanan purna jual yang baik.

Honda pertama kali masuk di Indonesia pada tanggal 11 Juni 1971 dengan

nama PT Federal Motor, kemudian pada tanggal 31 Oktober 2000 berubah

menjadi PT Astra Honda Motor. Sejak saat itu, perusahaan Honda mendapat

sambutan yang baik dari konsumen di Indonesia. Honda menjadi salah satu

produsen motor terbesar di Indonesia. Hal ini di karenakan Honda selalu

memperhatikan kualitas produk yang di buatnya. Tradisi yang ada dalam

perusahaan Honda dalam proses produksinya yaitu kualitas produk yang bagus

dan hemat bahan bakar masih tetap di pertahankan.

PT Indahsakti Motorindo merupakan dealer Honda yang berdiri sekitar

tahun 2001.Perkembangan industri motor Honda di Indonesia tergolong sangat

cepat karena dalam jangka lebih dari 32 tahun telah dapat memproduksi unit yang

ke-10juta.Inilah rekor kedua dalam produksi sepeda motor Honda setelah

Jepang.Di Jepang sendiri membutuhkan waktu 56 tahun baru bisa memproduksi

sepeda motor Honda sebesar 10 juta unit.Namun, yang jelas, dari data yang ada,

tren pertumbuhan sepeda motor di kawasan Asia cukup tinggi, khususnya untuk

jenis sepeda motor. Produk motor bebek ini paling kuat masuk ke pasar di

Indonesia, Thailand, dan Vietnam.

Di Indonesia Honda memiliki kekuatan untuk menguasai pasar, terutama

untuk kendaraan roda dua, karena di Indonesia kendaraan roda dua buatan Jepang


(46)

baik karena masyarakat Indonesia telah memiliki anggapan bahwa kendaraan

Honda adalah kendaraan yang ramah lingkungan dan irit BBM.

Honda dapat berkembang pesat di Indonesia karena pada awal

kehadirannya memang motor buatan Jepang lebih diminati dibandingkan motor

buatan Eropa dan keunggulan Honda dibanding motor buatan Jepang lainnya

adalah karena irit bahan bakar dan purna jualnya yang baik. Indonesia adalah

negara berkembang yang pendapatan perkapita penduduknya tergolong rendah,

oleh karena itu kendaraan yang irit bahan bakar tentu saja menjadi prioritas.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Perusahaan yang menjalankan fungsi produksi, penjualan dan pelayanan purna

jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan dan memiliki:

Visi : To Be Number One Market Driven Trend-setter motorcycle Company in

Indonesia in term of customer satisfaction the empowered human capital guided by shared values. Menjadi Nomor Satu Perusahaan Pasar Trend-setter sepeda motor di Indonesia dalam jangka kepuasan pelanggan modal manusia dengan

diberdayakan dan dipandu oleh nilai-nilai bersama.

Misi : To provide mobility solution which exceed customer expectation with the

best value motorcycle &Its related products, thru empowered human capital for the benefit of all stakeholders. Untuk memberikan solusi mobilitas yang melebihi harapan pelanggan dengan nilai terbaik & motor produk terkait, melalui sumber

daya manusia yang diberdayakan untuk kepentingan seluruh stakeholder.

4.1.3. Sepeda motor merk Honda sebagai salah satu produk PT Indahsakti Motorindo


(47)

Strategi yang digunakan Honda untuk bisa tetap eksis di pasar Indonesia

selain tetap bertahan pada ciri khasnya yang irit bahan bakar dan mempertahankan

harga pasar sehingga purna jual dapat dikendalikan juga tanggap terhadap pasar

sehingga dapat mengatasi persaingan dari perusahaan kompetitor. Honda selalu

cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti saat banyak

bermunculan motor-motor buatan cina dan korea maka honda segera

memunculkan produk-produk yang setara teknologi dan segmen pasarnya,

contohnya honda legenda dan honda kirana, nama produk yang digunakan juga

merupakan nama-nama yang mudah diingat dan mudah pengucapannya tidak

seperti nama produk-produk cina yang susah diingat dan pengucapannya.

Meskipun demikian produk buatan honda seperti legenda dan kirana juga

dapat dikatakan produk gagal karena ada penurunan teknologi yang digunakan

setelah sebelumnya honda berkutat dengan supra yang telah menguasai pasaran

motor bebek selama bertahun-tahun. Dapat dibilang legenda dan kirana hanya

merupakan produk yang asal jadi, diciptakan hanya untuk menekan penjualan

motor-motor cina tetapi tidak dibarengi dengan teknologi yang baik. Hal ini

terbutkti dengan ikut menghilangnya juga produk-produk honda tersebut seiring

dengan menghilangnya motor-motor buatan cina.

Untuk menambal kekurangan honda dalam memunculkan produk seperti legenda dan kirana, Honda kembali menekuni pasaran supra yang tetap merajai pasaran motor bebek dengan membuat diversikasi produk dengan tetap menggunakan nama supra. Untuk mengganti legenda dan kirana dibuat supra fit yang tujuannya untuk segmen pasar menengah ke bawah, untuk segmen menengah ke atas dibuat


(48)

produk-produk yang merupakan pengembangan dari supra, seperti supra X 125 EFI yang menggunakan mesin seperti mesin mobil dan memiliki bagasi.

Berbagai deretan produk yang ditawarkan PT Indahsakti Motorindo antara

lain:

Honda Grand Astrea Honda Karisma Honda Supra-X 125 Honda Revo Honda Absolut Revo

Honda Blade Honda City Sport-1 Honda Beat Honda Vario Honda Vario Techno

Honda Scoopy Honda Spacy Helm In Honda New Mega Pro Honda Tiger Honda CBR 150R


(49)

Honda CBR 250R Honda PCX

Sumber:

Gambar 4.1. Jenis Produk Sepeda Motor Honda 4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner

dengan jumlah pernyataan berupa 5 butir pernyataan untuk variabel

Pengawasan (X) dan 5 butir pernyataan untuk variable Efisiensi Kerja (Y),

sehingga jumlah seluruh pernyataan adalah 10 butir.

Responden penelitian ini adalah karyawan yang bekerja minimal

selama 2 bulan di PT.Indahsakti Motorindo.Jumlah responden adalah 43

orang karyawan. Berikut dapat dilihat karateristik responden dilihat dari

segi jenis kelamin dan usia.

Tabel 4.1

Karateristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Wanita 18 41,86%

Pria 25 58,14%

Jumlah 43 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (Juni,2011)

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah responden wanita berjumlah


(50)

Sebagian besar responden yang ditemui peneliti adalah pria, dikarenakan

PT Indah Sakti Motorindo bergerak di bidang jasa penjualan dan jasa

servis sepeda motor. Oleh karena itu, banyak di jumpai karyawan pria

yang bekerja sebagai montir.

Tabel 4.2

Karateristik Responden berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

21-30 19 44,18%

31-40 15 34,88%

≥40 9 20,94%

Jumlah 43 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (Juni,2011)

Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa jumlah responden yang berusia

21-30 tahun sebanyak orang 19 orang (44,18%), 31-40 tahun sebanyak 15

orang (34,88%) dan yang berusia 40 tahun ke atas sebanyak 9 orang

(20,94%). Sebagian besar responden yang ditemui peneliti berusia 21-30

tahun dikarenakan pada kelompok usia tersebut tingkat produktivitas nya

lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya.

Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut

ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif

penelitian berdasarkan pendapat responden mengenai mengenai pengaruh

pengawasan (X) terhadap efisiensi kerja pada karyawan PT Indah Sakti

Motorindo.

Tabel 4.3

Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pengawasan (X) Pertanyaan Tanggapan Responden Sangat Tidak Tidak Setuju Kurang

Setuju Setuju

Sangat Setuju


(51)

Setuju

F % F % F % F % F %

Teguran 2 4,65 6 13,95 6 13,95 28 65,12 1 2,32

Bimbingan 1 2,32 0 0 0 0 17 39,53 25 58,13

Diskusi 1 2,32 2 4,65 0 0 19 44,18 21 48,83

Surat Peringatan 3 6,97 7 16,27 12 27,9 11 25,58 10 23,25

Absensi 2 4,65 8 18,6 20 46,51 7 16,27 6 13,95

Rata-rata % 4,18 10,69 17,67 38,13 29,32

Sumber:Data primer hasil penelitian (2011) data diolah peneliti

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:

1. Untuk pernyataan no. 1 (Bapak/Ibu pernah ditegur oleh atasan saat

melakukan kesalahan seperti tidak hadir pada waktu yang telah

ditentukan yaitu pada pukul 8.00 WIB), dari 43 responden terdapat 2

orang (4,65 %) menjawab sangat tidak setuju, 6 orang (13,95%)

menjawab tidak setuju, 6 orang (13,95%) menjawab kurang setuju, 28

orang (65,12%) menjawab setuju dan selebihnya 1 orang (2,32%)

menjawab sangat setuju. Menurut Tabel 4.3. terdapat 2 orang yang

menjawab sangat tidak setuju, dikarenakan karyawan tersebut tidak

pernah terlambat datang ke perusahaan, sehingga karyawan tersebut

merasa tidak pernah ditegur oleh atasan. Kemudian terdapat 28 orang

karyawan yang menjawab setuju, hal ini disebabkan karyawan tersebut

pernah terlambat datang ke perusahaan, sehingga mereka pernah

ditegur oleh atasan.

2. Untuk pernyataan no. 2 (Atasan membimbing Bapak/Ibu dengan cara

memperbaiki kesalahan yang dilakukan), dari 43 responden terdapat 1

orang (2,32%) menjawab sangat tidak setuju, 17 orang (39,53%)


(52)

setuju. Menurut Tabel 4.3. terdapat 1 orang yang menjawab sangat

tidak setuju, dikarenakan karyawan tersebut tidak pernah melakukan

kesalahan pada saat melakukan pekerjaan. Kemudian terdapat 25

orang yang menjawab sangat setuju, hal ini disebabkan karyawan

melakukan kesalahan pada saat melakukan pekerjaan, sehingga mereka

perlu dibimbing oleh atasan.

3. Untuk pernyataan no. 3 (Bapak/Ibu selalu berdiskusi dengan atasan

ketika menghadapi pekerjaan yang salah dikerjakan), dari 43

responden terdapat 1 orang (2,32%) menjawab sangat tidak setuju, 2

orang (4,65%) menjawab tidak setuju, 19 orang (44,8%) menjawab

setuju dan selebihnya 21 orang (48,83%) menjawab sangat setuju.

Menurut Tabel 4.3. terdapat 1 orang yang menjawab sangat tidak

setuju, dikarenakan karyawan tersebut tidak pernah melakukan

kesalahan pada saat melakukan pekerjaan. Kemudian terdapat 21

orang yang menjawab sangat setuju, hal ini disebabkan karyawan

melakukan kesalahan pada saat melakukan pekerjaan, sehingga mereka

perlu berdiskusi dengan atasan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

4. Untuk pernyataan no. 4 (Bapak/Ibu diberi surat peringatan apabila

melakukan kesalahan seperti tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan

yang telah ditetapkan perusahaan), dari 43 responden terdapat 3 orang

(6,97%) menjawab sangat tidak setuju, 7 orang (16,27%) menjawab

tidak setuju, 12 orang (27,9%) menjawab kurang setuju, 11 orang


(53)

menjawab sangat setuju. Menurut Tabel 4.3. terdapat 3 orang yang

menjawab sangat tidak setuju, dikarenakan karyawan tersebut tidak

pernah melakukan kesalahan pada saat melakukan pekerjaan.

Kemudian terdapat 10 karyawan yang menjawab sangat setuju, hal ini

disebabkan karyawan tersebut tidak melakukan pekerjaan sesuai

dengan ketetapan perusahaan sehingga mereka diberi surat peringatan.

5. Untuk pernyataan no. 5 (Atasan Bapak/Ibu memeriksa daftar absen

karyawan setiap hari), dari 43 responden terdapat 2 orang (4,65 %)

menjawab sangat tidak setuju, 8 orang (18,6%) menjawab tidak setuju,

20 orang (46,51%) menjawab kurang setuju, 7 orang (16,27%)

menjawab setuju dan selebihnya 6 orang (13,95%) menjawab sangat

setuju. Menurut Tabel 4.3. terdapat 20 orang yang menjawab kurang

setuju, dikarenakan karyawan tersebut tidak pernah melihat atasan

mereka memeriksa absen karyawan setiap hari.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rata- rata responden menyatakan

setuju bahwa pengawasan mempengaruhi efisiensi kerja karyawan. Hal

ini ditunjukkan melalui perolehan rata- rata hasil sebesar 38,13% pada

skor empat (Setuju) dari total lima pertanyaan yang ada.

Tabel 4.4

Tanggapan Responden Terhadap Variabel Efisiensi Kerja (Y)

Pertanyaan

Tanggapan Responden Sangat

Tidak Setuju

Tidak Setuju

Kurang

Setuju Setuju

Sangat Setuju

F % F % F % F % F %


(54)

Alat Kerja 0 0 0 0 4 9,3 31 72,09 8 18,6

Fasilitas 0 0 3 6,97 11 25,58 10 23,25 19 44,18

Perhatian 1 2,32 3 6,97 3 6,97 30 69,76 6 13,95

Peningkatan 0 0 3 6,97 1 2,32 22 51,16 17 39,53

Rata-rata % 0,94 4,18 11,15 57,67 26,04

Sumber:Data primer hasil penelitian (2011) data diolah peneliti

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Untuk pernyataan no. 1 (Bapak/Ibu masuk kerja tepat pada waktunya

yaitu pada pukul 7.30 WIB), dari 43 responden terdapat 1 orang

(2,32%) menjawab sangat tidak setuju, 5 orang (11,62%) menjawab

kurang setuju, 31 orang (72,09%) menjawab setuju dan selebihnya 6

orang (13,95%) menjawab sangat setuju. Menurut Tabel 4.4. terdapat

orang yang menjawab sangat tidak setuju, dikarenakan karyawan

tersebut sering terlambat masuk kerja. Kemudian 31 orang yang

menjawab setuju, hal ini disebabkan karyawan tersebut datang tepat

pada waktunya.

2. Untuk pernyataan no. 2 (Bapak/Ibu menggunakan peralatan

perusahaan untuk mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan

perusahaan), dari 43 responden terdapat 4 orang (9,3%) menjawab

kurang setuju, 31 orang (72,09%) menjawab setuju dan selebihnya 8

orang (18,6%) menjawab sangat setuju. Menurut Tabel 4.4 terdapat 4

orang yang menjawab kurang setuju, dikarenakan karyawan tersebut

pernah menggunakan peralatan perusahaan untuk mengerjakan

pekerjaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kemudian


(55)

karyawan tersebut menggunakan peralatan perusahaan hanya untuk

mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

3. Untuk pernyataan no.3 (Bapak/Ibu diberikan fasilitas yang

mendukung pekerjaan), dari 43 responden terdapat 3 orang (6,97%)

menjawab tidak setuju, 11 orang (25,08%) menjawab kurang setuju,

10 orang (23,25%) menjawab setuju dan selebihnya 19 orang

(44,18%) menjawab sangat setuju. Menurut Tabel 4.4 terdapat 3

orang yang menjawab tidak setuju, dikarenakan karyawan tersebut

merasa tidak diberikan fasilitas yang mendukung pekerjaan.

Kemudian terdapat 19 orang yang menjawab sangat setuju yang

berarti karyawan tersebut diberikan fasilitas yang mendukung

pekerjaannya.

4. Untuk pernyataan no 4 (Atasan Bapak/Ibu perhatian terhadap

efisiensi kerja karyawan), dari 43 responden terdapat 1 orang (2,32%)

menjawab sangat tidak setuju, 3 orang (6,97%) menjawab tidak

setuju, 3 orang (6,97%) menjawab kurang setuju, 30 orang (69,76%),

dan selebihnya 6 orang (13,95%) menjawab sangat setuju. Menurut

Tabel 4.4 terdapat 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju, berarti

karyawan tersebut merasa atasan nya tidak perhatian terhadap

efisiensi kerja. Kemudian terdapat 30 orang yang menjawab setuju,

yang menunjukkan bahwa karyawan merasa atasan mereka perhatian


(56)

5. Untuk pernyataan no 5 (Atasan Bapak/Ibu selalu berusaha

meningkatkan efisiensi kerja), dari 43 responden terdapat 3 orang

(6,97%) menjawab tidak setuju, 1 orang (2,32%) menjawab kurang

setuju, 22 orang (51,16%) menjawab setuju, dan selebihnya 17 orang

(39,53%) menjawab sangat setuju. Menurut Tabel 4.4 terdapat 3

orang yang menjawab sangat tidak setuju, dikarenakan karyawan

tersebut merasa atasan mereka tidak pernah berusaha meningkatkan

efisiensi kerja. Kemudian terdapat 22 orang yang menjawab setuju,

yang menunjukkan bahwa banyak karyawan yang merasa atasan

mereka selalu berusaha meningkatkan efisiensi kerja.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rata-rata responden menyatakan

setuju terhadap pernyataan dari variabel Y yang merupakan variabel

efisiensi kerja pada karyawan PT.Indah Sakti Motorindo. Hal ini

ditunjukkan dengan perolehan rata- rata hasil sebesar 57,67 % pada skor

empat (Setuju) dari total lima pertanyaan yang ada.

b. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

1. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel

bebas yaitu kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2)

secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y).Model yang dipakai


(57)

H0:b1=0, Artinya variabel pengawasan (X) tidak berpengaruh terhadap

variabel Keputusan Pembelian (Y).

H0:b1≠0, Artinya variabel pengawasan (X) berpengaruh terhadap

variabel Keputusan Pembelian (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α =5%

Haditerima jika t hitung > t tabel pada α =5%

Tabel 4.5

Regresi Linear Sederhana Hasil Uji thitung

Model

UnstBapak/Iburdized Coefficients

StBapak/Iburd ized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 6.894 1.612 4.277 .000

PENGAWASA

N .704 .084 .794 8.360 .000

Sumber : Hasil Penelitian 2011 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa:

1. Variabel pengawasan berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap efisiensi kerja pada karyawan PT.Indah Sakti Motorindo. Hal

ini terlihat dari nilai signifikansi (0,000) dibawah (lebih kecil) dari


(58)

variabel pengawasan sebesar satu satuan maka efisiensi kerja

karyawan akan meningkat sebesar 0,704.

2. Konstanta sebesar 6,894, artinya walaupun variabel pengawasan

benilai nol maka efisiensi kerja karyawan tetap sebesar 6,894.

3. Berdasarkan hasil uji t maka rumus persamaan regresinya adalah:

Y = 6,894 + 0,704X+ e 2. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel independen.Range nilainya adalah

0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model

dalam menjelaskan dengan sangat terbatas sebaliknya semakin mendekati

satu maka suatu model akan semakin baik.

Tabel 4.6

Uji Koefisien Determinasi R

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .794(a) .630 .621 1.72647

Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0 for Windows (Juni,2011)

Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa:

a. R = 0,794 berarti hubungan antara variabel pengawasan (X)

terhadap efisiensi kerja karyawan PT. Indah Sakti Motorindo (Y)

sebesar 79,4%. Ini berarti hubungannya erat.

b. R2 = 0,630 berarti 63,0% faktor-faktor efisiensi kerja karyawan PT.Indah Sakti Motorindo dapat dijelaskan oleh pengawasan (X),


(59)

sedangkan sisanya 37,0% dapat dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

c. Standard Error of the Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard Error of the Estimated juga biasa disebut

standar deviasi. Standard Error of the Estimated pada penelitian ini

adalah 1.72647, semakin kecil standar deviasi berarti model semakin

baik.

4.3. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap efisiensi kerja pada karyawan PT. Indah Sakti Motorindo. Hal

ini didukung dengan teori dari Simbolon (2004:61) bahwa tujuan perusahaan

dapat tercapai, jika fungsi pengawasan dilakukan sebelum terjadinya

penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (preventive

control) dibandingkan dengan tindakan-tindakan pengawasan sesudah terjadinya

penyimpangan, maka tujuan pengawasan adalah, menjaga hasil pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan rencana, ketentuan-ketentuan, dan instruksi yang telah

ditetapkan bena-benar diimplementasikan, sebab pengawasan yang baik akan

tercipta tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.Salah satu sasaran pokok

manajemen dalam menjalankan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi ialah

efisiensi yang semaksimal-maksimalnya. Seperti menurut Siagian (2003: 113)


(60)

seefektif mungkin, karena pelaksanaan fungsi pengawasan dengan baik akan

memberikan sumbangan yang besar pula dalam meningkatkan efisiensi.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Idris (2007) menunjukkan bahwa pengawasan

berpengaruh positif terhadap efisiensi kerja karyawan Pada PT. Asuransi Kredit

Indonesia (ASKRINDO) Cabang Medan, serta penelitian yang dilakukan oleh

Saragih (2009) yang membuktikan bahwa komunikasi juga berpengaruh positif

terhadap efisiensi kerja karyawan Pada Asuransi Bumiputera Cabang Pematang

Siantar.

Hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel pengawasan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja.Pengawasan merupakan fungsi

manajemen yang dapat mengetahui apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan

kegiatan yang berlangsung pada suatu perusahaan. Penyimpangan yang

merugikan perusahaan akan dapat ditekan sekecil mungkin jika pengawasan yang

dilakukan pihak manajemen telah terlaksana dengan baik. Pengawasan kerja

sangatlah penting dalam setiap pekerjaan baik itu organisasi kecil maupun

organisasi besar. Sebab dengan adanya pengawasan kerja yang baik maka suatu

pekerjaan akan dapat berjalan dengan lancar dan dapat menghasilkan hasil kerja

yang baik pula. Pengawasan yang dilaksanakan pimpinan bukanlah untuk

mencari-cari kesalahan, pengawasan terutama ditujukan agar rencana-rencana

dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pengawasan dapat menilai sejauh


(1)

TS

: Tidak Setuju

STS

: Sangat Tidak Setuju

VARIABEL PENGAWASAN (X)

a.

PengawasanLangsung

b.

PengawasanTidakLangsung

No.

Pernyataan

SS

S KS TS STS

1

Bapak/Ibu diberi surat peringatan apabila melakukan kesalahan

seperti tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah

ditetapkan perusahaan

2

Atasan Bapak/Ibu memeriksa daftar absen karyawan setiap hari

No.

Pernyataan

SS

S

KS TS STS

1

Bapak/Ibu pernah ditegur oleh atasan saat melakukan kesalahan

seperti tidak hadir pada waktu yang telah ditentukan yaitu pada

puku l8.00 WIB

2

Atasan membimbing Bapak/Ibu dengan cara memperbaiki

kesalahan yang telah lakukan

3

Bapak/Ibu selalu berdiskusi dengan atasan ketika menghadapi

pekerjaan yang salah dikerjakan


(2)

VARIABEL EFISIENSI (Y)

a.

Waktu

No.

Pernyataan

SS

S

KS TS

STS

1

Bapak/Ibu masuk kerja tepat pada waktunya yaitu pada pukul

7.30 WIB

b.

Cara Kerja

No.

Pernyataan

SS

S

KS TS

STS

1

Bapak/Ibu menggunakan peralatan untuk mengerjakan

pekerjaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan

2

Bapak/Ibu diberikan fasilitas yang mendukung pekerjaan

3

Atasan Bapak/Ibu perhatian terhadap efisiensi kerja karyawan

4

Atasan Bapak/Ibu selalu berusaha meningkatkan efisiensi


(3)

Lampiran 2

Hasil uji validitas dan realibilitas

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items ,847 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N VAR00001 3,4000 1,03724 30 VAR00004 4,4667 ,81931 30 VAR00005 4,3667 ,92786 30 VAR00008 3,6333 1,24522 30 VAR00010 3,1333 1,13664 30 VAR00012 3,9000 ,75886 30 VAR00020 4,1000 ,54772 30 VAR00021 3,9667 1,03335 30 VAR00022 3,8333 ,87428 30 VAR00023 4,2333 ,81720 30


(4)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 35,6333 29,757 ,557 ,832 VAR00004 34,5667 30,806 ,622 ,827 VAR00005 34,6667 29,816 ,638 ,824 VAR00008 35,4000 30,110 ,401 ,853 VAR00010 35,9000 29,955 ,473 ,842 VAR00012 35,1333 32,051 ,525 ,835 VAR00020 34,9333 33,582 ,513 ,839 VAR00021 35,0667 28,064 ,731 ,814 VAR00022 35,2000 31,407 ,507 ,836 VAR00023 34,8000 30,372 ,677 ,823

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 39,0333 37,137 6,09400 10


(5)

Lampiran 3

JawabanResponden

4

5

5

5

2

4

3

5

3

5

4

5

5

5

2

4

4

5

4

5

4

5

5

5

2

4

4

5

4

5

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

2

4

5

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

5

4

4

5

5

5

2

5

5

1

1

4

4

2

1

2

4

5

5

5

3

3

5

5

4

5

1

5

5

4

2

5

3

4

4

5

3

4

4

2

3

4

4

3

4

4

3

4

4

2

2

3

4

3

3

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

2

1

1

2

1

1

3

2

4

3

4

5

4

3

3

4

4

5

4

4

4

5

5

1

3

4

4

5

5

5

4

5

5

4

3

4

4

4

5

4

2

4

4

5

2

4

4

2

2

4

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

1

5

5

3

5

5

4

3

4

5

4

5

5

4

2

4

4

5

4

4

4

5

5

3

5

5

5

5

4

5

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

3

3

4

4

4

4

5

4

5

5

5

4

4

5

4

4

4

2

4

2

4

3

3

4

3

2

2

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

5

4

3

3

4

4

5

4

4

4

5

5

5

3

3

5

5

4

5

3

4

4

2

3

4

4

3

4

4

4

5

5

5

4

4

5

4

4

4

4

5

4

3

3

4

4

5

4

4

4

5

5

3

5

5

5

5

4

5

4

5

5

4

3

4

4

4

5

4

3

4

4

2

3

4

4

3

4

4

4

5

5

5

2

4

3

5

3

5

4

5

4

3

3

4

4

5

4

4

4

5

4

3

3

4

4

5

4

4

3

4

4

2

3

4

4

3

4

4

4

5

5

3

5

5

5

5

4

5

3

4

4

2

3

4

4

3

4

4

2

4

2

4

3

3

4

3

2

2

4

5

5

1

3

4

4

5

5

5

4

4

4

3

3

4

4

4

4

5


(6)

Lampiran 4

Hasil Analisis Regresi Sederhana

Regression

[DataSet0]

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 PENGAWA

SAN(a) . Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: EFISIENSIKERJA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .794(a) .630 .621 1.72647 a Predictors: (Constant), PENGAWASAN

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 208.304 1 208.304 69.884 .000(a)

Residual 122.208 41 2.981 Total 330.512 42

a Predictors: (Constant), PENGAWASAN b Dependent Variable: EFISIENSIKERJA

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) 6.894 1.612 4.277 .000

PENGAWASAN .704 .084 .794 8.360 .000 a Dependent Variable: EFISIENSIKERJA