dimaksud disini adalah kebutuhan keluarga akan makanan, kesehatan, pakaian, pendidikan anak, kebutuhan pribadi, pembelian barang berharga dan kegiatan
sosial. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kontribusi Pengrajin Anyaman Tikar Terhadap Kehidupan Ekonomi
Keluarga Perbulan Berdasarkan Status Perkawinan Tahun 2000
No Jenis
Pekerjaan Suami
Janda Gadis
F Penghasilan
SuamiOrang Tua Rp
Penghasilan Pengrajin
Rp Jumlah Rp
Sumbangan Pengrajin
Terhadap Penghasilan
Keluarga 1
Pedagang 3
250.000 90.000
340.000 26,47
2 Petani
Tambak 8
150.000 100.000
250.000 40,00
3 Petani
4 100.000
100.000 200.000
50,00 4
Penggarap 3
300.000 75.000
375.000 20,00
5 Tukang
2 150.000
100.000 250.000
40,00 6
Lain-lain Janda
8 -
125.000 125.000
100,00 7
- Gadis
2 150.000
90.000 240.000
37,50 Jumlah
30 1.100.000
680.000 1.780.000
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa kontribusi anyaman tikar tertinggi adalah 100, karena sumbangan dari penghasilan anyaman tikar merupakan satu-satunya mata
pencarian keluarga. Sedangkan sumbangan dari penghasilan anyaman tikar terendah adalah 20. Persentase dari sumbangan anyaman tersebut memiliki
kriteria yang dapat diklasifikasikan melalui penjelasan Soehadji 1992 dalam Noeferdiman dan Novra 2001 bahwa suatu usaha dapat dikatakan cabang usaha
apabila kontribusinya terhadap pendapatan keluarga bekisar antara 30-70, apabila kontribusinya lebih kecil dari 30 maka berupa usaha sambilan, dan jika
kontribusinya berkisar antara 70-100 tergolong usaha pokok Noeferdinan dan Novra, 2001.
2.2 Landasan Teori
Penghasilan setiap orang berbeda satu sama lainnya, begitu juga dengan pengeluaran yang mana setiap orang memiliki pengeluaran yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Penghasilan mengandung arti produksi barang-barang yang akan ditawarkan, sedangkan kemampuan untuk membeli barang-barang ditentukan oleh penerimaan
sesungguhnya atas pendapatan perseorangan Kadariah, 1984.
Kontribusi yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa
besar sumbangan dari penerimaan usaha anyaman terhadap total pendapatan keluarga penganyam, maka dibandingkan antara realisasi penerimaan usaha
anyaman terhadap total pendapatan keluarga penganyam. Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi menurut Nugroho Budiyuwono 1995 dalam
Ardhiyansyah 2005 adalah sebagai berikut :
Dimana : Pn = Kontribusi industri rumah tangga anyaman pandan perbulan.
Qx n = Jumlah penerimaan dari industri rumah tangga anyaman pandan Rupiah perbulan.
Qy n = Jumlah penerimaan industri rumah tangga anyaman pandan dan usaha lain total pendapatan keluarga Rp perbulan.
Dengan analisis ini maka diketahui besarnya kontribusi pendapatan dari industri anyaman pandan terhadap total pendapatan keluarga penganyam. Dengan
membandingkan hasil analisis tersebut maka dapat diketahui kontribusi yang terbesar dan yang terkecil Ardhiyansyah, 2005.
Tingkat pendapatan pengrajin anyaman pandan sangat dipengaruhi oleh keadaan musim. Apabila cuaca buruk terus menerus maka daun pandan cepat rapuh dan
Pn = 100
x Qy
Qx
n n
Universitas Sumatera Utara
mudah patah, akibatnya produksi tikar menurun, namun penganyam akan melakukan usaha di luar menganyam tikar usaha tambahan lain yang dapat
menambah penghasilan. Selain faktor diatas, pemanfaatan waktu kerja produktifitas kerja sangat mempengaruhi tingkat pendapatan pengrajin.
Produktifitas kerja yang semakin tinggi menunjukkan bahwa kerajinan anyaman tikar sangat membantu perekonomian rumah tangga pengrajin. Sebaliknya, jika
tingkat produktifitas kerja rendah, menunjukkan bahwa bekerja sebagai pengrajin anyaman tikar bukanlah untuk memenuhi kebutuhan pendapatan utama dalam
keluarga Fitriana, 2000.
Penerimaan dari usaha anyaman pandan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
TR = Y. Py dimana, TR = total penerimaan
Y = produksi yang diperoleh dari anyaman pandan Py = harga Y
Pendapatan anyaman pandan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya, jadi :
Pd = TR – TC
Dimana, Pd : Pendapatan anyaman pandan Rp
TR : total penerimaan Rp
TC : total biaya Rp
Soekartawi, 1995
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan bersih suatu usaha anyaman mengukur imbalan yang diperoleh keluarga penganyam dari penggunaan faktor-faktor produksi. Barangkali ukuran
yang sangat berguna untuk menilai penampilan usaha anyaman pandan adalah penghasilan bersih anyaman pandan. Angka ini diperoleh dari pendapatan bersih
anyaman pandan dengan mengurangkan biaya produksi. Ukuran ini menggambarkan penghasilan yang diperoleh dari anyaman pandan untuk
keperluan keluarga dan merupakan imbalan terhadap semua sumberdaya milik keluarga yang dipakai di dalam usaha anyaman pandan Soekartiwi, 1986.
Dalam suatu usaha dikenal dua macam biaya, yaitu biaya tunai atau biaya yang dibayarkan dan biaya tidak tunai atau biaya yang tidak dibayarkan. Biaya yang
dibayarkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga, dan biaya untuk pembelian input produksi Daniel, 2002.
Penyusutan merupakan bagian dari biaya yang harus dihitung untuk memperoleh pendapatan bersih dari suatu usaha. Dalam penelitian ini penyusustan yang
diamati adalah peralatan menganyam, dan cara yang digunakan adalah dengan menggunakan metode garis lurus straight-line method, yaitu pembagian nilai
awal setelah dikurangi nilai akhir oleh waktu pemakaian expected life dengan formula sebagai berikut :
D =
WP HAk
- HAw
Dimana, D
= Depresiasi HAw = Biaya awal untuk alat anyaman
HAk = Nilai akhir alat anyaman WP
= Umur ekonomis Prawirokusumo, 1990.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang berada dalam manajemen rumah tangga selain kepala keluarga. Hal ini akan berpengaruh
terhadap pola produksi dan konsumsi petani serta mengakibatkan perbedaan produksi dan pendapatan Sahara,dkk. 2004.
Tanggungan keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia yang dimimiliki oleh petani, terutama yang berusia produktif dan ikut membantu dalam
usahatani. Tanggungan keluarga juga dapat menjadi beban hidup bagi keluarga apabila tidak aktif bekerja Syafrudin. 2003.
Ada hubungan yang searah antara koefisien keengganan petani terhadap resiko dengan jumlah anggota keluarga. Keadaan demikian sangat beralasan, karena
tuntutan kebutuhan uang tunai rumah tangga yang besar, sehingga petani harus hati-hati dalam bertindak khususnya berkaitan dengan cara-cara baru yang
senantiasa berisiko tinggi. Kegagalan petani dalam menjalani usahanya akan sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Jumlah anggota
keluarga yang besar seharusnya memberikan dorongan yang kuat untuk berusaha secara intensif dengan menerapkan teknologi baru sehingga akan meningkatkan
pendapatan petani Soekartawi, dkk. 1993.
Pengalaman bertani akan membantu para petani dalam mengambil keputusan usahataninya. Semakin lama pengalaman yang dimiliki oleh petani maka petani
tersebut akan cendrung memiliki tingkat keterampilan yang tinggi. Pengalaman bertani yang dimiliki oleh petani juga akan mendukung keberhasilan dalam usaha
tani Sumantri,dkk. 2004.
Universitas Sumatera Utara
Orang perlu belajar untuk membuat perkiraan realistis mengenai pekerjaan apa saja yang dapat atau tidak dapat dikerjakan. Orang akan mempelajari dari
pengalaman mengerjakan pekerjaan yang sama atau serupa pada masa lalu dan tafsiran mereka mengenai pengalaman tersebut. Belajar dengan cara mengamati
pengalaman orang lain juga sangat penting karena merupakan cara yang jauh lebih baik untuk mengambil keputusan dari pada mengelola sendiri semua
informasi yang ada Ban dan Hawkins. 2003.
Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam melakukan usahanya adalah terbatasnya sumber modal di pedesaan, terutama untuk pengadaan saprodi,
termasuk upah tenaga kerja. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan menyediakan modal usaha di pedesaan sehingga perlu dikelola untuk menunjang
pembentukan modal dan meningkatkan produksi serta pendapatan usahatani. Prasetyo dkk. 2008.
Selisih antara pendapatan kotor usaha anyaman dan pengeluaran total usaha anyaman disebut pendapatan bersih anyaman. Pendapatan bersih suatu usaha
mengukur imbalan yang diperoleh keluarga penganyam dari penggunaan faktor- faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman
yang diiventasikan kedalam usaha anyaman. Pendapatan kotor adalah nilai produk total usaha anyaman, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pengeluaran total
usaha anyaman adalah nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga penganyam
Soekartawi dkk. 1984.
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan keluarga penganyam adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha di luar menganyam ditambah dengan pendapatan rumahtangga yang berasal
dari menganyam. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki penganyam. Pendapatan yang rendah
menyebabkan menurunnya investasi dan upaya pemupukan modal Soekartawi. 1993.
Analisis korelasi sederhana Bivariate Correlation digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang
terjadi. Sedangkan koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel, yakni nilai korelasi r berkisar antara
1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat. Sebaliknya, nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua
variabel semakin lemah. Nilai korelasi r positif menunjukan hubungan yang searah antara kedua variabel jika X naik maka Y naik dan nilai korelasi r
negatif menunjukkan hubungan terbalik antara kedua variabel jika X naik maka Y turun. Dan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut
Sugiyono 2007 dalam Priyatno. D 2008 adalah sebagai berikut : 0,00 – 0,199 = sangat rendah
0,20 – 0,399 = rendah 0,40 – 0,599 = sedang
0,60 – 0,799 = kuat 0,80 – 1,000 = sangat kuat
Priyatno. D. 2008.
Universitas Sumatera Utara
Korelasi didefinisikan sebagai tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Dan hubungan antara dua variabel disebut korelasi sederhana. Positif atau
negatifnya nilai koefisien korelasi merupakan tanda dari derajat keeratan antara kedua variabel. Nilai koefisien korelasi akan negatif apabila salah satu variabel
memiliki hubungan yang bertolak belakang dengan variabel lainnya. Atau dengan kata lain apabilai nilai suatu variabel naik maka nilai variabel lainnya turun. Nilai
koefisien korelasi akan positif jika hubungan kedua variabel searah atau dengan kata lain apabila nilai satu variabel naik maka variabel lainnya ikut naik, dan
sebaliknya jika satu variabel turun nilainya maka variabel lainnya ikut menurun Supriana, T. 2008.
2.3 Kerangka Pemikiran