Hubungan Antara Jumlah Anggota Dalam Keluarga Dengan Pendapatan Anyaman Hubungan Antara Pengalaman Menganyam Dengan Pendapatan Anyaman

5.3.1 Hubungan Antara Jumlah Anggota Dalam Keluarga Dengan Pendapatan Anyaman

Untuk melihat hubungan jumlah anggota dalam keluarga dengan pendapatan anyaman, dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14. Hubungan Jumlah Anggota Dalam Keluarga Dengan Pendapatan Anyaman Correl ations 1.000 -.057 . .763 30 30 -.057 1.000 .763 . 30 30 Pearson Correlation Sig. 2-tailed N Pearson Correlation Sig. 2-tailed N jumlah anggota dalam keluarga pendapatan anyaman jumlah anggot a dalam keluarga pendapatan anyaman Dari tabel 14 diperoleh hasil analisis korelasi sederhana r antara jumlah anggota dalam keluarga dengan pendapatan anyaman adalah sebesar 0,057. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat rendah antara kedua variabel tersebut, seperti halnya menurut Sugiyono 2007 dalam Priyatno, D2008 yang menyatakan bahwa pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi berkisar antara 0,00 sd 0,199 adalah sangat rendah hubungannya terhadap kedua variabel, ini artinya hipotesis 2 ditolak. Sedangkan arah hubungan adalah negatif karena nilai r negatif, berarti semakin banyak jumlah anggota dalam keluarga maka semakin menurun jumlah pendapatan atau sebaliknya. Hal ini sesuai teori dari Supriana. T2008 yang menyatakan bahwa nilai koefisien korelasi akan negatif apabila salah satu variabel memiliki hubungan yang bertolak belakang dengan variabel lainnya. Atau dengan kata lain apabilai nilai suatu variabel naik maka nilai variabel lainnya turun. Universitas Sumatera Utara Hipotesis 2 ditarik dari teori Soekartawi,dkk 1993 bahwa jumlah anggota keluarga yang besar seharusnya memberikan dorongan yang kuat untuk berusaha secara intensif dengan menerapkan teknologi baru sehingga akan meningkatkan pendapatan, namun hasil penelitian bertolak belakang dengan teori Soekartawi,dkk 1993.

5.3.2 Hubungan Antara Pengalaman Menganyam Dengan Pendapatan Anyaman

Untuk melihat hubungan antara pengalaman menganyam dengan pendapatan anyaman, dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15. Hubungan Antara Pengalaman Menganyam Dengan Pendapatan Anyaman Correlations 1.000 -.070 . .712 30 30 -.070 1.000 .712 . 30 30 Pearson Correlation Sig. 2-tailed N Pearson Correlation Sig. 2-tailed N pengalaman menganyam pendapatan anyaman pengalaman menganyam pendapatan anyaman Dari tabel 15 diperoleh hasil analisis korelasi sederhana r antara pengalaman menganyam dengan pendapatan anyaman adalah sebesar 0,070. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat rendah antara kedua variabel tersebut, seperti halnya menurut Sugiyono 2007 dalam Priyatno, D2008 yang menyatakan bahwa pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi berkisar antara 0,00 sd 0,199 adalah sangat rendah hubungannya antara kedua variabel, ini artinya hipotesis 2 ditolak. Universitas Sumatera Utara Sedangkan arah hubungan adalah negatif karena nilai r negatif, berarti semakin tinggi pengalaman menganyam maka semakin menurun jumlah pendapatan. Hal ini sesuai teori dari Supriana. T2008 yang menyatakan bahwa nilai koefisien korelasi akan negatif apabila salah satu variabel memiliki hubungan yang bertolak belakang dengan variabel lainnya. Atau dengan kata lain apabilai nilai suatu variabel naik maka nilai variabel lainnya turun. Hipotesis 2 ditarik dari teori Sumantri,dkk 2004 bahwa pengalaman akan membantu para petani dalam mengambil keputusan usahataninya. Semakin lama pengalaman yang dimiliki oleh petani maka petani tersebut akan cendrung memiliki tingkat keterampilan yang tinggi. Pengalaman bertani yang dimiliki oleh petani juga akan mendukung keberhasilan dalam usaha tani Sumantri,dkk. 2004. Namun teori ini ditolak karena tidak sesuai dengan hasil penelitian.

5.3.3 Hubungan Antara Modal Dengan Pendapatan Anyaman