Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pada PT Bintang Cosmos Medan.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI KERJA

KARYAWAN PADA PT BINTANG COSMOS

MEDAN

SKRIPSI

OLEH : WAHYUNI

040521117 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Wahyuni (2010). Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pada PT Bintang Cosmos Medan. Dra. Lucy Anna MSi selaku Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen, Drs. Ami Dilham, MSi selaku Dosen Penguji I dan Dr. Yeni Absah, SE, MSi selaku Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja yang dilakukan PT. Bintang Cosmos Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan regresi linear sederhana. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pernyataan, pengukurannya menggunakan

rating scale dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 for windows yaitu untuk menghitung uji t dan identifikasi koefisien determinan (R2). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengawasan terhadap efisiensi kerja PT Bintang Cosmos Medan sebesar 31,5%.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nyalah penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dan juga shalawat dan salam buat junjungan ummat Nabi Besar Muhammad SAW semoga kita mendapatkan syafa’atnya di yaumil akhir nanti.

Penulisan skripsi ini diselesaikan untuk melengkapi tugas akhir Program Strata-1 Ekstensi pada fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Bintang Cosmos Medan”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, SE, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nisrul Irawati, SE, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Ibu Dra. Lucy Anna, M.si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan dan perhatian yang besar kepada Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Ami Dilham, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan kepada Penulis.

6. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan kepada Penulis.

7. Seluruh Dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Pimpinan PT. Bintang Cosmos Medan beserta seluruh staf yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

9. Orang tua tercinta, Ayahanda Joko Santoso dan Ibunda Puspa Awalia yang telah memberikan limpahan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang terhitung dan tidak akan terbalas dengan nyawa sekalipun.

10.Buat adik-adikku, Reza, Kiki dan Edo terima kasih atas dukungan dan motivasi kalian.

11.Buat Ncitkyu terima kasih atas segala dukungan, motivasi, perhatian, saran, kritik dan kesabarannya menunggu walau sekian lama sampai akhirnya skripsi ini selesai juga, sekali lagi makasih y cayankQ.

12. Buat seluruh teman-temanku Leny, Icut, Lely, Zahra, Rima, Kak Rahma, Bang Roy, Bang Bowo serta teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas motivasi, semangat, dukungan yang diberikan kepada penulis.


(5)

Semoga Allah membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada Penulis. Semoga Skripsi ini memberikan insipirasi dan manfaat bagi pembaca.

Medan, Desember 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel ... 7

2. Definisi Operasional Variabel ... 7

3. Skala Pengukuran Variabel ... 8

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 9

5. Populasi dan Sampel ... 9

6. Jenis dan Sumber Data ... 9

7. Teknik Pengumpulan Data ... 10

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 10

9. Teknik Analisis Data ... 11

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Pengawasan 1. Pengertian Pengawasan ... 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengawasan ... 15

3. Tipe-tipe Pengawasan ... 16

4. Jenis-jenis Pengawasan ... 18

5. Prinsip-Prinsip dan Tujuan Pengawasan ... 20

6. Proses Pengawasan ... 23


(7)

C. Efisiensi Kerja

1. Pengertian Efisiensi Kerja ... 27

2. Syarat dapat Dicapainya Efisiensi Kerja ... 29

3. Sumber-sumber Efisiensi Kerja ... 30

4. Pengaruh Pengawasan Dengan Efisiensi Kerja... 31

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan ... 33

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

B. Analisis Deskriptif ... 41

C. Analisis Statistik ... 43

D. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 50

E. Koefisien Determinan (R2) ... 51

F. Pengujian Hipotesis ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rencana Kerja PT Bintang Cosmos Medan ... 4

Tabel 1.2 Operasionalisasi Variabel ... 8

Tabel 4.1 Validitas untuk Variabel Pengawasan (X) ... 40

Tabel 4.2 Validitas untuk Variabel Efisiensi Kerja ... 40

Tabel 4.3 Nilai Ralpha untuk Variabel Pengawasan dan Efisiensi Kerja ... 41

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 42

Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Pendidikan ... 43

Tabel 4.7 Pendapat Responden Terhadap Pernyataan Variabel X ... 44

Tabel 4.8 Pendapat Responden Terhadap Pernyataan Variabel Y ... 47

Tabel 4.9 Hasil perhitungan Regresi Linear Sederhana ... 51

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan R Square (R2) ... 52


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5 Gambar 2.1 Proses Pengawasan ... 23 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 35


(10)

ABSTRAK

Wahyuni (2010). Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pada PT Bintang Cosmos Medan. Dra. Lucy Anna MSi selaku Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen, Drs. Ami Dilham, MSi selaku Dosen Penguji I dan Dr. Yeni Absah, SE, MSi selaku Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja yang dilakukan PT. Bintang Cosmos Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan regresi linear sederhana. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pernyataan, pengukurannya menggunakan

rating scale dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 for windows yaitu untuk menghitung uji t dan identifikasi koefisien determinan (R2). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengawasan terhadap efisiensi kerja PT Bintang Cosmos Medan sebesar 31,5%.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan transportasi merupakan salah satu sarana utama bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnnya dengan cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi dan pembangunan yang ada di segala bidang saat ini, perkembangan sarana transportasi pun telah berlangsung dengan cepat. Mulai dari sarana transportasi yang sederhana sebelum tahun 1990 sampai dengan sarana transportasi yang mewah telah banyak kita jumpai di Abad 21 ini. Banyaknya jenis dan jumlah sarana transportasi telah banyak perkembangan yang pesat. Dapat kita lihat sekarang ini, melalui jenis kendaraan

automatic yang mempermudah seseorang dalam menggunakan mobil.

Efisiensi kerja merupakan bukti dilaksanakannya prosedur kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Fungsi pengawasan dapat dilakukan setiap saat, baik pada aktivitas awal manajemen, selama proses manajemen berlangsung maupun setelah berakhir untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan suatu organisasi atau unit kerja. Dengan kata lain fungsi pengawasan harus dilakukan terhadap perencanaan dan pelaksanaan untuk mengetahui keunggulan perencanaan yang disusun dan diimplementasikan.


(12)

Efisiensi kerja adalah salah satu pendorong utama dalam kelancaran bisnis dan manajemen. Hal ini tidak pernah terlepas dari kultur organisasi dan kultur di dalam masyarakat tertentu. Efisiensi kerja merupakan gambaran bahwa pengawasan berjalan dengan baik serta adanya kesadaran kerja dan modal kerja untuk melakukan tugas yang sesuai dengan petunjuk yang diberikan pimpinan (Hasibuan, 2006: 243).

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting untuk dapat mengetahui apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan yang dilangsungkan pada suatu perusahaan.

Pengawasan merupakan salah satu hal yang sangat penting dilakukan seperti yang dikemukakan Assauri (1999 : 159), yang mengatakan bahwa pengawasan merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengendalian atas kegiatan yang telah dan sedang dilakukan agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat sesuai dengan apa yang diharapkan atau apa yang direncanakan.

Pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan yang akan terjadi, sehingga hambatan tersebut dapat segera diantisipasi dan untuk menjaga efisiensi kerja demi kelancaran operasi perusahaan. Sistem pengawasan yang sesuai dengan kondisi dan keadaan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi kerja pegawai sehingga segala aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka memiliki perasaan, pikiran, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia maupun jenis kelamin yang berbeda yang dibawa ke dalam organisasi perusahaan. Karyawan bukanlah mesin, uang dan


(13)

material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan pengingkaran dalam bekerja jika karyawan tidak diawasi, seperti menunda waktu, bekerja tidak sepenuh hati, melakukan kecurangan-kecurangan, sehingga akan berdampak negatif kepada produktivitas serta pencapaian tujuan yang tidak efisien dan efektif.

PT. Bintang Cosmos Medan merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran kendaraan bermotor merek Mercedes-Benz untuk wilayah Sumatera Utara di bawah naungan PT. Mercedes-Benz Distribution Indonesia yang merupakan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Mercedes-Benz untuk Indonesia. Adapun kenderaan yang dipasarkan adalah jenis sedan, bus dan truk. Sampai saat ini terdapat tiga kegiatan yang dilakukan oleh PT. Bintang Cosmos yaitu penjualan kenderaan bermotor, penjualan sparepart dan pemberian jasa reparasi untuk merek Mercedes-Benz.

Ditinjau dari kegiatan usahanya, PT. Bintang Cosmos Medan merupakan suatu badan usaha yang kompleks sehingga memerlukan pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan, diperoleh informasi tentang permasalahan yang timbul berkaitan dengan pengawasan kerja yaitu kurang optimalnya pengawasan yang dilakukan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan sehingga mempengaruhi efisiensi kerja karyawan, kurangnya rasa tanggung jawab yang dimiliki karyawan dalam melaksanakan tugas yang diberikan dan lemahnya sanksi yang diberikan oleh perusahaan apabila karyawan melakukan penyelewengan. Sehingga PT. Bintang Cosmos Medan


(14)

mengalami permasalahan dalam pencapaian target yang tidak sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dalam rencana kerjanya. Dalam hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1.1

Rencana Kerja PT. Bintang Cosmos Medan pada Tahun 2007 sampai tahun 2009

Tahun Target Pendapatan Realisasi %

2007 3.200.550.000 2.875.225.000 76.3% 2008 3.400.800.000 2.985.375.000 81.5% 2009 3.275.400.000 2.865.900.000 62.5% Sumber : PT. Bintang Cosmos Medan (2010)

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2009 target pendapatan yang telah direncanakan tidak terealisasi dengan baik bahkan mengalami penurunan pendapatan yang cukup besar. Salah satu penyebab terjadinya penurunan ini dikarenakan kurangnya pengawasan, terutama pengawasan terhadap penyelewengan waktu yang dilakukan oleh karyawannya. Dengan demikian akan berdampak negatif pula dengan target pendapatan serta realisasi yang terjadi pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 pada PT. Bintang Cosmos Medan. Hal tersebut menunjukan kurangnya efisiensi dalam pemanfaatan waktu yang ditetapkan perusahaan.

Mengingat sangat pentingnya pengawasan dalam bekerja sebagai salah satu cara untuk mewujudkan tujuan perusahaan maka penulis tertarik untuk memilih judul skripsi yaitu: “Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan pada PT. Bintang Cosmos Medan”.


(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Bintang Cosmos Medan ?”.

C. Kerangka Koseptual

Pengawasan yang dilaksanakan di perusahaan bertujuan agar sumber daya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga tidak terjadi pemborosan yang dapat mengakibatkan kerugian. Didalam pengawasan terdapat elemen-elemen, yaitu : metode dan sifat pengawasan (Siagian, 2003:114). Sedangkan efisiensi kerja adalah pelaksanaan pekerjaan yang terbaik dengan membandingkan output dengan input yang digunakan. Efisiensi disini adalah cara mengerjakannya, biaya, waktu, beban, dan jaraknya (Sedarmayanti, 2001:112).

Siagian (2003:113) menyatakan bahwa fungsi pengawasan harus dilaksanakan seefektif mungkin karena pelaksanaan fungsi pengawasan dengan baik akan memberikan sumbangan yang besar dalam meningkatkan efisiensi.

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Sumber : Siagian (2003), Sedarmayanti (2001), dimodifikasi

Pengawasan

(X)

Efisiensi Kerja

(Y)


(16)

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Bintang Cosmos Medan”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Bintang Cosmos Medan.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat : a. Bagi perusahaan yang diteliti

Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan, untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Bintang Cosmos Medan.

b. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataannya serta dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang manajemen sumber daya manusia.


(17)

c. Bagi peneliti lanjutan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya di bidang yang sama.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Penelitian ini membahas tentang pengaruh pengawasan yang merupakan variabel bebas (independent) dengan efisiensi kerja sebagai variabel terikat (dependent) di PT. Bintang Cosmos Medan.

2. Definisi Operasional Variabel a. Pengawasan Sebagai Variabel Bebas (X)

Pengawasan adalah memantau aktivitas pekerjaan karyawan untuk menjaga perusahaan agar tetap berjalan kearah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan.

b. Efisiensi Kerja sebagai Variabel terikat (Y)

Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh (output) dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan.


(18)

Tabel 1.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala Pengawasan (X) a. Metode yang digunakan

baik langsung (pengamatan) maupun

tidak langsung (laporan)

rating scale

b. sifat pengawasan

(preventive atau

reppresive)

rating scale

Efisiensi kerja (Y) a. waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan

rating scale

b. cara kerja, cara

mengerjakan dengan memperhatikan kuantitas.

rating scale

Sumber : Siagian (2003), Sedarmayanti (2001), diolah penulis

3. Pengukuran Variabel (Parameter Variabel)

Pengukuran variabel menggunakan itemized rating scale dimana dipilih suatu jawaban dalam bentuk berurutan (Kuncoro, 2003:15). Dalam hubungan ini akan ditentukan item-item yang relevan dengan apa yang ingin diketahui, kemudian responden diminta untuk memberikan jawaban-jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya. Masing-masing item jawaban diberi bobot tertentu. Skor responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang akan ditafsirkan sebagai posisi responden dalam rating scale (skala penilaian).

Skala penilaian pada penelitian ini menggunakan 3 (tiga) tingkatan jawaban sebagai berikut :

Jawaban A diberi skor : 3 Jawaban B diberi skor : 2


(19)

Jawaban C diberi skor : 1 4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bintang Cosmos Medan, Jalan Sisingamangaraja KM VII dan dilaksanakan pada bulan September 2010 sampai dengan November 2010.

5. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Bintang Cosmos Medan yang berjumlah 42 karyawan yang terbagi dalam bagian masing-masing. Untuk penarikan sampel digunakan metode sensus dimana penulis memasukkan semua anggota populasi akan diobservasi, karena jumlah populasi relatif kecil. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2004 : 73).

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian menggunakan dua jenis sumber data yakni: a. Data Primer

Data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner

dan wawancara kepada anggota populasi. b. Data Sekunder

Data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data berupa buku-buku, laporan perusahaan, dan literatur lainnya.


(20)

7. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan pengawasan dan efisiensi kerja yaitu kepada pimpinan dan supervisor.

b. Kuesioner

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan pada responden yaituseluruh karyawan PT. Bintang Cosmos Medan.

c. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah, internet dan literatur-literatur lainnya yang memiliki relevansi dengan penelitian. 8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada instrumen penelitian dalam hal ini adalah kuesioner untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji validitas dan reliabilitas ini akan dilaksanakan pada PT. Kars Gallery Jalan H. Adam Malik No. 3 Medan yang berjumlah 30 orang.


(21)

9. Teknik Analisis Data a. Analisis Statistik Deskriptif

Metode ini digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang masalah yang dihadapi.

Pada penelitian ini, data akan diuji dengan beberapa tahap antara lain : b. Analisis Regresi Linier Sederhana

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (Pengawasan) terhadap variabel terikat (Efisiensi Kerja).

Menurut Sugiyono (2005:204) model regresi linier sederhana yang digunakan, yaitu :

Keterangan :

Y : Efisiensi Kerja a : Konstanta

b : Koefisien regresi X : Pengawasan e : Standar error


(22)

Pada penelitian ini, data akan diuji dengan beberapa tahap antara lain : a. Uji Signifikansi (uji t)

Uji t merupakan pengujian dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

Ho :  = 0 (tidak ada pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja) H1 :  0 (ada pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja) Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika t hitung < t tabel α = 5% Ho ditolak jika t hitung > t tabel α = 5% b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y).


(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Harahap (2004) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja pada PT. SUNINDO VARIA MOTOR. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pengawasan yang positif terhadap efisiensi kerja dengan nilai koefisien korelasi r = 0.4049. Selain itu hasil penelitian Idris (2007) tentang Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) cabang medan juga menyatakan hal yang sama yaitu ada pengaruh positif pengawasan terhadap efisiensi kerja. Dari hasil perhitungan diketahui nilai koefisien korelasi r = 0,522.

Saifara (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Mopoli Raya Medan. Untuk mengetahui hubungan pengawasan terhadap efisiensi kerja yaitu dengan uji t pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai R Square atau koefisien determinasi sebesar 0,786 hal ini menunjukkan bahwa 78,6% variabel efisiensi kerja dapat dijelaskan oleh pengawasan, sedangkan sisanya sebesar 21,4% dijelaskan oleh variabel-variabel yang tidak diteliti yaitu umpan balik, desain pekerjaan, iklim kerja, komunikasi, orientasi kerja,gairah pekerjaan, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial pengawasan berhubungan positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja.


(24)

B. Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Perusahaan melakukan perekrutan karyawan, penempatan karyawan dan mempekerjakan mereka maka tugas selanjutnya yang dilakukan perusahaan adalah melakukan pengawasan. Ini penting bagi perusahaan agar kegiatan operasionalnya dapat terlaksana dengan baik.

Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan terhadap perencanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya. Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara perencanaan dengan pengawasan dalam fungsi manajemen.

Menurut Manullang (2002 : 172), pengawasan adalah proses untuk mengkoordinir apa yang dilaksanakan, mengevaluasi dan bila perlu menetapkan tindakan korektif sedemikian rupa sehingga pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana. Sementara itu Cahyono (1997 : 82), menyatakan pengawasan adalah kegiatan untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas pengerjaan atau pengelolaan agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat di capai dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan penjelasan atau pendapat para ahli di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan yang diperlukan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan dapat menilai sejauh mana prinsip efisiensi telah terjadi dari hasil pelaksanaan kegiatan perusahaan. Pengawasan yang efektif membantu


(25)

usaha dalam mengatur pekerjaan yang telah direncanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan

Pada suatu perusahaan dalam perkembangan sistem pengawasan yang dilakukan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pengawasan, berikut ini akan dikemukakan berbagai pendapat ahli.

Winardi (2000 : 177), menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi batas-batas atas berbagai macam situasi yang ada. Keempat (4) faktor tersebut mencakup :

1. Kesamaan fungsi yang akan disupervisi (diawasi)

Ruang lingkup pengawasan harus menyusul dan jumlah fungsi yang berbeda-beda yang perlu disupervisi bertambah jumlahnya.

2. Kompleksitas fungsi yang disupervisi.

Ruang lingkup pengawasan harus lebih kecil bagi pihak bawahan yang melaksanakan tugas yang besifat lebih kompleks, dibandingkan dengan tugas yang lebih sederhana.

3. Koordinasi yang diperlukan antara fungsi yang disupervisi.

Ruang lingkup pengawasan harus lebih kecil, sewaktu tugas-tugas yang akan disupervisi makin berat dikerjakan.

4. Perencanaan yang diperlukan bagi fungsi yang disupervisi.

Makin banyak waktu yang diperlukan seseorang manajer untuk melaksanakan perencanaan untuk fungsi-fungsi yang akan disupervisi, makin kecil ruang lingkup pengawasan yang tepat.


(26)

Reksohadiprojo (2000 : 152), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan adalah :

1. Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam organisasi. 2. Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya

desentralisasi kekuasaan.

3. Kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan.

Berdasarkan defenisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan disebabkan oleh berbagai masalah yang ada pada organisasi yang perlu direncanakan dan dikoordinasikan secara baik dalam rangka menghindari terjadi kesalahan dan penyimpangan dalam mencapai tujuan perusahaan.

3. Tipe-tipe Pengawasan a. Tipe-tipe Pengawasan

Menurut Gibson, dkk (1988 : 303), tipe-tipe pengawasan dapat di bagi atas 3 (tiga) hal, yaitu :

1. Pengawasan Pendahuluan

Dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dan standar dan tujuan dan koreksi dilakukan sebelum satu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.

2. Pengawasan Bersamaan

Memantau operasi yang sedang berjalan. Para manajer dapat memastikan apakah pekerjaan berlangung dengan cara yang ditetapkan


(27)

oleh perusahaan. Memberikan kekuasaan bagi manajer untuk menggerakan insentif keuangan dan non keuangan guna mempengaruhi pengendalian bersamaan.

3. Pengawasan Umpan Balik

Mengukur hasil-hasil suatu kegiatan yang telah diselesaikan, sebab-sebab penyimpangan dan rencana atai standar ditentukan dan penemuan-penemuan ditetapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa di masa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.

Pelaksanaan dari ketiga proses pengawasan tersebut selalu terdapat urutan pelaksanaan yang menunjukkan bagaimanan proses suatu kegiatan itu dilaksanakan mulai dari awal sampau dengan selesai. Demikian juga halnya dengan pengawasan merupakan suatu proses dimana sebelum mendapatkan hasil akhir terlebih dahulu melalui serangkaian tindakan yang telah direncanakan sebelumnya.

Adapun 5 (lima) tahap proses pengawasan menurut Handoko (1998 : 364), adalah :

1. Penetapan standar tujuan pelaksanaan (perencanaan) 2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan

4. Membandingkan pelaksanaan kegiata dengan standar dan analisa penyimpangan.


(28)

4. Jenis-jenis Pengawasan

Menurut Manullang (2002 : 176), terdapat beberapa jenis pengawasan, hal ini sesuai dengan defenisi yang dikemukakannya, yaitu :

1. Waktu Pelaksanaan

Berdasarkan waktu pelaksanaan, maka jenis-jenis pengawasan itu disebabkan atas :

a. Pengawasan preventif adalah suatu pengawasan sebelum rencana dilaksanakan, dimana pengawasan ini maksudnya untuk mencegah agar tidak dapat terjadi penyelewengan atas kekeliruan di dalam pelaksanaan di kemudian hari.

b. Pengawasan represif adalah suatu pengawasan yang dilakukan setelah rencana sudah dijalankan atau telah adanya pelaksanaan pekerjaan, dimana pengawasan ini maksudnya untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

2. Objek Pengawasan

a. Pengawasan produksi adalah pengawasan terhadap kualitas mutu yang di produksi maupun likuiditas perusahaan.

b. Pengawasan keuangan adalah suatu pengawasan terhadap ongkos-ongkos yang dikeluarkan dalam proses produksi ataupun transportasi atau biaya pengiriman hasil produksi.

c. Pengawasan waktu adalah pengawasan yang dilakukan terhadap hasil produksi, dimana hasil produksi itu dapat menghasilkan sesuai dengan waktu yang direncanakan atau tidak.


(29)

d. Pengawasan manusia dan kegiatannya adalah suatu pengawasan terhadap pekerjaan karyawan dalam melakukan kegiatan sesuai dengan rencana tata kerja atau manual.

3. Subjek Pengawasan

Bilamana pengawasan dibedakan atas 2 (dua) penggolongan siapa yang mengadakan pengawasan, maka pengawasan itu dibedakan atas :

a. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh atas atau pimpinan perusahaan yang bersangkutan, dimana pimpinan melakukan tindakan-tindakan, mengkoreksi terhadap informasi yang di terima demi perbaikan dan menilai kemajuan ataupun kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan bawahan.

b. Pengawasan eksternal adalah suatu pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan dari luar organisasi, dimana aparat pengawasan tersebut bertindak atas nama atasan atau pimpinan perusahaan kurang diminta.

4. Cara pengumpulan fakta guna pengawasan

Berdasarkan cara mengumpulkan fakta-fakta guna pengawasan maka pengawasan itu digolongkan atas :

a. Personal Inspection yaitu pengawasan yang ditinjau pribadi yang dilakukan atasn secaraa tersendiri terhadap pelasanaan kegiatan.

b. Oral Report yaitu pengawasan melalui laporan lisan dimana fakta-fakta atai data yang dibutuhkan diperoleh melalui laporan-laporan lisan, baik berdasarkan dialog, maksud dari wawancara ini agar dapat diperoleh


(30)

gambaran dari hasil-hasil yang ingin diketahui terhadap hasil yang sesungguhnya telah tercapai.

c. Control by expention yaitu pengawasan berdasarkan kekecualian jika laporan yang menunjukkan adanya penyimpangan.

5. Prinsip-prinsip dan Tujuan Pengawasan a. Prinsip-prinsip Pengawasan

Pengawasan dapat dikatakan efektif apabila pengawasan mengandung beberapa prinsip. Menurut Handoko (1998 : 365) prinsip-prinsip pengawasan yaitu :

1. Pengawasan harus disesuaikan dengan perencanaan kedudukan.

2. Pegawasan harus disesuaikan dan cocok dengan individual manajer dan kepribadian.

3. Pengawasan harus menunjukkan pengecualian (penyimpangan) pada titik-titik kritis.

4. Pengawasan harus bersifat objektif. 5. Pengawasan harus mudah disesuaikan.

6. Sistem pengawasan harus cocok dengan suasana organisasi.

7. Pengawasan harus dapat menghasilkan diambilnya tindakan korektif. Sementara Suprihanto (1998 : 104) menyatakan prinsip-prinsip dalam melakukan pengawasan adalah :

1. Adanya rencana tertentu dalam pengawasan, sebab dengan adanya rencana yang matang akan menjadi standar atau alat pengukur berhasil tidaknya pengawasan.


(31)

2. Adanya pemberian instruksi atau perintah atau wewenang kepada bawahan.

3. Dapat merefleksikan berbagai sifat dan kebutuhan dari berbagai kegiatan yang diawasi.

4. Dapat segera dilaporkan adanya berbagai bentuk penyimpangan. 5. Pengawasan harus bersifat fleksibel, dinamis dan ekonomis.

6. Dapat merefleksikan pola organisasi, misalnya setiap kegiatan karyawan harus tergambar dalam struktur organisasi atau terhadap setiap bagian yang ada harus standar dari pada biaya dalam jumlah tertentu apabila terjadi penyimpangan, sehingga apabila penyimpangan melebihi standar disebut tidak wajar lagi.

7. Dapat di jamin berlakunya tindakan korektif, yakni segera mengetahui apa yang salah, dimana terjadinya kesalahan serta siapa yang bertanggung jawab.

b. Tujuan Pengawasan

Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan atau pelaksanaan kegiatan sangat penting karena manusia pada dasarnya mempunyai sifat salah atau khilaf, sehingga manusia di dalam organisasi perlu diawasi, bukan mencari kesalahannya kemudian menghukumnya akan tetapi untuk mendidik dan membimbingnya.


(32)

Silalahi (1996 : 181) menyatakan tugas pengawasan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencegah terjdinya penyimpangan-penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan.

2. Untuk menjaga agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan.

3. Untuk mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan, sedang atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.

4. Untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan penggunaan sumber daya. 5. Untuk mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan.

Tujuan perusahaan agar dapat tercapai, maka akan lebih baik jika fungsi pengawasan (control) dilakukan sebelum terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (preventive control) dibandingkan dengan tindakan-tindakan pengawasan sesudah terjadi penyimpangan (repressive control), maka tujuan pengawasan adalah menjaga hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana, ketentuan-ketentuan dan instruksi-instruksi yang telah ditetapkan benar-benar diimplementasikan, sebab pengawasan yang baik adalah mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Pimpinan yang hati-hati akan senantiasa memeriksa dan mengawasi arah kegiatan perusahaan agar tetap berjalan. Jika perlu pimpinan dapat meninjau kembali rencana sementara dan membetulkan faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya penyimpangan. Pengawasan juga bertugas untuk mencocokkan sampai


(33)

dimana program atau rencana yang dapat dilaksanakan serta diawasi sampai dimana usaha tersebut dapat dilaksanakan.

6. Proses Pengawasan

Sistem pengawasan organisasi memiliki 4 (empat) langkah fundamental dalam setiap prosesnya (Griffin, 2004: 167). Langkah-langkah tersebut diilustrasikan dalam Gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Dalam Proses Pengawasan Sumber : Griffin, 2004 : 167

Masing-masing langkah ini akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Menetapkan Standar

Control Standard adalah target yang menjadi acuan perbandingan untuk kinerja dikemudian hari. Standar yang ditetapkan untuk tujuan pengawasan harus diekspresikan dalam acuan yang dapat diukur. Strategi pengawasan harus konsisten dengan tujuan organisasi. Dalam penentuan standar, diperlukan pengidentifikasian indikator-indikator kinerja. Indikator kinerja adalah ukuran kinerja yang menyediakan informasi yang berhubungan langsung dengan objek yang diawasi.

Menetapkan Standar

Mengukur Kinerja

Membandingkan Kinerja dengan

Standar

Menentukan kebutuhan akan tindakan koreksi

Mempertahankan status quo

Mengoreksi penyimpangan

Mengubah standar


(34)

Standar bagi hasil kerja karyawan pada umumnya terdapat pada rencana keseluruhan maupun rencana-rencana bagian. Agar standar itu diketahui secara benar oleh karyawan, maka standar tersebut harus dikemukakan dan dijelaskan kepada karyawan sehingga karyawan akan memahami kemana kegiatannya diarahkan dan tujuan apa yang sebenarnya ingin dicapai.

Mengukur Kinerja

Pengukuran kinerja adalah aktivitas konstan dan kontinu bagi sebagian besar organisasi. Agar pengawasan berlangsung efektif, ukuran-ukuran kinerja harus valid. Kinerja karyawan biasanya diukur berbasis kuantitas dan kualitas output, tetapi bagi banyak pekerjaan, pengukuran kinerja harus lebih mendetail. 2. Membandingkan Kinerja dengan Standar

Tahap ini dimaksudkan dengan membandingkan hasil pekerjaan karyawan (actual result) dengan standar yang telah ditentukan. Hasil pekerjaan karyawan dapat diketahui melalui laporan tertulis yang disusun karyawan, baik laporan rutin maupun laporan khusus. Selain itu atasan dapat juga langsung mengunjungi karyawan untuk menanyakan langsung hasil pekerjaan atau karyawan dipanggil untuk menyampaikan laporannya secara lisan.

Kinerja dapat berada pada posisi lebih tinggi dari, lebih rendah dari, atau sama dengan standar. Pada beberapa perusahaan, perbandingan dapat dilakukan dengan mudah, misalnya dengan menetapkan standar penjualan produk mereka berada pada urutan pertama di pasar. Standar ini jelas dan relatif mudah dihitung untuk menentukan apakah standar telah dicapai atau belum. Namun dalam beberapa kasus perbandingan ini dapat dilakukan dengan lebih detail. Jika kinerja


(35)

lebih rendah dibandingkan standar, maka seberapa besar penyimpangan ini dapat ditoleransi sebelum tindakan korektif dilakukan.

3. Menentukan Kebutuhan Tindakan Korektif

Berbagai keputusan menyangkut tindakan korektif sangat bergantung pada keahlian-keahlian analitis dan diagnotis manajer. Setelah membandingkan kinerja dengan standar, manajer dapat memilih salah satu tindakan : mempertahankan

status quo (tidak melakukan apa-apa), mengoreksi penyimpangan, atau mengubah standar. Tindakan perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil pekerjaan nyata yang menyimpang agar sesuai dengan standar atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk melaksanakan tindakan perbaikan, maka harus diketahui apa yang menyebabkan penyimpangan. Ada beberapa sebab yang mungkin menimbulkan penyimpangan, yaitu :

1. Kekurangan faktor produksi

2. Tidak cakapnya pimpinan dalam mengorganisasi human resources dan

resources lainnya dalam lingkungan organisasi 3. Sikap-sikap pegawai yang apatis dan sebagainya

Pada proses pengawasan diperlukannya laporan yang dapat menyesuaikan bentuk-bentuk penyimpangan kearah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


(36)

7. Sifat dan Waktu Pengawasan

Menurut Hasibuan (2001 : 247) sifat dan waktu pengawasan terdiri dari : 1. Preventive controll, adalah pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya. Preventive controll ini dilakukan dengan cara :

a. Menentukan proses pelaksanaan pekerjaan

b. Membuat peraturan dan pedoman pelaksanaan pekerjaan

c. Menjelaskan dan atau mendmonstrasikan cara pelaksanaan pekerjaan itu d. Mengorganisasi segala macam kegiatan

e. Menentukan jabatan, job description, authority, dan responsibility bagi setiap individu karyawan

f. Menetapkan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan

g. Menetapkan sanksi-sanksi bagi karyawan yang membuat kesalahan

Preventive controll adalah pengendalian terbaik karena dilakukan sebelum terjadi kesalahan.

2. Repressive Controll, adalah pengendalian yang dilakukan setelah terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Repressive controll

ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Membandingkan hasil dengan rencana

b. Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari tindakan perbaikannya


(37)

c. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaannya, jika perlu dikenakan sanksi hukuman kepadanya

d. Menilai kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada

e. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana

f. Jika perlu meningkatkan keterampilan atau kemampuan pelaksana melalui

training dan education.

3. Pengawasan saat proses dilaksanakan yaitu jika terjadi kesalahan langsung diperbaiki.

4. Pengawasan berkala, adalah pengendalian yang dilakukan secara berkala,s misalnya per bulan, per semester, dan lain-lain.

5. Pengawasan mendadak, adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apakah pelaksanaan atau peraturan-peraturan yang ada telah dilaksanakan atau tidak dilaksanakan dengan baik. Pengawasan mendadak ini sekali-sekali perlu dilakukan, supaya kedisiplinan karyawan tetatp terjaga dengan baik.

6. Pengawasan melekat (waskat) adalah pengawasan yang dilakukan secara integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan operasional dilakukan.

C. Efisiensi Kerja

1. Pengertian Efisiensi Kerja

Menurut Miraza (2004: 87) efisiensi adalah pemakaian biaya atau bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha


(38)

yang berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu, dan tenaga kerja. Sedangkan Menurut Siagian (2003: 113) efisiensi adalah perbandingan yang negatif antara input dan output. Negatif karena sumber, alat dan tenaga kerja yang dipergunakan lebih kecil dari hasil yang diperoleh.

Menurut Sedarmayanti (2001 : 112) efisiensi adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antar hasil yang diperolehatau output dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan atau input. Perbandingan dilihat dari :

a. Segi hasil

Suatu pekerjaan disebut lebih efisien bila dengan usaha tersbut memberikan hasil yang maksimal mengenai hasil pekerjaan tersebut.

b. Segi usaha

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien bila suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha minimal. Usaha tersebut terdiri dari lima unsur yaitu : pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan benda (termasuk biaya).

M. Sinungan menyatakan bahwa efisensi kerja adalah perbandingan yang paling harmonis antara pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh ditinjau dari segi waktu yang digunakan, dana yang dikeluarkan, serta tempat yang dipakai.

Secara umum efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasil yang dicapai. Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh


(39)

pekerjaan itu sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya.

2. Syarat Dapat Dicapainya Efisiensi Kerja

Syarat dapat dicapainya hasil efisiensi kerja antara lain:

a. Berhasil guna atau efektif kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, artinya target tercapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

b. Ekonomis usaha pencapaian tujuan yang efisien termasuk biaya, tenaga kerja, material, waktu, dan lain-lain.

c. Pelaksanaan kerja yang dapat di pertanggungjawabkan membuktikan bahwa didalam pelaksanaan kerja, sumber-sumber telah dimanfaatkan dengan setepat-tepatnya dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan yang telah ditetapkan.

d. Pembagian kerja yang nyata. Berdasarkan pemikiran bahwa tidak mungkin manusia seorang diri mengerjakan segala macam pekerjaan dengan baik. Sebab bagaimanapun juga kemampuan setiap orang terbatas. Oleh sebab itu harus ada pembagian kerja yang nyata, yaitu berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.

e. Prosedur kerja yang praktis pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan merupakan kegiatan operasional dapat dilaksanakan dengan lancar.


(40)

3. Sumber-Sumber Efisiensi Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001:118) sumber utama efisiensi kerja adalah manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada , manusia mampu menciptakan cara kerja yang efisien. Unsur efisien yang melekat pada manusia adalah:

a. Kesadaran

Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi keberhasilannya. Dalam hal ini efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna efisien sangat membantu usaha-usaha kearah efisiensi. Efisiensi sesungguhnya berkaitan erat dengan soal tingkah laku dan sikap hidup seseorang. Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup seseorang dapat mengarah perbuatan yang efisien atau sebaliknya. Adanya kesadaran mendorong orang untuk berkeinginan mambangkitkan semangat atau kehendak untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kesadarannya.

b. Keahlian

Sesuatu yang dikerjakan oleh orang yang ahli hasilnya akan lebih baik dan lebih cepat dari pada apabila sesuatu itu dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Unsur keahlian dalam efisiensi, melekat juga pada manusia. Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan adanya peralatan, supaya efisiensi yang dicapai dapat lebih tinggi dari pada tanpa menggunakan alat. Sebab keahlian tanpa disertai dengan adanya fasilitas, tidak mungkin dapat diterapkan guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan selancar seperti kalau disertai dengan


(41)

fasilitas. Dengan demikian keahlian merupakan unsur jaminan akan dapat hasil yang lebih efisien.

c. Disiplin

Kedua unsur termasuk belum akan menjamin hasil kerja yang baik, kalau tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena itu dalam efisiensi termasuk faktor waktu, sedangkan disiplin adalah satu unsur penting dalam efisiensi. Unsur disiplin sesungguhnya berkaitan erat dengan unsur kesadaran, sebab disiplin ini timbul juga dari kesadaran. Hanya bedanya kalau kesadaran timbulnya atau prosesnya dapat memakan waktu lama dan suliat dilaksanakan sedangkan disiplin dapat dipaksakan dengan menggunakan suatu aturan, apabila disiplin dapat diwujudkan dengan baik maka semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik.

4. Pengaruh Pengawasan Dengan Efisiensi Kerja

Banyak cara yang dapat dilakukan dan harus ditempuh untuk meningkatkan efisiensi kerja dalam suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan baik jika pengawasan yang di lakukan oleh perusahaan itu maksimal. efisiensi dapat tercapai apabila hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Efisiensi juga dapat dicapai melalui sistem pergerakan yang dapat merangsang para bawahan bekerja dengan ikhlas, jujur, loyal. Singkatnya efisiensi dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi organik dan fungsi pelengkap dengan setepat-tepatnya.

Menurut Siagian (2003:113) salah satu sasaran pokok manajemen dalam menjalankan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi ialah efisiensi yang


(42)

semaksimal-maksimalnya. Seperti Maka dari itu pengawasan harus dilaksanakan dengan seefektif mungkin, karena pelaksanaa fungsi pengawasan dengan baik akan memberikan sumbangan yang besar pula dalam meningkatkan efisiensi.


(43)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

PT. Bintang Cosmos didirikan dengan akte tertanggal 25 Oktober 1978 No. 99 dihadapan notaris Malem Ukur Sembiring, SH. Kantor notaris ini berkekedudukan di Medan dan diperbaiki notaris yang sama, serta telah mendapat pengesahan dari Mentri Kehakiman RI Y.A 5/3/15 tanggal 25 Januari 1980.

PT. Bintang Cosmos Motors yang bergerak dibidang usaha Dealer kendaraan bermotor dan service workshop, adapun kenderaan yang dipasarkan adalah jenis truk, bus dan sedan.

Selanjutnya terjadi beberapa kali perubahan hingga kini menjadi PT. Bintang Cosmos (sebagaimana tercantum dalam akta NO. 51 tanggal 12 November 1985 dibuat dihadapan notaris Djaidir, SH berkedudukan di Medan).

Bidang usahanya juga menjadi seluas-luasnya (sebagaimana tercantum dalam akta berita acara No. 83 tanggal 21 Mei 1985 dibuat dihadapan notaris Djaidir, SH di Medan).

PT. Bintang Cosmos hanya memasarkan merk Mercedes-Benz untuk wilayah Sumatera Utara di bawah naungan PT. Mercedes-Benz Distribution Indonesia yang mulanya bernama PT. Star Motors Indonesia, lalu bernama PT. Daimler-Chrysler Distribution Indonesia yang merupakan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) Mercedes-Benz untuk Indonesia.


(44)

Saat ini kantor pusat PT. Bintang Cosmos beralamat di Jalan Sisingamangaraja Km 7 yang sekaligus sebagai showroom kendaraan merk Mercedes-Benz.

Pada awal berdirinya PT. Bintang Cosmos hanya bergerak dalam bidang penjualan spareparts untuk kendaraan bermotor merk Mercedes-Benz hasil produksi Mercedes-Benz Aktiengsell schaft, Stuttggart, Jerman.

Pada tahun 1979, PT. Bintang Cosmos mulai menjalani masa percobaan sebagai penyalur dengan suatu target penjualan tertentu dan harus mempunyai syarat-syarat tertentu antara lain harus mempunyai warkshop (bengkel) yang khusus melayani kendaraan bermerk Mercedes-Benz.

Masa percobaan ini berhasil dilalui oleh PT. Bintang Cosmos dengan baik, maka pada bulan Juni 1980 PT. Bintang Cosmos ditunjuk sebagai penyalur utama Benz untuk wilayah Sumatera Utara oleh penyalur utama Mercedes-Benz di Indonesia PT. Mercedes-Mercedes-Benz Distribution Indonesia.

Sampai saat ini kegiatan PT. Bintang Cosmos ada 3 yaitu : 1. Penjualan kendaraan jenis truk, bus dan sedan merk Mercedes-Benz.

2. Penjualan spareparts untuk kenderaan merk Mercedes-Benz.


(45)

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. Bintang Cosmos Medan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT Bintang Cosmos Medan

Sumber : PT Bintang Cosmos Medan (2010)

Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu struktur organisasi. Semakin baik struktur organisasi suatu pekerjaan maka sistem operasionalnya akan dapat terlaksana secara lebih interaksi dan terkoordinasi sehingga tujuan perusahaan semakin jelas. Struktur organisasi yang dipakai oleh PT Bintang Cosmos Medan adalah struktur organisasi lini dan staf (line and staf organization).

MANAGER

SECTION HEAD

OFFICE

Pelaksana Pelaksana Pelaksana


(46)

1. Kebaikan dari struktur organisasi lini dan staf adalah:

a. Pimpinan lebih dewasa dalam memberikan sarana terhadap tugas khusus di luar bagiannya.

b. Staf dapat membantu untuk mengatasi berbagai persoalan sehingga akan meringankan pekerjaan pimpinan dan meningkatkan efisiensi kerja.

c. Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan kekuasaan aliran dengan jelas.

2. Keburukan dari struktur organisasi lini dan staf adalah:

a. Solidaritas sesama karyawan sulit diharapkan karena karyawan tidak langsung saling mengenal.

b. Koordinasi bagian-bagian unit kerja sukar diharapkan karena rumit dan kompleksnya (lengkap) organisasi.

Pada struktur organisasi lini dan staf secara formal yang berhak memberikan perintah hanya pimpinan, sedangkan staf hanya memberikan nasehat dan saran-saran yang mendukung. Tetapi pada organisasi yang besar dan ruang lingkupnya luas, beraneka ragam dan kompleks, tidak mungkin bagi seorang pimpinan mengambil wewenang kepada staf sesuai dengan bidangnya masing-masing.

3. Uraian tugas di PT Bintang Cosmos Medan sebagai berikut: a. Manager

1) Melakukan pengawasan dan mengembangkan kegiatan serta mendayagunakan sarana organisasi.


(47)

2) Meyakini kualitas pelayanan di bidang trade services telah dijalankan sesuai prosedur.

3) Melakukan koordinasi dan menjalin hubungan yang harmonis dengan unit kerja terkait dalam penanganan transaksi trade services.

4) Menyelesaikan permasalahan yang timbul dengan dealer yang berkenaan dengan kegiatan trade services.

5) Memastikan proses transaksi trade services telah dikerjakan dengan akurat, tepat waktu dan efisien.

b. Section Head

1) Melakukan pengawasan dan mengembangkan kegiatan serta mendayagunakan sarana organisasi.

2) Memelihara ketertiban dan kelancaran kegiatan penjualan. 3) Meyakini kualitas pelayanan di bidang trade services. 4) Menyelesaikan masalah yang timbul dengan dealer. 5) Membuat laporan produktivitas.

6) Menindaklanjuti hasil temuan audit.

7) Melaksanakan fungsi control terhadap pelaksanaan kerja yang benar,

akurat dan efisien. c. Officer

1) Memelihara ketertiban dan kelancaran kegiatan penjualan dan pembelian. 2) Memonitor penyelesaian transaksi penjualan.

3) Memonitor outstanding transaksi pembelian.


(48)

d. Pelaksana

1) Memastikan pelaksanaan pengadministrasian dan memproses penggunaan cek dan kartu kredit.

2) Memeriksa credit line dengan issuing bank, dan menyampaikan kepada unit kerja terkait apabila credit line dimaksud belum disetup.

3) Memelihara ketertiban pelaksanaan pembukuan transaksi penjualan. 4) Membuat dan memeriksa laporan yang berhubungan dengan pembelian

dan penjualan. e. Karyawan

1) Memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen.

2) Memastikan produk telah di distribusikan dengan baik ke dealer yang lain.

3) Menginput nama konsumen setiap minggunya.


(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji reliability. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden yaitu PT. Kars Gallery Jalan H. Adam Malik No. 3 Medan.

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka pernyataan dinyatakan valid. b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut dinyatakan

tidak valid.

c. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.

Berdasarkan survei, kuesioner berisikan masing-masing 10 butir pertanyaan yang menyangkut variabel independen (bebas) yaitu Pengawasan (X) dan variabel dependen (terikat) yaitu Efisiensi Kerja (Y).


(50)

Tabel 4.1

Validitas untuk Variabel Pengawasan (X) Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan_1 42.1333 7.568 .877 .848

Pertanyaan_2 41.9667 8.240 .617 .869

Pertanyaan_3 41.8000 8.717 .532 .875

Pertanyaan_4 41.9333 8.271 .618 .869

Pertanyaan_5 41.7000 9.252 .420 .882

Pertanyaan_6 41.8333 8.833 .456 .881

Pertanyaan_7 42.0000 8.069 .674 .865

Pertanyaan_8 41.9333 8.271 .618 .869

Pertanyaan_9 41.7000 9.252 .420 .882

Pertanyaan_10 42.1000 7.679 .824 .852 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 17.00 (Oktober 2010)

Tabel 4.2

Validitas untuk Variabel Efisiensi Kerja (Y) Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan_1 42.2667 7.513 .815 .846

Pertanyaan_2 42.3333 7.609 .697 .854

Pertanyaan_3 42.5000 7.983 .481 .872

Pertanyaan_4 42.2667 8.064 .561 .865

Pertanyaan_5 42.3333 8.092 .494 .870

Pertanyaan_6 42.4000 7.834 .563 .865

Pertanyaan_7 42.5000 7.983 .481 .872

Pertanyaan_8 42.2667 8.064 .561 .865

Pertanyaan_9 42.1667 8.351 .575 .865

Pertanyaan_10 42.2667 7.513 .815 .846 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 17.00 (Oktober 2010)


(51)

Uji validitas yang dilakukan pada 20 butir pertanyaan yang diuji menunjukkan bahwa keseluruhan butir pernyataan memperoleh nilai rhitung > rtabel atau nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,361 sehingga dapat disimpulkan semua pernyataan tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.

Tabel 4.3

Nilai Ralpha untuk Variabel Pengawasan dan Efisiensi Kerja

Instrumen Cronbach’s Alpha Keterangan

Pengawasan 0,881 Reliabel

Efisiensi Kerja 0,874 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 17.00 (Oktober 2010)

Hasil uji coba tersebut menunjukkan nilai ralpha pengawasan (0,881) dan ralpha efisiensi kerja (0,874) lebih besar dibandingkan dengan nilai rtabel (rtabel = 0,361) maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan tersebut adalah reliabel.

B. Analisis Deskriptif

Penulis juga akan menguraikan hasil analisis data secara deskriptif kemudian ditabulasikan agar mempermudah untuk menginterpretasikannya serta untuk menarik kesimpulan. Berikut ini disajikan beberapa tabel berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di lapangan.


(52)

1. Keadaan Responden

Setelah diadakan penelitian dan pengumpulan data yang ada dilapangan, maka diperoleh berbagai data tentang keadaan responden dalam ruang lingkup hubungan pengawasan terhadap efisiensi kerja pada PT. Bintang Cosmos Medan. Dari 42 responden tersebut, penulis mengidentifikasi jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan yang disajikan pada Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Pengolahan Data Primer

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa karyawan yang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 26 orang (62%) memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan karyawan yang berjenis kelamin laki-laki yaitu dengan jumlah 16 orang (38%).

Gambaran tentang tingkat umur karyawan yaitu sebagai berikut : Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur

Sumber : Pengolahan Data Primer

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 16 38 %

2 Perempuan 26 62%

No Usia Frekuensi Persentase

1 20-25 tahun 8 19 %

2 26-30 tahun 16 38 %

3 31-35 tahun 8 19 %

4 36-40 tahun 4 10 %

5 40-45 tahun 3 7 %

6 45 tahun keatas 3 7 %


(53)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah karyawan dengan kelompok usia 26-30 tahun merupakan yang terbanyak yaitu 16 orang (38 %). Sedangkan karyawan dengan kelompok usia 40-45 tahun dan 45 tahun keatas merupakan yang paling sedikit jumlahnya yaitu 3 orang (7 %) .

Selanjutnya akan diberikan gambaran tentang keadaan responden berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SD - -

2 SMP - -

3 SMA 34 81 %

4 DIII 5 12 %

5 S-1 3 7 %

Total 42 100 %

Sumber : Pengolahan Data Primer

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 34 orang (81 %) dan yang paling sedikit yaitu berpendidikan Diploma sebanyak 5 orang (12 %)

C. Analisis Statistik

1. Analisis Jawaban Responden

Didalam penelitian ini penulis membahas dan menganalisis jawaban-jawaban dari responden yang menyangkut pertanyaan tentang pengawasan dan persentase jawaban responden dan disajikan pada Tabel 4.7 berikut:


(54)

Tabel 4.7

Pendapat Responden Tentang Pengawasan

Pertanyaan Jawaban C Kurang Baik Jawaban B Baik Jawaban A Sangat Baik Total

F % F % F % F %

1 4 9,5 7 16,7 31 73,8 42 100

2 3 7,1 8 19,0 31 73,8 42 100

3 3 7,1 5 11,9 34 81,0 42 100

4 5 11,9 10 23,8 27 64,3 42 100

5 4 9,5 9 21,4 29 69,0 42 100

6 3 7,1 4 9,5 35 83,3 42 100

7 6 14,3 8 19,0 28 66,7 42 100

8 5 11,9 5 11,9 32 76,2 42 100

9 5 11,9 5 11,9 32 76,2 42 100

10 3 7,1 4 9,5 35 83,3 42 100

Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS Tabel 4.7 menunjukkan bahwa :

a. Pada pertanyaan pertama, dari 42 responden, 31 responden (73,8%) menyatakan bahwa pengawasan di tempat kerja sangat penting. Sedangkan sebanyak 7 responden (16,7%) menyatakan bahwa pengawasan ditempat kerja adalah penting dan 4 responden (9,5%) menyatakan bahwa pengawasan tidak penting.

b. Pada pertanyaan kedua, dari 42 responden, 31 responden (73,8%) menyatakan bahwa pengawasan dilakukan setiap saat. Sedangkan sebanyak 8 responden (19%) menyatakan bahwa pengawasan dilakukan kadang-kadang dan 3 responden (7,1%) menyatakan bahwa pengawasan tidak pernah dilakukan.

c. Pada pertanyaan ketiga, dari 42 responden, 34 responden (81%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan sangat objektif.


(55)

Sedangkan sebanyak 5 responden (11,9%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan objektif dan 3 responden (7,1%) menyatakan bahwa pengawasan dilakukan tidak objektif.

d. Pada pertanyaan keempat, dari 42 responden, 27 responden (64,3%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan sangat fleksibel (tidak terlalu ketat). Sedangkan sebanyak 10 responden (23,8%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan fleksibel dan 5 responden (11,9) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan sangat tidak fleksibel. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar supervisor telah menerapkan pengawasan yang fleksibel.

e. Pada pertanyaan kelima, dari 42 responden, 29 responden (69%) menyatakan bahwa mereka menyerahkan laporan pada setiap akhir bulan yaitu tanggal 30 atau tanggal 31. Sedangkan sebanyak 9 responden (21,4 %) menyatakan bahwa mereka menyerahkan laporan bulanan pada tanggal 1-3 bulan berikutnya dan 4 orang responden (9,5%) menyatakan bahwa mereka menyerahkan laporan tanggal 5 s/d 10 bulan berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan telah memberikan laporan sesuai dengan ketentuan perusahaan yaitu stiap akhir bulan, namun tetap ada yang tidak mematuhinya.

f. Pada pertanyaan keenam, dari 42 responden, 35 responden (83,3%) menyatakan bahwa atasan berdiskusi dengan mereka ketika menghadapi pekerjaan yang sulit. Sedangkan sebanyak 4 responden (9,5%) menyatakan bahwa atasan berdiskusi dengan mereka ketika menghadapi


(56)

pekerjaan yang sederhana dan 3 responden (7,1%) menyatakan bahwa atasan berdiskusi dengan mereka ketika menghadapi pekerjaan yang sangat sederhana. Berdasarkan mayoritas jawaban responden dapat diketahui bahwa atasan melakukan hal yang tepat yaitu berdiskusi ketika bawahan menghadapi pekerjaan yang sulit.

g. Pada pertanyaan ketujuh, dari 42 responden, 28 responden (66,7%) menyatakan bahwa atasan mereka setiap saat memberikan teguran apabila responden tidak memenuhi standar kerja. Sedangkan selebihnya yaitu 8 orang (19%) menyatakan bahwa atasan kadang-kadang memberikan teguran, kadang-kadang tidak dan 6 orang (14,3%) menyatakan bahwa atasan tidak pernah memberikan teguran. Hal ini menunjukkan bahwa atasan telah memberikan teguran kepda bawahannya yang tidak memenuhi standar kerja.

h. Pada pertanyaan kedelapan, seluruh responden yaitu sebanyak 42 orang, 32 responden (76,2%) menyatakan setuju bahwa pengawasan berpengaruh terhadap kualitas kerja mereka, sedangkan masing-masing 5 orang (11,9%) menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kerja mereka tergantung pada tingkat pengawasan yang diterapkan.

i. Pada pertanyaan kesembilan, dari 42 responden, 32 responden (76,2%) menyatakan bahwa atasan membimbing mereka dengan memaparkan cara menyelesaikan pekerjaan dengan praktis. Sedangkan sebanyak 5 responden (11,9%) menyatakan bahwa atasan membimbing mereka


(57)

dengan memperbaiki kesalahan yang mereka lakukan dan 5 responden (11,9%) menyatakan membiarkan mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar para atasan responden mengutamakan tindakan untuk mencegah terjadinya kesalahan pada waktu bekerja.

j. Pada pertanyaan kesepuluh, dari 42 responden, 35 responden (83,3%) menyatakan bahwa atasan mengamati responden pada saat melakukan pekerjaan. Sedangkan sebanyak 4 responden (9,5%) menyatakan bahwa atasan mengamati responden sebelum melakukan pekerjaan dan 3 responden (7,1%). Hal ini menunjukkan bahwa para atasan memilih untuk melakan pengawasan pada saat pekerjaan dilakukan.

Didalam penelitian ini penulis membahas dan menganalisis jawaban-jawaban dari responden yang menyangkut pertanyaan tentang efisiensi kerja dan persentase jawaban responden tersebut yang disajikan pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Pendapat Responden Tentang Efisiensi Kerja

Pertanyaan Jawaban C Kurang Baik Jawaban B Baik Jawaban A Sangat Baik Total

F % F % F % F %

1 4 9,5 5 11,9 33 78,6 42 100

2 3 7,1 7 16,7 32 76,2 42 100

3 6 14,3 4 9,5 32 76,2 42 100

4 5 11,9 10 23,8 27 64,3 42 100

5 0 0 0 0 42 100 42 100

6 4 9,5 6 14,3 34 81 42 100

7 0 0 12 48,9 35 83,3 42 100

8 0 0 3 7,1 39 92,9 42 100

9 1 2,4 8 19 33 78,6 42 100

10 2 4,8 5 11,9 33 23,3 42 100


(58)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa :

a. Pada pertanyaan pertama, dari 42 responden, 33 responden (78,6%) menyatakan bahwa jadwal kerja yang diberikan atasan mereka sangat baik. Sedangkan sebanyak 5 responden (11,9%) menyatakan bahwa jadwal kerja yang diberikan atasan mereka baik dan 4 responden (9,5%) menyatakan bahwa jadwal kerja yang diberikan atasan mereka tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa jadwal kerja yang diberikan atasan baik dan sesuai dengan keinginan responden.

b. Pada pertanyaan kedua, dari 42 responden, 32 responden (76,2%) menyatakan bahwa mereka selalu mengikuti prosedur yang diberikan atasan mereka. Sedangkan sebanyak 7 responden (16,7%) menyatakan bahwa mereka kadang-kadang mengikuti prosedur yang diberikan atasan dan 3 responden (7,1%) lagi tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mematuhi para atasan mereka untuk menjalankan prosedur kerja yang telah ditetapkan perusahaan.

c. Pada pertanyaan ketiga, dari 42 responden, 32 responden (76,2%) menyatakan bahwa mereka selalu diberikan pengarahan oleh atasan mereka. Sedangkan sebanyak 4 responden (9,5%) menyatakan bahwa atasan mereka kadang-kadang memberikan pengarahan kepada mereka dan 6 responden (14,3%) lagi tidak pernah.

d. Pada pertanyaan keempat dari 42 responden, 27 responden (64,3%) menyatakan bahwa mereka membutuhkan waktu sekitar 3-4 minggu untuk mencapai standar/target kerja yang telah ditetapkan. Sedangkan


(59)

sebanyak 10 responden (23,8%) menyatakan bahwa mereka membutuhkan waktu sekitar 1-2 minggu, dan selebihnya yaitu sebanyak 5 orang (11,9%) membutuhkan waktu lebih dari 4 minggu untuk mencapai target/ standar kerja yang telah ditetapkan perusahaan. e. Pada pertanyaan kelima, seluruh responden setuju bahwa efisisiensi

kerja berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

f. Pada pertanyaan keenam, dari 42 responden, 34 responden (81%) menyatakan bahwa mereka diberikan fasilitas yang mendukung pekerjaannya. Sedangkan sebanyak 6 responden (14,3%) menyatakan bahwa mereka kadang-kadang diberikan fasilitas yang mendukung pekerjaannya dan 4 responden (4,8%) tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa kantor/perusahaan telah memberikan fasilitas kepada karyawan untuk mendukung pekerjaan karyawan.

g. Pada pertanyaan ketujuh, 35 responden (83,3%) menggunakan peralatan dikantor untuk mengerjakan sesuai dengan kebutuhan dan 12 responden (48,9%) mengerjakan tugas rekannya.

h. Pada pertanyaan kedelapan, dari 42 responden, 39 responden (92,9%) menyatakan bahwa pekerjaan mereka sesuai dengan target. Sedangkan sebanyak 3 responden (7,1%) menyatakan bahwa pekerjaan mereka diatas target yang telah ditetapkan.

i. Pada pertanyaan kesembilan, dari 42 responden, 33 responden (78,6%) menyatakan bahwa perhatian atasan mereka terhadap efisiensi sangat baik. Sedangkan sebanyak 8 responden (19%) menyatakan bahwa


(60)

perhatian atasan mereka baik terhadap efisiensi kerja dan 1 responden (2,4%) tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa atasan-atasan mereka telah memberikan perhatian terhadap efisiensi kerja yang ada pada perusahaan tersebut.

j. Pada pertanyaan kesepuluh, dari 42 responden, 35 responden (83,3%) menyatakan bahwa atasan selalu berusaha meningkatkan efisiensi kerja. Sedangkan sebanyak 5 responden (11,9%) menyatakan bahwa atasan kadang-kadang berusaha meningkatkan efisiensi kerja dan 2 responden (4,8%) tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa atasan-atasan mereka telah berusaha untuk meningkatkan efisiensi kerja.

D. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja yang dilakukan PT. Bintang Cosmos Medan. Model persamaan dari regresi linear sederhana yang digunakan pada penelitian ini adalah: Y = a + bX.

Hasil perhitungan regresi linear sederhana yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.00 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini:


(61)

Tabel 4.9

Hasil perhitungan Regresi Linear Sederhana

Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa:

1. Hasil perhitungan pada Tabel 4.9 diperoleh nilai konstanta (a) sebesar 21,389 satuan dan nilai b sebesar 0,511 satuan sehingga persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh adalah: Y = 21,389 + 0,511X.

2. Koefisien regresinya sebesar 0,511 satuan menyatakan bahwa jika pengawasan yang diterapkan pada perusahaan didasarkan pada konsep menetapkan standar, mengukur kinerja, membandingkan kinerja dengan standar dan menentukan kebutuhan tindakan korektif sebesar 1 satuan akan mempengaruhi minat beli konsumen sebesar 0,511 satuan.

E. Koefisien Determinan (R2)

Uji R Square (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja yang dilakukan PT Bintang Cosmos Medan dapat dilihat melalui koefisien determinan (R2) dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.00 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini:

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 21.389 4.475 5.196 .000

Pengawasan .511 .098 .540 5.331 .000 1.000 1.000 a. Dependent Variable : Efisiensi_Kerja


(62)

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan R Square (R2) Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .561a .315 .303 3.27348

a. Predictors: (Constant), Pengawasan Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai R Square (R2) adalah 0,315 atau 31,5%. Nilai sebesar 31,5% menunjukkan pengawasan (X) dalam mempengaruhi efisiensi kerja (Y) yang dilakukan PT Bintang Cosmos Medan sebesar 31,5% sedangkan selebihnya sebesar 68,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti faktor motivasi, gaya kepemimpinan, pelatihan kerja dan kinerja karyawan.

F. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang ditetapkan pada penelitian ini adalah hipotesi menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pengawasan terhadap efisiensi kerja yang dilakukan PT Bintang Cosmos Medan. Perhitungan pada Tabel 4.9 diperoleh nilai thitung sebesar 5,331 sedangkan ttabel pada tingkat signifikan (α) 5% dan df = 42-2 = 40 adalah sebesar 1,684 satuan maka hipotesis yang menyatakan: “Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efisiensi Kerja yang dilakukan PT. Bintang Cosmos Medan” dapat diterima.


(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada pengaruh positif dan signifikan antara pengawasan dengan efisiensi kerja yang dilakukan PT Bintang Cosmos Medan yang dapat dilihat dari nilai thitung 5,331 > nilai ttabel 1,684.

2. Nilai koefisien determinan (R2) yang diperoleh adalah sebesar 0,315 satuan atau 31,5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel penelitian pengawasan memberikan kontribusi sebesar 31,5% terhadap variabel efisiensi kerja, sedangkan selebihnya yaitu sebesar 68,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti seperti seperti faktor motivasi, gaya kepemimpinan, pelatihan kerja dan kinerja karyawan.


(64)

B. Saran

1. Pihak manajemen PT Bintang Cosmos Medan hendaknya meningkatkan penerapan pengawasan sehingga efisiensi kerja lebih meningkat lagi untuk membantu terwujudnya hal yang menjadi sasaran atau tujuan perusahaan dengan cara atasan berdiskusi dengan karyawan ketika karyawan menghadapi pekerjaan yang sulit dan atasan mengawasi karyawan pada saat karyawan melakukan pekerjaan.

2. Penelitian ini hanya menyangkut tentang pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja sehingga sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dilakukan penambahan variabel lainnya seperti motivasi, gaya kepemimpinan, pelatihan kerja dan kinerja karyawan.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Produksi. Jakarta: LPFE – UI.

Handoko, T. Hani. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-9.Yogyakarta: BPFE – UGM.

Hasibuan, Malayu P. 1996. Manajemen : Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta : PT Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu P. 2006. Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta : PT Bumi Aksara

Sedarmayanti. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Mandar Maju

Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara

Sukanto, Reksohadiprojo (2000), Dasar-Dasar Manajemen, Edisi ke-5, Yogyakarta, BPFE - UGM

Suprihanto, Jhon (1998), Penelitian Kinerja dan Pembangunan Karyawan, Yogyakarta, BPFE - UGM


(66)

LAMPIRAN I

Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

2010

KUESIONER

(Ditujukan kepada karyawan PT. Bintang Cosmos)

A. UMUM

Responden yang terhormat,

Pertanyaan dibawah ini hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Kami mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan kondisi pekerjaan di lapangan, menjunjung tinggi kejujuran, dan tanpa ada intervensi dari pihak manapun.

B. Identitas responden

Nama : (boleh dikosongkan)

Umur :

Jenis kelamin : Pendidikan : Lama Bekerja : Jabatan : C. Keterangan

Pertanyaan yang ada hanya dijawab dengan membubuhkan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapat Saudara/i dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Sebelum dan sesudahnya Saya ucapkan terimakasih.


(67)

Pertanyaan tentang pengawasan sebagai variabel bebas (X) a. Pertanyaan yang terkait dengan metode pengawasan

1. Menurut Anda seberapa pentingkah pengawasan di tempat kerja ? a. Sangat penting

b. Penting c. Tidak penting

2. Bagaimana intensitas pengawasan yang dilakukan atasan Anda? a. Setiap saat

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

3. Pengawasan yang dilakukan objektif (sesuai dengan sasaran) a. Sangat objektif

b. Objektif c. Tidak objektif

4. Pengawasan yang dilakukan atasan fleksibel (tidak terlalu ketat) a. Sangat Fleksibel

b. Fleksibel

c. Sangat tidak fleksibel (terlalu ketat)

5. Kapankah Anda menyerahkan laporan bulanan kepada atasan saudara? a. Setiap akhir bulan (tanggal 30 atau 31)

b. Setiap tanggal 1 s/d 3 bulan berikutnya c. Setiap tanggal 5 s/d 10 bulan berikutnya b. Pertanyaan yang terkait dengan sifat pengawasan

6. Atasan selalu berdiskusi dengan Anda ketika ….. a. Menghadapi pekerjaan yang sulit

b. Menghadapi pekerjaan yang sederhana c. Menghadapi pekerjaan yang sangat sederhana

7. Atasan Anda memberikan teguran / sanksi apabila Anda tidak memenuhi standar kerja

a. Setiap saat b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

8. Pengawasan berpengaruh terhadap kualitas kerja Anda a. Setuju

b. Ragu-Ragu c. Tidak setuju

9. Atasan membimbing Anda dengan cara

a. Memaparkan cara menyelesaikan pekerjaan dengan praktis b. Memperbaiki kesalahan yang Anda lakukan

c. Membiarkan Anda bekerja sendiri 10.Atasan mengamati Anda …..

a. Sebelum melakukan pekerjaan b. Pada saat melakukan pekerjaan c. Setelah selesai melakukan pekerjaan


(68)

Pertanyaan tentang Efisiensi Kerja sebagai variabel terikat (Y) a. Pertanyaan yang terkait dengan waktu

1. Menurut pendapat Anda bagaimanakah jadwal kerja yang diberikan pimpinan Anda?

a. Sangat baik b. Baik c. Tidak baik

2. Saudara mengikuti prosedur / jadwal kerja yang diberikan atasan Anda a. Setiap saat

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

3. Anda diberikan pengarahan oleh atasan atas pekerjaan Anda a. Setiap saat

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

4. Berapakah waktu yang Anda butuhkan dalam mencapai standar/target kerja yang telah ditetapkan?

a. 1-2 minggu b. 3-4 minggu

c. Lebih dari empat minggu d.

b. Pertanyaan yang terkait dengan cara kerja dan cara mengerjakan dengan memperhatikan kuantitas

5. Efisiensi kerja berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan a. Setuju

b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

6. Anda diberikan fasilitas yang mendukung pekerjaan Anda a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

7. Saudara menggunakan peralatan dikantor untuk

a. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan b. Mengerjakan tugas rekan Saudara

c. Mengerjakan tugas sambil chatting & main games

8. Pekerjaan Saudara dibandingkan dengan standard/target yang ditentukan oleh perusahaan.

a. Diatas target b. Sesuai target c. Dibawah target

9. Bagaimana perhatian atasan terhadap efisiensi kerja karyawan a. Sangat baik

b. Baik c. Tidak baik


(69)

10.Apakah atasan Saudara selalu berusaha meningkatkan efisiensi kerja a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah


(1)

B. Saran

1. Pihak manajemen PT Bintang Cosmos Medan hendaknya meningkatkan

penerapan pengawasan sehingga efisiensi kerja lebih meningkat lagi untuk

membantu terwujudnya hal yang menjadi sasaran atau tujuan perusahaan

dengan cara atasan berdiskusi dengan karyawan ketika karyawan menghadapi

pekerjaan yang sulit dan atasan mengawasi karyawan pada saat karyawan

melakukan pekerjaan.

2. Penelitian ini hanya menyangkut tentang pengaruh pengawasan terhadap

efisiensi kerja sehingga sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dilakukan

penambahan variabel lainnya seperti motivasi, gaya kepemimpinan, pelatihan


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Produksi. Jakarta: LPFE – UI.

Handoko, T. Hani. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-9.Yogyakarta: BPFE – UGM.

Hasibuan, Malayu P. 1996. Manajemen : Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta : PT Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu P. 2006. Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta : PT Bumi Aksara

Sedarmayanti. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Mandar Maju

Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara

Sukanto, Reksohadiprojo (2000), Dasar-Dasar Manajemen, Edisi ke-5, Yogyakarta, BPFE - UGM

Suprihanto, Jhon (1998), Penelitian Kinerja dan Pembangunan Karyawan, Yogyakarta, BPFE - UGM


(3)

LAMPIRAN I

Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

2010

KUESIONER

(Ditujukan kepada karyawan PT. Bintang Cosmos)

A. UMUM

Responden yang terhormat,

Pertanyaan dibawah ini hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Kami mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan kondisi pekerjaan di lapangan, menjunjung tinggi kejujuran, dan tanpa ada intervensi dari pihak manapun.

B. Identitas responden

Nama : (boleh dikosongkan)

Umur :

Jenis kelamin : Pendidikan : Lama Bekerja : Jabatan :

C. Keterangan

Pertanyaan yang ada hanya dijawab dengan membubuhkan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapat Saudara/i dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Sebelum dan sesudahnya Saya ucapkan terimakasih.


(4)

Pertanyaan tentang pengawasan sebagai variabel bebas (X) a. Pertanyaan yang terkait dengan metode pengawasan

1. Menurut Anda seberapa pentingkah pengawasan di tempat kerja ? a. Sangat penting

b. Penting c. Tidak penting

2. Bagaimana intensitas pengawasan yang dilakukan atasan Anda? a. Setiap saat

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

3. Pengawasan yang dilakukan objektif (sesuai dengan sasaran) a. Sangat objektif

b. Objektif c. Tidak objektif

4. Pengawasan yang dilakukan atasan fleksibel (tidak terlalu ketat) a. Sangat Fleksibel

b. Fleksibel

c. Sangat tidak fleksibel (terlalu ketat)

5. Kapankah Anda menyerahkan laporan bulanan kepada atasan saudara? a. Setiap akhir bulan (tanggal 30 atau 31)

b. Setiap tanggal 1 s/d 3 bulan berikutnya c. Setiap tanggal 5 s/d 10 bulan berikutnya

b. Pertanyaan yang terkait dengan sifat pengawasan 6. Atasan selalu berdiskusi dengan Anda ketika …..

a. Menghadapi pekerjaan yang sulit b. Menghadapi pekerjaan yang sederhana c. Menghadapi pekerjaan yang sangat sederhana

7. Atasan Anda memberikan teguran / sanksi apabila Anda tidak memenuhi standar kerja

a. Setiap saat b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

8. Pengawasan berpengaruh terhadap kualitas kerja Anda a. Setuju

b. Ragu-Ragu c. Tidak setuju

9. Atasan membimbing Anda dengan cara

a. Memaparkan cara menyelesaikan pekerjaan dengan praktis b. Memperbaiki kesalahan yang Anda lakukan

c. Membiarkan Anda bekerja sendiri 10.Atasan mengamati Anda …..

a. Sebelum melakukan pekerjaan b. Pada saat melakukan pekerjaan c. Setelah selesai melakukan pekerjaan


(5)

Pertanyaan tentang Efisiensi Kerja sebagai variabel terikat (Y) a. Pertanyaan yang terkait dengan waktu

1. Menurut pendapat Anda bagaimanakah jadwal kerja yang diberikan pimpinan Anda?

a. Sangat baik b. Baik c. Tidak baik

2. Saudara mengikuti prosedur / jadwal kerja yang diberikan atasan Anda a. Setiap saat

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

3. Anda diberikan pengarahan oleh atasan atas pekerjaan Anda a. Setiap saat

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

4. Berapakah waktu yang Anda butuhkan dalam mencapai standar/target kerja yang telah ditetapkan?

a. 1-2 minggu b. 3-4 minggu

c. Lebih dari empat minggu d.

b. Pertanyaan yang terkait dengan cara kerja dan cara mengerjakan dengan memperhatikan kuantitas

5. Efisiensi kerja berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan a. Setuju

b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

6. Anda diberikan fasilitas yang mendukung pekerjaan Anda a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

7. Saudara menggunakan peralatan dikantor untuk

a. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan b. Mengerjakan tugas rekan Saudara

c. Mengerjakan tugas sambil chatting & main games

8. Pekerjaan Saudara dibandingkan dengan standard/target yang ditentukan oleh perusahaan.

a. Diatas target b. Sesuai target c. Dibawah target

9. Bagaimana perhatian atasan terhadap efisiensi kerja karyawan a. Sangat baik

b. Baik c. Tidak baik


(6)

10.Apakah atasan Saudara selalu berusaha meningkatkan efisiensi kerja a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah