Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan

5.8. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara

Lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.7. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009 Lama Rawatan Rata-Rata hari Mean SD Standard Deviation Coefisiens of Variation Minimum Maksimum 10,05 7,767 77,28 2 38 Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005-2009 adalah 10,05 hari, standard deviation 7,767 hari dan Coefficient of variation 77,28 10 yang menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara bervariasi dengan lama rawatan paling singkat 2 hari dan lama rawatan paling lama 38 hari.

5.9. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009 No Keadaan Sewaktu Pulang f 1 Pulang berobat jalan PBJ 102 65,4 2 Pulang atas permintaan sendiri PAPS 38 24,4 3 Meninggal 16 10,3 Jumlah 156 100 Berdasarkan tabel 5.8 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan keadaan Universitas Sumatera Utara sewaktu pulang, proporsi tertinggi adalah pulang berobat jalan yaitu 102 orang 65,4, pulang atas permintaan sendiri 38 orang 24,4, dan meninggal 16 orang 10,3. 5.10. Analisa Statistik 5.10.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik Proporsi umur penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkann Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009 No Stadium Klinik Umur Jumlah ≤40 tahun 40 tahun f f f 1 Stadium dini 13 28,3 33 71,7 46 100 2 Stadium lanjut 17 15,5 93 84,5 110 100 X 2 = 3,425 df = 1 p =0,064 Dari tabel 5.9 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 orang penderita kanker payudara stadium dini terdapat 13 orang 28,3 yang berumur ≤ 40 tahun dan 33 orang 71,7 yang berumur 40 tahun. Dari 110 orang penderita kanker payudara stadium lanjut terdapat 17 orang 15,5 yang berumur ≤ 40 tahun dan 93 orang 84,5 yang berumur 40 tahun. Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=0,064 p0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur dengan stadium klinik. Universitas Sumatera Utara

5.10.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Stadium Klinik

Proporsi jenis kelamin penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkann Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009 No Stadium Klinik Jenis Kelamin Jumlah Perempuan Laki-laki f f f 1 Stadium dini 44 95,7 2 4,3 46 100 2 Stadium lanjut 105 95,5 5 4,5 110 100 X 2 = 0,000 df = 1 p =1,000 Dari tabel 5.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 orang penderita kanker payudara stadium dini terdapat 44 orang 95,7 yang berjenis kelamin perempuan dan 2 orang 4,3 yang berjenis kelamin laki-laki. Dari 110 orang penderita kanker payudara stadium lanjut terdapat 105 orang 95,5 yang berjenis kelamin perempuan dan 5 orang 4,5 yang berjenis kelamin laki-laki. Terdapat sel expected count yang kurang dari 5 sehingga hasil uji Chi-square disertai dengan koreksi Yate continuity correction, maka diperoleh nilai p=1,000 p0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin dengan stadium klinik. Universitas Sumatera Utara

5.10.3. Pendidikan Berdasarkan Stadium Klinik

Proporsi pendidikan berdasarkan stadium klinik penderita kanker payudara di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Pendidikan Berdasarkan Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009 No Stadium Klinik Pendidikan Jumlah Rendah Menengah Tinggi f f f f 1 Stadium Dini 10 21,7 20 43,5 16 34,8 46 100 2 Stadium Lanjut 61 55,5 32 29,0 17 15,5 110 100 X 2 Dari tabel 5.11 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 orang penderita kanker payudara stadium dini terdapat 10 orang 21,7 pendidikan rendah, 20 orang 43,5 pendidikan menengah, dan 16 orang 34,8 pendidikan tinggi. Dari 110 orang penderita kanker payudara stadium lanjut terdapat 61 orang 55,5 pendidikan rendah, 32 orang 29,0 pendidikan menengah, dan 17 orang 15,5 pendidikan tinggi. = 15,884 df = 2 p=0,000 Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=0,000 p0,05. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara pendidikan dengan stadium klinik. Universitas Sumatera Utara 5.10.4. Stadium Klinik Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Proporsi stadium klinik berdasarkan penatalaksanaan medis penderita kanker payudara di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Stadium Klinik Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009 No Penatalaksanaan Medis Stadium Klinik Jumlah Dini Lanjut f f f 1 Operasi 11 20,8 42 79,2 53 100 2 Non-Operasi Kemoterapi 35 54,7 29 45,3 64 100 3 Operasi+ kemoterapi 39 100,0 39 100 X 2 = 37,800 df = 2 p =0,000 Dari tabel 5.12 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 orang penderita kanker payudara dengan penatalaksanaan medis operasi terdapat 11 orang 20,8 stadium dini dan 42 orang 79,2 stadium lanjut. Dari 64 orang penderita kanker payudara dengan penatalaksanaan medis non operasi kemoterapi terdapat 35 orang 54,7 stadium dini dan 29 orang 45,3 stadium lanjut. Dari 39 orang penderita kanker payudara dengan penatalaksanaan medis operasi dan kemoterapi 100 pada stadium lanjut. Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=0,000 p0,05. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara stadium klinik dengan penatalaksanaan medis. Universitas Sumatera Utara

5.10.5. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Stadium Klinik

Lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik penderita kanker payudara di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.13. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009 No. Stadium Klinik Lama Rawatan Rata-Rata hari n X SD 1 Stadium dini 46 5,24 2,609 2 Stadium lanjut 110 12,06 8,313 t = 5,448 df = 154 p =0,000 Dari tabel 5.13 di atas dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara stadium dini 5,24 hari dengan standar deviasi 2,609 dan untuk penderita kanker payudara stadium lanjut 12,06 hari dengan standar deviasi 8,313. Berdasarkan analisa statistik dengan uji t-test diperoleh p0,000 0,05. Hal ini menunjukkan ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik.

5.10.6. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita kanker payudara di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009 No Keadaan Sewaktu Pulang Stadium Klinik Jumlah Dini Lanjut f f f 1 PBJ 32 31,4 70 68,6 102 100 2 PAPS 14 36,8 24 63,2 38 100 3 Meninggal 16 100,0 16 100 X 2 = 7,854 df = 2 p =0,020 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.14 di atas dapat dilihat bahwa dari 102 orang penderita kanker payudara yang pulang berobat jalan terdapat 32 orang 31,4 stadium dini dan 70 orang 68,6 stadium lanjut. Dari 38 orang penderita kanker payudara yang pulang atas permintaan sendiri terdapat 14 orang 36,8 stadium dini dan 24 orang 63,2 stadium lanjut. Dari 16 orang penderita kanker payudara yang meninggal 100 pada stadium lanjut. Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=0,020 p0,05. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara stadium klinik dengan keadaan sewaktu pulang.

5.10.7. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita kanker payudara di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009 No Keadaan Sewaktu Pulang Penatalaksanaan Medis Jumlah Operasi Non- Operasi Operasi + kemoterapi f f f f 1 PBJ 40 39,2 27 26,5 35 34,3 102 100 2 PAPS 4 10,5 32 84,2 2 5,3 38 100 3 Meninggal 9 56,3 5 31,2 2 12,5 16 100 X 2 = 42,685 df = 4 p =0,000 Dari tabel 5.15 di atas dapat dilihat bahwa dari 102 orang penderita kanker payudara yang pulang berobat jalan terdapat 40 orang 39,2 dengan penatalaksanaan medis operasi, 27 orang 26,5 dengan kemoterapi, dan 35 orang Universitas Sumatera Utara 34,3 dengan operasi dan kemoterapi. Dari 38 orang penderita kanker payudara yang pulang atas permintaan sendiri terdapat 4 orang 10,5 dengan penatalaksanaan medis operasi, 32 orang 84,2 dengan kemoterapi, dan 2 orang 5,3 dengan operasi dan kemoterapi. Dari 16 orang penderita kanker payudara yang meninggal terdapat 9 orang 56,3 dengan penatalaksanaan medis operasi, 5 orang 31,2 dengan kemoterapi, dan 2 orang 12,5 dengan operasi dan kemoterapi. Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=0,000 p0,05. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara penatalaksanaan medis dengan keadaan sewaktu pulang. Universitas Sumatera Utara BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara dan Trend Kecenderungan Berdasarkan Tahun 2005-2009 Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa frekuensi kunjungan penderita kanker payudara cenderung mengalami penurunan. Penurunan frekuensi penderita kanker payudara dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 40 38 32 21 25 y = -4.7x + 45.3 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun F re kue ns i Gambar 6.1. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan dan Trend Kecenderungan Berdasarkan Tahun 2005- 2009 Berdasarkan gambar 6.1 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker payudara bervariasi tiap-tiap tahun. Penderita tertinggi ditemui pada tahun 2005 yaitu 40 orang dan terendah pada tahun 2008 yaitu 21 orang. Jumlah penderita kanker payudara mengalami penurunan sesuai dengan persamaan Y = 45,3 – 4,7x, frekuensi kasus menurun sebanyak 19 kasus dengan rasio penurunan 1,6 kali dan persentase penurunan kasus dari tahun 2005-2009 yaitu 37,50. Universitas Sumatera Utara Hal ini tidak berarti menandakan bahwa secara umum terjadi penurunan kasus, namun hanya menunjukkan penurunan jumlah kunjungan penderita kanker payudara di RS Haji Medan pada tahun 2005-2009.

6.2. Sosiodemografi Penderita Kanker Payudara

Hasil penelitian tentang karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 6.2.1. Umur Proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005- 2009 berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 19.2 80.8 40 t ahun ≤ 40 tahun Gambar 6.2. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Umur di RS Haji Medan Tahun 2005-2009 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 6.2 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker payudara berdasarkan umur adalah kelompok umur 40 tahun 80,8 dan terendah pada kelompok umur ≤40 tahun 19,2. Hal ini diduga karena pengaruh paparan hormonal estrogen yang lama serta paparan faktor risiko lain yang memerlukan waktu yang lama untuk dapat menginduksi terjadinya kanker payudara. Pada wanita 40 tahun hal ini dimungkinkan karena makin bertambahnya umur maka makin berkurang juga hormon progesteron yang mempunyai efek protektif terhadap terjadinya kanker payudara. Hasil penelitian Indriati 2009 di RS Kariadi Semarang dengan desain case control dimana wanita kelompok umur 40 tahun risikonya lebih tinggi dibandingkan dengan wanita kelompok umur ≤ 40 tahun. Kasus kanker payudara terbanyak ditemukan pada umur 40 tahun . 2 Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurmaya 2008 di RS St Elisabeth Medan dengan desain case series yang menemukan bahwa proporsi tertinggi penderita kanker payudara pada kelompok umur 40 tahun yaitu 74,8. 20 Universitas Sumatera Utara

6.2.2. Jenis Kelamin

Proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005- 2009 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 95.5 4,5 Perempuan Laki-laki Gambar 6.3. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di RS Haji Medan Tahun 2005-2009 Berdasarkan gambar 6.3 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker payudara berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan 85,5 dan terendah pada laki-laki 4,5. Menurut American Cancer Society 2008 terjadinya kanker payudara berhubungan dengan hormon estrogen dimana hormon tersebut terdapat pada wanita, hal ini menyebabkan proporsi penderita kanker payudara lebih tinggi pada wanita dibanding pada pria. Menurut RS Kanker Dharmais 2009 faktor pemicu kanker payudara pada pria tidak jauh berbeda dengan wanita seperti radiasi, merokok, obesitas dan sindroma klinefelter pada pria yaitu kondisi kromosom yang menyebabkan hormon testosteron lebih sedikit, sedangkan kadar hormon estrogen lebih tinggi, karena itu 8 Universitas Sumatera Utara penderita sindroma ini mengalami ginekomastia pembesaran payudara yang sifatnya jinak dan memiliki faktor resiko kanker payudara yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Juliana 2005 di RSUD Provinsi Riau Pekanbaru dengan desain case series yang menemukan proporsi penderita kanker payudara pada wanita 97,8 dan proporsi pada pria 2,2. 38 19

6.2.3. Suku

Proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005- 2009 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 57.1 19.2 9.6 7.7 6.4 Batak Jawa Aceh Melayu Minang Gambar 6.4. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Suku di RS Haji Medan Tahun 2005-2009 Berdasarkan gambar 6.4 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker payudara berdasarkan suku adalah Batak 57,1 dan terendah Minang 6,4. Hal ini tidak berarti bahwa suku dapat mempengaruhi atau berhubungan dengan terjadinya kanker payudara, namun hal ini kemungkinan karena penderita kanker Universitas Sumatera Utara payudara yang datang berobat dan di rawat inap di RS Haji Medan umumnya suku Batak. Hal ini sesuai dengan penelitian Siallagan 2004 di RSU Dr. Pirngadi Medan dengan desain case series yang menemukan bahwa proporsi tertinggi penderita kanker payudara berdasarkan suku adalah suku Batak 53,7. 39

6.2.4. Agama

Proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005- 2009 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 97.5 2.5 Islam Kristen Protestan Gambar 6.5. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap BerdasarkanAgama di RS Haji Medan Tahun 2005-2009 Berdasarkan gambar 6.5 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker payudara berdasarkan agama adalah Islam 97,5 dan terendah Kristen Protestan 2,5. Universitas Sumatera Utara Hal ini bukan berarti bahwa agama Islam lebih berisiko untuk terkena kanker payudara, namun karena penderita kanker payudara yang berobat ke RS Haji Medan lebih banyak beragama Islam dan kemungkinan lain adalah karena RS Haji Medan adalah Rumah Sakit berlandaskan Islam sehingga penderita kanker payudara yang terbanyak adalah beragama Islam. Hal ini sesuai dengan penelitian Juliana 2005 di RSUD Provinsi Riau Pekanbaru dengan desain case series yang menemukan proporsi penderita kanker payudara berdasarkan agama terbanyak adalah Islam 93,87. 19

6.2.5. Pendidikan

Proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005- 2009 berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 33.3 26.3 21.2 16.0 3.2 SLTA SLTP AkademiPerguruan Tinggi SD Tidak tamat SD Gambar 6.6. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Pendidikan di RS Haji Medan Tahun 2005-2009 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 6.6 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker payudara berdasarkan pendidikan adalah tingkat pendidikan SLTA 33,3 dan terendah tidak tamat SD 3,2. Hal ini belum tentu merupakan indikasi keterkaitan tingkat pendidikan dengan kejadian kanker payudara pada penderita yang dirawat inap di RS Haji Medan. Namun hanya menggambarkan tingkat pendidikan penderita kanker payudara terbanyak yang datang berobat adalah pendidikan menengah SLTA. Hal ini sesuai dengan penelitian Sitopu 2004 di RS H. Adam Malik Medan dengan desain case series yang menemukan bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan pendidikan tertinggi adalah berpendidikan SLTA 38,4. 40 Penelitian Dewinta 2005 di RS Tembakau PTPN II Medan dengan desain case series yang menemukan bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan pendidikan tertinggi adalah pendidikan SLTA 33,6. 18 Universitas Sumatera Utara

6.2.6. Pekerjaan

Proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005- 2009 berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 51.9 14.1 13.5 13.5 7.0 IRT Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Dan lain-lain Gambar 6.7. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RS Haji Medan Tahun 2005-2009 Berdasarkan gambar 6.7 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan adalah ibu rumah tanggaIRT 51,9 dan terendah lain-lain 7,0. Pekerjaan penderita kanker payudara lebih banyak sebagai ibu rumah tangga bukan berarti bahwa seorang ibu rumah tangga lebih berisiko untuk terkena kanker payudara dan bukan merupakan indikasi keterkaitan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan kejadian kanker payudara pada seseorang, namun hal ini kemungkinan karena penderita kanker payudara yang datang berobat dan di rawat di RS Haji Medan tertinggi adalah wanita dengan status kawin yang pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Universitas Sumatera Utara Hal ini sejalan dengan penelitian Nurmaya 2008 di RS St Elisabeth Medan dengan desain case series yang menemukan bahwa proporsi tertinggi penderita kanker payudara bekerja sebagai ibu rumah tangga 55,3. 20 Hal ini juga sejalan dengan penelitian Dewinta 2005 di RS Tembakau PTPN II Medan dengan desain case series yang menemukan bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah sebagai ibu rumah tangga 56,9. 18

6.2.7. Status Perkawinan

Proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005- 2009 berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 70.5 25.0 3.2 1.3 Kawin Janda Belum Kawin Duda Gambar 6.8. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Status Perkawinan di RS Haji Medan Tahun 2005-2009 Berdasarkan gambar 6.8 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker payudara berdasarkan status perkawinan adalah kawin 70,5 dan terendah duda Universitas Sumatera Utara 1,3. Hal ini kemungkinan karena penderita kanker payudara umumnya adalah wanita usia 40 tahun yang sudah menikah. Menurut hasil penelitian Azamris 2006 di RS Dr. M. Djamil Padang dengan desain case control di dapat bahwa proporsi penderita kanker payudara tertinggi pada wanita yang menikah 80. 34 Demikian juga dengan penelitian Sitopu 2004 di RS H. Adam Malik Medan dengan desain case series yang menemukan bahwa proporsi status perkawinan penderita kanker payudara tertinggi adalah sudah menikah 95,7. 40

6.2.8. Tempat Tinggal

Proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005- 2009 berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 48.1 51.9 Kota Medan Luar Kota Medan Gambar 6.9. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di RS Haji Medan Tahun 2005-2009 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 6.9 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker payudara berdasarkan tempat tinggal adalah yang bertempat tinggal di Kota Medan 51,9 dan terendah yang bertempat tinggal di luar Kota Medan 48,1. Walaupun proporsi penderita kanker payudara berdasarkan tempat tinggal lebih banyak yang berasal dari Kota Medan namun perbedaan proporsi berdasarkan tempat tinggal hanya 3,8. Hal ini kemungkinan karena Rumah Sakit Haji Medan merupakan salah satu rumah sakit rujukan dari daerah luar kota Medan.

6.3. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan

Proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005- 2009 berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 88.5 60.9 33.3 10.9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Benjolan di payudara Nyeri di payudara Luka di payudara Puting sakit dan keluar darah,nanah, atau cairan encer Keluhan Utama P rop or si Gambar 6.10. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Keluhan di RS Haji Medan Tahun 2005-2009 Berdasarkan gambar 6.10 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan keluhan Universitas Sumatera Utara utama tertinggi adalah benjolan di payudara dengan sensitifitas 88,5, kemudian nyeri di payudara dengan sensitifitas 60,9. Hal ini kemungkinan karena penderita kanker payudara datang berobat setelah merasa adanya benjolan pada payudaranya yang terasa sakit dan mengganggu kegiatannya. Menurut Hawari 2004 benjolan pada payudara adalah suatu keadaan yang mengharuskan setiap wanita yang mengalaminya datang ke dokter karena dapat merupakan suatu keadaan dini dari keganasan kanker pada payudara. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewinta 2005 di RS Tembakau PTPN II Medan dengan desain case series yang menemukan bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan utama adalah benjolan di payudara 71,5. 25 18 Universitas Sumatera Utara

6.4. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Letak Kanker